Anda di halaman 1dari 102

PERANAN SAMPOERNA RETAIL COMMUNITY (SRC) DALAM

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH


(UMKM) DI KAMPUNG SUKASARI KOTA PALEMBANG

Rizka Okta Anggraini


070210281021062

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

I Universitas Sriwijaya
SKRIPSI

HALAMAN JUDULPERANAN SAMPOERNA RETAIL COMMUNITY


DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAN
(UMKM) DI KAMPUNG SUKASARI KOTA PALEMBANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana S-1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya

RIZKA OKTA ANGGRAINI


07021281621062

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

II Universitas Sriwijaya
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

UKM merupakan sektor ekonomi yang terbuktiaberperan strategisaatau


penting dalam mengatasi akibat dan dampak krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997. Sementara itu, perusahaan kecil informal juga telah
membantu merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia selama bertahun-
tahun. Posisi strategis sektor UKM juga memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan usaha besar dan menengah. Manfaat sektor ini antara lain
kemampuan menyerap tenaga kerja dan menggunakan sumber daya lokal, serta
bisnis yang relatif fleksibel (Supriyono, 2006:1).
Salah satu bentuk usaha kecil adalah toko kelontong, kata ‘kelontong’
sendiri memangAmemiliki sejarah yang cukup lama. Kata ini merujuk kepada
alat yang mengeluarkan bunyi yang selalu dibawa oleh pedagang keliling
Tionghoa saat menjajakan barang dagangannya tempo dulu. toko kelontong
sering disebut mini market, atau dalam bahasa asing “convenience store”. Tentu
saja, toko kelontong menjual berbagai macam produk, sehingga memudahkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk toko kelontong
konvensional biasanya berupa warung di rumah atau di rumah toko.
Karena peran besar UMKM dalam pembangunan ekonomi Indonesia,
pemerintah telah memutuskan untuk mengatur kembali kebijakan ekonomi
negara dengan mempromosikan pembangunan lingkungan bisnis yang
akomodatif UMKM. Menurut Nuhun Aliani, UMKM merupakan penopang
perekonomian negara. Melalui kewirausahaan, UMKM memainkan peran
penting dalam mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan kerja,
mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat karakter
bangsa (Ariani,2013:102).
Menurut data yang dilansir dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah, kontribusi UKM melebihi separuh produk domestik bruto (PDB).
Data BPS menunjukkan pada tahun 2019, komposisi PDB terdiri dari usaha
UKM sebesar 53,32 % , usaha besar sebesar 41% , dan sektor pemerintah

Universitas Sriwijaya
2

sebesar 5,58%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap UKM mampu


menopang perekonomiannya dan perekonomian bangsa. Mikro dan UKM
cenderung memiliki keunggulan di sektor padat sumber daya dan padat karya
seperti pertanian subsisten, kehutanan, peternakan, perikanan, perdagangan dan
perumahan. UKM memiliki manfaat penciptaan nilai di sektor hotel, keuangan,
persewaan, jasa industri, dan kehutanan. Perusahaan besar memiliki keunggulan
dalam industri manufaktur, listrik, air dan gas, pertambangan dan
telekomunikasi. Hal ini membuktikan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah
dan usaha besar sebenarnya saling melengkapi. Dengan meningkatkan kinerja
UMKM dengan bahan produksi lokal tanpa mengandalkan bahan impor, maka
pembangunan ekonomi nasional akan semakin kuat (Solikatun dan Masruroh,
2018). Untuk itu perlu menjadi prioritas utama pembangunan nasional dalam
jangka panjang adalah pembangunan koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah.
Kriteria UMKM yang pertama adalah usaha kecil, yang dapat diartikan
sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan hukum, dan tentunya sesuai dengan karakteristik usaha kecil dan
pedagang besar atau toko tradisional. bisnis kecil. Situs ini 300 juta rupee,
jumlah maksimum aset bisnis adalah 50 juta rupee (tidak termasuk aset tanah
dan konstruksi). Kriteria kedua UMKM adalah usaha kecil, yang secara umum
didefinisikan sebagai usaha ekonomi dan produktif yang mandiri, milik
kelompok atau badan usaha perorangan dan bukan merupakan cabang dari
usaha induk. Usaha menengah merupakan kriteria UMKM terbaru, usaha
menengah adalah usaha dalam ekonomi manufaktur dan bukan merupakan
industri besar atau industri pusat dan merupakan divisi tidak langsung atau
langsung dari perusahaan kecil dan besar. Selain itu, perusahaan menengah
harus memenuhi aset perusahaan minimum yang disyaratkan oleh undang-
undang.
Untuk meneruskan kelanjutan dari keberadaan toko kelontong, maka
dalam hal ini diperlukan campur tangan dari perusahaan yang bersifat kemitraan
untuk ikut turut membantu mengoptimalkan pengoperasian toko kelontong yang
aktif serta dapat bersaing dengan yang ada. PT. Sampoerna tbk, melalui

Universitas Sriwijaya
3

program Sampoerna Retail Community atau SRC ialah toko kelontong yang
saat ini merupakan bagian dari program kemitraan PT SRC Indonesia Sembilan
(SRCIS), yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing toko kelontong
melalui dukungan bisnis yang berkelanjutan. Program ini tentunya sejalan
dengan masyarakat pelaku usaha tradisional untuk dapat berkelanjutan
dalam menopang perekonomian keluarganya. Sampoerna Retail Community
yang mempermudah akses untuk para mitra SRC buat dapat silih berbagi ilmu
bisnis, memperoleh data menimpa upaya promosi dan mempermudah metode
mengelola toko dengan benar. Hadir sejak tahun 2008, kini SRC sudah mulai
dikenal dan memiliki banyak mitra. Berikut ini merupakan data terkait
partisipasi masyarakat pemilik toko kelontong yang tergabung dalam mitra
SRC, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.1 Data Mitra SRC


Sumber: https://src.id/

Terlihat pada gambar 1.1 partisipasi masyarakat pemilik toko kelontong


di seluruh wilayah Indonesia mencapai lebih dari 120.000 SRC. Dilengkapi
dengan ekosistemAdigital AYO SRC, memudahkan pemilik toko kelontong
SRC untuk bersaing di era transformasi digital, sekaligus memberikan
pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan bagi pelanggan SRC.
Dimana aplikasi mobile untuk Android yang bernama Ayo SRC ini tepatnya
diluncurkan pada hari jumat tanggal 10 Mei 2019. Dimana aplikasi ini akan
memudahkan para mitra SRC Sampoerna bekerja sama untuk berbagi
informasi dan dengan cepat mendapat dukungan dari SRC Sampoerna. SRC
Sampoerna secara khusus bertujuan agar toko kelontong yang dipromosikan
oleh SRC Sampoerna dapat beradaptasi dengan perkembangan yang selalu

Universitas Sriwijaya
4

berubah saat ini. Diharapkan toko yang menjadi mitra SRC Sampoerna bisa
berkembang dan mendapatkan pelanggan yang banyak. Walaupun demikian,
partisipasi masyarakat pemilik toko kelontong dibutuhkan sebagai bentuk
peran aktif dalam menjadi mitra program SRC.
Survei awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian
Kampung Sukasari di Kota Palembang mengetahui bahwa sudah ada 7 toko
kelontong/toko tradisional yang bergabung dalam program Sampoerna Retail
Community (SRC). Di wilayah ini ada 7 toko kelontong yang bergabung
dalam program kemitraan SRC Salah satu toko kelontong yakni SRC
“Berkah” berdasarkan pembicaraan survei awal sudah bergabung selama 2
tahun dengan program SRC. Ibu Fera selaku pemilik toko kelontong
menyebutkan bahwa dengan bergabungnya di progra m ini beliau
mendapatkan kemajuan yang cukup terlihat dari segi pemasukan dan terbantu
dalam pengelolaan dagang seperti promosi dan modal.
Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di tempat yang menjadi fokus
penelitian di Kampung Sukasari, Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang
adalah melihat fasilitas yang diberikan dari program ini belum terlihat dengan
jelas, hanya ada banner SRC yang terpampang di depan toko pemilik
UMKM. Fasilitas lain berbentuk fisik yang terlihat dari program SRC ini
menurut pelaku UMKM yang sudah tergabung dalam program dapat dilihat
dari cat dinding toko yang warnanya disesuaikan berdasarkan kebutuhan
program Sampoerna Retail Community . Hal inilah yang membuat peneliti
ingin menggali data dan informasi yang lebih untuk mengetahui bagaimana
peran SRC dalam pengembangan UMKM serta untuk mengetahui fasilitas
dan manfaat apa saja yang di dapatkan oleh pelaku UMKM yang tergabung
dalam program ini. Peneliti ingin merangkum bagaimana program Samperna
Retail Community (SRC) ini berjalan, mengetahui kiat-kiat dan strategi yang
diberikan kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.
Mengingat sudah banyak sekali toko-toko swalayan dan toko -toko medern
yang memiliki lebih banyak keunggulan dan fasilitas.
Penelitian-penelitian mengenai Program Sampoerna Retail Community
sebelumnya lebih terfokus kepada mengatahui manfaat dan keuntungan bagi

Universitas Sriwijaya
5

mitra pelaku UMKM yang tergabung kedalam program tersebut (Nurdarani


dan Christian, 2020) dan penelitian lainnya adalah mengenai strategi
komunikasi dalam pemasaran yang dilakukan dalam program Sampoerna
Retail Community (Tiara, 2016). Padahal ketika tergabung ke dalam suatu
program, sangat memungkinkan mitra mendapatkan fasilitas dan kemudahan
lain yang akan di dapat selama tergabung ke dalam program Sampoerna
Retail Community . dalam penelitian kali ini, peneliti akan fokus mengkaji
apa saja upaya dan fasilitas yang diberikan SRC dalam pengembangan
UMKM terkhusus toko kelontong/tradisional. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan dengan teknik pengumpulan data secara observasi.

Universitas Sriwijaya
6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dijabarkan, maka masalah


pokok yang akan muncul dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peranan SRC
dalam pengembangan umkm toko kelontong di kota Palembang”. untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih maka rumusan masalah tersebut diturunkan
menjadi :
1. Apa yang diharapkan pelaku UMKM dalam program Sampoerna Retail
Community ?
2. Bagaimana Sampoerna Retail Community mewujudkan harapan pelaku
UMKM ?
3. Bagaimana strategi pelaku UMKM mengambangkan usahanya melalui
program Sampoerna Retail Community ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana
peran Sampoerna Retail Community (SRC) dalam upaya pengembangan UMKM
toko kelontong di kota Palembang.

1.3.2 Tujuan Khusus


Untuk mengetahui bagaimana perkembangan UMKM sejak tergabung
dalamprogram Sampoerna Retail Community Untuk mengetahui upaya dan
strategi apa yang digunakan dalam pengembangan UMKM toko kelontong
melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) .

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperbanyak bahan
referensi, bahan penelitian, dan bahan bacaan dalam pengembangan sosiologi
dalam ilmu-ilmu sosial. Serta dapat menjadi referensi dalam pengembangan
penelitian dan kajian dalam bidang toko kelontong/toko tradisional.

Universitas Sriwijaya
7

1.4.2 Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
pemikiran dalam membantu mengembangkan usaha toko tradisional atau toko
kelontong (UMKM) yang ada di Kota Palembang, serta dapat menjadi sebuah
masukan mengenai hambatan yang dialami dalam mengembangkan usaha
tersebut.

Universitas Sriwijaya
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama adalah penelitian yang diteliti oleh Setiawan dkk


(2018) dengan judul jurnal “Partisipasi Masyarakat pada Pengembangan
Agroforestri dalam Program Kemitraan di KPH Unit XIV Gedong Wan”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperbaiki sistem pengelolaan hutan di Indonesia,
karena setiap tahunnya mengalamiAeskalasi konflik sumberdaya hutan.
Diperkirakan luas wilayah hutan yang mengalami konflik mencapai 20 juta ha
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016). Maka membentuk
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah salah satu solusi yang cukup baik.
Untuk mengatasi konflik, terutama melalui program kehutanan
masyarakat. Hutan kemasyarakatan merupakan konsep pengelolaan hutan
partisipatif, dimana akses pengelolaan hutan diberikan kepada masyarakat
sehingga dapat menjadi sumber pendapatan. Meskipun telah mendapatkan izin
akses untuk ikut mengelola hutan, maysarakat akan tetap diawasi dan diberikan
binaan dalam batasan pengelolaan sehingga aktivitas pengelolaan hutan
masyarakat tetap memperhatikan kelestarian hutan. Dalam penelitian ini, peneliti
melibatkan masyarakat setempat untuk ikut terlibat langsung dalam programdan
kemudian mengukur keterlibatan partisipasi masyarakat dengan menggunakan
kuesioner. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan hanya menggunakan
metode wawancara untuk pengumpulan data dan narasumber tidak dari satu
wilayah yang dekat.
Penelitian kedua adalah penelitian yang diteliti oleh Siregar dkk (2020)
dengan judul penelitian “Peranan Pemerintahan dalam pemberdayaan usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) di Desa Laut Dendang” hasil dari penelitian ini
adalah sebuah program yang bertujuan Untuk meningkatkanaperekonomian
negara, peneliti menemukanAbahwa programAUMKM dapatAmemberdayakan
masyarakat untuk berkreasi, menciptakanAprodukAyangAdibutuhkanamasyarakat
dan mengurangiApengangguran, serta menambah kesempatan peluang pemasukan
bagi ibu-ibu. Penambangan BUMDes di pedesaan menciptakan efek eksponensial,

Universitas Sriwijaya
9

terutama di sektor ekonomi yang penuh dengan lapangan kerja dan peluang usaha.
Peluang usaha ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat
sekitar dan dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat berubah menjadi
usaha yang nyata. Akibatnya, pendapatan masyarakat meningkat dan tingkat
pengangguran menurun, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara tidak
langsung masyarakat merasakan 20% pendapatan dana BUMDES melalui
pembangunan perumahan di pedesaan serta dana tersebut dapat digunakan untuk
membangun saranaSdan prasarana di pedesaan.
Pembangunan ini untuk menyasar masyarakat setempat dalam
memperbaharui fasilitas seperti jalan desa, saluran drainase, pagar, gapura,
sanitasiSdan membangun jaringanAair bersih. Dampak program BUMDes di
Desa Laut dendang Kecamatan Perkat Seituan akan positif bagi peningkatan
ekonomi rumah tangga melalui perolehan berbagai keterampilan dan kemampuan
untuk mengembangkan kegiatan rekreasi dan modal benih untuk menambah
tingkatan ekonomi keluarga. Setelah pelatihan, banyak ibu yang menerapkan apa
yang mereka pelajari dalam pelatihan dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti
membuka toko yang menjual bahan makanan seperti kue dan kue kering dan
makanan ringan seperti kue bantal. Selain itu, BUMDes memberikan pinjaman
kepada perempuan dan pedagang di desa Laut dendang untuk mengembangkan
usahanya.
Penelitian ketiga adalah penelitian yang diteliti oleh Rini (2021) dengan
judul penelitian “Peranan lembaga Keuangan Terhadap Perkembangan UMKM
(Studi Kasus Usaha di Desa Umbulan 22 Hadimulyo Timur Metro Pusat)” yakni
permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan
suatu unit usaha. Dalam proses mengembangkan usahanya, UKM harus pandai
menarik modal yang nantinya akan menjadi tolak ukur pertumbuhan. Oleh karena
itu, selain pemerintah, dalam hal permodalan, UKM juga perlu menjalin
kerjasama dengan organisasi tertentu yang bersedia membantu. Salah satu
lembaga ini hanyalah bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi
usaha kecil menengah (UKM) dalam mengembangkan usaha ekonominya. Jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan, sedangkan sifat penelitiannya adalah
deskriptif kualitattif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan

Universitas Sriwijaya
10

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan


dokumentasi. Data yang dihasilkan dideskripsikan secara deskriptif dan dianalisis
dengan menggunakan pemikiran induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keberadaan lembaga keuangan dapat menjadi solusi atas berbagai
permasalahan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), terutama yang
diatur, menjalankan usaha dan terkendala masalah permodalan yang dapat
menghambat operasionalnya. Karena dengan bertambahnya modal maka
perusahaan juga mengalami kemajuan yaitu peningkatan pendapatan, output dan
efisiensi operasi.

Penelitian keempat adalah penelitian yang diteliti oleh Christin & Nurdiani
(2020) dalam jurnal “Implementasi Corporate Social Responsibility Program
Sampoerna Retail Community di Cisaranten Wetan Kota Bandung” dalam
penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh dari program SRC
yang diberikan kepada UKM masyarakat daerah Cisaranten Bandung dapat
membangun citra positif bagi perusahaan PT. HM Sampoerna serta untuk
mengetahui manfaat dan keuntungan bagi mitra SRC setelah bergabung dengan
Sampoerna Retail Community (SRC) di daerah Cisaranten kota Bandung. Dari
hasil analisis, menurut peneliti program-program yang disediakan oleh
Sampoerna Retail Community (SRC) dapat menguntungkan para pemilik toko
kelontong, namun untuk penggunaan program-program yang ditawarkan oleh
SRC melalui aplikasi AYO SRC belum sepenuhnya efektif mengingat beberapa
pemilik toko enggan menggunakan aplikasi tersebut dengan berbagai alasan.

Menurut peneliti, pemilik toko yang bergabung dengan SRC sudah


merasakan benefit dan mendapatkan keuntungan, dengan demikian pemilik toko
kelontong akan menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan. Dengan
terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dan PT. HM Sampoerna maka
perusahaan mendapatkan reputasi baik melalui program SRC. Melalui program
Sampoerna Retail Community (SRC) sudah berhasil mengembangkan
produktivitas dan membangun perekonomian masyarakat sekitar dengan
memberikan bantuan kepada toko kelontong dengan merubah penampilan toko
kelontong menjadi lebih rapih, bersih, terang dan menarik.

Universitas Sriwijaya
11

Penelitian kelima adalah penelitian yang diteliti oleh Putri (2021) dalam
jurnal “Peran Pembiayaan Syariah Dalam Pengembangan UMKM di Indonesia”
penelitian ini berfokus pada peranan pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga
syariah untuk membantu dalam pengembangan UMKM. Hasil dari penelitian ini
adalah tujuan UMKM untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional. Hal ini jelas terbukti bahwa
Indonesia ekonominya masih berkembang. Kemudian UMKM diharapkan
mampu menjadi tonggak penopang ekonomi. Namun pada dasarnya masih saja
ada hambatan dalam permodalan. Walaupun pemerintah sudah memberikan
alternatif melalui lembaga perbankan, kenyataanya UMKM saat ini belum
mampu menggunakan fasilitas tersebut. Berdasarkan analisis terkait, potensi atau
peran pembiayaan syariah sangat besar terhadap perkembangan UMKM.
Mengingat kekurangan dalam UMKM adalah dari segi permodalan. Dengan
adanya pembiayaan syariah menjadikan pelaku usaha memiliki modal yang lebih
besar dan pengembangan usaha dapat di lakukan sesuai dengan tujuan. Edukasi
terkait dengan pembiayaan syariah masih kurang. Banyak masyarakat yang masih
menggunakan pembiayaan dari lembaga keuangan konvensional. Sehingga
asumsi masyarakat terhadap pembiayaan adalah semakin memberatkan karna ada
tanggungan mengembalikan pokok dan margin atau bunga yang cukup besar.
Padahal sistem yang di gunakan oleh lembaga keuangan syariah dan lembaga
keuangan konvensional cukup berbeda. Dalam penelitian ini peneliti
membuktikan bahwa pelaku UMKM yang terkendala modal memerlukan peran
dari lembaga untuk berperan membantu permodalan.
Penelitian keenam adalah penelitian yang diteliti oleh Rahmad (2019)
dalam jurnal “Analisis Pengaruh Peranan Program Kemitraan Corporate Social
Responbility (CSR) PT. Semen Padang Dalam Pengembangan UMKM Sektor
Perdagangan di Kota Padang”. enelitian ini menggunakan data linier dalam
pemodelan data berupa analisis deskriptif dan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian ini, PT. Semen Padang terus melaksanakan program
ini sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan setiap tahunnya dan
mengimplementasikan aturan yang diisyaratkan oleh Kementerian Badan Usaha

Universitas Sriwijaya
12

Milik Negara. Dalam program ini, perusahaan memberikan pelayanan melalui


prosedur pengajuan kredit bagi anggota UMKM dengan syarat dan ketentuan
administrasi tertentu, serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada
anggota UMKM yang sesuai dengan bidang usaha. Melalui penelitian ini, peneliti
menunjukkan bahwa program yang dijalankan oleh PT. Semen Padang
berpengaruh positif signifikan dengan nilai 0,084, pelatihan melalui penilaian
bisnis yang dilakukan berpihak pada mitra sebesar 60%. Dampak sosial yang
ditimbulkan adalah penyerapan tenaga kerja hingga 46%. Dengan adanya program
ini membantu menaikkan jenjang pendapatan dan jenjang pekerjaan yang cukup
besar, perusahaan terus berkembang dan melalui pelatihan memperoleh inovasi-
inovasi baru, baik dalam produk maupun strategi pemasaran.
Penelitian ketujuh adalah penelitian yang diteliti oleh Hirawan &
Nugroho (2018) dalam jurnal “Strategi Pengembangan UMKM di Kabupaten
Subang”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh UMKM di Kabupaten Subang yang
seringkali kesulitan mendapatkan bantuan dana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan strategi pengembangan UMKM melalui modal ventura. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Bank Indonesia menginisiasi kebijakan untuk
mendukung proses bisnis UMKM dengan mengoptimalkan peran financial
advisor, mengatur sistem bagi hasil dan melibatkan lembaga keuangan dalam
meningkatkan perekonomian melalui UMKM. Di ketahui pula kesulitan yang di
hadapi UMKM antara lain (1) kesulitan bahan baku, (2) kesulitan dalam
pemasaran, (3) persaingan uasaha ketat, (4) kurang permodalan, (5) kurang teknis
produksiSdan keahlian, (6) kurangnya keterampilan menejerial, (7) kurangnya
pengetahuan manajemen keuangan, dan (8) iklim usaha yang kurang kondusif
(perijinan, aturan/perundangan). Oleh karena itu, untuk lebih mengembangkan
UMKM, beberapa strategi dapat ditempuh, antara lain optimalisasi peran
organisasi dalam mempromosikan dan mendukung, bagi hasil atau pendanaan
modal ventura, dan meningkatkan peran lembaga penjaminan kredit bagi UMKM.

Universitas Sriwijaya
13

Penelitian kedelapan adalah penelitian yang diteliti oleh Zikrullah dkk


(2020) dalam jurnal vol. 9 No.2 dengan judul “Efektivitas Program Corporate
Social Responsibility Terhadap Pengembangan UMKM (Studi Kasus Pada CSR
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara)”. Penelitian ini berfokus pada menganalisis
implementasi program terhadap UMKM, yang meliputi program, mengetahui
efektivitas dari program yang dilangsungkan serta mengetahui dampak dari
program terhadap peningkatan UMKM. Secara teori RSE PT. AMNT didasarkan
pada prinsip-prinsip CSR yang diungkapkan oleh Elkington (1997) dengan
memperhatikan tiga konsep terakhir atau yang kita sebut dengan konsep 3P, yaitu
profit, people, dan planet. Konsep ini bertujuan untuk membangun pembangunan
berkelanjutan antara perusahaan dan masyarakat setempat. Dari perspektif
masyarakat pelaksana CSR PT. AMNT mampu menciptakan lapangan kerja baru
dengan memberdayakan masyarakat lokal sebagai peserta komersial dengan
menciptakan grup perusahaan yang beranggotakan 5 hingga 10 orang. Dampak
pelaksanaan program pengembangan masyarakat (PPM) yang dilaksanakan CSR
PT. AMNT melalui bagian pengembangan masyarakat telah memberikan dampak
yang sangat baik dan dirasakan langsung oleh para pelaku usaha UMKM di
wilayah pertambangan, sehingga masyarakat dapat mandiri dan tidak terlalu
bergantung pada usaha, karena masyarakat memiliki visi masa depan ketika
datang ke masalah pasca-UXO. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode post positivistik karena berlandaskan pada filsafat
post positivisme.
Penelitian kesembilan adalah penelitian yang diteliti oleh Saadiah (2019)
dengan judul “Peran Lembaga Keuangan Terhadap Pengembangan UMKM di
Kota Malang”. Penelitian ini merujuk pada mengkaji dan menganalisi peran LKM
terhadap pengembangan UMKM. Hasil analisis menunjukkan tingkat kesesuaian
dengan kepetingan pelaku UMKM sebesar 100,37%. Adapun strategi yang dapat
dilakukan agar dimasa mendatang perannya semakin meningkat diantaranya :
Pemberdayaan Sumber Daya Mnausia SDM secara internal, Monitoring LKM
Kota Malang, Tekhnologi dalam pengelolaan, Intensitas komunikasi antara
pengurus LKM. Adapun hasil dari penelitian ini adalah peran Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) di Kota Malang melalui kualitas kinerja pelayanan yang dilakukan

Universitas Sriwijaya
14

terhadap kepentingan pelaku UMKM memiliki peran yang sangat baik, dengan
rata-rata tingkat kesesuaian 100,37%. Rata-rata tingkat kinerja LKM terhadap
UMKM adalah 4,15. Strategi usaha yang dilakukan setiap LKM yaitu
meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi karyawan LKM
dalam mengawasi dan mendampingi setiap kegiatan usaha anggota. Penelitian ini
menggunakan data kualitatif dan kuantitatif dan lokasi penelitian ditentukan
secara sengaja (purposive sampling).
Penelitian kesepuluh adalah penelitian oleh Nabila Ghassani (2015)
dengan judul penelitian “Kemitraan Pengembangan UMKM (Studi Deskriptip
Tentang Kemitraan PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) Unit Gresik Pengembangan
UMKM Kabupaten Gresik)”. Berdasarkan penyajian dan analisis data, hasil
penelitian oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ini adalah kemitraan PT.
Secara keseluruhan, Unit PJB Gresic dinilai belum optimal dalam melaksanakan
program CSR dan belum sesuai dengan Kepmen BUMN No. Kep236/2003 dan
SE/433/MMBU/2003 tentang Kemitraan dan Bina Lingkungan. Ada beberapa
faktor yang mengahambat pelaksanaan program CSR yaitu secara internal dan
eksternal. Faktor penghambat secara internal adalah keterbatasan pengetahuan
Sumber Daya Manusia (SDM), kurangnya pemahaman tentang program CSR, dan
masyarakat yang belum bisa menjalankan usaha secara mandiri. Sedangkan faktor
penghambat secara eksternal adalah kurangnya koordinasi antara stakeholder
selama proses pelaksanaan, kurangnya transparansi anggaran yang dipakai untuk
program CSR, kurangnya intensitas pengawasan terhadap mitra binaaan. Secara
metode penelitian terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan diteliti,
perbedaan yang mencolok justru terlihat pada hasil penelitian yang ternyata
menghasilkan data yang memperlihatkan bahwa adanya kegagalan dalam
pelaksanaan program CSR.

Universitas Sriwijaya
15

Tabel 2.1
Tinjauan Pustaka Penelitian
No Nama Peneliti Judul Perbedaan Penelitian Persamaan Penelitian

1. Febryano & Partisipasi Masyarakat -Menggunakan -Metode


Bintoro (2018) pada Pengembangan Metode Penelitian pengambilan data
Agroforestri dalam Kuantitatif dilakukan dengan
Program Kemitraan di wawancara
KPH Unit XIV
Gedong Wani -Penentuan Sampel
menggunakan
purposive sampling
2. Siregar dkk Perananan -Fokus Penelitian -Metode Penelitian
(2020) Pemerintahan kualitatif
dalamanyapemberday
aan usahaAmikro
kecil dan menengah
(UMKM) di Desa
LautaDendanginaja
3. Rini (2021) Peranan lembaga - fokus penelitian -Deskriptif
Keuangan Terhadap mengacu pada Kualitattif
Perkembangan permasalahan
UMKM (Studi Kasus modal usaha -Metode
Usaha di Desa pengumpulan data
Umbulan 22 dengan wawancara
Hadimulyo Timur
Metro Pusat)
4 Christin & Implementasi -Fokus penelitian -Teknik
Nurdiani Corporate Social mengacu pada pengumpulan data
(2020) Responsibility penilaian citra melalui wawancara
Program Sampoerna perusahaan dan observasi
Retail Community di dimasyarakat
Cisaranten Wetan -Metode penelitian
Kota Bandung kualitatif

5. Putri (2021) Peran Pembiayaan -Fokus Penelitian -Metode penelitian


Syariah Dalam mengacu pada kualitatif
Pengembangan hambatan modal
UMKM di Indonesia dalam -Metode
pengembangan pengumpulan data
UMKM dengan wawancara

Universitas Sriwijaya
16

No Nama Peneliti Judul Perbedaan Penelitian Persamaan Penelitian


6. Rahmad (2019) AnalisissasasasPenga -Fokus penelitian -Metode penelitian
ruh Perananangis mengacu pada kualitatif
Program Kemitraan keberhasilan program
Corporate Social yang dilakukan
Responbility (CSR)
PT.Semen Padang
Dalaman
Pengembangan
UMKM Sektor
Perdagangannya di
Kota Padang
7. Zaenal Hirawan Srategi -Fokus penelitian -Menggunakan
& Hadi Nugroho Pengembangan mengacu pada metode deksriptif
(2018) UMKM di strategi kualitatif
Kabupaten Subang pengembangan
UMKM

8. Zikrullah, Efektivitas Program -Fokus penelitian -Menggunakan


Nuringwahyu & Corporate Social mengacu pada metode penelitian
Hardati (2020) Responsibility dampak dan kualitatif
Terhadap efektivitas program
Pengembangan -Menganalisis
UMKM (Studi Kasus perkembangan
Pada CSR PT. UMKM
Amman Mineral
Nusa Tenggara)
9. Saadiah (2019) Peran Lembaga -Menggunakan data -Menganalisi peran
Keuangan Terhadap kuantitatif dalam pengembangan
Pengembangan UMKM
UMKM di Kota
Malang
10 Ghassani (2015) Kemitraan -Fokus penelitian -Metode penelitian
. Pengembangan lebih kepada berhasil yang digunakan
UMKM (Studi atau gagalnya
Deskriptip Tentang program CSR
Kemitraan PT. PJB
(Pembangkit Jawa
Bali) Unit Gresik
Pengembangan
UMKM Kabupaten
Gresik)
Sumber : Jurnal Ilmiah Diolah Peneliti (2021)

Tabel 2.1 tentang penelitian pendahuluan terkait menunjukkan bahwa


bidang studi utama dari penelitian pendahuluan berbeda. Mulai dari fokus
partisipasi dalam suatu program sampai strategi dalam mengefesienkan

Universitas Sriwijaya
17

program. Metode penelitian untuk jurnal terkait terutama menggunakan


metode penelitian kualitatif, tetapi dalam kebanyakan kasus strategi penelitian
studi kasus digunakan. Selain itu, ada beberapa penelitian yang menggunakan
teknik penelitian kuantitatif. Selanjutnya semua survei pendahuluan yang
relevan dilakukan di kota atau kabupaten, tetapi kota atau kabupaten yang
digunakan sebagai lokasi survei berbeda. Kemudian, terdapat beberapa
perbedaan yang berkaitan dengan teori berdasarkan kajian yang ada.
Secara umum perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya terkait
dengan penelitian peneliti ini adalah fokus penelitian yang menitikberatkan
pada bagaimana program SRC berperan dalam perkembangan toko kelontong
UMKM di Palembang. Selain itu, fokus penelitian adalah mengejar mitra
UMKM di pasar makanan yang terlibat dalam program SRC.
Masih sedikit sekali dan jarang penelitian atau jurnal umum yang
membahas mengenai Sampoerna Retail Community (SRC). Dalam penelitian
kali ini peneliti akan menganalisis dan menuliskannya dalam bentuk tulisan
ilmiah peran dan program serta upaya apa yang diberikan program SRC ini
untuk ikut mengembangakan UMKM dalam bidang toko
tradisional/kelontong di Kota Palembang.

Universitas Sriwijaya
18

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Peran
Peran adalah seperangkat tindakan yang diharapkan orang lain dari
seseorang, berdasarkan posisi mereka dalam sistem. Mereka yang
menjalankan hak dan kewajibannya berarti telah berperan (Berry, 2003:105-
106).
Menurut Betran yang diterjemahkan oleh Taneko (1986: 23) mengatakan
bahwa peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
memangku status atau kedukukan tertentu”. dalam hal ini penjelasan secara
makro berdasarkan teori peran ini adalah peran merupakan kegiatan
organisasi yang berkaitan dengan menjalankan tujuan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Menurut Biddle dan Thomas (dalam Arisandi, 2003: 112) Peran adalah
seperangkat formulasi yang membatasi perilaku yang diharapkan dari
pemegang posisi tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu di rumah
diharapkan memberi nasehat, memberi penilaian, dan menjatuhkan sanksi.
Selanjutnya, Biddle dan Thomas membagi istilah menjadi empat kelompok :
1. Siapa saja yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi sosial.
3. Kedudukan aktor/pelaku dalam perilaku.
4. Kaitan antara aktor dan perilaku.

Adapun aspek- aspek peran menurut Biddle &Thomas (dalam Sarwono


2015: 217-220) adalah :
1. Expectation (harapan)
contohnya seperti harapan masyarakat terhadap sebuah lembaga yang
seyogyanya mampu berperan dalam masyarakat.
2. Norm (norma)
a. Harapan bersifat meramalkan (anticipatory) : harapan tentang sesuatu
yang akan terjadi.

Universitas Sriwijaya
19

b. Harapan Normatif (prescribed role expectation) : keharusan yang harus


menyertai sebuah peran.
3. Performance (wujud perilaku) : peran diwujudkan dalam perilaku yang
nyata, bukan hanya sekedar harapan.
4. Evaluation (penilaian) dan Sanction (sanksi) : Penilaian peran memberikan
kesan positif/negatif berdasarkan harapan masyarakat terhadap peran
yang bersangkutan. Sanksi, di sisi lain, adalah upaya orang untuk
mempertahankan kesan positif atau mengubah kesan negatif menjadi
positif.

Gross, Mason, dan McEachern dalam buku Berry (2005 : 224) Peran
didefinisikan sebagai seperangkat harapan yang ditempatkan pada orang-
orang yang menempati status sosial tertentu. Dapat dikatakan bahwa harapan
tersebut merupakan keseimbangan norma sosial dan ditentukan oleh norma
sosial. Dengan kata lain, kita harus melakukan apa yang diharapkan
masyarakat di tempat kerja..
Menurut Horton dan Hunt (dalam buku Berry, 2003 :107) Peran adalah
tindakan yang diharapkan dari seseorang dengan status. Berbagai peran yang
diikuti Merton dan dikaitkan dengan status disebut set peran. Dalam arti luas,
organisasi masyarakat, juga disebut struktur sosial, ditentukan oleh sifat
peran-peran ini, hubungan antara peran-peran ini, dan distribusi sumber daya
yang langka di antara orang-orang yang memainkannya. Setiap masyarakat
memiliki struktur sosial yang berbeda karena masyarakat yang berbeda
merumuskan, mengatur, dan menghargai kegiatan dengan cara yang berbeda.
Jika peran berarti perilaku yang diharapkan dari seseorang dengan status
tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku aktual dari orang yang
melakukan peran itu (David Berry, hlm.107)
Menurut Levinson (Berry 2003:108), bahwa peranan itu mencakup tiga
hal yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang melekat pada kedudukan atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat, peran dalam pengertian ini adalah seperangkat
aturan yang menjadi pedoman seseorang dalam masyarakat.

Universitas Sriwijaya
20

b. Peran adalah konsep tentang apa yang dapat dilakukan seorang individu
dalam masyarakat sebagai sebuah organisasi.
c. Peran adalah konsep tentang apa yang dapat dilakukan seorang individu
dalam masyarakat sebagai sebuah organisasi.

Selain itu, peran dikatakan memiliki dua jenis harapan. Salah satunya
adalah harapan komunitas pemilik peran atau kewajiban pemilik peran, dan
yang lainnya adalah harapan pemilik peran komunitas atau orang-orang yang
dia miliki untuk memenuhi peran atau kewajibannya. Dalam pandangan
David Berry, peran dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat,
sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola peran yang saling
terkait.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan
aspek dinamis berupa tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang
atau badan atau lembaga yang menempati atau memangku posisi tersebut.
Maka peneliti akan menggunakan teori Biddle dan Thomas karna terdapat
kesinambungan dengan penelitian yang akan diteliti.

Universitas Sriwijaya
21

2.2.2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Kemudian diadopsi oleh TAP MPR NO.XVI-/RI1998 di bawah UUD
1945. Kedudukan, peran dan kemungkinan strategis untuk membuat struktur
ekonomi lebih seimbang, berkembang dan berkeadilan. Sejak Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1999, definisi UMKM diubah menjadi Pasal 20
Undang-Undang Usaha Kecil dan Menengah, Pasal 1 Tahun 2008 karena
status perkembangan yang dinamis, dan definisi UMKM adalah sebagai
berikut :
1) Usaha mikro adalah perusahaan produktif yang dimiliki oleh orang
perseorangan dan/atau pemilik tunggal yang memenuhi standar usaha
mikro yang diatur dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produksi yang otonom yang
dimiliki, dikuasai oleh orang perseorangan atau badan usaha selain
anak perusahaan, cabang perusahaan, atau bagian langsung atau tidak
langsung dari perusahaan yang dilaksanakan oleh usaha menengah
atau usaha besar. Usaha kecil yang dicakup oleh undang-undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produksi otonom yang
dimiliki dan dikendalikan oleh orang perseorangan atau organisasi
bisnis yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan, atau secara langsung atau tidak langsung merupakan
bagian dari perusahaan, dari suatu usaha kecil atau besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau penjualan setiap tahun. Sesuai dengan
undang-undang ini.
4) Perusahaan besar adalah perusahaan yang efisien secara ekonomi yang
dilakukan oleh badan usaha dengan kekayaan bersih atau kinerja
penjualan tahunan yang lebih tinggi daripada perusahaan menengah,
termasuk perusahaan publik atau swasta, usaha patungan dan
perusahaan asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Universitas Sriwijaya
22

5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.

INDIKATOR UU UMKM PP UMKM


Pembagian jenis UMKMaaaasdikelompokkanaaberdasarkan Usaha kecil diklasifikasikan berdasarkan
UMKM kekayaanobersih atau pendapatan tahunan. modal kerja atau pendapatan tahunan.
Kekayaan bersih adalah jumlah kekayaan Modal usaha adalah modal dan modal
setelah dikurangi hutang atau kewajiban hutang yang digunakan untuk
menjalankan usaha.

Jumlah
Kekayaan Bersih 1. Usaha Mikro: paling banyak Rp50 juta 1. Usaha Mikro: paling banyak Rp1
atau Modal miliar
Usaha 2. Usaha Kecil: > Rp.50 juta – paling
banyak Rp.500 juta 2. Usaha Kecil: > Rp.1 miliar – paling
banyak Rp5 miliar
3. Usaha Menengah: > Rp.500 juta –
paling banyak Rp.10 miliar 3. Usaha Menengah: > Rp.5 miliar–
paling banyak Rp.10 miliar
Diluar tanah dan bangunan tempat usaha.
Diluar tanah dan bangunan tempat usaha.
Hasil dari
Penjualan 1. Usaha Mikro: paling banyak Rp.300juta 1. Usaha Mikro: paling banyak Rp2
Tahunan miliar
2. Usaha Kecil: > Rp.300 juta – paling
banyak R.p2,5 miliar 2. Usaha Kecil: > Rp2 miliar – paling
banyak Rp.15 miliar
3. Usaha Menengah: >Rp.2,5 miliar –
paling banyak Rp.50 miliar 3. Usaha Menengah: > Rp.15 miliar –
paling banyak Rp.50 miliar

Tabel 2.2.2
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Universitas Sriwijaya
23

2.3 Sampoerna Retail Community (SRC)

Perusahaan adalah suatu organisasi-yang-didirikanooleh orang


perseorangan, kelompok orang perseorangan, atau badan lain yang kegiatannya
untuk memenuhi dan mendistribusikan kebutuhan hidup manusia. Mengingat
persaingan dunia usaha di era globalisasi yang semakin kompetitif, diharapkan
usaha kecil dan menengah sekalipun dapat ikut serta dan ngotot dalam berbagai
persaingan. Jika sebuah perusahaan tidakadapat mempertahankanaposisinya di
masyarakat, cepat atau lambat ia akan kalah dalam persaingan dan jatuh. Untuk
itu, perusahaan membutuhkan strategi komunikasi dan konsepapemasaran yang
tepat agar tetap hidup dalam mencapai tujuannya (Rendra, 2011:1).
Berangkat dari kesuksesan yang Sampoerna capai saat ini, berbagai
program telah diluncurkan, salah satunya dijalankan oleh PT. HM Sampoerna
Tbk merupakan program Sampoerna Retail Community (SRC). Lebih dikenal
dengan Sampoerna Retail Community atau SRC, adalah program pembinaan
bagi calon pengecer yang terpilih sebagai mitra Sampoerna dan dikelompokkan
ke dalam komunitas untuk kegiatan promosi. SRC merupakan bagian yang
sangat penting dari PTHM Sampoerna Tbk. SRC merupakan mitra strategis PT.
HM Sampoerna Tbk. bertujuan untuk mengembangkan SRC baik dari segi
jaringan maupun keunggulan program, dengan Sampoerna memimpin
konsorsium.
Sampoerna dimulai pada tahun 2008 dengan hanya 57 toko kelontong
sederhana di Medan dan kemudian pindah ke toko kelontong modern dengan
keinginan untuk terus tumbuh dan memenuhi kebutuhan semua pelanggan SRC.
Berkembang dan terus belajar. Dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan produk
digital untuk mengatasi kebutuhan sembako dan sekitarnya.
Sampoerna Retail Community (SRC) adalah program pembinaan toko
kelontong yang dipilih untuk bermitra dengan Sampoerna, disatukan oleh
komunitas yang bertujuan untuk mengembangkan toko kelontong potensial.
Program SRC jadi senjata PT HM Sampoerna Tbk untuk mendukung bisnis
UMKM Indonesia. Atas dasar hal tersebut maka PT HM Sampoerna Tbk

Universitas Sriwijaya
24

(Sampoerna) terus mendorong penambahan jumlah UMKM di Indonesia


melalui Sampoerna Retail Community (SRC).
Saat ini Sampoerna adalah komunitas grosir terbesaradenganalebihAdari
120.000Atoko grosir di seluruh Indonesia. 6.000 anggota SRC Paguyuban, yang
berbagi ilmu dan memberikan pengalamanAdalam meningkatkan-daya saing
toko kelontong dan memajukan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk
kepentingan Indonesia. Sejak beberapa tahun pertama, jalur perdagangan
tradisional Indonesia pada dasarnya telah ditentukan oleh produsen, grosir, toko
kelontong/pelanggan eceran. Di era transformasi digital, salah satu penopang
perekonomian Indonesia, jalur perdagangan tradisional Indonesia harus
dilestarikan. Menyaksikan perkembanganya erastransformasi digital yang
semakinadinamis, AYO SRC hadir untuk menemani dan membawa semua lini
jalur perdagangan tradisional untuk perkembangan era ekonomi yang semakin
digital.
Menurut Indeks Perusahaan, 57% pemilik toko kelontong SRC adalah
pelaku usaha, atau perempuan, yang memiliki izin berwirausaha .
ProgramaSRC juga turut membantu dalam meningkatkan penjualan bagi
pemilik toko kelontong SRC sebesar 54%. Lebih dari 90% pemilik toko
kelontong SRC percaya bahwa berpartisipasi dalam SRC dapat membantu
kesuksesan keluarga mereka. Melalui local Community, SRC berperan nyata
dalam mendukung pengembangan usaha UMKM di sekitarnya. Kontribusi SRC
Cruisery Store terhadap bahan baku UKM di seluruh Indonesia setara dengan
Rs 5,7 triliun per tahun, atau 0,24% dari nilai nasional UMKM E`2019.
(Https://.www.src.id)

Universitas Sriwijaya
25

2.4 Bagan Kerangka Pemikiran

Bagan 2.4
Kerangka Pemikiran

Sampoerna Retail Community (SRC)

Biddle & Thomas

Aspek dinamis berupa tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh


seseorang atau badan atau lembaga yang menempati atau memangku
posisi tersebut berdasarkan dengan harapan, norma, wujud perilaku,
evaluasi dan sanksi.

Harapan pelaku UMKM terhadap Sampoerna Retail


Community (SRC)

Peranan Sampoerna Retail Community (SRC)


DalamPengembangan UMKM di Kota Palembang

Keterangan :
Sumber Data : (dalam Sarwono 2015: 217-220) Diolah Oleh Peneliti (2021)
: Alur Berpikir

------- : Batasan Penelitian

Universitas Sriwijaya
26

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini digunakan sebagai sebuah


rancangan dan susunan penelitian yang dirancang dengan sedemikian rupa,
sehingga peneliti mampu mendapatkan jawabn dari setiap pertanyaan penelitian
mengenai “Peranan Sampoerna Retail Community (SRC) Dalam Pengembangan
UMKM di Kota Palembang”. Khususnya, jawaban pertanyaan mengenai
bagaimana peran SRC dalam pengembangan UMKM serta mendapatkan
jawaban mengenai upaya dan strategi apa saja yang dilakukan dalam program
SRC guna mengembangkan UMKM di kota Palembang (Silalahi, 2009:180).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menjelaskan peran
Sampoerna Retail Community (SRC) dalam pengembangan UMKM di kota
palembang dalam bentuk kata-kata dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang terbuka mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian kualitatif dalam
penelitian ini digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami peran dari SRC
dalam pengembangan UMKM di kota Palembang. Dalam mengeksplorasi dan
memahami hal tersebut, peneliti akan menggunakan cara berpikir induktif yang
berfokus pada repsresentasi peran Sampoerna Retail Community (SRC) dalam
pengembangan UMKM di kota Palembang. Serta, berfokus untuk memahami
upaya dan strategi apa yang dilakukan dalam pengembangan UMKM
(Creswell,2016:4-5)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap suatu objek yang akan
diteliti melalui data yang telah terkumpul dan berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku atau tindakan yang diamati dalam masyarakat
(Sugiyono, 2011).

Universitas Sriwijaya
27

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti untuk menjangkau dimana data


yang akan diteliti menjadi data yang lebih akurat. Pada penelitian kali ini
dilakukan di Wilayah Soekarno Hatta Kecamatan Alang-alang Lebar Kampung
Sukasari Kota Palembang. Memilih lokasi penelitian ini karena :
1. Lokasi penelitian ini diambil dengan pertimbangan Kampung Sukasari
merupakan daerah yang padat pemukim dan hal ini merupakan salah
satu kriteria yang sesuai dari program SRC.
2. Adanya toko tradisional/kelontong yang ada di wilayah kampung
Sukasari dan masyarakat kampung Sukasari cenderung lebih banyak
bertansaksi jual beli di toko tradisional/kelontong.

3.3 Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang,
lembaga atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
peristiwa tersebut (Raharjo, 2013: 3).
Strategi penelitian studi kasus juga merupakan strategi penelitian di mana
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan
(Creswell, 2016: 19). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi
penelitian studi kasus, yang bertujuan untuk memahami dan menjelaskan secara
mendalam dan rinci mengenai penelitian tentang Peranan Sampoerna Retail
Community (SRC) Dalam Pengembangan UMKM di Kota Palembang dengan
waktu yang sudah ditentukan.

Universitas Sriwijaya
28

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi dan mengarahkan


pelaksanaan suatu penelitian. Menurut Sugiyono, Fokus penelitian merupakan
domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial (Tria, 2018
: 32). Fokus penelitian merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang
terkait dari situasi sosial yang didasarkan pada tingkat kepentingan dan masalah
yang akan diselesaikan (Sugiyono, 2013: 208). Fokus penelitian dimaksudkan
agar peneliti tidak keluar dari masalah penelitian yang telah ditetapkan. Hal ini
dilakukan peneliti agar tetap fokus pada masalah yang sudah ditentukan untuk
diteliti. Sehingga dengan penetapan fokus penelitian, peneliti dapat membuat
keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan data mana yang
dibuang (Moleong, 2005: 94). Maka fokus penelitian dalam penelitian ini
adalah Peranan Sampoerna Retail Community (SRC) Dalam Pengembangan
UMKM di Kota Palembang. Kemudian, diturunkan menjadi beberapa
pertanyaan penelitian, seperti yang ada di tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Fokus Penelitian
Fokus Penelitian Indikator Arah Pertanyaan
Peran Sampoerna Retailm 1. Expectation (harapan) 1. Apa yang diharapkan pelaku UMKM dalam program
Community dalam Pengembangan Sampoerna Retail Community ?
2. Norm (norma)
2. Bagaimana Sampoerna Retail Community
UMKM ?
a. Harapan bersifat mewujudkan harapan pelaku UMKM ?
meramalkan (anticipatory) 3. Apakah dengan tergabung kedalam program
Sampoerna Retail Community pelaku UMKM dapat
b.Harapan bersifat normatif lebih berkembang pesat ?
(prescribed role expectation)
Tindakan dan upaya yang diberikan Performance 1. Fasilitas apa saja yang di berikan dalam program
dalam program Sampoerna Retail (wujud perilaku) Sampoerna Retail Community kepada pelaku
UMKM ?
Community dalam Pengembangan 2. Strategi yang di dapatkan dari program Sampoerna
UMKM Retail Community kepada pelaku UMKM ?
3. Apakah pelaku UMKM diberikan pelatihan dagang
secara modern ?

Penilaian terhadap program 1. Evaluation ( penilaian) 1. Manfaat yang dirasakan ketika bergaung dalam
Sampoerna Retail Community program Sampoerna Retail Community ?
2. Sanction (sanksi) 2. Kemudahan apa yang dirasakan ketika bergabung
menurut pelaku UMKM Yang dalam program Sampoerna Retail Community ?
tergabung dalam program 3. Apa dampak yang dirasakan masyarakat sekitar
tentang adanya program Sampoerna Retail Community
?

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2021

Universitas Sriwijaya
29

3.5 Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata, tindakan, dan
selebihnya data tambahan seperti data dari jurnal-jurnal penelitian, Koran,
majalah dan dokumen. Menurut Lofland dan Loafland, sumber data yang utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya (Moelong, 2014 : 157). Jenis
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data utama berupa hasil wawancara/pembicara dan tindakan serta
diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informasi
penelitian dan pihak-pihak terkait yang mampu memberikan keterangan
dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan fokus
masalah penelitian.
2. Data Sekunder
Data yang mendukung data primer atau data penunjang yang berhubungan
dengan permasalahan peneliti. Sumber data sekunder diperoleh dari
dokumen, buku, jurnal, e-book atau dari sumber pendukung dari pihak
intansi terkait dalam penelitian ini adalah pegawai yang terlibat dalam
program Sampoerna Retail Community (SRC).

