Anda di halaman 1dari 3

IMPLIKASI FILSAFAT SASTRA DALAM BALUTAN SEORANG IBU DI NOVEL

“AIR MATA TERAKHIR BUNDA” KARYA KIRANA KEJORA

Kisah Sriyani, seorang wanita kuat yang menjalani perjalanan hidupnya sebagai
single parent, mengeksplorasi dimensi kehidupan yang penuh ujian, perjuangan, dan
kehilangan. Melalui kisah ini, kita dapat menyelami nilai-nilai filosofis dalam sastra dan
bahasa, menggali kedalaman makna dan emosi yang terkandung dalam setiap potongan
cerita.

Sriyani, dengan tekadnya untuk memperjuangkan kebahagiaan kedua anaknya,


menjadi gambaran perjuangan hidup seorang ibu tunggal. Kesehariannya sebagai penjual
lontong kupang, penjahit, tukang cuci setrika, dan pembantu di acara tetangga
menggambarkan keberagaman aktivitas yang dihadapinya untuk menghidupi keluarganya.
Dalam filosofi sastra, kehidupan sehari-hari ini menjadi metafora kehidupan yang penuh
warna dan beragam, diwarnai oleh upaya dan perjuangan.

Setiap pekerjaan yang dijalani Sriyani tidak hanya sekadar usaha untuk mencari
nafkah, melainkan juga sebagai wujud cinta dan pengorbanan untuk Delta dan Iqbal. Hal ini
mengingatkan kita pada prinsip-prinsip eksistensialisme dalam sastra, di mana makna hidup
ditemukan melalui tindakan dan keberanian menghadapi kenyataan. Sriyani, dalam setiap
langkahnya, menciptakan makna dan tujuan yang lebih besar dalam perjalanan hidupnya.

Keinginan Sriyani agar anak-anaknya tumbuh menjadi individu yang baik, jujur, rajin
beribadah, dan tidak mengeluh menciptakan dimensi moral dan etika yang terkandung dalam
filsafat bahasa. Bahasa di sini menjadi sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai tersebut
kepada anak-anaknya. Saat Sriyani membatasi anak-anaknya untuk tidak mengeluh dan
menangis, dia memberikan pesan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga
instrumen pembentukan karakter dan etika hidup.

Filsafat bahasa dalam konteks ini mengajarkan bahwa kata-kata memiliki kekuatan
untuk membentuk realitas dan moralitas. Bahasa adalah alat yang dapat membawa perubahan
tidak hanya dalam komunikasi sehari-hari tetapi juga dalam membentuk pandangan hidup
dan tata nilai anak-anak Sriyani. Dalam pendekatan ini, bahasa menjadi sarana untuk
mewujudkan harapan dan impian seorang ibu untuk mendidik generasi mendatang.
Kehilangan ibunya pada saat Delta diwisuda menciptakan unsur tragedi dalam cerita
ini. Filsafat sastra mengajarkan bahwa tragedi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, dan dalam konteks ini, ia menciptakan perasaan kehilangan dan duka yang
mendalam. Kehilangan yang dirasakan Delta mencerminkan kompleksitas kehidupan dan
keterbatasan manusia dalam mengendalikan takdir.

Pengalaman cinta Delta, yang selalu diwarnai kepergian para pacarnya setelah
mengetahui rasa cintanya kepada ibunya, memperlihatkan bagaimana tragedi cinta dapat
melibatkan konflik dan kehilangan. Dalam filosofi sastra, kisah cinta Delta menjadi cerminan
dari konsep tragedi Yunani klasik, di mana kebahagiaan dan duka berdampingan sebagai
bagian integral dari perjalanan manusia.

Pertunangan Delta dengan Lauren mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia


dan interaksi bahasa dalam konteks percintaan. Bahasa, sebagai alat utama komunikasi,
menjadi sumber konflik dan pemahaman dalam hubungan ini. Keraguan dan kebimbangan
Delta dalam memenuhi permintaan Lauren menciptakan ketegangan verbal, menunjukkan
bahwa bahasa dapat menjadi penyebab atau penyelesaian konflik dalam hubungan.

Ketika Delta membawa Lauren ke Sidoarjo dan mengungkapkan kenyataan pahit


tentang kematian ibunya dan makam yang terkubur oleh lumpur Lapindo, bahasa
menciptakan pemahaman yang lebih dalam antara mereka. Bahasa yang digunakan Delta
dalam mengungkapkan kenyataan keluarganya menjadi jembatan pemahaman dan akhirnya
membuka lapisan emosional yang mungkin sulit diungkapkan secara verbal sebelumnya.

Kisah Sriyani dan Delta memberikan kita kesempatan untuk merenung tentang
kehidupan, cinta, dan perjuangan manusia melalui lensa filsafat sastra dan bahasa. Tragedi,
perjuangan hidup, kompleksitas hubungan manusia, dan kehilangan menjadi elemen-elemen
yang memenuhi narasi ini. Dalam memahami kisah ini, kita diperkenalkan pada nilai-nilai
filosofis yang mendalam, mengajak kita untuk menggali makna dan kebijaksanaan yang
terkandung dalam setiap kata dan tindakan. Melalui perjalanan Sriyani dan Delta, kita
diingatkan bahwa kehidupan bukanlah cerita linear, tetapi penuh dengan keunikan,
keberanian, dan kompleksitas yang dapat ditemukan melalui pemahaman lebih dalam
terhadap sastra dan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai