Anda di halaman 1dari 3

ADAT KELAHIRAN - TRADISI MELAYU

Sewaktu Mengandung

• Melenggang Perut

Upacara ini dilakukan pada wanita yang mengandung anak sulung ketika kandungan
berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Itu dilakukan oleh seorang bidan untuk membuang
geruh atau kecelakaan yang mungkin menimpa wanita hamil yang bakal bersalin dan untuk
memperbaiki posisi bayi di dalam perut.

Sewaktu Bersalin

• Potong Tali Pusat

Segera setelah bayi lahir, bidan akan menyambutnya dengan jampi dan serapah lalu
disemburkan dengan daun sirih. Setelah bayi dibersihkan, tali pusatnya akan dipotong
dengan menggunakan sembilu bambu dan dilengkapi di atas sepotong uang perak per dolar.
Di beberapa tempat tali pusat dipotong menggunakan cincin emas. Sisa tali pusat di perut
bayi akan ditambahkan kunyit dan kapur lalu dibungkus dengan daun sirih yang telah
dilayukan di atas bara api sampai tali pusat itu tanggal sendiri.

• Azan/Qamat

Kelazimannya bayi lelaki akan diazankan di kedua telinganya sementara bayi perempuan
akan diqamatkan. Biasanya, ayah atau kakek bayi tersebut akan melakukan upacara ini. Ia
bukanlah satu adat, sebaliknya lebih merupakan praktek berunsur keagamaan.

• Membelah Mulut

Upacara dimulai dengan membacakan surah Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Ini diikuti
dengan langkah mencecap atau merasakan sedikit air madu atau kurma dan ada juga yang
menggunakan emas yang dicelupkan ke dalam air pinang pada mulut bayi yang baru lahir
tersebut. Sewaktu menjalankan upacara ini, mantra mantra dibacakan. Namun demikian,
adat ini sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat Melayu hari ini.

• Berpantang

Dalam masyarakat Melayu, wanita yang telah bersalin mesti menjalani masa berpantang
yang bermaksud larangan. Sekiranya wanita tersebut melanggar pantang, mereka akan
mengalami bentan atau sakit sampingan. Selama ini wanita tersebut dilarang dari makan
apapun makanan sesuai kehendaknya atau berbuat apa-apa pekerjaan yang memerlukan
banyak gerakan. Antara makanan yang dilarang adalah yang dapat menyebabkan iritasi pada
seluruh anggota badan seperti udang, kerang, kepiting dan ikan pari serta memakan ikan
yang memiliki sengat seperti lele, sembilang dan baung karena dapat menyebabkan bisa-bisa
pada tubuh. Sebaliknya mereka dianjurkan memakan nasi dengan ikan haruan yang dibakar
atau direbus dan diizinkan minum air hangat atau susu.

Selepas Lahir

• TANGGAL PUSAT/CUCI LANTAI

Biasanya bayi yang baru lahir akan tanggal pusatnya dalam waktu seminggu. Pada saat itu,
adat cuci lantai akan diadakan. Adat ini sebaiknya dilakukan pada hari Senin atau Kamis.

Bahan-bahan yang digunakan untuk adat cuci lantai yaitu:

-Nasi kunyit dan lauk-lauk

-Seekor ayam hidup

- Paku, buah keras, asam, garam dan sirih pinang

- Hadiah untuk bidan sepersalinan pakaian

Kenduri doa selamat akan diadakan pada awal adat ini. Setelah itu bidan akan memulai
jampi serapahnya sambil memegang ayam dengan cara mengais-ngaiskan kaki ayam ke lantai
tempat wanita itu hamil. Selanjutnya lantai itu akan dibersihkan. Mak bidan akan
menjalankan keseluruhan upacara ini. Sebelum itu, si ibu dan si bayi akan dimandikan, diurut
dan dibedak. Selesai upacara tersebut, bahan yang digunakan tadi beserta sedikit uang akan
dihadiahkan kepada bidan tersebut.

• MEMBERI NAMA

Memberi Nama Menurut ajaran Islam, adalah sunat memberi nama yang memiliki maksud
yang baik untuk bayi. Biasanya jika bayi itu lelaki, nama akan diberikan sesuai nama para nabi
sedangkan untuk bayi perempuan, nama istri atau anak-anak nabi akan dipilih.

• CUKUR RAMBUT/ POTONG JAMBUL


Adat ini dilakukan pada hari ketujuh setelah dilahirkan. Ia juga disebut adat potong
jambul.Untuk menjalankan upacara tersebut beberapa kelengkapan disediakan. Sebuah
dulang berisi tiga mangkuk atau piring yang berisi air tepung tawar, beras kunyit dan bertih.
Sebiji kelapa muda dipotong bagian kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku seluang
untuk dijadikan penutup. Airnya dibuang dan diganti dengan sedikit air sejuk. Kemudian
kelapa itu diletakkan di dalam sebiji batil.

• NAIK BUAI

Selama upacara ini dilakukan bayi tersebut akan ditempatkan di dalam buaian yang
menggunakan kain songket atau batik dan dihias indah dengan bunga-bungaan. Selendang
akan diikat di kiri kanan buaian dan ditarik perlahan selama upacara berlangsung. Ketika itu
juga, nazam atau marhaban akan dialunkan oleh sekelompok pria atau wanita.bayi dikelilingi
oleh ibu bapa dan saudara mara Selanjutnya bunga telur dan bunga rampai akan dihadiahkan
kepada kelompok ini. Pada hari ini, masyarakat Melayu menjalankan adat ini serentak
dengan adat memberi nama dan adat cukur rambut.

• JEJAK TANAH /TURUN TANAH

Turun tanah berarti seorang anak kecil dilepaskan untuk menginjak tanah sebagai lambang
melanjutkan kehidupannya.

Biasanya kenduri doa selamat diadakan untuk mengiringi upacara ini. Setelah pesta selesai,
tikar dipresentasikan di depan tangga sebagai alas anak tersebut berjalan. Di atas tikar
disediakan beberapa nampan yang berisi berbagai jenis barang, termasuk makanan dan
minuman. Antara barang yang diletakkan di dalam baki itu adalah cermin, sisir, jam tangan,
gelang, cincin, rantai, bedak, kain, sepatu, gunting, bubur, air dingin dan uang. Biasanya
jumlah barang yang ditempatkan adalah ganjil. Anak tersebut akan dibiarkan memilih barang
tersebut dan dibatasi mengambil tiga barang saja.

• BERSUNAT/BERKHATAN

Adat bersunat bagi bayi perempuan biasanya dilakukan ketika bayi itu masih kecil yaitu
beberapa hari setelah dilahirkan. Namun demikian, kebanyakan anak perempuan akan
menjalani upacara ini setidaknya ketika berumur setahun atau lebih. Adat ini akan dilakukan
oleh bidan. Bagi anak lelaki, mereka akan menjalani adat bersunat atau juga disebut sunat
ketika usia mereka dalam lingkungan 8 hingga 12 tahun. Di dalam ajaran Islam, disunat atau
sunat adalah wajib karena Islam menekankan kesucian lahir dan batin. Selain itu juga, ia baik
dari segi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai