Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Najikhul Amali

NIM : 16310141
Zuhair bin Rabi’ah bin Rayyah bin Qurah bin Harits bin Muzanni bin Tsa’labah bin Tsaur bin
Harmah bin Ashom bin Utsman bin Amru bin Udda bin Thabihah bin Ilyas bin Mudhol bin
Nizar bin Ma’adi bin Adnan.
Tidak ada perselisihan antara Para pengamat sastra dan pengkritik sastra klasik yang
lebih menilai Zuhair lebih baik kualitas syairnya dibandingkan dengan penyair semasanya
seperti Imru al-Qais dan al-Nabighah al-Dzubyani. Alasannya dengan keterangan sebagai berikut
:
1. Bagus Ijaznya Syair-syairnya singkat padat dan tidak bertele-tele, dan gaya Bahasanya
menggunakan sedikit lafaz, namun mengandung banyak makna. Seperti ucapan beliau :

‫ تاوارثه آباء آبائهم قبل‬# ‫فما يك من خير أتوه فإنما‬


Artinya : Betapa bagusnya warisan yang diwariskan oleh ayah ayah mereka sebelumnya.
2. Memuji dengan baik dan menjauhi dusta dalam bersyair. Ia tidak memuji seseorang, kecuali
benar-benar mengenal akhlak dan sifatnyanya. Sebagai contoh:

‫ وعند المقلين السماحة والبذل‬# ‫على مكثريهم رزق من يعتريهم‬


3. Menjauhi lafaz dan makna yang Sulit atau dirasa asing di telinga dan syairnya yang mudah
dicerna seperti :

‫ ولكّن حمد الناس ليس بمخلد‬# ‫ولو أن حمدا يخلد الناس أخلدوا‬
Artinya : Meskipun bahwasannya pujian itu mengabadikan manusia seolah-olah mereka
abadi akan tetapi pujian manusia tidak pernah abadi.
4. Menggunakan bahasa yang baik dalam pengucapannya, Oleh karena itu, ketika menggubah
syair hija (ejekan) yang ditujukan untuk kaum tertentu, ia menyesali apa yang diperbuatnya.
5. Di dalam syair-syairnya banyak mengandung perumpamaan-perumpamaan (amtsal) dan juga
hikmah. Syair-syair hikmah yang tidak mudah difahami oleh bangsa Arab Jahiliyah saat itu.
Syair-syair Zuhair juga banyak menginspirasi penyair-penyair hikmah muslim di kemudian hari
seperti sholih bin abdul kudus dan abi atahimiyah dan abi tamam.1

1 Ahmad al-Iskandari dan Musthafa Inani, al-Wasith fi al-Adab al-Arabi wa Tarikhihi,hal : 71-72
Banyak sekali syair-syair yang telah dibuat oleh zuhair bin abi sulma diantaranya bisa
kita ambil hikmahnya untuk menjadikan diri kita sebagai pedoman hidup Inilah perumpamaan
syair-syair berikut :
‫ ولكننى عن علم ما في غد عم‬# ‫واعلم ما في اليوم وألمس قبله‬
Artinya : aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku
tetap tak tahu akan hari esok.

‫ال يفره ومن يتق الشتم يشتم‬# ‫ومن يجعل المعروف من دون عرضه‬

Artinya : barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan
siapa yang tidak menghindari cercaan maka di akan tercela.

‫ وإن يرق أسباب السماء بسلم‬# ‫ومن هاب َأسباب المنايا ينلنه‬

Artinya : Barang siapa yang takut mati, pasti ia akan bertemu juga dengan kematian itu,
walaupun ia naik ke langit dengan tangga.

Zuhair hidup dalam masa terjadinya peperangan yang berlarut-larut selama 40 tahun
antara kabilah Abbas dan Bani Dzubyan.

Untuk mengingat kejadian yang amat penting itu, Zuhair mengabadikan dalam salah satu
puisi muallaqat-nya, seperti di bawah ini :

‫ رجال بنوه من قريش وجرهم‬# ‫فاقسمت بالبيت الذى طاف حوله‬


Artinya : Aku bersumpah dengan Ka'bah yang ditawafi oleh anak cucu Quraisy dan
Jurhum

‫ على كل حال من سحيل ومبرم‬# ‫يمينا لنعم السّي ــدان وجـدتما‬


Artinya : Aku bersumpah, bahwa kedua orang (yang telah menginfakkan uangnya untuk
perdamaian itu) adalah benar-benar pemuka yang mulia, baik bagi orang yang lemah, maupun
bagi orang yang perkasa
‫ تفانوا ودقوا بينهم عطر منشم‬# ‫تداركتما عبسا وذبيان بعدمــا‬
Artinya : Sesungguhnya mereka berdua telah dapat kesempatan untuk menghentikan
pertumpahan darah antara bani Absin dan Dhubyan, setelah saling berperang diantara mereka
‫ بمال ومعروف من القول نسلم‬# ‫وقد قلتما إن ندرك السلم واسعا‬
Artinya : Sesungguhnya mereka bedua telah berkata: "Jika mungkin perdamaian itu
dapat diperoleh dengan uang banyak dan perkataan yang baik, maka kami pun juga bersedia
untuk berdamai
‫ بعيدين فيها من عقوق ومأثـم‬# ‫فاصبحتما منها على خير موطن‬
Artinya : Sehingga dalam hal ini kamu berdua adalah termasuk orang yang paling
mulia, yang dapat menjauhkan kedua suku itu dari permusuhan dan kemusnahan
‫ ومن يستبح كنـزا من المجد يعظم‬# ‫عظيمين فى عليا معّد هديتمـا‬
Artinya : Kamu berdua telah berhasil mendapatkan perdamaian, walaupun kamu berdua
dari kelurga yang mulia, semoga kalian berdua mendapatkan hidayah, dan barang siapa yang
mengorbankan kehormatannya pasti dia akan mulia

Pada umumnya, masyarakat Arab masa Jahiliyyah adalah penganut kepercayaan berhala.
Meskipun demikian, Zuhair bin Abi Sulma termasuk penyair Arab Jahiliyyah yang percaya akan
adanya hari Kiamat, adanya Hisab (perhitungan amal perbuatan), dan adanya siksaan serta
balasan. Penyair ini memang tidak sempat merasakan masa ketika diutusannya Nabi Muhammad
Saw. Akan tetapi, penyair ini sudah percaya akan datangnya hari Kiamat dan hari pembalasan.
Seperti terlihat pada bait puisinya dibawah ini :
‫ ليخفى ومهما يكتم اهلل يعلم‬# ‫فال تكتمّن اهلل ما فى نفوسكم‬
‫ ليوم الحساب أو يعجل فينقم‬# ‫يؤخر فيوضع فى كتاب فيدخر‬
Artinya : Janganlah sekali-kali kalian menyembunyikan kepada Allah (penghianatan dan
pelanggaran atas sumpah kalian) dalam hati kalian dengan tujuan untuk menyembunyikannya,
tetapi ingatlah!! Walau kalaian sembunyikan, Allah maha mengetahui

Anda mungkin juga menyukai