Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ogi Nanda Raka Ade C N

NPM : 212303049
Kelas : Psikologi A

Kasus Kuis A

Klien merasakan susah tidur, lemas dan tidak bersemangat saat beraktivitas sejak
setahun belakangan ini. Namun kondisi tersebut dirasakan klien semakin mengganggu dalam
waktu empat bulan terakhir. Klien semakin susah berkonsentrasi saat bekerja dan saat
beraktivitas sehari-hari. Saat di rumah, klien merasa sangat dikuasai oleh pikiran dan emosi
negatif. Selama setahun ini, klien bekerja sebagai karyawan bagian operasional gudang di
sebuah pabrik cat. Klien mengakui cukup betah bekerja di pabrik tersebut karena kondisi
pekerjaan tidak menuntutnya untuk bertemu dengan banyak orang. Sementara di beberapa
pekerjaan sebelumnya, klien selalu merasakan tidak betah dan tidak nyaman dengan situasi
pekerjaannya, sehingga pernah lima kali berpindah tempat kerja sejak tahun 2008. Klien kerap
pindah bekerja karena mendapatkan informasi pekerjaan yang lebih baik dari kakak.
Klien lulus kuliah pada tahun 2007, setelah menempuh pendidikan strata 1 selama 7
tahun pada jurusan Manajemen. Sebelumnya selama 2 tahun klien kuliah di jurusan ekonomi
pembangunan. Klien memilih pindah jurusan karena ingin mendapatkan pacar. Ternyata
harapan klien tidak sesuai kenyataan. Klien kecewa dan tidak termotivasi untuk menyelesaikan
kuliahnya. Klien akhirnya berhasil mendapatkan pacar namun dari jurusan yang berbeda.
Belakangan diketahui alasan mengapa klien pindah jurusan. Klien tidak mampu mengikuti
kuliah dengan baik di jurusan ekonomi pembangunan, sehingga klien mencari jurusan yang
menurutnya lebih mudah, yaitu manajemen. Informasi ini diperolah dari kakak laki-laki klien.
Atas saran kakaknya pula, klien memutuskan pindah ke jurusan manajemen.
Pada tahun 2008, klien putus dengan pacarnya setelah berpacaran sekitar 1,5 tahun.
Hubungan mereka tidak direstui oleh orangtua pacarnya karena perbedaan agama. Bahkan
setelah itu, pacar klien langsung dinikahkan dengan pria lain. Klien merasa sangat kecewa,
marah, dan terpukul. Klien merasa ditinggalkan oleh pacarnya. Meski demikian, klien tidak
memilih untuk berbuat sesuatu. Klien hanya bisa mengenang kebersamaan mereka selama 1,5
tahun terakhir ini. Selama pacaran, klien merasa sangat bahagia karena memiliki seseorang
yang bisa diajak berbagi dan bercerita. Ketidakmampuan mengelola emosi membuat klien
sering merasa tidak fokus dan bingung saat mengerjakan sesuatu. Setelah putus dari pacarnya,
klien tersadar jika dirinya menghabiskan waktu 1 tahun setelah lulus hanya untuk hura-hura
saja. Bahkan klien tidak terpikir untuk segera mencari pekerjaan. Muncul perasaan menyesal
pada diri klien, apalagi dia sering menentang permintaan orangtua yang menyuruhnya segera
mencari pekerjaan. Saat itu, mulai timbul perasaan bersalah pada orangtua dan perasaan tidak
berguna sebagai anak. Setiap malam Minggu, klien kerap menangis atau bersedih. Perilaku
tersebut masih terjadi hingga sekarang. Sebabnya adalah, saat masih pacaran, klien selalu
merasa bahagia pada waktu tersebut. Sementara saat ini, klien kesepian dan hanya
menghabiskan waktu seorang diri saat malam Minggu.
Pada akhir tahun 2008, klien diajak oleh pamannya untuk bekerja di Kalimantan. Klien
hanya bertahan di sana selama dua tahun. Pada 2010, klien kembali ke Yogyakarta. Meskipun
mendapatkan gaji cukup besar (dari hasil bekerja di Kalimantan, klien bisa membeli motor
secara tunai), klien tidak betah dengan kehidupan di Kalimantan, yang menurut klien terlalu
sepi dan susah untuk mencari teman wanita. Apalagi klien masih sering teringat dengan mantan
pacarnya. Lepas dari pekerjaan di Kalimantan, klien menjadi pengangguran dan lebih sering
berdiam diri kamar. Klien kerap diingatkan oleh orangtuanya untuk segera mencari pekerjaan,
namun dirinya menentang dengan alasan ingin beristirahat dulu. Klien menganggap orangtua,
terutama ayah, tidak memahami dirinya. Klien juga menyadari bahwa dirinya masih tergantung
dengan orang tua.
Pada tahun 2011, klien sering diajak oleh sepupunya (anak dari pakde) untuk bantu-
bantu bekerja di ternak lele kepunyaannya. Klien senang meskipun hanya diupah dalam jumlah
sejdikit ditambah dengan sebungkus rokok. Namun oleh sepupunya tersebut, klien juga
dikenalkan pada dunia hitam. Klien sering diajak ke lokasi prostitusi dan mengonsumsi
minuman beralkohol. Klien ingin menolak, namun karena kesepian dan tidak enak dengan
sepupunya, klien menerima ajakan tersebut. Lama kelamaan klien malah menjadi ketagihan.
Pada akhir tahun 2013, klien tersadar jika selama ini ia terjerumus perbuatan kotor.
Klien juga tersadar jika usianya semakin tua saat melihat teman-teman seusianya sudah banyak
yang menikah dan memiliki anak. Klien menjadi sangat membenci sepupunya karena melalui
dia lah klien mengenal dunia hitam. Klien ingin sekali marah, bahkan ingin memukul
sepupunya tersebut, namun klien tidak mampu mewujudkannya. Pada saat itu, muncul
perasaan bersalah yang sangat besar pada diri sendiri dan orang lain. Klien juga mulai
membatasi aktivitas di luar rumah karena merasa malu dengan warga kampungnya. Klien
merasa dirinya dicap sebagai pemuda malas dan tidak berguna oleh warga kampung yang lain.
Klien bahkan tidak pernah menghadiri undangan hajatan warga ataupun sekadar undangan
kumpul bareng pemuda di pos ronda. Ia hanya keluar rumah saat bekerja. Pada akhir tahun
2013, klien sudah mulai bekerja di tempat kerjanya saat ini (pabrik cat).
Sekitar pertengahan tahun 2014, masalah psikologis yang dialami klien bertambah
parah. Klien tidak pernah lagi berkomunikasi dengan orangtuanya, selain hanya saat dirinya
meminta makan atau sekadar basa basi di rumah. Sepulang kerja, klien kerap berdiam diri di
kamar tanpa tujuan jelas. Aktivitas yang biasanya klien lakukan adalah memandangi langit-
langit kamar dan kemudian membiarkan pikirannya berfantasi liar tentang hidupnya. Pada saat
ini, klien sering merasa mendengarkan adanya suara-suara warga yang menyatakan dirinya
tidak berguna dan membebani orangtua saja. Suara-suara tersebut sudah didengarkan oleh klien
sejak awal 2014. Pada beberapa kesempatan, klien berkeinginan untuk bunuh diri saja, karena
merasa hidupnya tidak berharga. Cara bunuh diri yang diinginkan oleh klien adalah dengan
meminjam pistol polisi dan menembakkan peluru ke kepalanya hingga tembus.
Pada Agustus-September 2014, kondisi psikologis klien memburuk. Klien merasa
semakin tidak mampu mengendalikan pikiran-pikiran negatif yang muncul, seperti pikiran
tentang rasa bersalah, tidak punya masa depan, hingga pikiran bahwa dia sudah gila. Klien juga
terus mendengar suara-suara yang mengatakan kalau dia orang yang berdosa dan tidak mampu
apa-apa. Pekerjaannya menjadi terbengkalai karena sering tidak fokus. Kesulitan tidur yang
dialami klien juga semakin parah, hingga klien tidak dapat tidur sama sekali. Jikapun bisa tidur,
klien bangun dengan perasaan bersalah dan jantung berdetak sangat cepat. Selain itu, pikiran
bunuh diri semakin sering muncul pada diri klien. Kakak tertua klien yang mengetahui kondisi
ini, akhirnya meminta klien untuk berkonsultasi pada psikolog di Puskesmas, pada awal
September 2014.

