https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/kovalen
Abstract. Soil has an important role in life on earth because it supports plant life by providing nutrients and water as
well as supporting roots. One of the chemical elements that cause pollution is cadmium. The standard method for
analyzing the content of cadmium metal in the soil is using a Flame Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
referring to SNI 8910:2021. This method changes the weight content from one gram to five grams of sample to obtain
cadmium metal levels that can be detected by the instrument. Therefore, this method needs to be validated before
being used for routine analysis in the laboratory. The validation parameters are linearity, precision, accuracy, method
detection limit, and robustness. The Validation results were obtained for the linearity parameter correlation coefficient
value of r = 0.999, %RSD repeatability precision parameter of 1.51%, and the intermediate precision was obtained by
%RSD analyst 1 : 1.51% and analyst 2 : 0.82%, accuracy parameter obtained the %recovery results were (88.73-
97.01)%, the LDM parameter was obtained at 2.03 mg/kg, the robustness parameter was obtained by F-count of 1.25
and F-table of 3.40 which shows the average assay of metals Cd weighing 1, 3, 5, and 8 grams that were not
significantly different. Overall, the results of the validation show that the method of assaying cadmium metal using
Flame-AAS complies with the acceptance requirements, therefore it can be used for routine analysis in the laboratory.
Keywords: cadmium, soil, atomic absorption spectrometer, method validation
Abstrak. Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan di bumi karena mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan unsur hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Salah satu unsur kimia yang menyebabkan
pencemaran yaitu kadmium. Metode standar untuk analisis kadar logam kadmium dalam tanah menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)-Nyala mengacu pada SNI 8910:2021. Metode ini dilakukan perubahan bobot
penimbangan dari satu gram ke lima gram sampel untuk mendapatkan kadar logam kadmium yang dapat dideteksi
instrumen. Oleh karena itu, metode ini perlu dilakukan validasi sebelum digunakan untuk analisis rutin di laboratorium.
Parameter validasi yang dilakukan yaitu linieritas, presisi, akurasi, limit deteksi metode, dan robustness. Hasil validasi
diperoleh untuk parameter linieritas nilai koefisien korelasi sebesar r=0,999, parameter presisi repeatibility %RSD
sebesar 1,51%, presisi antara diperoleh %RSD analis 1 : 1,51% dan analis 2 : 0,82%, parameter akurasi diperoleh
hasil %recovery yaitu (88,73-97,01)%, parameter LDM diperoleh sebesar 2,03 mg/kg, parameter robustness
diperoleh F-hitung sebesar 1,25 dan F-tabel sebesar 3,40 yang menunjukkan rataan penetapan kadar logam Cd
dengan bobot penimbangan 1, 3, 5, dan 8 gram berbeda tidak nyata secara signifikan. Secara keseluruhan hasil
validasi menunjukkan bahwa metode penetapan kadar logam kadmium menggunakan SSA-Nyala sesuai dengan
syarat keberterimaan sehingga dapat digunakan untuk analisis rutin di laboratorium.
Kata kunci: kadmium, tanah, spektrometer serapan atom, validasi metode
Corresponding author
E-mail: tita.rosita.bz@gmail.com
https://doi.org/10.22487/kovalen.2022.v8.i3.16028
2477-5398/ © 2022 Rosita, et al. 326
This is an open-access article under the CC BY-SA license.
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3), 2022: 326-335
bahwa metode yang dipilih dan digunakan telah sampel yang berbeda. Diantara penelitian yang
sesuai dengan kriteria kesesuaian metode sudah dilakukan sebelumnya adalah validasi
pengujian secara kimia di laboratorium. metode analisis cemaran logam berat : timbal
Laboratorium harus memvalidasi metode non (Pb) dan kadmium (Cd) dengan variasi
laboratorium dan metode standar yang atom dalam sediaan obat herbal (Endah & Ali,
digunakan di luar ruang lingkup yang 2019), validasi metode analisis dan penetapan
dimaksudkan atau dimodifikasi (BSN, 2017). kadar kadmium (Cd) dalam air sungai gajah
penerima berbagai macam polutan terutama spektrofotometri serapan atom (Wea, 2018),
logam berat dan dapat digunakan sebagai serta validasi metode uji kadmium dalam air
indikator untuk mengetahui kualitas lingkungan sumur secara spektrofotometri serapan atom
hidup (Lu et al., 2010). Pencemaran lingkungan (Mulyati & Sutanto, 2016).
