Anda di halaman 1dari 12

TEKS DRAMA

PENYUSUN.

 GLADYS PURBA
 IMMANUEL SIHOMBING
 INDRA SITUMORANG
 JONATHAN SIMAMORA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyakami dapat
menyelesaikan naskah drama yang berjudul “mengejar cita-cita”.Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapikami berhasil menyelesaikan
naskah drama ini tepat pada waktu yang telahditentukan.Tentunya ada hikmah yang dapat
kita petik dari kisah drama ini. Karena itu kamiberharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembacapada umumnya.Dalam hal ini saya selaku penyusun
menyadari bahwa masih banyak kekurangandan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu, kami meminta maaf atassegala keterbatasan waktu dan kemampuan saya dalam
menyelesaikan makalah ini.Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan
demi peningkatankualitas makalah ini.
MATERI

A. Pengertian Teks Drama

Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”, yang mana
memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi. Berdasarkan sejarah
kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan atau tindakan yang
ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah panggung.Seiring
perkembangan zaman, drama tidak hanya terbatas dipentaskan antar panggung. Sekarang
ini, drama dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang dipentaskan di atas panggung atau
tidak dipentaskan di atas panggung, misalnya seperti film, televisi, drama radio, dan lain
sebagainya.

Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk karya sastra
berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan
atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh seseorang yang
disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor dan aktris ini akan
membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada
banyak orang.

B. Ciri-Ciri Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian tentang teks, selanjutnya akan dijelaskan mengenai ciri-ciri
teks drama. Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk menandai atau membedakan
teks ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi tanda khusu pembeda
dengan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks drama yang perlu
diperhatikan, diantaranya yaitu:

1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh
narator maupun tokoh.
2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor
atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.

7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

C.Unsur-Unsur Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian dan ciri dari teks drama, selanjutnya akan dijelaskan tentang
unsur-unsur dari teks drama. Unsur dalam teks drama hampir sama dengan genre sastra
yang lain. Dalam teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1.Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur
intrinsik ini adalah sebagai berikut:

A.Tokoh dan Penokohan

Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah cerita
drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah
gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.

B.Latar (Setting)

Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga
suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.

C.Alur

Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks
sastra, dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai
pola dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan
penyelesaian cerita tersebut.

D.Tema

Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur
lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

E.Amanat

Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.
2.Unsur Ekstrinsik

Selanjutnya, unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar
teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur
ekstrinsik ini adalah sebagai berikut:

A.Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama

B.Falsafah hidup pengarang teks drama

C.Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau
teks drama

D.Struktur Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur dari teks drama, selanjutnya akan
dipaparkan penjelasan tentang struktur teks drama. Sebagai bagian yang menjadi kerangka
dari sebuah teks, struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan
epilog. Berikut ini adalah penjelasannya:

1.Prolog

Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata
pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog
sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang
cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering
kali disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog
secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.

2.Dialog

Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai
sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks
drama, dialog menjadi unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan
sebuah pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para
tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris
yang dapat menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor
dan aktris juga harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya
dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.

3.Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata
penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah
pementasan drama. Dalam pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau
amanat atau isi pokok dari teks drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan
oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog
disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.

Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks drama sendiri
memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Tiga bagian
dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu
babak dalam sebuah teks drama biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa
besar dalam dialog. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau
perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam
sebuah teks drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.

E. Kaidah Kebahasaan Drama

1. Teks drama berisi dialog.

2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog

3. bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu
seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.

4. bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua,
misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.

5.Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu
sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.

6.Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain
sebagainya.

6.Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.

7.Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat,
atau suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.

F.Jenis-Jenis Teks Drama


Nah, setelah Kamu mengetahui pengertian, ciri, unsur, struktur, hingga kaidah kebahasaan,
berikut ini adalah penjelasan tentang berbagai jenis teks drama. Jenis teks drama sendiri
dibagi menjadi tujuh, diantaranya yaitu:

1. Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah

a. Drama tradisional, adalah jenis drama yang sering kali tidak memakai teks atau naskah
drama.

b. Drama modern, adalah jenis drama yang banyak memakai teks atau naskah drama.

2. Berdasarkan Bentuk Sastra Percakapannya

a. Drama puisi, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa puisi atau
mengandung banyak unsur dari puisi.

b. Drama prosa, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa prosa.

3. Berdasarkan Sajian Isinya

a. Drama tragedi, adalah jenis drama yang menyajikan tokohnya dalam keadaan sedih atau
muram. Drama ini biasanya terjadi karena tokoh tersebut sedang berada suatu situasi yang
gawat. Dalam situasi yang merugikan tersebut, bisa jadi dapat mengantarkan tokoh ke
dalam keputusasaan dan kehancuran. Drama tragedi sering juga disebut dengan drama
serius. Drama serius biasa dipahami sebagai drama yang menggambarkan pertikaian antar
tokoh dan kekuatan yang luar biasa. Akhir dari drama serius umumnya akan terjadi
malapetaka atau kesedihan yang ditimpa tokoh utama.

b. Drama komedi, adalah jenis drama ringan yang menghibur. Meskipun penuh dengan
lelucon atau humor, drama ini sering kali memuat tentang sindiran. Berbeda dengan drama
tragedi, drama komedi biasanya memiliki akhir yang bahagia.

c. Drama tragedi komedi, adalah jenis drama yang menggunakan alur sedih atau duka cita,
akan tetapi akhir dari drama ini memberikan kebahagiaan kepada tokoh utamanya.

4. Berdasarkan Kuantitas Percakapannya

a. Drama pantomim, adalah jenis drama yang dipentaskan dengan tidak banyak memakai
kata-kata. Drama ini lebih memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokohnya.

b. Drama mini kata, adalah jenis drama yang dipentaskan hanya dengan menggunakan
sedikit kata-kata. Drama ini biasanya memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para
tokoh dan banyak bunyi dari mulut para tokoh, tetapi bunyi yang dihasilkan tidak berupa
kata-kata.

c. Drama monolog, adalah jenis drama yang menampilkan drama dengan hanya satu tokoh
utama yang bermonolog atau berbincang sendiri sepanjang pementasan.
d. Drama dialog, adalah jenis drama yang mementaskan para tokohnya untuk berdialog
dengan menggunakan kata-kata.

5. Berdasarkan Besarnya Pengaruh Unsur Seni Lainnya

a. Drama opera, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni suara dan musik.

b. Drama sendratari, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni tari.

c. Drama tablo, adalah jenis pementasan drama yang tidak banyak tindakan atau dialog.

6. Berdasarkan Bentuk-Bentuk Lainnya

a. Drama absurd, adalah jenis pementasan drama yang secara sadar mengabaikan atau
melanggar konvensi alur, penokohan, dan tematik.

b. Drama baca, adalah jenis teks drama yang hanya cocok untuk dibaca dan tidak cocok
untuk dipentaskan.

c. Drama borjuis, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan
kaum bangsawan.

d. Drama domestik, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan
rakyat biasa.

e. Drama liturgis, adalah jenis teks drama yang dipentaskan bersamaan dengan upacara
kebaktian gereja.

f. Drama satu babak, adalah jenis pementasan drama yang hanya memiliki satu babak dan
satu tema dengan jumlah aktor atau aktris yang sedikit, dan memiliki alur yang ringkas.

g. Drama rakyat, adalah jenis pementasan drama yang muncul dan berkembang dalam
festival rakyat. Drama ini biasanya banyak dipentaskan di wilayah pedesaan.

7. Berdasarkan Sarana Penyajiannya

a. Drama panggung, adalah jenis drama yang diperankan oleh aktor dan aktris di atas
panggung.

b. Drama radio, adalah jenis drama yang disiarkan di radio. Drama ini hanya bisa
didengarkan oleh para pendengarnya.

c. Drama televisi, adalah jenis drama yang hampir sama dengan drama panggung. Namun,
drama ini ditampilkan melalui media televisi.

d. Drama film, adalah jenis drama yang ditampilkan pada sebuah layar lebar seperti bioskop.
e. Drama wayang, adalah jenis drama yang diiringi pagelaran wayang.

f. Drama boneka, adalah jenis drama yang memakai boneka dalam pementasannya.

G.Contoh Naskah Drama

Mengejar Cita-Cita

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan
Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus
pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa
disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena
mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan
kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.

Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?


Adi : aku mau kuliah di PIP.
Anjas : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi…
Anjas : tapi kamu kenapa?
Adi : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu
belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan
menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah
usaha, kita juga harus tetep berdoa.
Adi : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih
giat lagi.
Anjas : nah gitu dong.
Adi : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas : aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus
jurusan apa?
Adi : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja.
Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di
mana.
Adi : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta
pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke
guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga,
aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya
dengan berdoa lah.
Anjas : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku
akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya.
Makasih Adi .
Adi : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.

Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat


belajar lagi. Dan akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan
minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.

Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian
dan mereka pun ingin melanjutkan

Sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena


mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di
perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan

Naskah drama Rais Tamas merupakan sebuah naskah garapan, ciri-cirinya

ialah ide gagasan berasal dari sebuah cerita. Cerita yang dijadikan ide gagasan

naskah tersebut berasal dari sebuah dongeng keluarga. Hingga kemudian dijadikan

sebuah pertunjukkan seni drama, tari, dan musik (Sendratasik) yang terintegrasi.

Pertunjukan ini diperuntukkan bagi siswa SMP. Terdapat nilai-nilai pendidikan

karakter yang sesuai dengan usia SMP, seperti tanggungjawab, jujur, komunikatif,

toleransi, kerja keras, dan peduli sosial. Muatan yang terdapat pada naskah drama

Rais Tamas sesuai dengan kurikulum. Kesesuaiannya terletak pada materi dan

tujuan pembelajaran, yakni menulis naskah fragmen.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran: Teori & Praktik. Jakarta: CAPS.

Amir, Zubaidah dan Risnawati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.

Aqib, Zainal. 2016. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai