Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Catatan Enumerator

Potensi Ekonomi
Banyuwangi
1. Responden menolak didata karena alasannya responden pergi ke luar negeri memakai
identitas saudaranya, ada pula responden yang tidak mau di data mengira enum adalah PL.
Responden takut datanya di salah gunakan dan dapat berpengaruh dengan proses
keberangkatan pada saat menjadi TKI lagi. Terdapat responden yang tidak mau di data
walaupun telah diberikan penjelasan
2. Responden menjadi partner bisnis setelah selesai melakukan wawancara
3. Enumerator PE kesulitan dalam mencari responden kepulangan tahun 2017 – sekarang,
sedikitnya pekerja migran yang memiliki usaha
4. Jadwal yang bentrok responden dan enum, serta adanya kegiatan 17 Agustus
5. Responden tidak mau diminta foto dan nomor telepon, usut demi usut alasan pak saifulloh gak
mau di data karena beliau mau ke yunani secara illegal
6. Terdapat responden yang meminta mesin obras setelah melakukan wawancara
7. Kesalahan info yang ternyata responden hanya dari luar jawa bukan luar negeri. Responden
mengusir enum pada di depan pintu, namun dengan sedikit penjelasan responden mau melakukan
wawancara
8. Kendala di lapangan berkaitan dengan kriteria calon responden dan penggunaan alat pendataan
menggunakan ponsel Android. Kesulitan mendapatkan PMI yang memiliki usaha ekonomi
9. Tutik Isnani namanya, beliau baru pulang dari Hongkong 2021. Ternyata dalam pendataan
responden atas nama Bu Tutik tidak berkenan untuk diambil datanya. Alasannya karna beliau
memiliki permasalahan dalam data kependudukan, permasalahan ini menyangkut antara data di KTP
dan data paspor dan visanya yang berbeda.
10. Responden kurang mengetahui nominal besaran bantuan PIP yang di dapatkan. Kendala kurangnya
informasi adanya pelatihan TKI (pahlawan devisa).
11. Responden tidak mau selfie dengan enumerator karena trauma pada saat menjadi TKI seluruh
kegiatannya dalam bekerja dipantau oleh kamera CCTV. Selain itu banyak sekali responden yang
tidak mau selfie maka enum mengambil foto depan rumah.

Indramayu
1. Kebanyakan sekitar 60% permasalahannya adalah banyak calon responden yang tahun kepulangan
dan dimulai usahanya di bawah 2017. Pada saat pendataan ini dilakukan, masyarakat sedang masa
panen, sehingga responden bisa ditemui ketika sore hari.
2. Penolakan hanya terjadi 3 kali dari 3 orang yang berbeda
3. Konflik perebutan sempat terjadi ketika Bu Jum jatuh sakit. Bu Kuniah dan Bu Caswati rupanya
mengambil responden di wilayah RW.04 tanpa sepengetahuan Bu Jum. Kondisi ini membuat Bu Jum
kecewa meskipun yang dilakukan Bu Cas dan Bu Kuniah tidak menyalahi aturan karena responden di
wilayah yang ditugaskannya sudah habis.
4. Kesalahan yang dilakukan adalah ketika awal mula diskusi RTL pasca pendataan, yang disampaikan
kepada enumerator adalah honor yang diterima enumerator PE sama rata dengan enumerator PS
5. Honor yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan, mereka merasa kecewa dan tentunya
pendamping juga kecewa

Jember
1. Terdapat responden yang tidak menghitung biaya TK, tidak paham cara memilah antara modal dan
keuntungan apalagi untuk gaji diri sendiri. Responden mempunyai usaha dagang dengan tujuan
supaya uang berputar, tak berpikir tentang gaji dirinya sendiri. Responden tidak mau transparan soal
keuangan dalam usahanya dengan alasan hasil tidak banyak atau takut dibilang pamer. (karena
pendapatannya banyak). Responden baru 2 bulan memulai usaha tidak menghitung upah untuk
dirinya sendiri
2. Mendapatkan responden dengan teknik door to door, Responden yang tidak mau mengaku bahwa
beliau mantan migran
3. Responden saat ditemui sering tidak ada karena terdapat kegiatan lain, responden tidak masuk
kriteria. Medan perjalanan yang ditempuh menyulitkan pendataan
4. Eko Extiar S MENOLAK diwawancarai dengan alasan tidak suka
5. Responden undokumen jadi tidak suka ketika diwawancara, responden gagal diwawancarai karena
sudah tidak membuka usaha lagi
6. Adanya usaha saingan yang baru yang menjual barang dengan harga lebih murah yang dianggap
sangat mempengaruhi omset usaha ketimbang dampak corona

Lembata

1. Identifikasi responden dengan door to door. Menjadi enum karena ajakan istri yang merupakan
anggota buruh migran.
2. Kesulitan dalam komunikasi pada saat melakukan wawancara karena enum bukan orang asli Desa
dan gelah lama merantau d luar pulau. Menghadapi banyaknya jumlah masyarakat dengan berbagai
macam karakter dan latar belakang yang berbeda
3. Ada beberapa responden yang pulang merantau yang kami datangi akan tetapi mereka melakukan
penolakan karena responden hanya merantau di dalam negeri
4. Ada salah satu anggota keluarga penyandang disabilitas (cacat) sehingga pekerjaan yang beliau
jalankan agak terganggu
5. Responden saya yang umurnya sudah memasuki usia 60 an, sehingga pada saat saya mengeluarkan
pertanyaan terkait omset dan pendapatan bersih beliau sangat kebingungan
6. Ada kesalahan sedikit di bagian username yang lupa saya tuliskan nama responden
7. Responden dan enum sulit ditemui karena terdapat kesibukan pekerjaan dan acara adat
8. Menghadapi responden kurang mengerti sehingga saya harus melakukan wawancara dengan
mengulang pertanyaan

Lombok Tengah
1. Banyak keluhan Responden itu terutamanya:modal,alat pendukung,pengiriman keluar
negeri
2. Banyak responden yang menanyakan bantuan yang akan di dapatkan sebelum dan setelah
dilakukan pendataan. Bahkan ada seorang responden yang menganggap saya adalah
anggota suatu kelompok atau lembaga berbahaya yang akan melaporkan mereka ke polisi
3. Responden yang ditemui terdapat kegiatan dan pekerjaan lain maka dilakukan wawancara
pada malam hari
4. Selaku enum ada yang dapat membantu dalam pengurusan BPJS dan akta wakaf tanah
5. Kendala yang hadapi adalah saat menghadapi responden yang tidak mau diwawancarai
untuk diminta data-datanya, alasan responden tersebut adalah takut datanya dapat
memberhentikan bantuan yang di dapat
6. Responden pada saat di negara tujuan terdapat himbauan dari sekolah yang menampung
mereka bahwa setelah menjadi PMI sukses agar membuat usaha di rumahnya dan tidak
Kembali menjadi TKW
7. Dari segi materi belum ada peningkatan secara signifikan baik sebelum menjadi tenaga kerja
maupun sesudah menjadi TKI. Karena kebanyakan dari mereka hasil dari menjadi TKI cukup untuk
membangun rumah atau sekedar membayar hutang sebelum menjadi TKI
8. Kebanyakan para responden tidak merasa betah dan ingin kembali lagi untuk menjadi TKI karena
bagi mereka hidup di luar negeri itu jauh lebih bisa diharapkan untuk memenuhi keinginan mereka
baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. Sehingga dari mereka bahkan sudah ada rencana untuk
kembali lagi
9. Banyak dari para responden yang memang mempunyai usaha dagang milik sendiri, akan tetapi
mereka sulit untuk berkembang sehingga bisa mereka jadikan sumber utama untuk memenuhi
kebutuhan hidup karena terkendalanya modal juga pengetahuan
10. Banyak dari mereka memiliki kendala di modal usaha, karna mereka hanya menggunakan
modal tabungan hasil dari menjadi PMI
11. Terdapat responden yang telah melakukan pendataan PS namun ingin di data PE padahal tidak
memiliki usaha dan menyuruh enum untuk foto kios orang, terdapat responden yang selama
merantau di lur negeri tidak mendapatkan pekerjaan lalu meminta DESBUMI untuk mebawanya
pulang Kembali ke negara asal.

Anda mungkin juga menyukai