mempengaruhi kehidupan petani dan merusak kadar logam Cd dalam sampel tanah dengan
ekosistem lokal. Jika tanah ditanami, maka metode destruksi basah menggunakan SSA.
dalam tanaman akan menumpuk bahan kimia Metode analisis logam Cd dalam penelitiaan ini
bagi kesehatan manusia dan hewan yang penimbangan dari metode standar SNI
membutuhkan tanaman tersebut (Khasanah et 8910:2021 tentang cara uji kadar logam dalam
Kadmium (Cd) merupakan logam berat dengan metode destruksi asam menggunakan
toxic dalam tanah sebagai akibat proses SSA-Nyala atau Inductively Coupled Plasma
terhadap kesehatan hati dan ginjal apabila Metode SSA dipilih dikarenakan memiliki
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Oleh karena beberapa kelebihan diantaranya mudah
itu, untuk mengantisipasi keracunan logam digunakan, sangat cepat, biaya rendah, relatif
berat Cd di lingkungan masyarakat maka perlu sedikit gangguan, instrumen yang ringkas dan
dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kinerja yang baik (Mutu, 2020). Destruksi basah
tanah terkait logam berat Cd, karena kadar digunakan karena proses preparasinya lebih
logam berat Cd yang berlebihan atau di atas cepat dan juga suhu yang digunakan lebih
batas normal dapat menimbulkan masalah rendah sehingga mengurangi potensi bahaya.
mutu Cd dalam tanah berdasarkan Peraturan penimbangan satu gram sampel tidak
Pemerintah nomor 101 tahun 2014 adalah 3 terdeteksi oleh alat. Oleh karena itu, dilakukan
mg/kg (Pemerintah Republik Indonesia, 2014). penimbangan bobot sampel menjadi lima gram
327
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
untuk mendapatkan kadar logam Cd yang standar Cd diperoleh sebesar 0; 0,10; 0,20;
dapat terdeteksi oleh alat. Metode 0,30; 0,40; 0,50; 0,60; dan 0,70 mg/L.
pengembangan ini perlu dilakukan proses 3. Persiapan sampel
validasi sesuai dengan peraturan ISO/IEC Persiapan sampel dilakukan dengan
17025:2017 yang menyebutkan bahwa salah cara destruksi basah. Sampel tanah
satu metode yang harus divalidasi adalah ditimbang sebanyak 5 gram lalu
metode standar yang sedang dikembangkan. ditambahkan 10 mL HNO₃ 1:1 dan
Untuk parameter yang dilakukan adalah campuran dihomogenkan. Sampel tanah
linearitas, presisi, akurasi, limit deteksi metode, dipanaskan pada suhu (95 ± 5) °C selama
dan robustness. (10 – 15) menit, tanpa mendidih, kemudian
didinginkan. Lalu ditambahkan 5 mL HNO₃
METODE PENELITIAN
pekat dan dipanaskan lagi pada suhu (95 ±
Bahan dan Peralatan 5) °C selama 30 menit. Jika asap berwarna
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah coklat dan larutan masih keruh,
perkebunan sekitar perumahan, asam nitrat ditambahkan kembali 5 mL HNO₃ pekat dan
(HNO₃) 1:1, HNO₃ pekat, hidrogen peroksida dilakukan pemanasan kembali hingga
(H₂O₂) 30%, air bebas mineral, asam klorida larutan jernih dan/atau asap berwarna coklat
(HCl) pekat, kertas saring dengan ukuran pori hilang. Larutan sampel dibiarkan menguap
20 µm, dan standar induk Cd 1.000 mg/L. hingga volume 5 mL tanpa mendidih atau
Bahan kimia yang digunakan berasal dari dipanaskan sampel pada suhu 95 °C ± 5 °C
Merck-Germany. Alat yang digunakan yaitu: tanpa mendidih selama 2 jam kemudian
SSA-Nyala Shimadzu AA-7000, neraca analitik, didinginkan.
