Anda di halaman 1dari 2

Kelangkaan Bahan Bakar Minyak

SULTENG RAYA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai ada
potensi penyelewengan BBM bersubsidi di Sulawesi Tengah, sehingga sering terjadi antrian
kendaraan di SPBU akibat tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Komite BPH Migas Wahyudi Anas, S.T usai mengisi
sosialisasi di hadapan pengurus dan anggota Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMADA Palu, di
salah satu café di Kota Palu, Ahad (12/3/2023).

Katanya, potensi penyelewengan itu ada, namun masih perlu dilihat lagi, sehingga pihak BPH
Migas saat ini telah menjalin kerjasama dengan pihak Polda Sulteng, BIN, dan BAIS untuk
memastikan penyelewengan itu ada.

Pasalnya, jika melihat dari sisi kouta sudah sangat memenuhi kebutuhan masyarakat Sulawesi
Tengah. Untuk tahun ini saja 2023, kouta solar subsidi sebanyak 145.464 Kilo liter dan telah
terdistribusi ke masyarakat sebanyak 18,92 persen sampai dengan tanggal 6 Maret 2023,
begitu juga dengan Pertalite jumlah kuotanya sebanyak 448.490 Kilo Liter dan telah
terdistribusi ke masyarakat sebanyak 16,26 persen.

Namun disisi lain, kata Wahyudi, salah satu penyebab kerap terjadi pemandangan antrian di
SPBU di Kota Palu disebabkan karena luasan SPBU terbilang kecil, hanya bisa memuat tiga
hingga empat truk, jika melebihi itu antrian truk sudah sampai di bahu jalan, ini juga katanya
harus menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus Ketua Umum IKASMADA Palu,
Abdul Kadir Karding telah memastikan telah terjadi penyelewengan dalam arti BBM subsidi
tidak tepat sasaran, karena jika melihat antara kebutuhan masyarakat dan kuota yang ada
seharusnya tidak perlu terjadi antrian di SPBU hingga berjam-jam.

Katanya, antrian itu bukan akibat kelangkaan BBM, karena jumlah kouta sudah sangat
memenuhi dari yang seharusnya dibutuhkan oleh masyarakat, namun karena BBM subsidi
itu tidak tepat sasaran, digunakan oleh pihak-pihak yang seharusnya tidak bisa menggunakan
BBM Subsidi, akibatnya masyarakat jadi korban.

“Untuk itu, saya memanggil pihak BPH Migas untuk mengecek langsung kondisi di
lapangan, jangan sampai ini terus berlarut-larut,”sebut Kadir Karding.

Anda mungkin juga menyukai