Anda di halaman 1dari 54

Kurikulum Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support

(BTCLS)

DEWAN PENGURUS PUSAT


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
JAKARTA, 2022

1
SAMBUTAN KETUA UMUM DPP PPNI

Assalamualaikum Wr. Wb.

Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan Pasal 53 ayat 2 menyatakan bahwa
pengembangan praktik keperawatan bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan
perawat. Perawat dalam menjalankan praktik
keperawatan senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesi dengan mengikuti perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui Pendidikan
Keperawatan Berkelanjutan (PKB) Perawat yang
diselenggarakan oleh lembaga pelatihan keahlian
keperawatan yang terakreditasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Peningkatan mutu pelayanan profesi dengan mengikuti


perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) bertujuan
untuk mempertahankan atau meningkatkan
keprofesionalan perawat dengan mengikuti pelatihan

Pelatihan yang diselenggarakan harus memenuhi


tuntutan kompetensi yang mewakili beberapa tingkatan
kekhususan area pelayanan tersebut. kurikulum pelatihan
juga disusun untuk memberikan arah atau pedoman pada
penyelenggaraan pelatihan dan harus sesuai dengan
kaidah kediklatan dan terakreditasi oleh Lembaga
Akreditasi yang akui Pemerintah.

2
Pada kesempatan ini, PPNI menyusun Kurikulum
pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
dengan tujuan pelatihan yang diselenggarakan untuk
menghasilkan peserta pelatihan yang kompeten dalam
pemberian asuhan keperawatan Basic Trauma Cardiac
Life Support (BTCLS). Kurikulum disusun sesuai
kebutuhan kompetensi bagi perawat, sehingga dapat
menjadi pedoman bagi setiap penyelenggara pelatihan.

Materi didalam kurikulum Pelatihan Basic Trauma


Cardiac Life Support (BTCLS) terdiri dari materi dasar,
materi inti dan materi penunjang. Proses pembelajaran
yang diterapkan adalah model andragogik dengan
orientasi Pembelajaran Orang Dewasa (POD) dengan
pencapaian ranah kognitif, Skill dan Affektif (KSA)
dengan masing-masing bobot 30 % untuk kognitif dan
70 % psikomotor.

Akhir kata, kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat


Allah SWT atas tersusunnya Kurikulum Pelatihan ini.
Tak lupa kami sampaikan penghargaan sebesar-besarnya
kepada kontributor yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan kurikulum ini, juga kepada seluruh
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan kurikulum
ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Dewan Pengurus Pusat


Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Dr. Harif Fadhillah, S.Kp, SH, M.Kep, SH
Ketua Umum

3
DAFTAR ISI

COVER…………………………………….……….… 1
SAMBUTAN KETUA UMUM DPP PPNI.…..…...…. 2
DAFTAR ISI..………………………………………….
4
BAB I PENDAHULUAN ………………….…………. 5
A. LATAR BELAKANG ………………….……....… 5
B. DASAR HUKUM …………………………….…... 7
C. TUJUAN ……………………………..…….…..…. 8
BAB II PESERTA, PELATIH DAN KOMPETENSI ..
9
A. PESERTA …………………………….…...…... 9
B. PELATIH/ FASILITATOR/ INSTRUKTUR…..... 9
C. KOMPETENSI ……………………..…….….. 10
BAB III PENYELENGGARA PELATIHAN …….. 11
A. PENYELENGGARA ………………...……….. 11
B. PERSYARATAN TEMPAT …………..………... 11
C. PROSES PEMBELAJARAN ……………..…….. 13
BAB IV STRUKTUR PROGAM …………...………. 20
BAB V RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN
MATA PELATIHAN (RBPMP) …………………. 21
BAB VI EVALUASI ………………………..…….… 33
A. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN ……. 33
B. EVALUASI PELATIH/
FASILITATOR/INSTRUKTUR 33
C. EVALUASI PENYELENGGARA …….…….... 33

BAB VII SERTIFIKAT ……………………….…….. 34


A. SERTIFIKAT KEHADIRAN ……….…………... 34
4
B. SERTIFIKAT KEAHLIAN/ KOMPETENSI ….. 34

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia data dari Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) sejak tahun
2007 – 2018 mengalami peningkatan. Selain itu, data
juga menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran usia
pasien PJK yang tadinya banyak terjadi di usia tua,
saat ini PJK juga dialami oleh kelompok usia muda
(25 – 34 tahun). Berdasarkan jenis kelamin,
prevalensi PJK terjadi lebih sering pada wanita
dibandingkan dengan laki-laki. Penduduk perkotaaan
lebih banyak menderita PJK dibandingkan penduduk
pedesaan. Dalam kondisi gawat darurat, PJK yang
tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan
henti jantung hingga kematian.

Selain PJK, prevalensi cedera di Indonesia juga


mengalami peningkatan. Cedera yang tidak ditangani
dengan baik selain dapat berujung pada kematian juga
6
dapat berujung kecacatan yang mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan menyebabkan korban tidak
produktif dan kehilangan pekerjaan. Menurut data
RISKESDAS tahun 2018 cedera sering terjadi pada
penduduk usia produktif (15 – 24 tahun) yang
menyebabkan panca indera tidak berfungsi,
kehilangan sebagian anggota badan dan catat
permanen. Laki-laki lebih sering mengalami cedera
dibandingkan dengan wanita. Anggota gerak atas dan
bawah adalah bagian tubuh yang paling sering
mengalami cedera. Kecelakaan lalu lintas adalah
penyebab utama terjadinya cedera. Berdasarkan
tempat terjadinya, rumah dan lingkungan sekitarnya
menjadi tempat tersering terjadinya cedera (44.7%)
sedangkan jalan raya menempati posisi kedua
tersering (31.4%).

Penanganan yang cepat dan tepat dari mulai pre-


hospital hingga intra-hopital oleh perawat sangat
penting untuk mencegah kecacatan dan kematian.
Oleh karena itu perawat dituntut untuk memiliki
kompentasi dalam menangani masalah
7
kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan
kardiovaskuler. Salah satu upaya dalam peningkatan
kompetensi tersebut dilakukan melalui pelatihan
Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
BTCLS merupakan salah satu pelatihan dasar bagi
perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan
akibat trauma dan gangguan kardiaovaskuler.
Penananganan masalah tersebut ditunjukan untuk
melakukan pengkajian awal dan memberikan
penanganan kegawatdaruratan dasar sehinga dapat
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan.

Pelatihan dasar ini ditunjukan bagi perawat, calon


perawat yang berada pada masa pendidikan
keperawatan disemester akhir dan perawat fresh
graduated. Untuk mempertahankan dan
mengembangkan kompetensi keperawatan gawat
darurat (emergensi) bagi perawat yang sudah bekerja,
telah dipersiapkan pelatihan keperawatan emergensi
dasar, intermediate dan advanced.

Oleh karena itu, kurikulum pelatihan BTCLS ini


8
digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara
pelatihan, sehingga penyelenggaraan pelatihan
BTCLS dimanapun dan oleh siapapun akan sama
sesuai standar nasional dan mengacu pada standar
internasional. Materi dan jumlah jam pembelajaran
dalam kurikulum ini tidak boleh dikurangi namun
dapat ditambahkan apabila ada kekhususan dari
penyelenggara pelatihan.

B. DASAR HUKUM
Dasar penyusunan Kurikulum Pelatihan ini adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 36
tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996
tentang tenaga kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan dibidang kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.

9
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu


melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan
akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler
tingkat dasar.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:

1. Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

2. Menjelaskan triage pasien.

3. Melakukan penilaian dan penatalaksanaan


awal (initial assessment).

4. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan


gangguan jalan napas dan pernapasan
(airway and breathing).
5. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat
10
trauma: kepala dan spinal, thorak dan
abdomen, musculoskeletal dan luka bakar.
6. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan
gangguan sirkulasi.

7. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan


kardiovaskuler.

8. Melakukan evakuasi dan transportasi

11
BAB II
PESERTA, PELATIH DAN KOMPETENSI

A. PESERTA
1. Kriteria peserta
Peserta adalah perawat dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Latar belakang pendidikan minimal D.III
Keperawatan
b. Ditugaskan dari Institusi Rumah Sakit atau
pribadi
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
profesi yang masih berlaku
d. Memiliki Surat Jaminan Kesehatan
e. Bersedia mengikuti peraturan yang berlaku

2. Jumlah Peserta
Setiap kelas Pelatihan Basic Trauma Cardiac
Life Support (BTCLS) dalam satu kelas
maksimal adalah 25 orang. Rasio antara pelatih
dan peserta adalah : 1 : 5

12
B. PELATIH/ FASILITATOR/ INSTRUKTUR
Kriteria pelatih:
1. Latar belakang pendidikan minimal Pendidikan
Ners
2. Memiliki Nomor Induk Registrasi Anggota
(NIRA) PPNI Aktif dan memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) profesi yang masih
berlaku
3. Memiliki sertifikat Lulus Pelatihan Basic
Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
4. Memiliki sertifikat TOT/TPPK bidang
keahlian terkait, yang dikeluarkan oleh
PPNI atau Lembaga pemerintah yang
terakreditasi
5. Memiliki pengalaman bekerja di bidang
keilmuan terkait sekurang-kurangnya 3
tahun

C. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki
kompetensi dalam :

13
1. Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

2. Menjelaskan triage pasien.

3. Melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal


(initial assessment).

4. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan


gangguan jalan napas dan pernapasan (airway and
breathing).
5. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma:
kepala dan spinal, thorak dan abdomen,
musculoskeletal dan luka bakar.
6. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan
sirkulasi.

7. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan


kardiovaskuler.

8. Melakukan evakuasi dan transportasi

14
BAB III
PENYELENGGARA PELATIHAN

A. PENYELENGGARAAN
Pelatihan Pelatihan Asuhan Keperawatan Basic
Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) yang
terakreditasi diselenggarakan oleh Institusi Pelatihan
Bidang Kesehatan yang Terakreditasi (BBPK/
Bapelkes)/ Instansi lain dengan pengampuan dari
Institusi Pelatihan kesehatan yang terakreditasi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki seseorang yang ditunjuk menjadi
pengendali Pelatihan yang telah mengikuti
Pelatihan pengendali Pelatihan bidang Kesehatan/
Master of Training (MoT).
2. Memiliki minimal 1 orang tenaga/ panitia
penyelenggara Pelatihan yang telah mengikuti
Pelatihan Training Officer Course (TOC)

15
B. PERSYARATAN TEMPAT
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support
(BTCLS) adalah Divisi Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Dan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
terakreditasi diselenggarakan di Institusi Pelatihan
Bidang Kesehatan yang Terakreditasi (BBPK/
Bapelkes)/ Instansi lain yang memiliki sarana dan
prasarana yang sesuai dengan kebutuhan Pelatihan.

16
1. PROSES PEMBELAJARAN

Pre-Test Pembukaan

Pengetahuan dan Keterampilan


Materi Inti:
1. Bantuan Hidup Dasar (BHD).

2. Triage Pasien.

3. Penilaian Dan Penatalaksanaan Awal


Wawasan (Initial Assessment).
E
Materi Dasar: 4. Penatalaksanaan Pasien Dengan Gangguan
V 1. Etik dan Legal
Jalan Napas Dan Pernapasan (Airway And
Breathing).
A Keperawatan 5. Penatalaksanaan Pasien Akibat Trauma:
L 2. Sistem Kepala Dan Spinal, Thorak Dan Abdomen,
Penanggulangan Musculoskeletal Dan Luka Bakar.
U Gawat Darurat 6. Penatalaksanaan Pasien Dengan Gangguan
A Terpadu Sirkulasi.

S (SPGDT)
7. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
3. Komunikasi
I Efektif
Kardiovaskuler.

Keperawatan 8. Evakuasi Dan Transportasi

Metode :
Metode: CTJ  Curah pendapat
 Ceramah tanya jawab
 Diskusi kelompok
 Praktik laboratorium

Observasi

Praktek Lapangan

Rencana Tindak Lanjut

Post Test 17

Penutupan
Rincian Rangkaian Alur Proses Pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Pre Test
Sebelum acara pembukaan dilakukan pre test
terhadap peserta, dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan
dan kemampuan peserta terkait materi.

2. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan
pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang
tentang latar belakang perlunya pelatihan.

3. Membangun Komitmen Belajar (Building


Learning Commitment/ BLC)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan
peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam proses BLC

18
adalah tujuan pelatihan, peserta (jumlah dan
karakteristik), waktu yang tersedia, sarana dan
prasarana yang tersedia. Proses pembelajaran
dilakukan dengan berbagai bentuk permainan
sesuai dengan tujuan pelatihan. Proses BLC
dilakukan dengan alokasi waktu minimal 3 jpl dan
proses tidak terputus. Dalam prosesnya 1 (satu)
orang fasilitator memfasilitasi maksimal 25 orang
peserta.

Proses pembelajaran meliputi :


a. Forming
Pada tahap ini setiap peserta masing-masing
masih saling observasi dan memberikan ide ke
dalam kelompok. Pelatih berperan memberikan
rangsangan agar setiap peserta berperan serta
dan memberikan ide yang bervariasi

b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin
lama suasananya makin memanas karena ide
yang diberikan mendapatkan tanggapan yang
19
saling mempertahankan idenya masing-masing.
Instruktur berperan memberikan rangsangan
pada peserta yang kurang terlibat agar ikut
aktif menanggapi.

c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah
mulai reda karena kelompok sudah setuju
dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya
kesamaan persepsi. Masing- masing peserta
mulai menyadari dan muncul rasa mau
menerima ide peserta lainnya. Dalam tahap ini
sudah terbentuk norma baru disepakati
kelompok. Instruktur berperan membulatkan
ide yang telah disepakati menjadi ide
kelompok.

d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi
suasana kerjasama yang harmonis seusai
dengan norma baru yang telah disepakati
bersama. Instruktur berperan memacu
20
kelompok agar masing-masing peserta ikut
serta aktif dalam setiap kegiatan kelompok dan
tetap menjalankan norma yang telah disepakati.

Hasil yang didapatkan pada proses


pembelajaran:
1) Harapan yang ingin dicapai
2) Kekhawatiran
3) Norma kelas
4) Komitmen
5) Pembentukan tim (organisasi kelas)

4. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan
materi sebagai dasar pengetahuan wawasan yang perlu
diketahui peserta dalam Pelatihan ini, yaitu: a. Anti
korupsi dan gratifikasi, b. Rencana Tindak Lanjut

5. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari
proses Pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
21
dengan menggunakan metode sebagai berikut: ceramah
tanya jawab, brainstorming, latihan, dan bermain peran
yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta
aktif dalam mencapai kompetensi tersebut. Pengetahuan
dan keterampilan meliputi materi: a. Etika dan legal
keperawatan, SPGDT dan komunikasi efektif; b. BHD,
Traige Psien, Penilaian dan Penatalaksanaan awal,
Penatalaksanaan pasien dengan gangguan jalan napas
dan pernapasan, penatalaksanaan pasien akibat trauma,
penatalaksanaan pasien gangguan sirkulasi,
penatalaksanaan pasien kegawadaruratan kardiovaskuler
dan evakuasi serta transportasi; c. BLC dan Anti korupsi.

6. Mengcode
Proses pembelajaran di akhir seluruh materi
dilanjutkan dengan mega code/ simulasi gabungan
untuk mendapatkan kesempatan untuk
mensimulasikan seluruh kompetensi yang harus
dicapai pada Pelatihan BTCLS bagi Perawat.

7. Post Test dan Evaluasi Penyelenggaraan Evaluasi


22
Peserta (post test) diberikan setelah semua materi
disampaikan dan sebelum penutupan dengan tujuan
untuk mengukur peningkatan dan kemajuan peserta
selama proses pembelajaran. Evaluasi yang diberikan
dalam bentuk tes tulis, role play, dan diskusi
kelompok serta presentasi untuk membuat program
sesuai yang diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi penyelenggaraan untuk mendapatkan
masukan dari peserta tentang penyelenggaraan
Pelatihan yang akan digunakan penyempurnaan
penyelenggaraan berikutnya.

8. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua
rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang
berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
c. Pembagian sertifikat.
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
e. Penutupan oleh pejabat yang berwenang.
f. Pembacaan doa.
23
BAB IV
STRUKTUR PROGAM
Struktur kurikulum pada Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) yang telah
ditetapkan secara terinci pada tabel berikut:

Metode
Materi
No T P PL JML
A. Materi Pelatihan Dasar (MPD)
1. Etik dan Legal Keperawatan 2 0 0 2
2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) 2 0 0 2
3. Komunikasi Efektif 1 1 0 2
Sub Total 5 1 0 6
B Materi Pelatihan Inti (MPI)

1. Bantuan Hidup Dasar (BHD). 2 6 0 8

2 Triage Pasien 1 2 0 3

3 Penilaian Dan Penatalaksanaan Awal (Initial Assessment). 2 4 0 6

Penatalaksanaan Pasien Dengan Gangguan Jalan Napas Dan


4 Pernapasan (Airway And Breathing). 2 4 0 6

Penatalaksanaan Pasien Akibat Trauma: Kepala Dan Spinal,


5. Thorak Dan Abdomen, Musculoskeletal Dan Luka Bakar. 5 4 0 9

.6. Penatalaksanaan Pasien Dengan Gangguan Sirkulasi. 1 2 0 3

7 Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler. 3 4 0 7

7. Evakuasi dan Transportasi 1 4 0 5

Sub Total 17 30 0 47
C Materi Pelatihan Penunjang (MPP)
1. Bulding Learning Commitment 2 0 0 2
2. Anti korupsi 2 0 0 2
Sub Total 4 0 0 4
TOTAL 26 31 57

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menitTriage Pasien.
BAB V
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN

Materi : Etik dan Aspek Legal Keperawatan


Waktu : 2 JPL (T=2, P=0, PL=0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami etik dan aspek legal

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan peran dan 1. Peran dan fungsi perawat  Ceramah  Bahan  Undang–Undang No
fungsi perawat dalam gawat dalam gawat darurat. Tanya tayang 38 Tahun 2014
darurat. a. Triase, pengkajian dan jawab  Modul tentang
monitoring gawat darurat  Curah BTCLS Keperawatan
b. Life saving dan Pendapat  Komputer 
pencegahan kecacatan  Proyektor  Etik keperawatan
c. Penanganan krisis  Sound Indonesia
psikososial system
 Kepmenkes No 01-
2. Menjelaskan etik 2. Etik keperawatan gawat 07/Menkes/ 425
keperawatan gawat darurat. /2020 tentang
darurat. a. Pengertian etik Standar Profesi
b. Sikap-sikap etik Perawat Indonesia
keperawatan gawat
darurat  Permenkes No 47
c. Masalah-masalah etik Tahun 2018 tentang

25
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
3. Menjelaskan aspek legal 3. Aspek Legal Keperawatan Pelayanan
keperawatan gawat darurat Gawat Darurat. Kegawatdaruratan
a. Aspek hukum
keperawatan gawat  Sheenhys’s
darurat Emergency
b. Sanksi etik dan tuntutan Nursing:
hukum keperawatan Principles and
gawat darurat Practice 7th
ed.ENA Mosby
Terbitan Elsevier
thn 2020.

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

26
Materi : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
Waktu : 2 JPL (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Sistem

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Referensi
Materi Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep
SPGDT 1. Konsep SPGDT  Ceramah  Bahan  Instruksi Presiden No 4 Tahun
a. Pengertian SPGDT dan tanya tayang 2013 tantang Dekade Aksi
b. Maksud dan tujuan jawab  Modul Keselamatan Jalan
dari SPGDT  Curah BTCLS
c. Fase-fase di dalam pendapat  Komputer  Permenkes nomor 19 tahun
penanggulangan  Proyektor 2016 tentang SPGDT
gadar tertentu  Sound
d. Komponen-komponen system  Permenkes No 47 Tahun
yang terlibat dalam 2018 tentang Pelayanan
setiap fase pelayanan Kegawatdaruratan
gawat darurat
2. Menjelaskan  Prof. DR. Dr. Aryono
penyelenggaraan 2. Penyelenggaraan SPGDT D.Pusponegoro,SpD,(K)BD.
SPGDT a. Sistem komunikasi The Silent Disaster, Bencana,
gawat darurat (pusat & Korban massal, Jakarta.
komando nasional dan Jurnal Buku Jakarta.
PSC)
b. Sistem penanganan
korban gawat darurat

27
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Referensi
Materi Pokok Alat Bantu
c. Sistim transportasi
gawat darurat
d. Alur penyelenggaraan
SPGDT

3. Menjelaskan Sistim 3. Sistim rujukan


rujukan kegawatdaruratan kegawatdaruratan
a. SISRUTE
b. Syarat merujuk
penderita dengan
metode 4 W + 1H
(who, when, where,
why, +how)

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

28
Materi : Komunikasi Efektif
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P= 1 JPL, PL= 0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami tentang komunikasi efektif

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Referensi
Materi Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :
Mendeskripsikan pengertian
dan makna komunikasi efektif 1. Pengertian komunikasi efektif Ceramah - Modul 1. Hardjana, AM (2003).
dengan baik Berbagai makna komunikasi tanya jawab - Bahan Komunikasi Intra dan
Mengidentifikasi hambatan- Hambatan dalam berkomunikasi Interpersonal. Jakarta: Kanisius
- tayang 2. Weni, AL (1991). Komunikasi
hambatan dlam berkomunikasi 1. Hambatan komunikasi
secara efektif 2. Salah paham dalam komunikasi - Pointer Antar Pribadi. Bandung: Citra
Mengatasi hambatan dlam - Papan tulis Aditia Bakti.
komunikasi - ATK Komunikasi
Menerapkan prinsip komunikasi Prinsip-prinsip komunikasi efektif Flipcharts Efektif,
efektif 1. Mendengar efektif KARS
2. Keterampilan berbicara
Gaya bicara
Menerapkan strategi Strategi komunikasi antar individu
komunikasi antar individu dan kelompok
dalam kelompok berdasarkan 1. Aspek-aspek komunikasi efektif
prinsip saling menghargai 2. Strategi membangun
komunikasi fektif
3. Efektifitas komunikasi verbal
dan non verbal
Pengaruh budaya
Menerapkan komunikasi efektif Komunikasi efektif dalam bidang
dalam bidang kesehatan kesehatan
1. ISBAR
2. Tulbakon
3. Timbang terima
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
29
Materi : Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Waktu : 8 JPL (T= 2, P = 6, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan BHD

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep BHD  Ceramah  Bahan  American Hearth


BHD a. Pengertian BHD Tanya tayang Association. 2020.
b. Tujuan BHD jawab  Modul Guideline for CPR
c. Indikasi BHD  Simulasi BTCLS and ECC
d. Tanda henti jantung dan  Komputer
henti napas  Proyektor  PERKI, K.K.K.P.,
e. Penghentian BHD dan  Sound & PERKI.
komplikasi BHD system T.S.C.P. (2020).
 Manekin Pedoman Bantuan
2. Menjelaskan prinsip BHD 2. Prinsip BHD BHD Hidup Dasar dan
a. Aktivasi  Set AED Bantuan Hidup
b. BHD kualitas tinggi  Bag Valve Jantung Lanjut
c. Penggunaan defibrilasi pada Dewasa,
Mask
(AED) Anak dan
(BVM)
d. Resusitasi lanjut Neonatus
 Lembar
e. Monitoring dan evaluasi Terduga Positif
observasi
pasca henti jantung Covid 19
 Panduan
Simulasi
3. Melakukan BHD sesuai 3. BHD sesuai algoritma  Panchal, A. R.,
algoritma a. BHD dewasa Bartos, J. A.,
b. BHD anak