pipet mikro dan hot plate. Larutan uji ditambahkan 2 mL air bebas
mineral dan 3 mL H₂O₂ 30 % kemudian
Prosedur Penelitian dilakukan pemanasan sampai volume
Tahap persiapan sampel ± 5 mL atau dipanaskan sampel
1. Pembuatan larutan HNO3 1:1 pada suhu 95 °C ± 5 °C tanpa mendidih
Larutan HNO₃ pekat sebanyak 500 mL selama 2 jam. Ditambahkan 10 mL HCl
lalu dimasukkan ke labu ukur 1.000 mL pekat ke dalam larutan sampel dan
dengan menggunakan gelas ukur 1.000 mL lanjutkan pemanasan hingga volume larutan
dan dilarutkan dengan air bebas mineral sampel mencapai 5 mL atau dipanaskan
hingga batas tera. sampel pada suhu 95 ± 5 °C tanpa mendidih
2. Pembuatan deret standar Cd selama 15 menit, kemudian didinginkan.
Larutan standar Cd 1.000 mg/L dipipet Larutan sampel dimasukkan ke labu ukur
sebanyak (0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 35) 100 mL dan dilarutkan dengan air bebas
µL, kemudian masing-masing dimasukkan mineral hingga batas tera. Terakhir, larutan
ke labu ukur 50 mL lalu ditambahkan air sampel disaring dan filtratnya ditampung di
bebas mineral hingga tanda tera dan botol kaca. Kemudian larutan uji diukur
dihomogenkan. Konsentrasi larutan deret menggunakan SSA-Nyala pada panjang
gelombang 228,8 nm.
328
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
329
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
Absorbansi
0.35
Dari data hasil pengujian, dihitung LDM. 0.3
0.25
Hasil pengujian dapat dihitung dengan 0.2
0.15 y = 0,5980x - 0,0070
rumus sebagai berikut: r = 0,9990
0.1
x̅ 0.05
S/N= ……….(2)
SD 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
MDL=t(n-1, 1-∝=0,99) SD …….…(3)
Konsentrasi Logam Cd (mg/L)
(C3-C1)
%Recovery= x100 ……….(4) Gambar 1. Kurva linieritas deret standar
C2
logam Cd
Keterangan:
x = kadar logam Cd (mg/kg) Berdasarkan Gambar 1, diperoleh nilai
SD = simpangan baku (mg/kg)
koefisien korelasi (r) 0,999 dan persamaan
S/N = The signal to noise ratio
𝑀𝐷𝐿𝑠 = limit deteksi metode dari sampel yang regresi y = 0,598x – 0,007. Nilai r =0,999
dispike (mg/kg) menunjukkan bahwa konsentrasi Cd
𝑡(𝑛−1,∝=0,01) = nilai t-tabel α=0.01 dan derajat
bebas n-1 mempunyai hubungan yang linear dan searah.
C1 = Kadar sampel sebelum dispike (mg/kg) Semakin tinggi konsentrasi Cd, maka nilai
C2 = Konsentrasi spike (mg/kg)
absorbansi juga semakin tinggi, dan begitu juga
C3 = Kadar sampel sesudah dispike (mg/kg)
(EPA, 2016) sebaliknya. Berdasarkan persamaan regresi
5. Uji robustness tersebut diperoleh nilai intersep (a) sebesar –
Data robustness diperoleh dengan 0,007, nilai tersebut menunjukkan bahwa ketika
membandingkan konsentrasi yang terbaca konsentrasi standar Cd 0,00 mg/L maka
di alat dengan penimbang bobot sampel, absorbansinya sebesar –0,007. Nilai slope (b)
kemudian dihitung menggunakan uji sebesar 0,598 menjelaskan bahwa konsentrasi
ANOVA berpengaruh positif terhadap nilai absorbansi
yang diperoleh dan setiap konsentrasi Cd naik
HASIL DAN PEMBAHASAN satu mg/L, maka absorbansi akan naik sebesar
Logam Cd merupakan salah satu logam 0,598 kali konsentrasi.
berat dalam tanah yang berbahaya bagi
Presisi
manusia karena dalam jangka waktu Panjang
Repeatability
karena bisa terakumulasi pada tubuh. Pada
Konsep repeatability adalah kedekatan
penelitiaan ini sampel tanah dipreparasi
hasil pengujian individu dalam rangkaian
menggunakan metode destruksi basah
pengukuran dalam sampel homogen serta
kemudian dianalisis dengan menggunakan
waktu yang berdekatan dan kondisi yang sama.
