A. Identitas Buku
Judul : Iyan Bukan Anak Tengah
Penulis : Armaraher
Penyunting : Reghita Nabila Shafira
Penyelaras Akhir : Felis Linanda
Pendesain Sampul : Aghna Reida Alauna (schaitze)
Illustrator Isi : JC Graphic
Penata Letak : Reghita Nabila Shafira
Penerbit : Akad × Skuad
Tahun Terbit : 2023
Panjang Dan Lebar : 13 × 19 cm
Jumlah Halaman ; 292 Halaman
Harga Buku : Rp. 99,000
C. Penilaian
Novel Iyan Bukan Anak Tengah ini memiliki sejumlah kelebihan. Novel ini
mengangkat premis cerita yang menarik dan relevan dengan kehidupan banyak
orang. Novel ini mengangkat isu mengenai masalah keluarga, mencari jati diri, dan
tentang cinta. Konflik-konflik yang diangkat pada kisah ini sangat realistis dan
pastinya relate dengan pengalaman banyak orang. Maka dari itu, pembaca bisa ikut
merasakan emosi dan konflik batin yang dirasakan oleh Iyan, sang tokoh utama.
Armaraher menuliskan novel ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami. Gaya bahasanya juga sederhana ala anak muda, juga banyak menyelipkan
humor yang semakin menyegarkan kisah ini. Gaya penulisan ini membuat alur kisah
ini mengalir dan ringan untuk dibaca. Kisah ini juga tentunya mempunyai pesan
moral yang menjadi pembelajaran bagi para pembaca, yakni mengenai peran
komunikasi yang penting, saling menghargai dalam hubungan kekeluargaan, dan
mengenai cara mengatasi masalah secara bijak serta bertanggung jawab. Secara lebih
lanjut, kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi masalah
yang serupa. Secara visual, tampilan sampul novel ini juga sangat menarik. Dengan
ilustrasi meja dan foto keluarga beranggotakan empat orang, dan foto seorang lelaki,
menggambarkan Iyan yang tidak dianggap oleh keluarganya. Pilihan warnanya juga
sangat menarik dengan perpaduan yang pas. Secara keseluruhan, novel ini adalah
novel yang direkomendasikan bagi Grameds yang sedang mencari kisah tentang
keluarga dan kehidupan remaja yang realistis, humoris, dan emosional. Novel Iyan
Bukan Anak Tengah ini sangat menarik dan sarat akan makna yang bisa menjaga
bekal pembelajaran bagi pembaca.
Selain memiliki kelebihan, novel lyan Bukan Anak Tengah ini juga masih memiliki
kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada beberapa kesalahan ejaan dan tanda
baca yang bisa menggangu kenyaman membaca. Buku ini juga memiliki beberapa
bagian yang terlalu rumit dan berbelit, sehingga membuat alur cerita menjadi lambat.
Penulis kurang menyertai penjelasan tentang latar belakang dan karakter para tokoh
pendukung, seperti kedua orang tua Iyan, pacar Iyan, dan teman-teman Iyan, yang
memiliki peran penting.
D. Latar Belakang
Rumah Iyan
Rumah Oma
Sekolah: SMAN 1 Garuda
E. Tema
Masalah keluarga, mencari jati diri, dan tentang cinta.
F. Jalan Cerita
Iyan Bukan Anak Tengah bercerita tentang seorang anak yang selalu di bedakan,
yang selalu dapat ketidak adilan dalam keluarga nya. Keberadaan nya sebagai anak
tengah seperti di bebani dengan segala urusan keluarganya. Kedua orang tua tuanya
Riyan selalu sibuk bekerja karier di bandingkan mengurus ketiga anaknya. Sang
kakak, Danan, juga tidak membantunya, malah selalu menyuruhnya ini dan itu.
Sedangkan, sang adik Uan, masih sangat kecil. Iyan harus menanggung beban
keluarganya tersebut sehingga ia merasa tak bahagia dengan kehidupannya.
Ditambah lagi, kepentingan lyan selalu ditaruh paling akhir. Sang ayah berpihak
kepada kakaknya, dan sang bunda berpihak pada adiknya. Hari senin pagi terasa
sama seperti hari-hari lain yang mengejarnya tanpa jeda. Lelah, jenuh, hampa, dan
menyebalkan. Seperti pagi ini, Riyan atau yang akrab di pangil lyan sudah terlalu
muak untuk mendengar ocehan Danan yang akan berlanjut sepanjang hari. Iyan juga
tidak bisa berbuat banyak selain mendengarkan, meskipun tidak jarang ia mencoba
membela diri dengan melawan. Kadang, lyan iri kepada abang dan adiknya yang
selalu mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari kedua orang tuanya.
Sebagai anak tengah yang memiliki dua peran sekaligus, yaitu sebagai adik dan
kakak, lyan merasa terbuang karena keberadaannya tak dianggap. Iyan selalu
berharap ia dianggap di tengah tengah keluarga nya yang hangat. Keberadaannya
dianggap ada, sekaligus disayang sebagaimana Abang dan Adiknya rasakan, tapi
bukan semata mata kehadirannya ada hanya karena mereka butuh saja. Pada usianya
yang baru menginjak remaja, seharusnya iyan bisa menghabiskan waktu untuk
eksplor dan menemukan hal baru di hidupnya, bukan nya menanggung beban dan
luka yang membuatnya berdiam di satu titik dan tak membiarkannya tumbuh seperti
remaja seusianya. Iyan hanya ingin diperlakukan dengan adil, disayang sebagaimana
harusnya, bukan dibiarkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya.
Setidaknya, ia ingin keberadaannya dianggap dan dihargai. Akan lebih mudah.
Baginya jika abangnya tak selalu memarahinya dan menyuruh nyuruh seenaknya.
Sebab, lyan juga paham tanggung jawabnya untuk turut mengurus rumah dan
menjaga Uan. Setidaknya, lyan ingin sekali kali dibela juga oleh Bunda atau Ayah.
Iyan ingin didengar oleh mereka dimengerti perasaannya. Iyan ingin merasa
disayangi sebagai anak.