Anda di halaman 1dari 5

Hidup Adalah Suatu Hal Yang simple

Buku merupakan bagian penting dalam penciptaan dialog antarbangsa. Bukan hanya buku berjenis
nonfiksi, tetapi juga fiksi atau karya sastra. Setiap karya sastra yang ditulis, pada umumnya berkisah
tentang kehidupan suatu bangsa. Tentu saja, di sana kita akan temukan perbedaan budaya, keyakinan,
dan nilai. Akan tetapi, yang juga menarik adalah perbedaan kreativitas pengarangnya dalam menuliskan
kehidupan itu.Tengoklah, pengarang seperti Tere Liye. Karya-karya tere dinilai kaya dengan berbagai
persoalan bangsa. Melalui karya-karyanya yang tergolong roman remaja, Tere sangat peka terhadap
kekalahan bangsanya yang bertitik tolak dari kelemahan bangsa sendiri. Karya-karyaTere merupakan
refleksi tentang segala keunggulan dan kelemahan manusia Indonesia dalam menghadapi realitas hidup
masa kininya.

Sejauh mana engkau menggenggam kalau Tuhan tidak menghendaki maka hilanglah sudah. Namun tak
perlu membenci keadaan, seperi pada cerita yang diangkat Tere Liye pada novel yang berjudul Daun
yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin yang mengangkat kisah percintaan Tania dan Danar yang saling
mencintai, namun tak menggenggam takdir. Mereka sudah melalui berbagai cobaan berat bersama,
namun apa daya. Takdir dari-Nya tak menghendaki, maka sirnalah sudah. Hancur, membentuk serpihan-
serpihan kenangan. Perasaan sesak itu tergamarkan karena banyak menggunakan majas ironi, dan
dikemas dengan sudut pandang orang pertama yang membuat pembaca tahu betul perasaan Tania.

Sebuah perjuangan manusia yang terpinggirkan, kehidupan keluarga dengan dua anak kecil yang
menjadi pengamen, untuk membantu kehidupan keluarga yang telah ditinggal oleh sang Ayah. Masa
kanak-kanak yang seharusnya menjadi masa yang paling menyenangkan, ternyata harus dirasakan oleh
kedua anak ini dengan penuh liku. Gambaran tentang mereka ini sebenarnya bukanlah menjadi hal aneh
dimasyarakat kita, Indonesia. Kerapkali karena alasan ekonomilah mereka terpaksa menjalani kehidupan
yang jauh dari kata layak. Keras kehidupan mereka jalani, masa sekolah  pun terpaksa mereka tinggalkan
untuk mencari uang.

Meskipun pada novel ini penceritaan tentang kehidupan yang kumuh dan serba kekurangan itu hanya
tergambar sedikit, namun hal itulah yang menjadi dasar dari sebuah perjuangan hidup. Keyakinan dan
perasaan yang tertanam di hati setiap orang dapat menjadi cambuk. Novel karya Tere Liye ini
mengajarkan kepada kita untuk meyakini sebuah perasaan. Seperih dan sesakit perasan yang ternyata
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, hidup itu terus berlanjut.

Aku belajar darinya. Membuat energi kesedihan itu menjadi sesuatu yang berguna. Tak penting apakah
itu baik atau buruk. Tidak penting lagi. Bukankah baik-buruk itu relatif? Baik bagi Kak Ratna, buruk
bagiku, kan? Tak peduli kerut muka menyenangkan yang aku miliki meluntur empat tahun terakhir. Tak
peduli sikapku berubah jauh dari seorang Tania yang akan selalu membanggakan Ibu. Yang selalu
membanggakan dia.

Ah, itu semua hanya omong kosong.

Hidup akan terus beranjut dalam bentuk apapun. (hal. 160)

Kutipan itu menunjukkan kepada kita bahwa hidup manusia hanya manusia sendirilah yang
menentukan arah tujuannya. Orang lain hanya menjadi faktor x atas penentu tujuan kita, tanpa kita
sadari, namun terkadang banyak pula orang yang mengharap faktor dari selain diri mereka untuk
memotivasinya. Padahal diri kita tetap penentu utama.

Novel dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti ini, sangat gamplang menjelaskan
tentang arti cinta. Bukan tentang indahnya kebersamaan dalam cinta, namun cinta yang tak dapat
diungkap, cinta bagi mereka yang percaya akan kekuataannya, cinta yang terbukti dengan sebuah
pembuktian terhadap diri. Cinta anak kepada Ibu yang ia buktikan dengan sebuah hasil yang
membanggakan.

Lihatlah anakmu!

Benar-benar berubah.

Anak kumuh dan kotor itu telah berubah. Anak yang belepotan jelaga asap mobil, debu jalanan,
sekarang tumbuh menjadi gadis berambut hitam legam dengan tatapan mata yakin memandang masa
depan. (hal.128)
Namaku terpahat di plakat depan kampus; lulusan terbaik; lulusan tercepat; lulusan terbaik GPA-nya.
Aku hanya menyentuh pahatan itu dengan jemari, pelan, dan tersenyum.

Lihatlah Ibu! (hal.201)

Tidak hanya cinta ia kepada Ibu, namun juga pembuktian cintanya terhadap seseorang yang telah
menjadi sangat berarti bagi hidupnya. Perasaan memang menguasai sebagian otak manusia, baik dalam
berpikir maupun dalam bekerja. Tere Liye mencoba mengajak untuk merenung dan mengobrak-abrik
tatanan hati pembaca. Novel dengan genre remaja ini, sukses membuat pembaca terenyuh, terharu,
dan tak jarang pula meneteskan air mata.

Novel ini memang tidak berhappy ending, namun novel ini dapat membawa pesan yang mendalam,
tentang sebuah perjuangan hidup dan juga tentang sebuah pencarian jati diri berikut dengan kisah
cintanya.

Cerita tentang romantisme cinta akan menjadi bagian dari kisah hidup anak manusia. Seperti pula yang
terjadi pada tokoh utama novel ini. Kisah cinta yang terbalas namun tidak sempurna, karena pada
hakikatnya tidak akan ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, tidak juga cinta. Seperti yang telah
diceritakan pada novel ini, dengan penceritaan alur mundur. Tokoh utama yang memendam rasa
terhadap seseorang yang teah mereka anggap sebagai malikat penolong untuk keluarganya dan
memberi harapan masa depan.

    Novel yang tidak hanya berkisah tentang remaja ini juga telah membuat pembaca merenung tentang
makna hidup. Makna kompetisi di dalam hidup, tidak banyak memang, namun cukup dapat dijadikan
renungan. Karena hidup ini seyogyanya adalah sebuah persaingan, yang menang dan kuat adalah yang
dapat bertahan. Apalagi setting di dalam novel ada di Singapura dan Indonesia.

Singapura, negara yang memiliki persaingan hidup yang tinggi. Hal ini terlihat pula di dalam pola
pendidikannya. Masih di Singapura, urusan tentang menilai seseorang juga dapat dilukakan sesuka hati.

Di Singapura, urusan menilai seseorang dilakukan transparan dan objektif. (hal. 169)

 Novel yang memiliki tebal 256 halaman ini, sedikit banyak telah mengajarkan pula tentang kuatnya
sebuah hati, bahwa manusia sejatinya tak harus menangis beralay-alay ria untuk urusan cinta, bahwa
manusia sesungguhnya memiliki hati yang sangat kuat untuk sekedar menyelesaikan rumitnya pahit
manis cinta dan tentunya memiliki cara yang elegan untuk menyelesaikannya

Dalam kutipan novel tersebut ada 3 hal yang menarik yaitu keikhlasan Tania menerima kenyataan takdir
nya bagaimanapun akhirnya,apapun yang terjadi Tania telah mengikhlaskan segalanya dan pengorbanan
yang dilakukan Tania berupa keikhlasan semua takdir hidupnya, seperti menerima Danar yang akhirnya
memilih menikah dengan Ratna, menjalani hidup sebagaimana mestinya dan membiarkan rasa
sayangnya terhadap Danar tetap berjalan sebagaimana mestinya meskipun sesungguhnya rasa itu
semakin hari semakin menyesakkan. Serta Tania adalah sosok gadis yang tak mudah menyerah,
meskipun nilainya selalu tinggi namun dia selalu belajar untuk mengejar menjadi yang tertinggi bahkan
sempurna. Terbukti dengan banyaknya prestasi yang di raih Tania sejak ia duduk di Sekolah Dasar hingga
jenjang kuliah.

