Anda di halaman 1dari 7

“Resume Peran Digital Banking Syariah Terhadap UMKM”

OLEH :

KELOMPOK

RIFANDY SUTRA MAYOSI (3021911019)

ADITYA ARYA PRATAMA (3021911028)

ERRIDHO RAMADHAN (3021911040)

RODIANSAH (3021911070)

SUHENDRI (3021911076)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ari Agung Nugroho., SE, MBA.

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG


Resume Peran Digital Banking Syariah Terhadap UMKM.

Bagaimana memulai dan membangun bank dengan segmen sasaran yaitu UMKM Aladin
adalah bank yang masih sangat baru. Awal Januari Bank Aladin ini baru saja di akuisisi dari
pemilik awalnya Maybank Group . Sebelumnya bank ini Bernama PT Bank Net Indonesia
Syariah kemudian berganti nama menjadi Bank Aladin Syariah Tbk pada 07 April 2021.
Alasan merubah nama menjadi Aladin karena bank ini merupakan brand baru , sebagai brand
baru akan sulit diperkenalkan apalagi dengan nama yang tidak mudah diucapkan . Nama
Aladin yang sangat mudah di ucapkan yaitu Aladin yang tidak hanya mudah diucapkan
namun sesuai dengan filosopi yang kita bawa. Kata Ala dan Din yang memiliki filosopi kami
bergerak atau berjalan sesuai dengan Agama. Bank Aladin sedang membangun fundamental
banknya itu sendiri dan ekosistemnya dengan bekerja sama dengan Alfamart , Halodoc,
Facebook dan Lainnya. Bank Aladin bekerja sama dengan Bank Indonesia dan OJK saat
pandemi dengan menyediakan layanan vaksinasi untuk umum . Awal 2022 tepatnya pada
akhir Bulan Januari telah diluncurkan aplikasi Aladin di Playstore dengan install rate 1 juta
lebih.

Ketika membuat sebuah bisnis simplifikasinya terbagi menjadi 3 besaran :


1. Bisnis Modal dan Strategi
2. People yang mengerjakan bisnis.
3. Infrastruktur dan Teknologi yang digunakan seperti apa.

Sebelum memulai mengindentifikasi kesempatan itu kita harus memahami marketnya itu
seperti apa .Jadi sebelum memasuki Industri ini kita harus memahami Industri Perbankan
secara general industry perbankan syariah secara spesifik dengan digital proporsition jadi kita
mencoba memahami sebenarnya Indonesia ini berada di posisi mana sih dibandingkan
dengan pasar lainnya. Pada tahun 2019 Indonesia merupakan the largest muslim population
tapi Islamic finance penetration masih sangat minim hanya 3% jauh dibawah Malaysia.
Productive age di Indonesia sangat besar, jadi sangat bagus untuk perkembangan suatu
negara menggerakan ekonomi. Penetrasi perbankan syariah masih sangat kecil mulai dari
penyedia layanan dan lainnya. Sekarang siapa yang tidak menggunakan sosial media, siapa
yang tidak menggunakan chatting apps ,khususnya anak anak muda . Dulu saat THR lebaran
digunakan untuk membeli baju atau sepatu baru . Namun jaman sekarang digunakan untuk
membeli Smartphone. Secara segmentasi yang masih underbank 77% populasi orang dewasa
di indonesia hanya memiliki limited akses ke layanan financial yang kebanyakan punya
layanan bank hanya digunakan sekali sekali saja saat gajian contohnya langsung di cash out
semua.
Begitu banyak atensi di Indonesia dari sisi financial adoption yang hanya 49% yang
mempunyai bank account dan 47% itu masih melakukan transaksi pengiriman uang non bank
dengan menggunakan retailer dan mengambil ke retailer karena tidak memiliki rekening
bank. Dan ada juga seperti beberapa pekerja di jakarta yang menstfarfer kepada 1 orang di
daerah dan dari 1 orang tersebut dibagikan ke banyak orang. Hal ini membuktikan bahwa
populasi yang banyak namun penertrasi customer bank syariah mayoritas masih unbank dan
underbank. Consumtion dari 2015 - 2020 meningkat walaupun ada slow down karena
pandemi. Apasih yang membuah SMI sangat menarik.
Pebisnis yang ada di segmen SMI dan micro seperti toko kelontong atau karyawan yang
punya side bisnis. Segmen ini sangat banyak di Indonesia sampai 98 % .
 31 % bergerak di sektor pertanian
 20% bergerak di bidang pasar dan 21% merupakan store owner .
 11% micro entrepreneur atau geek workers seperti influencer dan lainnya . ini
merupakan sesuatu yang harus di notice apakah geek workers memiliki kebutuhan
yang berbeda dengan pertanian dan lainnya.
Kemudian banyak juga yang sudah banyak menggunakan aplikasi pencatatan keuangan . Kita
lihat bahwa lebih dari 200 juta populasi di Indonesia memang membutuhkan layanan syariah
spesifik seperti ingin pergi umroh dan haji bisa juga layanan spesifik syariah seperti
kewajiban umat muslim untuk membayar zakat. Nah hal ini yang bisa dibuat oleh digital
banking syariah. Seringkali layanan bank syariah tidak semenarik atau selengkap bank umum
nasional. Disebabkan kurangnya layanan syariah dibandingkan layanan konvensional.
Sebelum Aladin memulai bisnisnya, hal pertama yang aladin coba lakukan adalah
memahami sebenernya kebutuhan konsumen itu apa sih. Sering old banking provider dengan
pokoknya jualan produk tabungan dan depositpo dan lupa kebutuhan manusia adalah kalau
saya mau membayar sekolah anak saya bagaimana sih saya membayar itu.