SSA-Nyala.
Persen RSD menyatakan tingkat ketelitian
Linieritas analis, semakin kecil %RSD yang dihasilkan
Kurva linieritas merupakan parameter maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya
untuk menentukan hubungan linier antara (Riyanto, 2014). Berdasarkan Tabel 1, hasil uji
330
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
repeatability diperoleh rata-rata kadar logam Tabel 2. Data hasil uji presisi antara
Cd sebesar 6,42 mg/kg dengan nilai %RSD Kadar Logam Cd (mg/kg)
Ulangan
sebesar 1,51%. Hasil tersebut memenuhi Analis 1 Analis 2
syarat keberterimaan yaitu kurang dari nilai 1/2 1 6,3010 5,6541
2 6,2875 5,7588
CV Horwitz sebesar 6,05%. Hal ini
3 6,4874 5,6101
menunjukkan bahwa hasil penelitian ini 6,4093
4 5,6986
memiliki ketelitian tinggi yang ditunjukkan 5 6,5177 5,7103
dengan nilai %RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. 6 6,4568 5,6660
7 6,5174 5,6819
Tabel 1. Data hasil uji repeatability
Rata-rata 6,42 5,68
Kadar Logam SD 0,10 0,05
Ulangan Absorbansi
Cd (mg/kg) %RSD 1,51 0,82
1 0,1913 6,3010 1/2 CV
Horwitz 6,05 6,16
2 0,1909 6,2875
3 0,1968 6,4874 Berdasarkan Tabel 2, pada analis 1
4 0,1945 6,4093
diperoleh nilai %RSD sebesar 1,51% dengan
5 0,1977 6,5177
nilai 1/2 CV Horwitz sebesar 6,05%, hasil
6 0,1959 6,4568
7 tersebut memenuhi syarat keberterimaan yaitu
0,1977 6,5174
rata-rata 6,42 %RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. Pada analis 2
SD 0,10 diperoleh nilai %RSD sebesar 0,82% dengan
%RSD 1,51 nilai 1/2 CV Horwitz sebesar 6,16%, hasil
1/2 CV Horwitz 6,05 tersebut memenuhi syarat keberterimaan yaitu
%RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. Hasil penelitian pada
Adanya perbedaan hasil yang diperoleh
analis 1 dan analis 2 memiliki ketelitian yang
dari pengulangan pada pengujian sampel
tinggi dan keterulangan yang baik.
menunjukkan adanya kesalahan acak yang
kemungkinan disebabkan oleh adanya Akurasi
ketidakstabilan suhu pada saat destruksi Tingkat kedekatan hasil dari pengujian
sampel. Kesalahan acak tersebut dapat dengan nilai kadar analit yang sebenarnya
pengulangan pengukuran agar tidak terjadi Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
331
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
dilakukan sebanyak tujuh kali pengulangan. konsentrasi spike 3,50 - 8,75 mg/kg berada
Hasil uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 3. pada rentang 80-110% dan untuk konsentrasi
Berdasarkan Tabel 3, hasil pengujian spike 10,50 mg/kg berada pada rentang 90-
akurasi didapatkan rentang %recovery, yaitu 107%. Dengan demikian, pengujian ini dapat
88,73-97,01%. Rentang %recovery yang disimpulkan hasil pengukuran memiliki
diperoleh tetap memenuhi syarat kesesuaian dengan nilai yang sebenarnya.
keberterimaan yaitu %recovery untuk
332
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
konsentrasi yang sangat kecil sehingga Nilai LDM setelah dibandingkan didapatkan
tidak akan selalu menghasilkan %recovery bahwa nilai tersebut memenuhi batas
yang dapat diterima. Namun, selama keberterimaan dimana 10xLDM > spike (20,28
konsentrasi spike memenuhi persyaratan > 3,00) mg/kg, LDM < spike (2,03 < 3,00)
poin 1 dan 2, maka penentuan LDM tidak mg/kg, dan LDM < requirement (2,03 < 3,00)
perlu diulang dengan konsentrasi yang mg/kg yang menunjukkan bahwa dari data di
lebih besar. Jika %recovery terlalu kecil atas memenuhi syarat keberterimaan.