Ikhlas berasal dari kata akhlasha yang merupakan bentuk kata lampau intransitif
khalasha dengan menambahkan satu huruf alif bentuk mudhari (saat ini) dari kata akhlasha
adalah yukhlishu dan bentuk masdharnya yaitu ikhlas. Kata tersebut berarti murni, bersih,
jernih, tanpa campuran. Ikhlas adalah suatu sikap perbuatan yang dilakukan hanya demi dan
karena Allah semata tanpa mengharapkan imbalan dan pujian dari orang lain. Sesungguhnya di
antara perkara yang rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdo’a: ‘’ dan aku memohon
kepada engkau ya Allah rida setelah ketentuan takdir yang engkau berikan’’ (HR. An-nasa’i dan
ahmad).

Pengorbanan adalah suatu tindakan atas kesadaran moral yang tulus dan ikhlas atau juga bisa
diartikan sebagai kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang
mempunyai tujuan atau makna dari tindakannya itu, dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap
imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata karna Tuhan. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Orang-
orang yang berkorban biasanya adalah orang-orang yang melakukannya dengan ikhlas semata-mata
karna Tuhan. Dan orang-orang yang berkorban berfikir bahwa pengorbanannya yang sedikit ataupun
banyak akan berguna dan berarti sekali untuk orang yang menerima pengorbanannya itu, walau kadang
ia harus rela mengorbankan jiwa dan raganya. Pengorbanan untuk saat ini jarang sekali dilakukan oleh
masyarakat, karna dijaman ini masyarakat hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan orang
lain, sebenarnya pengorbanan adalah perbuatan yang sangat mulia karena dari pengorbanan itu bisa
membantu seseorang mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencapai kesuksesan ,makna sukses tentunya
berbeda-beda bagi setiap orang. Yang membuatnya sama adalah usaha, tekad, dan doa untuk
mendapatkannya, yang menjadi kendalanya adalah semangat kita sendiri, kalau kita orang yang mudah
menyerah ini akan akan menjadi masalah yang serius. Kalau kita hanya berdiam diri saja menunggu
kesuksesan itu datang maka tidak akan ada hasilnya. Sukses bukan hanya bicara soal bagaimana rasanya
menjadi seorang yang sukses namun juga bicara soal bagaimana cara untuk mencapainya

Amanat yang terkandung dalam novel ini ialah, terkadang hal yang terbaik adalah menerima.
Menerima, bahwa segala hal yang terjadi tidak selalu seperti apa yang kita inginkan. Menerima, dan
belajar untuk mengikhlaskan. Jika sesuatu itu memang bukan hadir untuk kita, Meski seberapapun besar
usaha yang kita perbuat, meski seberapa susahnya pun kita berjuang, meski seberapa sakitnya pun kita
bertahan, dan meski seberapapun indahnya memori yang ada bersama seseorang tersebut, kita tidak
akan bisa mendapatkannya. Karena yang terbaik menurut kita, belum tentu yang terbaik menurut
kehendak Tuhan. Dan ketika kita menghadapi suatu musibah, suatu masalah, atau apapun yang negatif,
hendaknya kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Karena sedih dan senang itu datangnya satu paket.
Tuhan maha adil, dan tidak akan membiarkan hambanya bersedih kecuali apabila hambanya memang
sanggup untuk menanggungnya. Alih-alih bersedih, sebaiknya kita semakin mengembangkan diri kita
dan menjadi lebih baik lagi, seperti yang dilakukan Tania. Meski Danar tidak jadi bersamanya, ia tetap
melanjutkan hidup dan menjadi seseorang yang sukses di Singapura.

Anda mungkin juga menyukai