Anda di halaman 1dari 1

Pada Bulan Januari 2020, saya melunas majukan kredit saya untuk biaya kuliah anak

serta mengganti Hp yang rusak, di saat itu lah Pihak BANK BRI menguruskan NPWP saya
karena katanya harus ada NPWP.

Pada Bulan Januari 2021, saya menerima SMS dari e-filling DJP yang isinya :
Laporkan SPT Tahunan PPH orang pribadi anda lewat e-filling sebelum 31 Maret 2021 untuk
menghindari sanksi keterlambatan Klik DJP Online Pajak go.id dari e-filling DJP.

1. Saya jadi bingung karena pemberitahuan NPWP saya No. S.874 KT/WPJ.26/KP.
0503/2020. Tidak di jelaskan apa yang menjadi tanggung jawab saya selaku wajib pajak
karena yang di kenakan Pasal PPH 29 dan PPH Final, sedangkan apa isi pasal tersebut
saya tidak tahu.
2. Saya tidak punya Hp yang canggih untuk mengaksesnya, karena Hp saya hanya Hp
murahan dan itu pun yang di kasih kawan.
3. Saya tidak tahu cara mengaksesnya karena saya tidak pernah mempergunkan internet.

Jadi ini merupakan hal yang aneh bagi saya karena saya di berikan kewajiban tapi saya
tidak tahu apa kewajiban itu dan bagaimana untuk melaksanakannya, didalam kebingungan itu
saya bertanya kepada kawan-kawan kalau ada yang bisa membantu saya untuk mengaksesnya,
saya mendatangi :

1. Saya mintak bantu kepada salah seorang pegawai BANK BRI yang mengurus NPWP
saya kalau dia bisa membantu saya, ternyata dia tidak bisa dan berkata tunggu saja
petugas lapangan datang mendata Bapak.
2. Saya mendatangi saudara/kawan pada Bulan Maret itu juga seorang pensiunan dari
Medan apakah dia bisa membantu saya mengaksesnya ternyata juga tidak bisa dan juga
dia mengatakan tunggu saja petugas datang.
3. Saya bertanya pada salah seorang Kaur Keuangan Desa kalau dia bisa membantu ternyata
dia pun tidak bisa dan berkata biasanya sewaktu kita mendaftar telah di tentukan besar
Pajak/PPH kita dan diberitahukan Tata Cara Penyetorannya karena PPH bisa di storr
melalui BANK dan Kantor POS.

Karena tidak ada yang bisa membantu saya dalam hal ini maka saya pasrah menunggu
petugas datang mendata saya dan apapun resiko akan saya hadapi, karena kebodohan dan
kemiskinan saya. Sewaktu perpanjangan kredit pada Tahun 2020 yang lalu bersamaan dengan
seorang pensiunan dari Desa Kampung Sawah Kecamatan Natal dan sama-sama keluar NPWP
kami apakah dia juga telah melaporkan NPWP nya serta telah membayar Pajak/PPH nya.

Yang jadi tanda tanya lagi sama saya ialah :


1. Kalau PPH ini di peruntukan untuk gaji saya PPH sudah di potong langsung dari gaji
sebagaimana halnya ASKES/BPJS sesuai struk gaji terlampir.
2. Kalau PPH ini di peruntukan bagi kredit yang saya ambil kenapa Pihak BANK tidak
memotong dari kredit yang di keluarkan sehingga tidak membebani nasabah.
3. Kalau PPH ini di peruntukan bagi usaha lainnya maka saya tidak punya usaha atau
penghasilan lain di luar gaji karena kredit yang saya ambil bukan untuk modal usaha tapi
untuk kepentingan kuliah anak saya.
4. Menurut pengamatan saya dilapangan masih banyak pensiunan yang tidak punya NPWP
karena mereka saya/berkecukupan sehingga tidak perlu berurusan dengan BANK.
5. Saya harus berurusan dengan BANK untuk mendapatkan kredit guna biaya kuliah anak
saya dan saya terkena peraturan BANK.

Demikian hal ini saya nyatakan dengan sebenarnya agar dapat di maklumi.

Natal, Mei 2021

ZAINAL HALIM

Anda mungkin juga menyukai