Berdasarkan kasus diatas, tentukanlah:


1. Kapan onset gejala? (Tuliskan awal mula munculnya gejala disertai dengan
gejalanya saat itu)

Pada tahun 2008 saat itu si klien ini putus dengan pacarnya klien ini karena
tidak dapat restu oleh orang tuannya karena berbeda agama dan klien merasa selama 1
tahun putus dari pacarnya malah hura hura tidak mencari pekerjaan yang pantas, pada
saat itu juga si klien di ajak pamannya untuk bekerja di Kalimantarn membantu
pamannya dan kembali ke Yogyakarta karena tidak nyaman pada kehidupan di
Kalimantan dan selepas lepas dari pekerjaan di kalimantan klien ini pengangguran dan
memutuskan untuk beristirahat dahulu.
2. Sebutkan gejala-gejala yang muncul, dan kelompokkan pada gejala utama
maupun gejala pendukung/lainnya!
a. Gejala Utama
• Depresi
b. Gejala Pendukung
• Merasa tidak fokus dan bingung
• Muncul perasaan bersalah dan tidak berguna
• Menarik diri dari lingkungan
• Sering berdiam diri
• Membiarkan pikirannya berfantas liar
• Keinginan untuk bunuh diri
• Tidak mampumengendalikan pikiran negatif
• Kesulitan tidur
3. Apa diagnose pada kasus ini?
• Aksis I : F32.3 (Episode depresif berat dengan gejala psikotik)
• Aksis II : F60.6 (Gangguan kepribadian cemas (menghindar))
• Aksis III : Tidak ada
• Aksis IV : Menganggap orang tua tidak memahami klien dan memiliki
masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial
• Aksis V : 30-21
4. Buatlah dinamika psikologis terhadap penyebab munculnya gangguan pada
kasus ini, berdasarkan perspektif psikoanalisa, kognitif, behavior, humanistic
ataupun perspektif lain yang sesuai!

Pada kasus ini dinamika psikologis terhadap penyebab munculnya gangguan


pada kasus ini yaitu berdasarkan perspektif behavior. Pada saat klien berpacaran klien
merasa sangat bahagia karena memiliki seseorang yang dapat diajak berbagi dan
bercerita.
5. Jika anda menjadi psikolog atau konselor pada kasus ini, rekomendasi intervensi
seperti apa yang bisa diberikan?

Penggunaan intervensi person centered therapy yang berpusat pada orang


menekankan tanggung jawab dan kemampuan subjek untuk menemukan cara
menghadapi kenyataan secara lebih utuh. Manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan hidupnya sendiri. Orang dapat mengendalikan sejumlah kondisi yang
berkaitan dengan kehidupan mereka berdasarkan penilaian, interpretasi, dan reaksi
yang mereka buat. Oleh karena itu, manusia menentukan keadaannya, apakah baik atau
buruk.

Anda mungkin juga menyukai