3.6 Kriteria Penentuan Informan

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan


bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar datatau informasi dapat
diperolehnya. Dalam penelitian sangat penting bagi peneliti untuk menentukan
informan dan bagaimana peneliti mendapatkan informan. Dalam penelitian ini
peneliti sudah memahami masalah umum penelitian serta memahami pula
anatomi masyarakat dimana penelitian tersebut dilaksanakan. Sehingga
penelitian ini menggunakan prosedur purposif yang merupakan salah satu
strategi menentukan informan yang paling umum di dalam penelitian kualitatif,
yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan ssuai dengan

Universitas Sriwijaya
30

kriteria penelitian terpilih relevan dengan masalah penelitian tertentu (Bungin,


2014: 107-108).
1. Informan Utama :
Informan utama adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar masalah penelitian.Adapun kriteria informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Laki-laki atau perempuan yang memiliki toko kelontong dengan
banner Sampoerna Retail Community (SRC).
b. Staff atau pegawai toko yang terlibat dalam Program Sampoerna
Retail Community (SRC)
c. Toko kelontong yang kurang lebih sudah berjalan selama 2 tahun.
d. Masyarakat pelaku UMKM adalah penduduk yang bermukim di
wilayah Kampung Sukasari Kota Palembang.
e. Masyarakat pelaku UMKM sudah menjalani program Kemitraan SRC
kurang lebih 6-12 bulan lamanya.
2. Informan Pendukung :
Informan pendukung sebagai significant other atau orang-orang yang
mengerti keseharian informan, mereka adalah informan pendukung yang
dapat menjadi sumber informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih
lengkap.
a. Pelaku UMKM, seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan
informan utama seperti suami/istri, kerabat keluarga, tetangga.
b. Anggota atau pegawai yang berkaitan dengan perusahaan PT. HM.
Sampoerna Tbk. dan mengerti mengenai program Sampoerna Retail
Community (SRC).
c. Anggota masyarakat yang telah dewasa dan cakap hukum sesuai
dengan KUH Perdata Pasal 330 yaitu berusia 21 tahun dan telah
menikah serta tinggal minimal satu tahun di kawasan Kampung
Sukasari yang mengetahui serta memahami tentang program SRC.

Universitas Sriwijaya
31

3.7 Peranan Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai perencana,


pengumpul data, dan penganalisis data hingga pencetus penelitian. Selain itu,
peranan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen yang
mengatur jalannya penelitian. Mulai dari pembuatan rancangan penelitian,
mencari data kelapangan, analisis data, dan penulisan hasil penelitian. Oleh
sebab itu, kehadiran peneliti dan keterlibatan peneliti sangat diperlukan. Pada
penelitian kualitatif menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti yang terlibat
secara aktif dengan participant karena penggalian data yang dilakukan
peneliti yaitu dengan cara wawancara dan juga observasi dan juga
menggunakan alat perekam jika diizinkan oleh informan. Dengan peran
tersebut peneliti tetap harus berusaha mengidentifikasi bias, nilai, dan latar
belakang pribadi peneliti agar tidak mempengaruhi peneliti dalam proses
interpretasi (Creswell, 2014).

3.8 Unit Analisis Data

Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan


sebagai subjek penelitian. Bisa juga diartikan sebagai.sesuatu yang berkaitan
dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis data pada penilitian ini
ialah toko kelontong/toko tradisional yang tergabung dalam program
Sampoerna Retail Community (SRC) di Kampung Sukasari Kecamatan Alang-
Alang Lebar Kota Palembang.

3.9 Teknik Pengumpulan Data

TeknikPpengumpulan dataPmerupakan langkah yangPpenting dalam


sebuahPpenelitian, karena untukPmen dapatkan tujuan utamaPdari sebuah
penelitian.PPengumpulan data jugaPakan berpengaruh sampaiPpada ke tahap
berikutnya. Teknik yang bertujuan untuk mengumpulkan data lalu digunakan
dalam penelitian. Adapunnbeberapa teknik pengumpulan data.dalam penelitian
sebagaiLberikut :

Universitas Sriwijaya
32

1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada informan kemudian mencatat dan merekam jawaban-
jawaban dari informan (Creswell, 2016:267). Teknik wawancara yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam secara umum adalah proses penelitian dengan cara tanya jawab
sembil bertatap muka antara peneliti dengan informan. Wawancara
dilakukan secara intensif dan berulang-ulang dengan menggunakan
pedoman wawancara yang akan disiapkan nantinya oleh peneliti untuk
prosea penggalian informasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
kebebasan informan dalam mendefinisikan dari dan lingkungannya dengan
menggunakan istilah-itilah informan sendiri mengenai fenomena yang
diteliti serta tidak sekedar menjawab pertanyaan. Proses dalam mendapatkan
data dengan metode wawancara melalui pertemuan langsung yang dilakukan
sesuai dengan waktu dan tempat yang disetujui oleh informan.
2. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan yang
dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian untuk mengamati perilaku dan
aktivitas individu (Bungin, 2014:118). Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi non partisipan, yaitu
peneliti melakukan penelitian dengan cara tidak melibatkan diri dalam
interaksi dengan objek penelitian dan tidak memposisikan diri dalam
kelompok yang diteliti. Observasi dilakukan dengan melakukan pencarian
data dan referensi melalui mdia internet dan jurnal-jurnal atau bacaan terkait
dengan SRC dan toko kelontong/toko tradisional, serta melakukan observasi
di lapangan untuk mengetahui lebih detail.
3. Dokumentasi
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
catatan peristiwa yang sudah berlalu, baik berbentuk tulisan, gambar
maupun karya-karya monumental dari seseorang. Data yang dikumpulkan
dengan teknik dokumentasi merupakan data sekunder yang berguna untuk

Universitas Sriwijaya
33

melengkapi data primer (Sugiyono, 2013: 240). Dokumentasi dalam


penelitian ini digunakan untuk mempelajari sumber-sumber terkait, seperti
buku-buku panduan yang berkaitan dengan fokus penelitian. Misalnya,
buku-buku, jurnal penelitian, dan artikel yang membahas mengenai peranan
sebuah lembaga dalam upaya pengembangan UMKM maupun buku-buku
lainnya yang berhubungan langsung maupun tidak langsung terhadap fokus
penelitian. Serta, arsip-arsip pribadi dan laporan penelitian yang sudah ada,
sehingga dapat menunjang pelaksanaan penelitian. Dalam proses
pengambilan dokumentasi untuk penelitian ini, peneliti mengambil potret
ketika melakukan observasi awal dan saat melakukan wawancara dengan
informan terkait.

3.10 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Teknik pemerikasaan dan keabsahan data dalam penelitian ini


menggunakan teknik triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Validitas
kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian
dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. (Creswell, 2016: 284). Peneliti
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan cara sebagai
berikut:
1. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi ini merupakan pengujian kredibilitas data dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dari sumber-sumber yang berbeda itu kemudian dideskripsikan,
dikategorikan, dicari kesamaan maupun perbedaan, serta spesifikasi dari
sumber-sumber tersebut. Data kemudian dianalisis oleh penelliti untuk
menghasilkan suatu kesimpulan yang selanjutnya dimintaai kesepakatan
(member check) kepada ketiga sumber tersebut. Peneliti akan
mewawancarai para pelau UMKM yang tergabung dalam program
Sampoerna Retail Community. Kemudian, peneliti akan mengkategorikan,
mencari kesamaan, perbedaan, dan spesifikasi dari data-data yang

Universitas Sriwijaya
34

didapatkan nantinya. Kesimpulan yang didapatkan oleh peneliti kemudian


dicek kembali untuk ditarik kesimpulan dari ketiga sumber tersebut.
Sumber data seperti foto atau potret yang didapatkan peneliti berdasarkan
keadaan lapangan penelitian.

2. Triangulasi Teknik
Triangulasi ini digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya, data yang diperoleh dari hasil wawancara, dicek dengan
observasi atau dokumentasi. Apabila, setelah digunakan teknik-teknik
kredibilitas dengan beberapa teknik tersebut ternyata ditemukan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada informan
yang bersangkutan atau yang lain, guna memastikan data mana yang
dianggap benar, atau mungkin juga semua data benar karena menggunakan
sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan hasil dokumentasi dan observasi
di lapangan, peneliti melakukan wawancara kepada informan untuk
mendapatkan data yang lebih detail.

3.11 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain (Sugiyono, 2018: 131). Analisis data kualitatif pada umumnya
bermaksud untuk memakanai data yang berupa teks attau gambar yang
melibatkan segmentasi dan memilah-milah data serta menyusunnya kembali.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknis analisis data model Miles,
Huberman, dan Saldana (2014: 10) yang memiliki komponen dalam analisis
data sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
35

1. Kondensasi data (data condensation)


Kondensasi data mengacu pada proses pemilihan, pemfokuskan,
penyederhanaan, dan mentransfromasi data yang muncul pada catatan
lapangan yang ditulis, transkrip wawancara, dokumen, dan bahan
empiris lainnya (Miles, Huberman, dan Saldana, 2014: 11). Kondensasi
data juga berarti merangkum, memilih, dan memilah hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian mencari tema dan
polanya (Sugiyono, 2018: 135). Dengan melakukan kondensasi, peneliti
dapat membuat data yang didapatkan menjadi lebih kuat. Kondensasi
data terjadi secara berkelanjutan atau berkesinambungan pada penelitian
kualitatif yang dilakukan. Sebelum data benar-benar dikumpulkan,
kondensasi data secara tidak sadar membuat peneliti memutuskan
kerangka kerja konseptual, kasus, pertanyaan penelitian, dan pendekatan
penelitian yang harus dipilih. Secara singkat, kondensasi data terdiri
dari: menulis ringkasan, men-coding, mengembangkan tema, membuat
kategori, dan menulis catatan atau memo analisis. Proses kondensasi
data berlanjut setelah penelitian atau kerja lapangan selesai dan sampai
laporan akhir selesai. Data yang telah dikondensasi akan memberikan
gambaran yang jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk
mengumpulkan dan mengelompokkan data yang berkaitan dengan
peranan Sampoerna Retail Community (SRC) dalam pengembangan
UMKM di kota Palembang.
2. Display data (data display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan kategori, flowchart dan sejenisnya
namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono,
2018: 137). Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan
peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Selain dengan teks naratif,
data juga dapat didisplay dengan grafik, matrik, network (jejaring kerja),
dan chart.

