Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL

Judul Validasi Metode Penetapan Kadar Logam Kadmium (Cd) dalam


Sampel Tanah Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA)-Nyala
Penulis Tita Rosita, Dewi Arfina Prasetyo Ningrum, Yuli Yanti dan Zaekhan
Penerbit Jurnal KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 8 No.3 Hal 326-335
Tahun Terbit 2022
Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk validasi metode
analisis dalam menentukan kadar logam berat kadmium (Cd) dalam
sampel tanah. Kadmium dapat mencemari tanah dan memiliki
dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta lingkungan.
Dengan menggunakan metode destruksi basah menggunakan SSA,
penelitian ini mengembangkan metode analisis berdasarkan standar
yang ada. Metode SSA dipilih karena kelebihannya yang meliputi
kemudahan penggunaan, kecepatan, biaya rendah, dan kinerja yang
baik. Validasi dilakukan sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017 untuk
parameter seperti linearitas, presisi, akurasi, limit deteksi metode, dan
robustness. Penelitian ini bertujuan memberikan kontribusi pada
pengembangan metode analisis yang valid dan akurat untuk
pengawasan lingkungan dan kesehatan masyarakat terkait logam
berat Cd dalam tanah.
Isi Isi penelitian ini membahas pengembangan dan validasi metode
analisis untuk menentukan kadar logam berat kadmium (Cd) dalam
sampel tanah. Metode analisis yang digunakan melibatkan destruksi
basah dan SSA-Nyala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
ini memiliki linieritas yang baik, presisi tinggi dalam repeatability
dan presisi antara, akurasi yang memenuhi kriteria keberterimaan,
sensitivitas yang baik dengan LDM, serta ketahanan terhadap variasi
bobot penimbangan sampel.
Hasil Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode analisis untuk
menentukan kadar logam berat kadmium (Cd) dalam sampel tanah
menggunakan destruksi basah dan SSA-Nyala telah dikembangkan
dan divalidasi secara menyeluruh. Linieritas metode terkonfirmasi
dengan baik, dengan kurva linieritas yang sangat linear (r = 0,999).
Presisi analisis, baik dalam repeatability maupun presisi antara,
menunjukkan ketelitian yang tinggi dengan %RSD di bawah 1,51%.
Uji akurasi menunjukkan rentang %recovery antara 88,73% hingga
97,01%, memenuhi kriteria keberterimaan. Limit Deteksi Metode
(LDM) sebesar 2,03 mg/kg, menunjukkan sensitivitas yang baik
untuk mendeteksi konsentrasi Cd yang rendah. Uji robustness
menunjukkan ketahanan metode terhadap variasi bobot penimbangan
sampel, dengan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Secara
keseluruhan, metode analisis ini dapat diandalkan untuk pengukuran
kadar Cd dalam tanah dengan ketepatan, ketelitian, sensitivitas, dan
ketahanan yang baik terhadap variasi parameter.
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa metode analisis untuk menentukan kadar
logam berat kadmium (Cd) dalam sampel tanah menggunakan
destruksi basah dan SSA-Nyala telah berhasil dikembangkan dan
divalidasi. Metode ini menunjukkan linieritas yang baik, presisi
tinggi dalam repeatability dan presisi antara, akurasi yang memenuhi
standar keberterimaan, serta sensitivitas yang baik dengan Limit
Deteksi Metode (LDM) yang rendah. Uji robustness juga
menunjukkan ketahanan metode terhadap variasi bobot penimbangan
sampel. Dengan demikian, metode ini dapat dianggap handal dan
dapat digunakan secara efektif untuk analisis kadar logam Cd dalam
sampel tanah, memberikan kontribusi pada pengawasan lingkungan
dan kesehatan masyarakat terkait logam berat dalam tanah.
Kelebihan Jurnal 1. Validasi Metode Analisis: Jurnal tersebut mencakup validasi
metode analisis untuk menentukan kadar logam berat Cd dalam
tanah, yang merupakan kontribusi penting untuk memastikan
ketepatan dan keandalan hasil pengukuran.
2. Penekanan pada Sensitivitas Metode: Penggunaan metode
destruksi basah dan SSA-Nyala menunjukkan kepekaan metode
terhadap konsentrasi Cd yang rendah, yang sangat relevan dalam
analisis lingkungan.
3. Evaluasi Parameter yang Mendalam: Jurnal ini melakukan
evaluasi parameter seperti linieritas, presisi, akurasi, limit
deteksi metode, dan robustness. Pendekatan ini memberikan
gambaran mendalam tentang kualitas metode analisis yang
dikembangkan.
Kekurangan Jurnal Ketidakpastian Terkait Pengaruh Variabel Eksternal: Meskipun
robustness diuji terhadap variasi bobot penimbangan sampel,
penelitian mungkin bisa mempertimbangkan pengaruh variabel
eksternal lainnya, seperti suhu atau kelembaban laboratorium.
Kritik & Saran 1. Eksternal Validity (Validitas Eksternal): Menambahkan
sejauh mana hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi di
luar lingkungan laboratorium, seperti pada sampel tanah nyata
di lapangan.
2. Pertimbangkan Faktor Lingkungan: Mempertimbangkan
faktor-faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi hasil
pengukuran, seperti jenis tanah atau kondisi geografis, dapat
meningkatkan generalisabilitas penelitian.
3. Reproducibility: Mengevaluasi reproduktibilitas metode ini
oleh laboratorium lain sehingga dapat memberikan kepercayaan
tambahan terhadap keandalan metode tersebut.
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3), 2022: 326-335

https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/kovalen

Validasi Metode Penetapan Kadar Logam Kadmium (Cd)


dalam Sampel Tanah Menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA)-Nyala
[Validation of the Method Determination of Cadmium Metal (Cd) Using Flame
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)]
Tita Rosita1, Dewi Arfina Prasetyo Ningrum1, Yuli Yanti2, Zaekhan3
1ProgramStudi Analisis Kimia, Politeknik AKA Bogor, Jl. Pangeran Sogiri No. 283, Tanah Baru, Bogor Utara
Kota Bogor, Jawa Barat 16154
2Laboratorium Agriculture and Biology, PT Anugrah Analisis Sempurna, Jl. Raya Jakarta-Bogor No. KM 37,

Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat.


3Departemen Standardisasi dan Sertifikasi, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro, Jl. Ir. H.

Juanda No. 11 Bogor, Jawa Barat.

Abstract. Soil has an important role in life on earth because it supports plant life by providing nutrients and water as
well as supporting roots. One of the chemical elements that cause pollution is cadmium. The standard method for
analyzing the content of cadmium metal in the soil is using a Flame Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
referring to SNI 8910:2021. This method changes the weight content from one gram to five grams of sample to obtain
cadmium metal levels that can be detected by the instrument. Therefore, this method needs to be validated before
being used for routine analysis in the laboratory. The validation parameters are linearity, precision, accuracy, method
detection limit, and robustness. The Validation results were obtained for the linearity parameter correlation coefficient
value of r = 0.999, %RSD repeatability precision parameter of 1.51%, and the intermediate precision was obtained by
%RSD analyst 1 : 1.51% and analyst 2 : 0.82%, accuracy parameter obtained the %recovery results were (88.73-
97.01)%, the LDM parameter was obtained at 2.03 mg/kg, the robustness parameter was obtained by F-count of 1.25
and F-table of 3.40 which shows the average assay of metals Cd weighing 1, 3, 5, and 8 grams that were not
significantly different. Overall, the results of the validation show that the method of assaying cadmium metal using
Flame-AAS complies with the acceptance requirements, therefore it can be used for routine analysis in the laboratory.
Keywords: cadmium, soil, atomic absorption spectrometer, method validation

Abstrak. Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan di bumi karena mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan unsur hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Salah satu unsur kimia yang menyebabkan
pencemaran yaitu kadmium. Metode standar untuk analisis kadar logam kadmium dalam tanah menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)-Nyala mengacu pada SNI 8910:2021. Metode ini dilakukan perubahan bobot
penimbangan dari satu gram ke lima gram sampel untuk mendapatkan kadar logam kadmium yang dapat dideteksi
instrumen. Oleh karena itu, metode ini perlu dilakukan validasi sebelum digunakan untuk analisis rutin di laboratorium.
Parameter validasi yang dilakukan yaitu linieritas, presisi, akurasi, limit deteksi metode, dan robustness. Hasil validasi
diperoleh untuk parameter linieritas nilai koefisien korelasi sebesar r=0,999, parameter presisi repeatibility %RSD
sebesar 1,51%, presisi antara diperoleh %RSD analis 1 : 1,51% dan analis 2 : 0,82%, parameter akurasi diperoleh
hasil %recovery yaitu (88,73-97,01)%, parameter LDM diperoleh sebesar 2,03 mg/kg, parameter robustness
diperoleh F-hitung sebesar 1,25 dan F-tabel sebesar 3,40 yang menunjukkan rataan penetapan kadar logam Cd
dengan bobot penimbangan 1, 3, 5, dan 8 gram berbeda tidak nyata secara signifikan. Secara keseluruhan hasil
validasi menunjukkan bahwa metode penetapan kadar logam kadmium menggunakan SSA-Nyala sesuai dengan
syarat keberterimaan sehingga dapat digunakan untuk analisis rutin di laboratorium.
Kata kunci: kadmium, tanah, spektrometer serapan atom, validasi metode

Diterima: 16 September 2022, Disetujui: 21 Desember 2022


Sitasi: Rosita, T., Ningrum, D.A.P., Yanti, Y., dan Zaekhan. (2022). Validasi Metode Penetapan Kadar Logam Kadmium (Cd) dalam
Sampel Tanah Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)-Nyala. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3): 326-335.

 Corresponding author
E-mail: tita.rosita.bz@gmail.com
https://doi.org/10.22487/kovalen.2022.v8.i3.16028
2477-5398/ © 2022 Rosita, et al. 326
This is an open-access article under the CC BY-SA license.
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3), 2022: 326-335

LATAR BELAKANG Beberapa penelitian mengenai validasi

Validasi metode analisis merupakan metode penetapan kadmium sudah banyak

serangkaian kegiatan untuk memastikan dilakukan, namun dengan menggunakan

bahwa metode yang dipilih dan digunakan telah sampel yang berbeda. Diantara penelitian yang

sesuai dengan kriteria kesesuaian metode sudah dilakukan sebelumnya adalah validasi

pengujian secara kimia di laboratorium. metode analisis cemaran logam berat : timbal

Laboratorium harus memvalidasi metode non (Pb) dan kadmium (Cd) dengan variasi

standar, metode yang dikembangkan oleh oksidator secara spektrofotometri serapan

laboratorium dan metode standar yang atom dalam sediaan obat herbal (Endah & Ali,

digunakan di luar ruang lingkup yang 2019), validasi metode analisis dan penetapan

dimaksudkan atau dimodifikasi (BSN, 2017). kadar kadmium (Cd) dalam air sungai gajah

Lapisan permukaan tanah merupakan wong yogyakarta dengan metode

penerima berbagai macam polutan terutama spektrofotometri serapan atom (Wea, 2018),

logam berat dan dapat digunakan sebagai serta validasi metode uji kadmium dalam air

indikator untuk mengetahui kualitas lingkungan sumur secara spektrofotometri serapan atom

hidup (Lu et al., 2010). Pencemaran lingkungan (Mulyati & Sutanto, 2016).

dapat menurunkan kesehatan tanah, Pada penelitian ini, dilakukan penetapan

mempengaruhi kehidupan petani dan merusak kadar logam Cd dalam sampel tanah dengan

ekosistem lokal. Jika tanah ditanami, maka metode destruksi basah menggunakan SSA.

dalam tanaman akan menumpuk bahan kimia Metode analisis logam Cd dalam penelitiaan ini

berbahaya sehingga dapat berdampak negatif merupakan pengembangan perubahan bobot

bagi kesehatan manusia dan hewan yang penimbangan dari metode standar SNI

membutuhkan tanaman tersebut (Khasanah et 8910:2021 tentang cara uji kadar logam dalam

al., 2021). sampel limbah padat, sedimen, dan tanah

Kadmium (Cd) merupakan logam berat dengan metode destruksi asam menggunakan

toxic dalam tanah sebagai akibat proses SSA-Nyala atau Inductively Coupled Plasma

pembentukan tanah dari mineral yang Optical Emission Spectrometric (ICP-OES)

mengandung Cd. Logam Cd berisiko tinggi (BSN, 2021).

terhadap kesehatan hati dan ginjal apabila Metode SSA dipilih dikarenakan memiliki

dikonsumsi oleh makhluk hidup. Oleh karena beberapa kelebihan diantaranya mudah

itu, untuk mengantisipasi keracunan logam digunakan, sangat cepat, biaya rendah, relatif

berat Cd di lingkungan masyarakat maka perlu sedikit gangguan, instrumen yang ringkas dan

dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kinerja yang baik (Mutu, 2020). Destruksi basah

tanah terkait logam berat Cd, karena kadar digunakan karena proses preparasinya lebih

logam berat Cd yang berlebihan atau di atas cepat dan juga suhu yang digunakan lebih

batas normal dapat menimbulkan masalah rendah sehingga mengurangi potensi bahaya.

terhadap lingkungan (Sondakh, 2013). Baku Pada metode SNI 8910:2021,

mutu Cd dalam tanah berdasarkan Peraturan penimbangan satu gram sampel tidak

Pemerintah nomor 101 tahun 2014 adalah 3 terdeteksi oleh alat. Oleh karena itu, dilakukan

mg/kg (Pemerintah Republik Indonesia, 2014). penimbangan bobot sampel menjadi lima gram

327
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

untuk mendapatkan kadar logam Cd yang standar Cd diperoleh sebesar 0; 0,10; 0,20;
dapat terdeteksi oleh alat. Metode 0,30; 0,40; 0,50; 0,60; dan 0,70 mg/L.
pengembangan ini perlu dilakukan proses 3. Persiapan sampel
validasi sesuai dengan peraturan ISO/IEC Persiapan sampel dilakukan dengan
17025:2017 yang menyebutkan bahwa salah cara destruksi basah. Sampel tanah
satu metode yang harus divalidasi adalah ditimbang sebanyak 5 gram lalu
metode standar yang sedang dikembangkan. ditambahkan 10 mL HNO₃ 1:1 dan
Untuk parameter yang dilakukan adalah campuran dihomogenkan. Sampel tanah
linearitas, presisi, akurasi, limit deteksi metode, dipanaskan pada suhu (95 ± 5) °C selama
dan robustness. (10 – 15) menit, tanpa mendidih, kemudian
didinginkan. Lalu ditambahkan 5 mL HNO₃
METODE PENELITIAN
pekat dan dipanaskan lagi pada suhu (95 ±
Bahan dan Peralatan 5) °C selama 30 menit. Jika asap berwarna
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah coklat dan larutan masih keruh,
perkebunan sekitar perumahan, asam nitrat ditambahkan kembali 5 mL HNO₃ pekat dan
(HNO₃) 1:1, HNO₃ pekat, hidrogen peroksida dilakukan pemanasan kembali hingga
(H₂O₂) 30%, air bebas mineral, asam klorida larutan jernih dan/atau asap berwarna coklat
(HCl) pekat, kertas saring dengan ukuran pori hilang. Larutan sampel dibiarkan menguap
20 µm, dan standar induk Cd 1.000 mg/L. hingga volume 5 mL tanpa mendidih atau
Bahan kimia yang digunakan berasal dari dipanaskan sampel pada suhu 95 °C ± 5 °C
Merck-Germany. Alat yang digunakan yaitu: tanpa mendidih selama 2 jam kemudian
SSA-Nyala Shimadzu AA-7000, neraca analitik, didinginkan.

pipet mikro dan hot plate. Larutan uji ditambahkan 2 mL air bebas
mineral dan 3 mL H₂O₂ 30 % kemudian
Prosedur Penelitian dilakukan pemanasan sampai volume
Tahap persiapan sampel ± 5 mL atau dipanaskan sampel
1. Pembuatan larutan HNO3 1:1 pada suhu 95 °C ± 5 °C tanpa mendidih
Larutan HNO₃ pekat sebanyak 500 mL selama 2 jam. Ditambahkan 10 mL HCl
lalu dimasukkan ke labu ukur 1.000 mL pekat ke dalam larutan sampel dan
dengan menggunakan gelas ukur 1.000 mL lanjutkan pemanasan hingga volume larutan
dan dilarutkan dengan air bebas mineral sampel mencapai 5 mL atau dipanaskan
hingga batas tera. sampel pada suhu 95 ± 5 °C tanpa mendidih
2. Pembuatan deret standar Cd selama 15 menit, kemudian didinginkan.
Larutan standar Cd 1.000 mg/L dipipet Larutan sampel dimasukkan ke labu ukur
sebanyak (0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 35) 100 mL dan dilarutkan dengan air bebas
µL, kemudian masing-masing dimasukkan mineral hingga batas tera. Terakhir, larutan
ke labu ukur 50 mL lalu ditambahkan air sampel disaring dan filtratnya ditampung di
bebas mineral hingga tanda tera dan botol kaca. Kemudian larutan uji diukur
dihomogenkan. Konsentrasi larutan deret menggunakan SSA-Nyala pada panjang
gelombang 228,8 nm.

328
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

Tahap pengujian 4. Uji limit deteksi metode


1. Uji linieritas Uji LDM dilakukan dengan menyiapkan
Deret standar Cd dibuat dengan tujuh larutan contoh yang sebelumnya
konsentrasi 0; 0,10; 0,20; 0,30; 0,40; 0,50; dispike dengan larutan standar Cd dengan
0,60; dan 0,70 mg/L. Larutan uji yang telah konsentrasi 3,00 mg/kg. Preparasi sampel
disiapkan diukur absorbansinya untuk analisis LDM dilakukan minimal pada
menggunakan SSA-nyala. 3 batch dan 3 hari yang berbeda.
2. Uji presisi 5. Uji robustness
1. Repeatability Pada uji robustness dilakukan dengan
Uji presisi keberulangan dilakukan cara menganalisis kadar logam Cd pada
dengan menyiapkan tujuh larutan sampel dengan cara penimbangan bobot
blangko contoh dan tujuh larutan contoh sampel yang berbeda. Bobot sampel yang
dengan penambahan matriks standar digunakan yaitu 1, 3, 5, dan 8 gram yang
Cd dengan konsentrasi 7,00 mg/kg ke sudah dispike dengan larutan Cd dengan
sampel. Kadar rerata contoh, konsentrasi 7,00 mg/kg dan dipreparasi
simpangan baku, dan persen sebanyak tujuh kali pengulangan
simpangan baku relatif dihitung nilainya. menggunakan SSA. Kemudian diuji lebih
2. Presisi Antara lanjut dengan perhitungan statistika yaitu uji
Uji presisi antara dilakukan dengan ANOVA. Syarat keberterimaan robustness
menyiapkan tujuh larutan yang yaitu nilai F-hitung < F-tabel.
ditambahkan standar Cd dengan
Tahap pengolahan data
konsentrasi 7,00 mg/kg ke sampel. Uji
1. Uji linearitas
presisi antara dilakukan oleh analis
Berdasarkan data absorbansi yang
yang berbeda dengan waktu yang
diperoleh ditentukan nilai koefisien korelasi
berbeda.
(r), slope (b), dan intercept (a) untuk
3. Uji Akurasi
persamaan regresi y = a + bx
Uji akurasi dilakukan dengan
2. Uji presisi
menyiapkan tujuh larutan blangko sampel
Berdasarkan data kadar larutan yang
dan tujuh larutan yang sebelumnya sudah
diperoleh dihitung nilai rata-rata, simpangan
ditambahkan larutan standar Cd dengan 5
baku, % RSD, dan CV Horwitz.
tingkatan konsentrasi spiking, yaitu 50, 75,
3. Uji akurasi
100, 125, 150% dari konsentrasi standar
Konsentrasi yang diperoleh dari hasil
tengah deret standar. Larutan standar Cd
pengujian dibandingkan dengan larutan
1000 mg/L dipipet sebanyak 17,50; 26,20;
spike yang telah diketahui konsentrasinya
35,00; 43,80; dan 52,50 µL dengan
sehingga data diperoleh %recovery.
konsentrasi spike (3,50; 5,25; 7,00; 8,75;
Konsentrasi hasil pengujian dan nilai akurasi
10,50) mg/kg ke sampel. Pengulangan
dapat dihitung dengan Persamaan 1
dilakukan tujuh kali masing-masing
(Eurachem, 2014).
konsentrasi. Hasil pengukuran dihitung
(C3-C1)
persentase perolehan kembali (%recovery). %Recovery = x100 ………….(1)
C2

329
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

Keterangan : konsentrasi analit dengan absorbansi. Kurva


C1 = Kadar sampel sebelum dispike (mg/kg)
linieritas dapat dilihat pada Gambar 1.
C2 = Konsentrasi spike (mg/kg)
C3 = Kadar sampel sesudah dispike (mg/kg) 0.45
4. Uji limit deteksi metode 0.4

Absorbansi
0.35
Dari data hasil pengujian, dihitung LDM. 0.3
0.25
Hasil pengujian dapat dihitung dengan 0.2
0.15 y = 0,5980x - 0,0070
rumus sebagai berikut: r = 0,9990
0.1
x̅ 0.05
S/N= ……….(2)
SD 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
MDL=t(n-1, 1-∝=0,99) SD …….…(3)
Konsentrasi Logam Cd (mg/L)
(C3-C1)
%Recovery= x100 ……….(4) Gambar 1. Kurva linieritas deret standar
C2
logam Cd
Keterangan:
x = kadar logam Cd (mg/kg) Berdasarkan Gambar 1, diperoleh nilai
SD = simpangan baku (mg/kg)
koefisien korelasi (r) 0,999 dan persamaan
S/N = The signal to noise ratio
𝑀𝐷𝐿𝑠 = limit deteksi metode dari sampel yang regresi y = 0,598x – 0,007. Nilai r =0,999
dispike (mg/kg) menunjukkan bahwa konsentrasi Cd
𝑡(𝑛−1,∝=0,01) = nilai t-tabel α=0.01 dan derajat
bebas n-1 mempunyai hubungan yang linear dan searah.
C1 = Kadar sampel sebelum dispike (mg/kg) Semakin tinggi konsentrasi Cd, maka nilai
C2 = Konsentrasi spike (mg/kg)
absorbansi juga semakin tinggi, dan begitu juga
C3 = Kadar sampel sesudah dispike (mg/kg)
(EPA, 2016) sebaliknya. Berdasarkan persamaan regresi
5. Uji robustness tersebut diperoleh nilai intersep (a) sebesar –
Data robustness diperoleh dengan 0,007, nilai tersebut menunjukkan bahwa ketika
membandingkan konsentrasi yang terbaca konsentrasi standar Cd 0,00 mg/L maka
di alat dengan penimbang bobot sampel, absorbansinya sebesar –0,007. Nilai slope (b)
kemudian dihitung menggunakan uji sebesar 0,598 menjelaskan bahwa konsentrasi
ANOVA berpengaruh positif terhadap nilai absorbansi
yang diperoleh dan setiap konsentrasi Cd naik
HASIL DAN PEMBAHASAN satu mg/L, maka absorbansi akan naik sebesar
Logam Cd merupakan salah satu logam 0,598 kali konsentrasi.
berat dalam tanah yang berbahaya bagi
Presisi
manusia karena dalam jangka waktu Panjang
Repeatability
karena bisa terakumulasi pada tubuh. Pada
Konsep repeatability adalah kedekatan
penelitiaan ini sampel tanah dipreparasi
hasil pengujian individu dalam rangkaian
menggunakan metode destruksi basah
pengukuran dalam sampel homogen serta
kemudian dianalisis dengan menggunakan
waktu yang berdekatan dan kondisi yang sama.
SSA-Nyala.
Persen RSD menyatakan tingkat ketelitian
Linieritas analis, semakin kecil %RSD yang dihasilkan
Kurva linieritas merupakan parameter maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya
untuk menentukan hubungan linier antara (Riyanto, 2014). Berdasarkan Tabel 1, hasil uji

330
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

repeatability diperoleh rata-rata kadar logam Tabel 2. Data hasil uji presisi antara
Cd sebesar 6,42 mg/kg dengan nilai %RSD Kadar Logam Cd (mg/kg)
Ulangan
sebesar 1,51%. Hasil tersebut memenuhi Analis 1 Analis 2
syarat keberterimaan yaitu kurang dari nilai 1/2 1 6,3010 5,6541
2 6,2875 5,7588
CV Horwitz sebesar 6,05%. Hal ini
3 6,4874 5,6101
menunjukkan bahwa hasil penelitian ini 6,4093
4 5,6986
memiliki ketelitian tinggi yang ditunjukkan 5 6,5177 5,7103
dengan nilai %RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. 6 6,4568 5,6660
7 6,5174 5,6819
Tabel 1. Data hasil uji repeatability
Rata-rata 6,42 5,68
Kadar Logam SD 0,10 0,05
Ulangan Absorbansi
Cd (mg/kg) %RSD 1,51 0,82
1 0,1913 6,3010 1/2 CV
Horwitz 6,05 6,16
2 0,1909 6,2875
3 0,1968 6,4874 Berdasarkan Tabel 2, pada analis 1
4 0,1945 6,4093
diperoleh nilai %RSD sebesar 1,51% dengan
5 0,1977 6,5177
nilai 1/2 CV Horwitz sebesar 6,05%, hasil
6 0,1959 6,4568
7 tersebut memenuhi syarat keberterimaan yaitu
0,1977 6,5174
rata-rata 6,42 %RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. Pada analis 2
SD 0,10 diperoleh nilai %RSD sebesar 0,82% dengan
%RSD 1,51 nilai 1/2 CV Horwitz sebesar 6,16%, hasil
1/2 CV Horwitz 6,05 tersebut memenuhi syarat keberterimaan yaitu
%RSD ≤ 1/2 CV Horwitz. Hasil penelitian pada
Adanya perbedaan hasil yang diperoleh
analis 1 dan analis 2 memiliki ketelitian yang
dari pengulangan pada pengujian sampel
tinggi dan keterulangan yang baik.
menunjukkan adanya kesalahan acak yang
kemungkinan disebabkan oleh adanya Akurasi

ketidakstabilan suhu pada saat destruksi Tingkat kedekatan hasil dari pengujian

sampel. Kesalahan acak tersebut dapat dengan nilai kadar analit yang sebenarnya

diminimalisir dengan memperbanyak menunjukkan akurasi dari suatu pengujian.

pengulangan pengukuran agar tidak terjadi Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan

perbedaan yang signifikan. kembali (%recovery) analit yang ditambahkan


(Riyanto, 2014). Nilai %recovery yang
Presisi antara
mendekati 100% menunjukkan bahwa metode
Konsep dari presisi antara (intermediate
tersebut memiliki ketepatan yang baik.
precision) adalah untuk melihat ada atau
Metode akurasi yang digunakan pada
tidaknya pengaruh perubahan faktor tertentu
pengujian parameter akurasi yaitu
metode analisis seperti hari, peralatan, dan
menggunakan metode spiking. Uji akurasi
analis (Pramudita, 2015). Hasil analisis dihitung
dilakukan sebanyak lima tingkatan konsentrasi,
rata-rata kadar, SD, %RSD, dan kadar terukur
yaitu 50;75;100;125;150 % dari standar tengah
antara analis pertama dan analis kedua. Hasil
kurva kalibrasi dengan masing-masing
uji presisi antara dapat dilihat pada Tabel 2.

331
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

dilakukan sebanyak tujuh kali pengulangan. konsentrasi spike 3,50 - 8,75 mg/kg berada
Hasil uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 3. pada rentang 80-110% dan untuk konsentrasi
Berdasarkan Tabel 3, hasil pengujian spike 10,50 mg/kg berada pada rentang 90-
akurasi didapatkan rentang %recovery, yaitu 107%. Dengan demikian, pengujian ini dapat
88,73-97,01%. Rentang %recovery yang disimpulkan hasil pengukuran memiliki
diperoleh tetap memenuhi syarat kesesuaian dengan nilai yang sebenarnya.
keberterimaan yaitu %recovery untuk

Tabel 3. Data hasil uji akurasi

%Recovery %Recovery %Recovery %Recovery %Recovery


Ulangan
50% (%) 75% (%) 100% (%) 125% (%) 150% (%)
1 96,29 96,04 90,01 92,35 92,66
2 92,71 97,01 89,81 94,60 91,85
3 94,65 92,10 92,67 91,03 94,17
4 90,48 96,75 91,55 89,71 92,88
5 88,73 96,49 93,10 90,29 93,23
6 93,48 92,88 92,23 89,63 92,33
7 92,13 94,81 93,10 94,13 90,61
Rentang
88,73-96,29 92,10-97,01 89,81-93,10 89,63-94,60 90,61-94,17
%Recovery

Hal yang memepengaruhi % recovery hasil tersebut lebih besar daripada


yaitu kesalahan sistematis seperti konsentrasi spike yaitu 3,00 mg/kg
ketidakstabilan alat instrumen yang digunakan. sehingga memenuhi syarat
Kesalahan sistematis ini dapat diminimalisir keberterimaannya.
dengan memastikan alat instrumen yang 2. LDM < konsentrasi spike. Pada pengujian
digunakan terkalibrasi secara berkala. ini nilai LDM yaitu 2,03 mg/kg hasil tersebut
lebih kecil daripada konsentrasi spike yaitu
Limit Deteksi Metode
3,00 mg/kg, sehingga memenuhi syarat
Batas deteksi metode merupakan
keberterimaan.
konsentrasi analit yang ditentukan sesuai
3. LDM < requirement, dimana baku mutu
tahapan metode pengujian secara menyeluruh
untuk logam Cd yang tertera pada PP RI
sehingga menghasilkan signal dengan
No. 22 Tahun 2021 tentang
probabilitas 99% bahwa signal tersebut
Penyelenggaraan Perlidungan dan
berbeda dengan blangko (Hadi, 2010). Hasil uji
Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu 3,00
LDM dapat dilihat pada Tabel 4.
mg/kg. Nilai LDM yang dihasil sebesar 2,03
Berdasarkan Tabel 4, hasil pengujian
mg/kg lebih kecil daripada baku mutu
LDM diperoleh sebesar 2,03 mg/kg. Hasil LDM
logam Cd sehingga memenuhi syarat
dapat diterima bila data hasil pengukuran
keberterimaan LDM < requirement.
memenuhi syarat keberterimaan sebagai
4. The Signal to Noise ratio (S/N) bernilai
berikut:
antara 2,5 – 10.
1. 10 x LDM > konsentrasi spike. Pada
5. %Recovery berada pada rentang nilai 80-
pengujian ini 10 x LDM yaitu 20,28 mg/kg
110%. Penentuan LDM dilakukan pada

332
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

konsentrasi yang sangat kecil sehingga Nilai LDM setelah dibandingkan didapatkan
tidak akan selalu menghasilkan %recovery bahwa nilai tersebut memenuhi batas
yang dapat diterima. Namun, selama keberterimaan dimana 10xLDM > spike (20,28
konsentrasi spike memenuhi persyaratan > 3,00) mg/kg, LDM < spike (2,03 < 3,00)
poin 1 dan 2, maka penentuan LDM tidak mg/kg, dan LDM < requirement (2,03 < 3,00)
perlu diulang dengan konsentrasi yang mg/kg yang menunjukkan bahwa dari data di
lebih besar. Jika %recovery terlalu kecil atas memenuhi syarat keberterimaan.
atau terlalu besar maka LDM yang
Robustness
didapatkan memiliki low bias atau high bias
Pengukuran kapabilitas dari suatu metode
pada konsentrasi rendah.
untuk tetap tidak terpengaruhi oleh adanya
Tabel 4. Data hasil uji limit deteksi variasi parameter metode yang kecil

Kadar merupakan konsep dari robustness (Yuwono &


Konsentrasi Sampel Indrayanto, 2005). Ketahanan dievaluasi
%Recovery
Ulangan Cd Spike yang
(mg/kg) dispike
(%) dengan melakukan evaluasi parameter –
(mg/kg) parameter metode seperti bobot penimbangan
1 3,00 1,82 60,62 sampel yang bervariasi.
2 3,00 1,74 58,08
3 3,00 2,12 70,69 Pada pengujian ini metode penetapan
4 3,00 2,49 83,09 kadar Cd dalam sampel tanah diuji
5 3,00 2,90 96,57
6 3,00 3,28 109,29 ketahanannya terhadap perubahan bobot
7 3,00 3,24 108,14 penimbangan sampel yaitu 1 gram menjadi 3,
Rata-rata 2,51
SD 0,65 5, dan 8 gram. Nilai kadar Cd pada bobot 1, 3,
S/N 3,89 5, dan 8 gram dibandingkan dengan uji beda
Nilai t-tabel 3,14
LDM nyata. Hasil uji robustness dapat dilihat pada
2,03
Tabel 5.

Tabel 5. Data uji robustness

Kadar Bobot 1 Kadar Bobot 3 Kadar Bobot 5 Kadar Bobot 8


Ulangan
gram (mg/kg) gram (mg/kg) gram (mg/kg) gram (mg/kg)

1 5,7907 5,8886 5,8248 5,9990


2 5,9292 5,9403 5,7897 5,9489
3 5,7913 5,9112 5,7655 5,7998
4 5,8940 5,8241 6,0292 6,0509
5 5,9620 5,8943 6,0430 6,0033
6 5,8594 5,9289 6,0116 5,8971
5,7561
7
5,9636 5,9491 5,8818
Jumlah 40,98 41,35 41,41 41,58
n 7 7 7 7
F-hitung 1,25
F-tabel 3,40

333
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3), 2022: 326-335

Berdasarkan Tabel 5, hasil uji ketahanan Eurachem Method Validation Working


metode diperoleh nilai F-hitung sebesar 1,25 Group, Europe.

dan F-tabel sebesar 3,40. Hal ini menunjukkan Hadi, A. (2010). Penentuan Batas Deteksi
Metode (Method Detection Level) dan
bahwa hasil tersebut memenuhi syarat
Batas Kuantifikasi (Limit of Quantitation)
keberterimaan yaitu F-hitung < F-tabel. Artinya, Pengujian Sulfida dalam Air dan Air
rataan penetapan kadar logam Cd dengan Limbah Dengan Biru Metilen Secara
bobot penimbangan 1, 3, 5, dan 8 gram tidak Spektrofotometri. Ecolab. 4, 55-96.

berbeda secara signifikan. Mutu, I. (2020). Perbedaan AAS dan ICP untuk
Analisis Logam.
https://www.labmutu.com/2020/08/perbed
KESIMPULAN
aan-aas-dan-icp.html, diakses 15
Hasil validasi metode penetapan kadar Desember 2022.
logam Cd dalam sampel tanah sebagai total Khasanah, S., W. Midari., dan P.
konsentrasi menggunakan Spektrofotometer Suryaminarsih. (2021). Kajian
Pencemaran Logam Berat pada Lahan
Serapan Atom (SSA)-Nyala dengan modifikasi
Sawah di Kawasan Industri Kabupaten
bobot penimbangan sampel pada parameter Sidoarjo. Jurnal Teknik Kimia. 15, 74-81.
linearitas, presisi, akurasi, LDM, dan Lu, S., H. Wang., dan J. Guo. (2010). Magnetic
robustness memenuhi syarat keberterimaan Response of Heavy Metals Pollution in
yang telah ditetapkan. Urban Soil: Magnetic Proxy Parameters as
an Indicator of Heavy Metals Pollution.
Geophysics Journal International. 171, 32-
DAFTAR PUSTAKA
35.
BSN. (2021). SNI 8910:2021 Cara Uji Kadar Mulyati, A.H., dan Sutanto. (2016). Validasi
Logam dalam Contoh Uji Limbah Padat, Metode Uji Kadmium dalam Air Sumur
Sedimen, dan Tanah dengan Metode Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Destruksi Asam Menggunakan Jurnal Ilmiah Ekologia, 16(1), 31-37.
Spektrometer Serapan Atom (SSA)-Nyala
atau Inductively Coupled Plasma Optical Pemerintah Republik Indonesia. 2014.
Emission Spectrometric (ICP-OES). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
BSN. (2017). SNI ISO/IEC 17025 “Persyaratan Kementerian Sekretariat Negara Republik
Umum Kompetensi Laboratorium Indonesia. Jakarta.
Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi”.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2021).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Endah, S.R.N. dan Ali N. (2019). Validasi No. 22 Tahun 2021 tentang
Metode Analisis Cemaran logam Berat : Penyelenggaraan Perlidungan dan
Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Variasi Oksidator secara Spektrofotometri Kementerian Sekretariat Negara Republik
Seapan Atom dalam Sediaan Obat Herbal. Indonesia. Jakarta.
Journal of Pharmacopolium, 2(3),137-142.
Pramudita, A.W. (2016). Validasi Metode
EPA. (2016). EPA 821-R-16-006 Definition and Analisis Erdostein Secara KCKT yang
Procedure for the Determination of the Digunakan Pada Validasi Pembersihan
Method Detection Limit. Edisi 2. United Peralatan Produksi Dengan Cara Usap.
States Environmental Protection Agency, [Skripsi]. Jurusan Kimia Farmasi Fakultas
Washington. Farmasi UNAIR, Surabaya.
Eurachem. (2014). The Fitness for Purpose of
Analytical Methods. Edisi ke-2.

334
Rosita et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 8(3),2022: 326-335

Riyanto. (2014). Validasi & Verifikasi Metode


Uji Sesuai dengan ISO/IEC 17025
Laboratorium Pengujian & Kalibrasi. Edisi
1. Deepublish, Yogyakarta.
Sondakh, S. (2013). Validasi Metode Analisis
Logam Berat Pb, Cu, dan Zn Dalam Saus
Tomat X dari Pasar Tradisional L di Kota
Blitar dengan ICPS. Calyptra. 2(2), 1-16.
Wea, S.A. (2018). Validasi Metode Analisis dan
Penetapan Kadar kadmium (Cd) dalam Air
Sungai Gajah Wong Yogyakarta dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom.
[Skripsi]. Program Studi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
Yuwono, M., and G. Indrayanto. (2005).
Validation of Chromatographic Method of
Analysis. Profiles of Drug Subtances,
Excipients, and Related Methodology. 32,
243-259. https://doi.org/10.1016/S0099-
5428(05)32009-0

335

Anda mungkin juga menyukai