Anda di halaman 1dari 2

CONTOH KASUS SOCIAL ENGINEERING

1. Pembajakan account Facebook


Berikut contoh yang banyak terjadi di facebook, pembajakan account facebook. Penulis menceritakan
kejadian sebenarnya dengan mengganti nama korban sebagai Fulan.Fulan bekerja sebagai kepala
sekolah di kota XYZ. Fulan menyadari bahwa facebooknya dibajak disaat pagi hari ketika dia mencoba
login. ternyata loginnya sudah terkunci karena passwordnya sudah diubah oleh orang lain.

Apa yang terjadi?

Pelaku mempelajari karakteristik dari Fulan, mulai dari tempat bekerja, kehidupan rumah tangga,
kondisi keluarga, siapa yang menjadi teman pada facebooknya untuk dijadikan korban. Lalu Pelaku
membuat sebuah skenario berdasarkan orang-orang yang menjadi teman pada facebook tersebut,
disesuaikand dengan latar belakang Fulan dan teman itu tadi. Diantaranya:
- Pelaku yang mengaku sebagai Fulan meminjam uang kepada saudara Fulan yang cukup kaya dan baik
kepada fulan selama ini. Dengan alasan Fulan dalam keadaan sedikit kesulitan saat ini, karena anaknya
baru saja sakit dan menginap di rumah sakit. Dari mana info itu didapatkan? tentu dari status2 yang ada
dari masing-masing korban.
- Pelaku mengontak Partner bisnis fulan yang cukup dekat selama ini. dst.
Beberapa hal berikut mungkin bisa menjadi hikmah dari kelemahan Fulan dalam menggunakan
facebook:
- password yang digunakan oleh Fulan mudah ditebak,
- password facebook sama dengan password emailnya, sehingga ketika salah satu diketahui, maka
facebook dan emailnya pun dapat dibajak dengan mudah.
- anggota keluarga terlalu menelanjangi kondisi keluarganya di status2 yang dituliskan di facebook

2. Penipuan kartu kredit melalui telpon dari CS


Ilustrasinya adalah sebagai berikut. Korban menerima sebuah telepon dari seseorang yang bersuara
ramah dan mengaku sebagai Customer Service tempat bank kartu kredit miliknya. Pada umumnya,
mereka beralasan untuk melakukan survei. Umpama korban bernama “Budi”, sedangkan penyerang
sebut saja “Fiktif CS”. Berikut contoh dialognya.

Fiktif CS : Halo, selamat pagi. Bisa bicara dengan Bapak Budi?


Budi : Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?
Fiktif CS : Bapak Budi, kami dari card center Bank Kaya Raya Sejahtera ingin melakukan survei mengenai
kartu kredit bapak sebab kami akan melakukan kenaikan limit untuk kartu kredit yang bapak miliki saat
ini.
(Modus tersebut bisa juga berupa perubahan sistem bank, menawarkan bonus/hadiah, mendata ulang
customer, memastikan transaksi yang dilakukan sebelumnya, meng-upgrade kartu menjadi
Gold/Platinum).
Budi : O, iya silahkan.
Fiktif CS : Tagihan Bapak Budi dialamatkan kemana?
Budi : Jl. Kesasar Gang Buntu No.13 Malang sekali.
Fiktif CS : Alamat tinggal Bapak Budi saat ini?
Budi : Jl. Uranium Niklir no.911
Fiktif CS : Tanggal lahir bapak?
Budi : 17 Agustus 1945.
Fiktif CS : Maaf Pak, nama ibu kandungnya?
Budi : Emak Guwe
Fiktif CS : Tolong sebutkan 16 digit nomor kartu kredit bapak.
Budi : Tunggu sebentar ya, saya ambil dulu dari dompet.
Fiktif CS : Silahkan.
Budi : Halo, ini nomornya: 1234 5678 9012 3456.
Fiktif CS : Tolong sebutkan 3 angka terakhir di belakang kartu Anda.
Budi : Kalo yang di belakang, 212.
Fiktif CS : Kartu kredit bapak berlaku sampai kapan?
Budi : Desember 2015
Fiktif CS : Baik Pak Budi, data Anda sudah cukup. Kartu kredit bapak akan segera kami proses. Terima
kasih atas waktunya.
Budi : Sama-sama.

Sepintas percakapan ini biasa saja dan tak ada yang mencurigakan. Itulah teknik social engineering untuk
melakukan fraud/penyalahgunaan kartu kredit. Akibatnya, data kartu kredit Pak Budi dimiliki orang lain.

Saat billing tagihan datang di bulan berikutnya, ada transaksi yang besar. Padahal Pak Budi tidak pernah
melakukan transaksi itu. Dari percakapan telpon, limit Pak Budi juga tidak naik. Baru Pak Budi sadar akan
kelalaiannya. Dari penjelasan ini, ternyata melakukan aktivitas carding bisa dilakukan dengan mudah
tanpa alat, hanya dengan modal nekat yaitu dengan teknik social engineering.

Sumber : http://triaalestarii.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai