akan dikelola oleh keluarga tersebut. Menurut kepercayaannya juga daun mengkuang berduri akan digantung di bawah rumah dan kapur akan dipangkah pada tempat-tempat tertentu di dalam rumah wanita yang hendak melahirkan tadi untuk menghindari gangguan makhluk halus. Potong Tali Pusat Segera setelah bayi lahir, bidan akan menyambutnya dengan jampi dan serapah lalu disemburkan dengan daun sirih. Setelah bayi dibersihkan, tali pusatnya akan dipotong dengan menggunakan sembilu bambu dan dilengkapi di atas sepotong uang perak per dolar. Di beberapa tempat tali pusat dipotong menggunakan cincin emas. Sisa tali pusat di perut bayi akan ditambahkan kunyit dan kapur lalu dibungkus dengan daun sirih yang telah dilayukan di atas bara api sampai tali pusat itu tanggal sendiri. Azan/Qamat
Kelazimannya bayi lelaki akan diazankan di
kedua telinganya sementara bayi perempuan akan diqamatkan. Biasanya, ayah atau kakek bayi tersebut akan melakukan upacara ini. Membelah Mulut
Adat ini memiliki pengaruh budaya Hindu, namun
demikian juga ada dalam agama Islam yang menghukum sunat untuk melakukannya. Upacara dimulai dengan membacakan surah Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Ini diikuti dengan langkah mencecap atau merasakan sedikit air madu atau kurma dan ada juga yang menggunakan emas yang dicelupkan ke dalam air pinang pada mulut bayi yang baru lahir tersebut. Sewaktu menjalankan upacara ini, mantra mantra dibacakan. Namun demikian, adat ini sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat Melayu hari ini. Berpantang
Dalam masyarakat Melayu, wanita yang telah
bersalin mesti menjalani masa berpantang yang bermaksud larangan. Sekiranya wanita tersebut melanggar pantang, mereka akan mengalami bentan atau sakit sampingan. Tempoh berpantang lazimnya berlangsung selama empat puluh empat hari dikira dari hari mula bersalin dan ada juga yang berpantang selama seratus hari.