30
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
c. BHD bayi Cabañas, J. G.,
Donnino, M. W.,
Drennan, I. R.,
Hirsch, K. G., ...
& Berg, K. M.
(2020). Part 3:
adult basic and
advanced life
support: 2020

 American Heart
Association
guidelines for
cardiopulmonary
resuscitation and
emergency
cardiovascular
care. Circulation,
142(16_Suppl_2),
S366-S468.

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

31
Materi : Triage Pasien
Waktu : 3 JPL (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami triage pasien

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Mejelaskan konsep triage 1. Konsep triage  Ceramah  Bahan  American


a. Definisi triage Tanya Tayang College of
b. Pembagian triage Jawab  Modul Surgeon. 2018.
 Pre hospital  Simulasi BTCLS Advanced
(pelabelan triage) kasus  Komputer Trauma Life
 Intra hospital (ATS 5  Proyektor Support (ATLS):
level dan 3 Level)  Sound Student Course
 Bencana (4 kategori system Manual 10th
triage START)  Video/ film Edition.
c. Prinsip seleksi korban  Panduan
simulasi  Australasian
2. Menjelaskan langkah 2. Langkah pelabelan triage pre College of
 Lembar
pelabelan triage pre hospital observasi Emergency
hospital Medicine. 2016.
guidelines on
the

32
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
3. Menjelaskan bagan alir 3. Bagan alir triage intra implementation
triage intra hospital hospital of the
a. ATS 5 Level australasian
 Parameter fisiologis triage scale in
pasien dewasa ATS emergency
Level 1-5 departments
 Algoritma ATS 5 Level
 Kondisi kekhususan  https://acem.org
b. ATS 3 Level .au/getmedia/51
c. Re triage dc74f7-9ff0-
42ce-872a-
4. Menjelaskan bagan alir 4. Bagan alir triage bencana 0437f3db640a/
triage bencana menggunakan Simple Triage G24_04_Guideli
menggunakan Simple and Rapid Treatment (START) nes_on_Implem
Triage and Rapid a. Parameter RPM entation_of_AT
Treatment (START) b. Algoritma START S_Jul-16.aspx
c. Re Triage

5. Cara pendokumentasian
5. Menjelaskan cara triage dengan sistim SOAP
pendokumentasian triage a. Data subjective
dengan sistim SOAP b. Data objective
c. Data analisis
d. Planning
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

33
34
Materi : Penilaian dan Penatalaksanaan Awal (Initial Assessment)
Waktu : 6 JPL (T= 2, P= 4, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Babtu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep penilaian dan  Ceramah  Bahan  American


penilaian dan penatalaksanaan awal Tanya tayang College of
penatalaksanaan awal a. Definisi penilaian dan jawab  Modul Surgeon.
penatalaksanaan awal  Simulasi BTCLS 2018.
b. Tujuan penilaian dan  Format initial Advanced
penatalaksanaan awal assessment Trauma Life
c. Tahapan penilaian dan  Modul Support
penatalaksanaan awal BTCLS (ATLS):
 Primary survey  Komputer Student
(ABCDEFGH)  Proyektor Course
 Secondary survey  Sound Manual 10th
system Edition.
2. Melakukan penilaian dan 2. Langkah - langkah penilaian dan  Manekin/
penatalaksanaan awal penatalaksanaan awal  John E.
probandus
a. Prinsip 3 aman  Set alat Campblle, Roy
b. Pengecekan kesadaran simulasi L. Alson,
dengan teknik AVPU initial International
c. Survei primer dan assessment Trauma Life
penatalaksanaan Support, 8th,
 Set APD
American

35
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Babtu
 Airway dan kontrol  Panduan College of
servical spinal Simulasi Emergency
 Breathing dan ventilasi  Lembar Physicians,
 Circulation dan kontrol Observasi 2012
perdarahan
 Disability dan evaluasi  Modul
neurologi Pelatihan
 Exposure dan kontrol BTCLS.
lingkungan Hipgabi 2020.
d. Re-evaluasi ABC
e. Survei Sekunder
 Anamnesa (SAMPLE,
KOMPAK, AIUEO)
 Pemeriksaan
fisik lanjut
 Pemeriksaan
penunjang/ diagnostic
 Masalah /diagnosa
 Perencanaan (mandiri
dan kolaborasi)
f. Dinamika Tim Trauma

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

36
Materi : Penatalaksanaan Pasien dengan Gangguan Jalan Napas dan Pernapasan (Airway and Breathing).
Waktu : 6 JPL (T = 2, P = 4, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan jalan
napas dan pernapasan (airway and breathing).

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep jalan 1. Konsep jalan napas dan sistim  Ceramah  Bahan  Advanced
napas dan sistim pernapasan pernapasan tanya tayang Trauma Life
a. Anatomi fisiologi jalan jawab  Modul Support 10
Napas  Simulasi BTCLS edition,
b. Definisi jalan napas dan  Komputer American
system pernapasan  Proyektor College of
2. Menjelaskan gangguan  Sound Surgeons
sumbatan jalan napas 2. Gangguan sumbatan jalan system Committee on
napas  Maniquin Trauma, 2018.
a. Pemeriksaan fisik airway and
b. Tanda dan gejala breathing  American Heart
c. Penyebab sumbatan jalan  Set alat Association
napas simulasi Guidelines for
d. Jenis- jenis sumbatan airway and CPR and ECC
3. Menjelaskan gangguan breathing 2020 .
pernapasan 3. Gangguan pernapasan
 Panduan
a. Pemeriksaan fisik
Simulasi

37
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan alat Referensi
Pokok Bantu
b. Tanda dan gejala  Lembar  Ulya, Ikhda dkk.
c. Penyebab gangguan Observasi (2017). Buku Ajar
Pernapasan Keperawatan
d. Jenis gangguan Gawat Darurat
Pernapasan pada Kasus
Trauma. Jakarta
4. Melakukan penatalaksanaan 4. Penatalaksanaan gangguan Selatan: Salemba
gangguan jalan napas dan jalan napas dan gangguan Medika
gangguan pernapasan. pernapasan
a. Penatalaksanaan jalan  Dewit's (2021)
napas Medical-
 Teknik manual Surgical
 Teknik bantuan alat Nursing:
b. Penatalaksanaan Concepts and
pernapasan Proactive,
 Pemberian oksigen Edition 4,
(nasal canule, simple Missouri:
mask, rm, nrm, bvm) Elsevier
c. Monitoring dan evaluasi
 Linda D urden
dkk (2018)
Critical Care
Nursing:
diagnosis and
management,
8th edition,
Missouri,
Elsevier
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

38
Materi : Penatalaksanaan Pasien Akibat Trauma, Kepala dan Spinal Thorak dan Abdomen,
Musculoskeletal dan Luka Bakar.
Waktu : 9 JPL T = 5, P = 4, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan
akibat trauma kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal, dan luka bakar.

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta
dapat:
1. Menjelaskan 1. Biomekanika trauma:  Ceramah  Bahan tayang  American College
biomekanika trauma a. Mekanisme cedera. tanya  Modul BTCLS of Surgeons
b. Fase-fase benturan jawab  Komputer Committee on
pada pasien trauma.  Simulasi  Proyektor Trauma. 2008.
c. Perlukaan yang  Sound system Advanced Trauma
diakibatkan oleh trauma  Vidio Life Suport for
d. Luka yang terjadi pada kecelakaan Doctor (ATLS)
pasien trauma yang perlu  Skenario kasus Chicago
diwaspada.
 Set alat trauma
muskuloskeletal  National
2. Melakukan 2. Penatalaksanaan pasien Association of
 Balut
penatalaksanaan pasien dengan trauma kepala dan Emergency Medical
cepat/balut
dengan trauma kepala cedera spinal Technicians (U.S):
tekan
dan cedara spinal. American College
 Kasa steril

39
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
a. Pengertian trauma  Elastis verban of Surgeons.
kepala dan cedara  Spalk/bidai 2020. PHTLS:
spinal. kayu Prehospital Trauma
b. Tanda dan gejala  Air splinting
Trauma kepala.  Vakum splinting Life
c. Tanda dan gejala  Kain mitela Support 9th
cedara spinal. (kain segi tiga) Edition.
d. Pemeriksaan fisik  Probandus
 Disability kepala:  Panduan  ANZBA.
termasuk GCS, pupil simulasi Emergency
(reflek cahaya, ukuran,  Lembar management of
bentuk), kekuatan otot. observasi Severr Burns 17th
 Disability spinal: end 2016, Albany
motorik, sensorik creek, queesland.
e. Penatalaksanaan
pasien.  Linda D urden dkk
f. Stabilisasi dan (2018) Critical Care
evakuasi. Nursing: diagnosis
g. Monitoring dan Evaluasi and management,
8th edition,
3. Penatalaksanaan pasien Missouri, Elsevier.
3. Melakukan dengan trauma thorak dan
penatalaksanaan pasien abdomen  Ulya, Ikhda dkk.
dengan trauma thorak a. Pengertian trauma (2017). Buku Ajar
dan abdomen. thorak dan abdomen Keperawatan
Gawat Darurat
pada Kasus

40
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
b. Tanda dan gejala Trauma. Jakarta
trauma thorak Selatan: Salemba
c. Tanda dan gejala Medika
trauma abdomen
d. Pemeriksaan fisik
e. Penatalaksanaan
pasien
f. Stabilisasi dan evakuasi
g. Monitoring dan evaluasi

4. Melakukan 4. Penatalaksanaan pasien


penatalaksanaan pasien dengan trauma
dengan trauma musculoskeletal
musculoskeletal. a. Pengertian trauma
musculoskeletal.
b. Tanda dan gejala
trauma
musculoskeletal.
c. Pemeriksaan fisik
d. Penatalaksanaan
pasien.
e. Stabilitasi dan evakuasi.
f. Monitoring dan evaluasi

5. Menjelaskan 5. Penatalaksanaan luka


penatalaksanaan luka bakar
bakar. a. Pengertian luka bakar.

41
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
b. Derajat dan luas luka
bakar.
c. Penatalaksanaan luka
bakar.
d. Monitoring dan evaluasi
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

42
Materi : Penatalaksanaan Pasien dengan Gangguan Sirkulasi.
Waktu : 3 JPL (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan
sirkulasi.

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan
gangguan Sirkulasi. 1. Gangguan sirkulasi  Ceramah  Bahan tayang  Advanced Trauma
a. Anatomi dan fisiologis Tanya  Modul BTCLS Life Support 10
jantung, pembuluh darah dan jawab  Alat tulis edition, American
darah  Simulasi  Laptop College of Surgeons
b. Definisi syok  Proyektor Committee on
c. Patofisiologi syok  Whiteboard Trauma, 2018.
d. Tahapan syok  Spidol
e. Jenis-jenis syok  Il Joon Suh, Essential
 Sound system
2. Melakukan penilaian of Shock
 Kassa
awal syok haemoragic 2. Penilaian awal syok Management, A
haemoragic  Plester
scenario-based
a. Pengertian syok hemoragic  Verban gulung
approach, Springer,
b. Tanda dan gejala syok  Cairan infus 2018.
haemoragic (RL, Asering,
c. Pengkajian syok NaCL 0,9%).
 Colwell et al., 2021.
haemoragic.  Cairan Koloid
Initial management of
d. Kelas syok haemoragic  Panduan
moderate to severe
simulasi
haemorrhage in the

43
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
e. Kebutuhan Cairan dan  Lembar adult trauma patient.
transfusi darah observasi https://www.uptodate
f. Pemeriksaan darah, .com/contents/initial-
golongan darah, rhesus. management-of-
moderate-to-severe-
3. Melakukan 3. Penatalaksanaan gangguan hemorrhage-in-the-
penatalaksanaan sirkulasi.
adult-trauma-patient
gangguan sirkulasi. a. Penatalaksanaan awal
b. Menghentikan perdarahan
c. Resusitasi cairan  NICE. 2017.
d. Pencegahan hipotermi. Intravenous fluid
e. Monitoring dan evaluasi therapy in adults in
hospital.
https://www.nice.org.
uk/guidance/cg174

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

44
Materi : Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler
Waktu : 7 JPL (T= 3, P= 4, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:
 Breen, C. J., Kelly,
1. Menjelaskan dasar- dasar 1. Dasar-dasar EKG  Ceramah  Bahan G. P., & Kernohan,
EKG a. Sistem listrik jantung tanya tayang W. G. (2019). ECG
b. Anatomi jantung jawab  Modul interpretation skill
c. Grafik EKG  Simulasi BTCLS acquisition: A
 Contoh review of learning,
2. Menjelaskan langkah- 2. Langkah- langkah interpretasi Hasil teaching and
langkah interpretasi EKG EKG rekaman assessment. Journal
EKG of
3. Mengidentifikasi 3. Gambaran EKG  Komputer electrocardiology.
gambaran EKG normal a. Gambaran EKG normal  Proyektor
dan aritmia (Disritmia) b. DIsritmia dari SA Nodal dan  Whiteboard  Ismail, I.,
ventrikel  Spidol Purnamawati, D.,
c. Disritmia (aritmia) lethal  Sound Jumaiyah, W., &
system

45
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
4. Mengidentifikasi 4. Gambaran EKG pada pasien  Video Rayasari, F.
gambaran EKG pada SKA penggunaan (2021).
pasien SKA defibrillator
 AED trainer Peningkatan
5. Menjelaskan penggunaan 5. Penggunaan defibrilator  Panduan Kemampuan
defibrilator simulasi Perawat dalam
 Lembar Interpretasi EKG
6. Melakukan 6. Penatalaksanaan observasi Normal dan
penatalaksanaan kegawatdaruratan Aritmia dengan
kegawatdaruratan kardiovaskuler pada pasien Metode Angka
kardiovaskuler pada SKA di IGD “3”. Jurnal
pasien SKA di IGD a. Pengertian SKA Keperawatan
b. Tanda dan gejala SKA Silampari, 4(2),
c. Pemeriksaan SKA 405-414.
d. Tata laksana pasien SKA
 Hampton, J. R., &
Hampton, J.
(2019). The ECG
made easy e- book.
Elsevier Health
Sciences.

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

46
Materi : Evakuasi dan Transportasi
Waktu : 5 JPL (T= 1, P= 4, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan evakuasi dan transportasi.

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep mekanik tubuh  Ceramah  Bahan Tayang  Advanced Trauma
mekanik tubuh. a. Pengertian mekanik Tanya Jawab  Modul BTCLS Life Support 10
tubuh.  Simulasi  Laptop/Komputer edition, American
b. Prinsip dasar  LCD Proyektor College of Surgeons
pencegahan cedera  Pointer Committee on
 Screen Trauma, 2018.
2. Menjelaskan indikasi 2. Indikasi ekstrikasi dan  Sound system
ekstrikasi dan transportasi.  National
 Selimut
transportasi. Association of
 Neck collar
Emergency Medical
 Helm
3. Melakukan pemindahan 3. Teknik pemindahan dan Technicians (U.S):
 Head immobilizer
dan pengangkatan pasien pengangkatan pasien American College
dengan tekhnik yang a. Pemindahan darurat  LSB
of Surgeons.
benar. b. Pemindahan non darurat  KED
 Body Splint

47
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
 Strapping 2020. PHTLS:
4. Melepaskan helm pada 4. Teknik melepaskan helm dan  Scoope stretcher Prehospital
pasien trauma. sabuk pengaman pada pasien  Probandus Trauma Life
trauma.  Panduan Support 9th
simulasi Edition.
5. Melakukan evakuasi 5. Evakuasi pasien  Lembar
pasien. a. Ekstrikasi (manual dan observasi
alat)
b. Evakuasi (dengan alat
dan transportrasi)

6. Melakukan transportasi 6. Transportasi pasien dengan


pasien dengan benar. benar.

Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

48
Materi : Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/ BLC)
Waktu : 2 JPL (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini peserta dapat:

1. Mengenal sesama peserta, 1. Proses perkenalan sesama peserta,  Games  Papan dan  Lembaga
pelatihan dan pelatihan dan penyelenggara  Diskusi kertas Administrasi
penyelenggara. kelompok flipchart Negara, 2003,
2. Proses pencairan (ice breaking) di  Spidol Building learning
2. Melakukan pencairan (ice antara peserta.  Alat bantu Commitment,
breaking) diantara games Jakarta.
peserta.
3. Harapan, kekhawatiran dan  Pusdiklat SDM
3. Mengidentifikasi harapan, komitmen terhadap proses selama Kesehatan, 2007,
kekhawatiran dan pelatihan. Moddul TPPK,
komitmen terhadap proses Jakarta.
selama pelatihan.

4. Membuat kesepakatan 4. Nilai, norma dan control kolektif.


nilai, norma dan control
kolektif.
5. Kesepakatan organisasi kelas.
5. Membuat kesepakatan
organisasi dalam kelas.
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

49
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 JPL (T=2 jpl; P= jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami anti korupsi

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan Konsep
Korupsi 1. Konsep korupsi  Curah  Modul  Undang-undang
a. Definisi korupsi pendapat  Bahan Nomor 20 Tahun
2001 tentang
b. Ciri-ciri korupsi  Ceramah tayang
Perubahan Atas
c. Bentuk/jenis korupsi Tanya  Komputer
Undang-undang
jawab  Flipchart
d. Tingkatan korupsi Nomor 31 Tahun
 Latihan
e. Faktor penyebab korupsi  Spidol 1999 tentang
2. Menjelaskan Konsep kasus Pemberantasan
f. Dasar hukum tentang korupsi  Pemutaran  Latihan
Anti Korupsi Tindak Pidana
film kasus
Korupsi
2. Konsep anti korupsi  Film
a. Definisi anti korupsi  Instruksi Presiden
3. Menjelaskan Upaya b. Nilai-nilai anti korupsi Nomor 1 Tahun
Pencegahan Korupsi c. Prinsip-prinsip anti korupsi 2013
dan Pemberantasan
Korupsi 3. Upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi

50
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
a. Upaya pencegahan korupsi  Keputusan Menteri
b. Upaya pemberantasan Kesehatan Nomor
korupsi 232/MENKES/S
c. Strategi komunikasi K/VI/2013 tentang
Pemberatasan Korupsi (PK) Strategi
Komunikasi
4. Menjelaskan Tata Cara 4. Tata cara pelaporan dugaan Pekerjaan dan
Pelaporan Dugaan pelanggaran tindak pidana Budaya Anti
Pelanggaran Tindak Pidana korupsi Korupsi
Korupsi a. Laporan
b. Penyelesaian hasil
penanganan pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara penyampaian
e. Tim pengadaan pengaduan
masyarakat terpadu di
lingkungan Kemenkes.
f. Pencatatan pengaduan

5. Menjelaskan Gratifikasi 5. Gratifikasi


a. Pengertian gratifikasi
b. Aspek hukum
c. Gratifikasi dikatakan sebagai
tindak pidana korupsi
d. Contoh gratifikasi
e. Sanksi gratifikasi
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit

51
BAB VI
EVALUASI

Tujuan evaluasi /penilaian peserta adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan tingkat
peserta untuk menerima pengetahuan, ketrampilan dalam pelatihan BTCLS bagi perawat.
Berikut jenis evaluasi yang dilakukan.

A. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran diawali dengan penjajakan awal
melalui pre-test, pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post test) dan
evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah didapat peserta
melalui penugasan-penugasan dan praktik lapangan.

B. EVALUASI PELATIH/ FASILITATOR/INSTRUKTUR


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan pelatih/ fasilitator/ instruktur dalam
menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dapat
dipahami dan di implementasi oleh peserta.

C. EVALUASI PENYELENGGARA
Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
keberhasilan pelaksanaan pelatihan dan mutu pelatihan yang dilaksanakan untuk
menghasilkan peserta yang kompeten. Hasil evaluasi tersebut sebagai nilai efektifitas
pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan pelatihan berikutnya.
BAB VII
SERTIFIKAT

Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses pembelajaran minimal 95% akan diberikan
sertifikat kehadiran dan keahlian pelatihan BTCLS bagi perawat yang dikeluarkan oleh
penyelenggara pelatihan. Sertifikat kehadiran ditanda tangani oleh DPW PPNI bersama
penyelenggara pelatihan, sedangkan keahlian ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PPNI
Bersama dengan badan kelengkapan PPNI (Ikatan dan atau Himpunan Pusat) atau Badan Diklat
DPP PPNI.

Sertifikat yang dikeluarkan dari DPP PPNI sesuai dengan ketentuan PKB terdiri dari:
1. Sertifikat Kehadiran (Certificate of Competence)

Sertifikat kehadiran diberikan kepada peserta yang telah mengikuti kegiatan ilmiah
secara penuh sesuai jadwal kegiatan (100%) baik secara online maupun offline. Bagi
peserta yang tidak hadir atay tidak mengikuti acara sampai selesai tidak mendapatkan
sertifikat. Sertifikat diberikan penyelenggara kegiatan pada akhir acara. Sertifikat
teregister serta ditandatangani ketua DPW dan ketua penyelenggara.

2. Sertifikat Keahlian (Certificate of Competence)

Sertifikat keahlian adalah sertifikat yang diberikan berdasarkan keahlian tertentu


(kekhususan) sebagai hasil proses pelatihan keahlian yang merupakan hasil pencapaian
kompetensi perawat dalam meningkatkan kemampuan di area keahlian khusus.

Sertifikat keahlian teregister dan ditandatangani Ketua Umum DPP PPNI Bersama
Pengurus Pusar Ikatan/ Himpunan Badan Diklat DPP PPNI setelah dilakukan evaluasi
(assesmen/ uji) sesuai standar Kurikulum Ikatan/ Himpunan. Penulisan nama keahlian
dalam sertifikat bukan sebutan gelar.
Besaran SKP yang diberikan berdasarkan jumlah jam efektif dari pelatihan yang dilakukan
dalam struktur kurikulum yaitu 57 JPL setara dengan 43 jam adalah 3 SKP. Besaran 3 SKP
dalam PKB3 DPP PPNI disetarakan menjadi 1 (satu) Angka kredit yang diakui oleh Kepala
Pusdiklat Aparatur an. Menteri Kesehatan.

Syarat peserta yang memperoleh sertifikat adalah :


1. Peserta yang telah mengikuti kehadiran 100 % ( kuliah dan praktek klinik)
2. Peserta yang telah lulus ujian komulatif (Uji tengah I dan II serta presentasi kasus),
Evaluasi praktik klinik, ujian akhir dengan keseluruhan Nilai Batas Lulus 70

Apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut maka peserta hanya akan mendapatkan surat
keterangan telah mengikuti pelatihan yang ditandatangani oleh ketua panitia penyelenggara.

Anda mungkin juga menyukai