Understanding the Consumers


1. Pengelolaan keuangan yang rumit ,mahal dan sulit didapatkan aksesnya itukan
merupakan fungsional apalagi consumers sering mengalami hal seperti , saya
seringkali lupa membayar tagihan dan sebaginya, saya harus mengelola beberapa
rekening dan biaya untuk memindahkan uang dari rekening satu ke lainnya cukup
mahal, sulit mencapai tujuan keuangan saya, saya memperlukan layanannya tapi sulit
diaskses bagi saya.
2. Pengalaman Pembayaran Terfragmentasi seperti :
Setiap merchant menerima metode pembayaran yang berbeda- beda berapa banyak
rekening harus saya miliki ,pembayaran online yang sangat buruk, karena sangat lama
untuk mendapatkan SMS atau saya harus membuka m-banking dan memasukkan
nomor rekening.
3. Memenuhi kebutuhan keagamaan seperti
Saya harus pergi ke cabang untuk membuka tabungan haji dan menghabiskan waktu
yang kama untuk melengkapi dokumen, saya ingin memastikan saya membayar zakat
kepada entitas yang sah,namun tetap mudah dan kapan saja diperlukan
4. Interaksi sosial dan dampak positif adalah nilai utama dalam masyarakat seperti :
Terhubung dengan teman-teman dan keluarga membuat saya merasa lebih baik dan
hidup saya cukup beruntung. Saya ingin melakukan kebaikan dan membantu
masyarakat yang kurang beruntung.
5. Kompleksitas dalam menggunakan multiple products / system interfaces seperti :
Saya menginstall terlalu banyak aplikasi di smartphone dan admin kami
mengoperasikan beberapa system penjualan untuk book keeping, internet banking dan
lainnya.

Kalau saya ingin naik haji bagaimana saya melakukannya. Itulah kebutuhannya akan tetapi
untuk memenuhi kebutuhan itu kita perlu mengetahui financial instrumennya. Kita mau
menggaddres needs itu. Beberapa hal yang mereka rasakan pertama saya itu mau mengelola
uang udah sulit dan mahal.
Saya mau melakukan layanan namun layanan sulit diakses hal ini merupakan keluhan dari
konsumen dan apalagi pembayarannya terpisah seperti ada toko yang menggunakan cash
kartu atau e money apalagi saat ingin membayar online harus ke atm dahulu. Bagaimana saya
menabung untuk naik haji, ketika sudah terkumpul uangnya bagaimana saya harus mengantri
haji. Masyarakat kebingunan dengan hal ini dan tidak tahu apakah layanan yang ditemukan
terpercaya apa bukan apalagi saat kerjadian bencana alam yang memointa sumbangan namun
kita tidak tahu dan yakin apakah uang tersebut benar benar tersalurkan disana. Seberapa
generest masyarakat untuk menyumbang. Indonesia merupakan ranking 1 . jadi di indonesia
itu sangat peduli dan memiliki rasa emosional yg tinggi namun menyalurkan dana ke mereka
nya menjadi kendala.
Kebutuhan bisnis atau kendala yang terjadi pada bisnis di Indonesia
5 Kebutuhan kalian itu apa sih?

1. Bagaimana saya meningkatkan sales/penjualan.


2. Kok saya harus bayar ini itu
3. Wah demand nya tinggi nih namun ga ada biaya, gimana saya meningkatkan
penjualan disaat saya tidak ada uang
4. Waduh kok banyak administrasi thing yang ga terkontrol dengan rapi atau masih
berantakan
5. Bagaimana customer repeat order
Ini adalah 5 hal yang paling sering ditanyakan

Jadi jawabannya ada 2 paradigma


1. Untuk directly serving kita harus mempunyai apps atau web untuk directly serving
tersebut . biasanya menggunakan marketing strategi.
2. Kita mau melayani user tapi tidak melalui platform bank,saat ingin melakukan
pembayaran tidak perlu pindah aplikasi e commerce .Strateginya fokus pada menjalin
kolaborasi dan sinergi karena jika tidak menjalin kolaborasi dan sinergi kebutuhan
kebutuhan customer tidak bisa teratasi. Dengan adanya kolaborasi, misalnya bank bekerja
sama dengan e commerce dan tiketing agency, mereka sudah memiliki profile customer
yang bertransaksi di mereka naik itu end user dan seller pada e commerce platform,
growth seller itu bisa dilihat naik atau engga .

Anda mungkin juga menyukai