“Akselerasi dan Sinergitas Pasar Daerah Inklusi Keuangan Digital “ AKSI PADAIDI 2022”
1.1 Latar Belakang
Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap penurunan aktivitas ekonomi masyarakat, terutama aktivitas perdagangan di pasar. Kepala Bidang Kajian Penelitan dan Pengembangan DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan, penyebaran Kasus pandemi Covid-19 di Indonesia yang terjadi lebih dari 2 tahun telah berdampak serius pada kondisi ekonomi masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali pedagang pasar tradisional. Beliau juga mengungkapkan, pedagang pasar tradisonal yang memiliki sumbangsih utama dalam ketahanan ekonomi rakyat, saat ini keadaannya cukup memprihatinkan dan nyaris kolaps. Berdasarkan data IKAPPI, ada sekitar 5 juta pedagang pasar dari 12 juta atau setara 43% pedagang pasar tradisional di berbagai daerah yang terpaksa tutup akibat sepinya pasar dan minimnya pembeli akibat pandemi. Sisanya sekitar 6,7 juta atau 57% pedagang pasar yang masih beroperasi, akan tetapi para pedagang ini sudah mengalami penurunan pendapatan sekitar 70%-90% dari keadaan normal, bahkan ada yang sudah tidak beroperasi sama sekali (tutup). Berdasarkan beberapa sumber menyatakan bahwa Pendapatan masyarakat menurun drastis sejak adanya Covid-19 yang berpengaruh terhadap permintaan barang dan jasa, khususnya pasar tradisional, dan daya jual pedagangpun menjadi menurun karena kesempatan bergerak cukup kecil. Disisi lain tatakelola pasar tradisional saat ini yang belum baik sehingga pendataan pelaku UMKM yang melakukan kegiatan perdagaan di pasar tradisional tidak terinventarisasi dengan baik sehingga akuntabilitas penerimaan retribusi pasar tidak maksimal. Maka atas dasar pertimbangan tersebut di atas maka untuk menjaga ekositem perekonomian di pasar tradisional dan untuk meningkatkan semangat pelaku usaha agar terus dapat mengembangkan bisnis, maka Bank Sulselbar selaku bank pemilik pemerintah daerah perlu menyediakan platform untuk mendukung membantu pelaku UMKM di pasar tradisional dalam memasarkan dagangannya melalui pesan antar secara online ataupun market place, dengan mengintegrasikan semua pelaku UMKM Pasar Tradisional melalui suatu aplikasi, sehingga dapat langsung terhubung dengan pembeli secara daring melalui bantuan admin pasar serta jasa/kurir pengantar (memberdayakan ojek pasar). Platform ini juga untuk memudahkan pengelola pasar dalam melakukan monitoring penagihan retribusi, jasa kebersihan, sewa, biaya listrik, air, serta biaya lain yang timbul dalam pengelolaan Pasar Tradisional dan juga membantu pemerintah daerah dalam melakukan transparansi penerimaan daerah. Selain itu dengan platform ini Bank Sulselbar juga dapat meningkatkan pertumbuhan DPK, Fee Based Income, Penyaluran Kredit dan penggunaan QRIS Sulselbar sebagai media transaski non tunai.