atau terlalu besar maka LDM yang
Robustness
didapatkan memiliki low bias atau high bias
Pengukuran kapabilitas dari suatu metode
pada konsentrasi rendah.
untuk tetap tidak terpengaruhi oleh adanya
Tabel 4. Data hasil uji limit deteksi variasi parameter metode yang kecil
333
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3), 2022: 326-335
dan F-tabel sebesar 3,40. Hal ini menunjukkan Hadi, A. (2010). Penentuan Batas Deteksi
Metode (Method Detection Level) dan
bahwa hasil tersebut memenuhi syarat
Batas Kuantifikasi (Limit of Quantitation)
keberterimaan yaitu F-hitung < F-tabel. Artinya, Pengujian Sulfida dalam Air dan Air
rataan penetapan kadar logam Cd dengan Limbah Dengan Biru Metilen Secara
bobot penimbangan 1, 3, 5, dan 8 gram tidak Spektrofotometri. Ecolab. 4, 55-96.
berbeda secara signifikan. Mutu, I. (2020). Perbedaan AAS dan ICP untuk
Analisis Logam.
https://www.labmutu.com/2020/08/perbed
KESIMPULAN
aan-aas-dan-icp.html, diakses 15
Hasil validasi metode penetapan kadar Desember 2022.
logam Cd dalam sampel tanah sebagai total Khasanah, S., W. Midari., dan P.
konsentrasi menggunakan Spektrofotometer Suryaminarsih. (2021). Kajian
Pencemaran Logam Berat pada Lahan
Serapan Atom (SSA)-Nyala dengan modifikasi
Sawah di Kawasan Industri Kabupaten
bobot penimbangan sampel pada parameter Sidoarjo. Jurnal Teknik Kimia. 15, 74-81.
linearitas, presisi, akurasi, LDM, dan Lu, S., H. Wang., dan J. Guo. (2010). Magnetic
robustness memenuhi syarat keberterimaan Response of Heavy Metals Pollution in
yang telah ditetapkan. Urban Soil: Magnetic Proxy Parameters as
an Indicator of Heavy Metals Pollution.
Geophysics Journal International. 171, 32-
DAFTAR PUSTAKA
35.
BSN. (2021). SNI 8910:2021 Cara Uji Kadar Mulyati, A.H., dan Sutanto. (2016). Validasi
Logam dalam Contoh Uji Limbah Padat, Metode Uji Kadmium dalam Air Sumur
Sedimen, dan Tanah dengan Metode Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Destruksi Asam Menggunakan Jurnal Ilmiah Ekologia, 16(1), 31-37.
Spektrometer Serapan Atom (SSA)-Nyala
atau Inductively Coupled Plasma Optical Pemerintah Republik Indonesia. 2014.
Emission Spectrometric (ICP-OES). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
BSN. (2017). SNI ISO/IEC 17025 “Persyaratan Kementerian Sekretariat Negara Republik
Umum Kompetensi Laboratorium Indonesia. Jakarta.
Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi”.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2021).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Endah, S.R.N. dan Ali N. (2019). Validasi No. 22 Tahun 2021 tentang
Metode Analisis Cemaran logam Berat : Penyelenggaraan Perlidungan dan
Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Variasi Oksidator secara Spektrofotometri Kementerian Sekretariat Negara Republik
Seapan Atom dalam Sediaan Obat Herbal. Indonesia. Jakarta.
Journal of Pharmacopolium, 2(3),137-142.
Pramudita, A.W. (2016). Validasi Metode
EPA. (2016). EPA 821-R-16-006 Definition and Analisis Erdostein Secara KCKT yang
Procedure for the Determination of the Digunakan Pada Validasi Pembersihan
Method Detection Limit. Edisi 2. United Peralatan Produksi Dengan Cara Usap.
States Environmental Protection Agency, [Skripsi]. Jurusan Kimia Farmasi Fakultas
Washington. Farmasi UNAIR, Surabaya.
Eurachem. (2014). The Fitness for Purpose of
Analytical Methods. Edisi ke-2.
334
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335
335