Universitas Sriwijaya
36

3. Kesimpulan (conclusion drawing/verification)


Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah ke empat dalam
analisis data. Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah yang masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru
yang dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih samar-samar atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
atau teori (Sugiyono, 2018: 142).

3.12 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 3.12

Universitas Sriwijaya
37

Jadwal Penelitian
Kegiatan 2021 2022
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penetapan Judul
Penelitian
Survey Awal
Penyusunan
Proposal
Konsultasi
Seminar Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Pengelolaan Data,
Analisis &
Penyusunan
Laporan
Konsultasi
Ujian
Komprehensif

Keterangan :
: Sudah dilakukan
: Belum dilakukan

Universitas Sriwijaya
38

BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian tentang “Peranan Sampoerna Retail Community (SRC) dalam


pengembangan UMKM di Kota Palembang” dilaksanakan di Kota Palembang
yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Titik fokus lokasi
penelitian berada di jalan Soekarno Hatta, Kampung Sukasari, Kecamatan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang. Peneliti mengambil lokasi penelitian ini
karena Kampung Sukasari merupakan wilayah yang padat penduduk dan
terdapat 7 toko tradisional yang sudah tergabung dalam program Sampoerna
Retail Community (SRC).
Setelah melakukan pengamatan awal, didapatkan fakta di lapangan
bahwa toko tradisional di lokasi ini cukup ramai diminati oleh penduduk
setempat. Toko tradisional/toko kelontong yang tidak hanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari yang bersifat instan tetapi juga menyediakan kebutuhan
berbentuk sayuran dan buah-buahan dengan harga yang relatif murah dan
terjangkau serta di dukung dengan beberapa fasilitas yang diberikan oleh
SRC membuat toko tradisional kini hadir dengan tampilan yang lebih rapi dan
memberikan kesan yang lebih nyaman untuk pembeli.

4.1 Gambaran Umum Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar


Palembang sebagai ibukota provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada
2 52’ sampai 3 5’ Lintang selatan dan 104
37’sampai 104 52’ Bujur Timur. Kota Palembang memiliki luas
400,61 km2 atau 40.061 Ha berdasarkan PP No.23 Tahun 1998 yang terdiri
dari 16 kecamatan dan terbagi habis menjadi 107 kelurahan. Secara
administrasi, batas-batas Provinsi Sumatera Selatan adalah sebelah utara
berbeatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah selatan berbatasan dengan
Provinsi Lampung, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka
Belitung, dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Alang-Alang Lebar kampung
Sukasari. Dengan kondisi wilayah rawa dan kebanyakan masyarakat
memanfaatkan sebagai lahan pertanian. Namun sektor pertanian di

Universitas Sriwijaya
39

Kecamatan Alang-Alang Lebar tidak terlalu berpengaruh terhadap


perekonomian masyarakat. Perubahan pola pikir masyarakat mempengaruhi
kemunduruan sektor pertanian. Semakin tinggi kebutuhan hidup dan tingkat
pendidikan menyebabkan banyak orang beralih pekerjaan. Kecamatan Alang-
Alang Lebar terdiri dari 4 (empat) Kelurahan dengan luas wilayah 3,4581 km 2
yang berbatasan dengan :

Gambar 4.1 Peta Alang-alang Lebar


Sumber : Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik Kota Palembang 2021

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukarami


b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ilir Barat I
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur Satu

Iklim cuaca yang ada di wilayah Alang-Alang Lebar khususnya kampung


Sukasari umumnya sama dengan wilayah lain di Kota Palembang , yaitu
dengan kemarau dan penghujan dengan suhu kisaran 24 -37
C. musim panas dan dingin biasanya dengan jangka waktu yang
pendek dan umunya musim panas yang menyengat. Sepanjang tahun suhu
bervariasi dan jarang sekali dibawah 22 atau diatas 34 .
Untuk kegiatan musim panas waktu tebaik adalah di bulan Mei hingga awal
oktober.

Universitas Sriwijaya
40

4.2.Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk


Penduduk kecamaan Alang-Alang Lebar berdasarkan sensus penduduk
2020 sebanyak 105.201 jiwa yang terdiri atas 52.620 penduduk laki-laki dan
52.581 penduduk perempuan. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2020 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan
sebesar 100,2 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih
besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Kepadatan
penduduk di Kecamatan Alang-Alang Lebar tahun 2020 mencapai 30.505
jiwa dengan kepadatan penduduk yang cukup beragam.

Tabel 4.2.1
Jumlah penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan Alang-Alang Lebar di Kota Palembang 2020

Kelurahan Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin


Srijaya 10.439 10.744 97,2
Karyabaru 13.775 13.708 100,5
Talang Kelapa 22.726 22.466 101,3
Alang-Alang Lebar 5.644 5.663 99,7

Sumber : Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik Kota Palembang Dalam Angka 2021

4.2.2 Ekonomi Masyarakat


Kegiatan penduduk telah mencirikan kehidupan sehari-hari di wilayah
tersebut. Sama seperti kecamatan lain yang ada di kota Palembang, kegiatan

Universitas Sriwijaya
41

perekonomian di wilayah Kecamatan Alang-Alang Lebar saat ini didominasi


oleh sektor perdagangan dan jasa. Berdasarkan data dari sensus penduduk
Badan Pusat Statistik Kota Palembang (BPS) 2021 di Kecamatan Alang-
Alang Lebar terdapat 3 pasar permanen, 73 swalayan, 67 restoran/ rumah
makan, 134 Toko/ warung kelontong. Serta beberapa lembaga keuangan
perbankan dan non perbankan.

Tabel 4.2.2
Jumlah Minimarket, Toko/Warung Kelontong dan Rumah Makan
Menurut Kecamatan Alang-Alang Lebar di Kota Palembang 2020

Toko/Warung
Kelurahan Minimarket Rumah Makan
Kelontong
Srijaya 13 32 10
Karyabaru 16 34 18
Talang Kelapa 32 49 25
Alang-Alang Lebar 12 19 14
Alang-Alang Lebar 73 134 67
Sumber: Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik Kota Palembang Dalam Angka
2021
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat
yang telah lama bermukim beralih dari sektor pertanian atau perkebunan
menjadi sektor perdagangan dan jasa, ini beriringan dengan perkembangan
bertambahnya penduduk pendatang yang kemudian bermukim di wilayah
Alang-Alang Lebar di Kota Palembang. Adapun jenis sektor pekerjaan lain
yang dilakukan oleh masyarakat selain perdagangan atau jasa, yaitu sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tabel 4.2.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Menurut Kecamatan Alang-Alang Lebar di Kota Palembang 2020
Kelurahan Pegawai Negeri Sipil
Srijaya 10.439
Karyabaru 13.775
Talang Kelapa 22.726
Alang-Alang Lebar 5.644

Universitas Sriwijaya
42

Sumber: Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik Kota Palembang


Dalam Angka 2021

Melalui tabel diatas dapat dilihat bahwa laju penduduk berdasarkan


pekerjaan di wilayah kecamatan Alang-alang lebar memiliki angka yang cukup
tinggi. Keadaan ekonomi mengarah ke kehidupan yang menengah atau dapat
dimasukkan dalam katagori berkecukupan.

4.3 Gambaran Informan

Informasi dalam penelitian ini di peroleh melalui hasil observasi melalui


hasil observasi dan wawancara tetap terhadap informan penelitian yang telah
ditentukan oleh peneliti yang berkaitan dengan peranan Sampoerna Retail
Community (SRC). Informan yang dipilih oleh peneliti adalah informan yang
sudah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut dapat
mengungkapkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Semua
informan yang terlbat dalam penelitian ini merupakan masyarakat yang
terlibat dan mengikuti Program Sampoerna Retail Community (SRC) dan
berdomisili di Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota
Palembang. Identitas dari informan yang dapat diungapkan oleh peneliti, yaitu
berupa nama informan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama dan
alamat tempat tinggal informan.

4.3.1 Informan Kunci


Informan Kunci dalam penelitian ini terdapat tujuh orang pelaku usaha
UMKM toko kelontong sekaligus yang terlibat dalam program Sampoerna
Retail Community (SRC) di Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang
Lebar Kota Palembang. Ketujuh informan tersebut telah dianggap oleh
peneliti sebagai informan yang telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah
disebutkan. Informan kunci berjumlah 7 orang yang merupakan pelaku
UMKM Toko Kelontong yang mengikuti Program Sampoerna Retail
Community (SRC) dan memenuhi standar atau syarat dari program tersebut.

Tabel 4.3.1
Daftar Informan Utama Pada Penelitian

Universitas Sriwijaya
43

Peranan Sampoerna Retail Community Dalam Pengembangan UMKM di Kampung


Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang
No Nama Usia Jenis Kelamin Keterangan
1. Ferayanti 39 Perempuan SRC Berkah
2. Achmad 53 Laki-Laki SRC Daffa
3. Syarief Halik 37 Laki-Laki SRC Ayu
4. Abidin Mukhtar 52 Laki-Laki SRC Abidin
5. Niarita 44 Perempuan SRC Sukses Jalan
6. Zaidin 42 Laki-laki SRC Imam
7. Karsih 49 Perempuan SRC Mbak Asih
Sumber: Data Primer, 2022
1. Ferayanti
Informan Ferayanti adalah pemilik sekaligus pelaku UMKM yang
menajalankan Toko Kelontong/Toko Tradisional sejak 2016. Tante Fera
adalah sapaan sehari-hari informan dilingkungan masyarakat. Ferayanti
bermukim di wilayah Kampung Sukasari sejak tahun 2002 bersama suami
dan 3 orang anaknya. Ferayanti adalah perempuan yang lahir di Palembang
pada tanggal 13 Mei 1983 dan saat ini berusia 39 tahun. Informan memiliki
riwayat pendidikan hanya menyelesaikan sekolah jenjang SMP di salah satu
sekolah negeri yang ada di Kota Sekayu, informan kembali lagi ke
Palembang dan kemudian menikah. Proses penggalian informasi untuk
menjawab pertanyaan penelitian dilakukan dengan metode wawancara.
Wawancara pertama dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 Februari 2022 pada
pukul 8.32 WIB namun saat itu suasana toko sedang dalam keadaan yang
ramai pembeli sehingga atas kesepakatan antara informan dan peneliti proses
wawancara dibatalkan dan diganti pada hari Senin pagi tanggal 14 Februari
2022.

2. Achmad
Pada hari yang sama yaitu Sabtu tanggal 12 Februari 2022 pukul 11.10
WIB peneliti menemui pemilik Toko Kelontong milik seorang lelaki paruh
baya yang akrab disapa dengan Pak Mamad. Achmad atau Pak Mamad
dulunya adalah penjual tape keliling dan sering membuka lapak di sekitar
Kampung Sukasari saat adanya pasar kalangan atau biasa disebut juga dengan
pasar mingguan. Beliau lahir di Muara Enim pada tanggal 22 Juni 1969,
merantau sejak usia beliau kira-kira 23 tahun dan tinggal bersama pamannya
dan bibinya. Saat ini usia Pak mamad 53 tahun, memulai usaha toko

Universitas Sriwijaya
44

kelontongnya sejak tahun 2013 dengan kapasitas modal yang sangat minim
dan kemudian mulai meranjat naik di tahun 2016. Saat proses wawancara
berlangsung Pak Mamad juga menyelinginya dengan pertanyaan seputar
trend yang terjadi pada masa kini dimana beliau tergerak untuk terus kreatif
mengikuti perkembangan dunia meski diumur yang sudah tidak muda. Dalam
wawancara kali ini peneliti tidak menemukan hambatan.

3. Syarief Halik
Syarief Halik adalah laki-laki yang lahir pada tanggal 25 Februari 1985
di Kota Padang, Syarief Halik merupakan bapak 3 anak yang akrab disapa
masyarakat sekitar Kampung Sukasari dengan sebutan Uda Syarief. Beliau
pindah dan bermukim di Kota Palembang mengikuti istri yang telah lahir dan
besar disini. Wawancara pertama pada hari Senin tanggal 14 Februari 2022
pukul 9.30 WIB, saat tiba di kediaman informan, peneliti disambut oleh anak
tengahnya dan diperpersilahkan duduk kemudian diberitahukan bahwa pada
hari itu ayahnya yaitu Uda Syarief memiliki urusan lain dan meminta
wawancara pada keesokan harinya yakni pada hari Selasa tanggal 15 Februari
2022 pukul 8.30 WIB. Wawancara yang tertunda kemudian dilanjutkan sesuai
dengan jadwal yang sudah ditetapkan, saat proses wawancara Uda Syarief
menjawab dengan sangat lancar dan memudahkan peneliti menuliskan hasil
dari pertanyaan penelitian. Informan pun menawarkan peneliti untuk
mencicipi keripik sanjay makanan khas Padang buatan rumah miliknya dan
meminta peneliti mengomentari. Hari itu proses wawancara berlangsung
tanpa hambatan yang berarti.

4. Abidin Mukhtar
Abidin Mukhtar lahir pada tanggal 10 Januari 1970 di Kota Palembang
dan memulai usaha toko kelontong sejak tahun 2014. Pak Bidin bercerita jika
pada awal mulanya usahanya ini bukanlah toko kelontong melainkan bengkel
kecil-kecilan dan kemudian seiring berambahnya usia beliau mulai merubah
jenis usahanya. Beliau juga menambahkan bahwa dulu usahanya dimulai
dengan modal yang sedikit dengan keuntungan yang tidak banyak namun

Universitas Sriwijaya
45

beliau terus berusaha untuk menghidupkan tokonya hingga mulai mencoba


untuk mengikuti Program Sampoerna Retail Communitydengan propek yang
menurut beliau cukup menjanjikan untuk usahanya terus berkembang. Proses
wawancara ini berlangsung pada Selasa tanggal hari Rabu tanggal 16 Februari
2022 sekitar pukul 16.20 WIB, saat itu keadaan toko Pak Bidin dalam
keadaan yang tidak terlalu ramai, dan wawancara dilakukan dengan baik.
5. Niarita
Informan berikutnya adalah ibu rumah tangga bernama lengkap Niarita
yang memang sudah sejak kecil tinggal di Kampung Sukasari. Wak Niar lahir
pada tanggal 6 September 1978 memiliki 2 orang anak dan saat ini
merupakan orang tua tunggal. Memulai usahanya sejak tahun 2011 saat itu
hanya sebuah warung sayur dan kemudian mulai menambah jenis penjualan
tahun 2013 akhir. Wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 16
Februari 2022 pukul 10.14 WIB akan tetapi dikarenakan toko yang sedang
ramai dan Wak Niar harus meladeni pembeli sehingga peneliti berinisiatif
untuk melakukan wawancara lanjutan pada hari berikutnya yakni pada hari
Kamis tanggal 17 Februari 2022 pukul 8.00 WIB. Pada hari yang telah
ditentukan sebelumnya, peneliti melanjutkan wawancara yang sempat
tertunda dan kali ini informan ditemani oleh putra sulungnya guna
memberikan informasi lebih lengkap dan dapat bercerita lebih panjang terkait
dengan jawaban untuk pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pada
kesempatan kali ini peneliti juga berkesempatan untuk mencoba bagaimana
praktik melayani pembeli yang datang untuk membeli ditoko kelontong milik
Wak Niar. Proses wawancara berlangsung dengan tertib dan tidak ada
hambatan yang berarti.

6. Zaidin
Zaidin adalah seorang kepala keluarga yang dikaruniai dengan 4 orang
anak, beliau lahir pada tanggal 10 Oktober 1980 di Kota Lubuk Linggau. Pria
paruh baya yang saat ini berusia 42 tahun yang akrab disapa dengan Pak
Didin di lingkungan masyarakat sekitar Kampung Sukasari, beliau telah
memulai usaha perdagangan dalam bentuk Toko Kelontong sejak masih
berada di Kota Lubuk Linggau pada usia sekitar 26 tahun. Pak didin bercerita

Universitas Sriwijaya
46

saat itu Toko Kelontong miliknya masih dia kelola bersama ibunya dan
beberapa saudaranya. Kemudian setelah menikah dan memustuskan untuk
merantau serta menetap di Kota Palembang, Pak Didin dan istri mencoba
untuk memulai membuka usaha Toko Kleontong dengan berbekal
pengalaman dan modal yang cukup.
Wawancara dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Februari 2022 sekitar pukul
11.00 WIB. Saat itu peneliti bertemu tidak sengaja dengan Pak Didin dan
beliau mengatakan bahwa saat itu memiliki waktu yang luang sehingga dapat
di wawancarai. Pak Didin mengajak peneliti duduk bersama di depan toko
miliknya dan beliau meminta anak gadisnya untuk menyuguhkan peneliti
makanan dan minuman sembari proses wawancara sedang berlangsung.
Meksipun dengan keadan toko yang sedang ramai pembeli, wawancara
berjalan dengan lancar karena saat itu proses transaksi jual-beli di toko
dilakukan oleh anak dari Pak Didin.

7. Karsih
Karsih merupakan perempuan sekaligus ibu rumah tangga yang
menjalankan usaha Toko Kelontong yang dikelola bersama mendiang
suaminya sejak 2010. Wak Asih kelahiran 3 Agustus 1973 dan saat ini
berusia 49 tahun bisa disebut penduduk asli Kampung Sukasari karena
menurut penuturan beliau dan pendapat serta cerita penduduk setempat, orang
tua dan kakek beliau sudah sejak lama bermukim disini. Wawancara pertama
dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Februari 2022 kira-kira pada pukul
15.40 WIB. Duduk bersama di ruang depan toko kelontong milik informan,
peneliti disuguhi dengan minuman dan makanan ringan, saat itu toko dalam
keadaan yang sepi sehingga tidak banyak aktivitas yang menggangu dalam
proses wawancara. Informan juga bercerita kalau ada masanya usaha
mengalami naik atau turun yang sangat drastis, dan terkadang tidak semua
kenaikansecara penjualan mendapatkan keuntungan. Wak Asih banyak
memberikan nasihat kepada peneliti seputar kehidupan, bahwa konsep
berdagang atau berniaga tidak melulu harus diterapkan melainkan konsep
bersosial yang ditanamkan. Pada proses wawancara kali ini peneliti

Universitas Sriwijaya
47

mendapatkan nasihat yang sangat baik dan jawaban pertanyaan penelitian


yang cukup tanpa hambatan yang berarti.

4.3.2 Informan Pendukung


Jumlah informan pendukung dnelitian ini berjumlah dua orang dan semua
informan merupakan laki-laki. Infrman tersebut merupakan pegawai dari PT.
HM. Sampoerna Tbk dari divisi atau bagian CSR. Informan ini juga terlibat
dalam proses administrasi mupun proses lapangan dalam pelaksanaan program
Sampoerna Retail Community (SRC) yang ada di Kota Palembang.

Tabel 4.3.2
Daftar Informan Pendukung Pada Penelitian
Peranan Sampoerna Retail Community Dalam Pengembangan UMKM di Kampung
Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang

No Nama Usia Jenis Kelamin Keterangan

1. Mehri Paniza 28 Laki-laki Pegawai divisi CSR

2. Pamungkas 26 Laki-Laki Pegawai Divisi CSR

Sumber: Data Primer, 2022

1. Mehri Paniza
Merupakan salah satu staff senior di divisi CSR dalam program
Sampoerna Retail Communtiy (SRC). Beliau telah bekerja selama 3 tahun
dan bergabung dalam divisi CSR selama 1 tahun 6 bulan. Sapaan akrab yang
biasanya digunakan dalam lingkungan kerja adalah Mas Meh. Laki-laki
kelahiran 20 November 1994 di Kota Lubuk Linggau ini merupakan alumni
dari Universitas MDP Kota Palembang. Beliau merantau ke Kota Palembang
sejak memulai awal perkuliahan hingga saat ini bekerja di PT. HM
Sampoerna Tbk. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 juli 2022 pukul 10.12
WIB, wawancara ini dilakukan secara singkat karena keterbatasan waktu dan
menghargai kesibukan informan. Selama melakukan wawancara tidak ada

Universitas Sriwijaya
48

hambatan dan kesulitan yang berarti dalam mengajukan pertanyaan penelitian


maupun mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian.
2. Pamungkas
Informan pendukung selanjutnya adalah laki-laki kelahiran 05 Februari
1996 di Kota Palembang. Pamungkas juga merupakan staff muda di divisi
CSR dalam program Sampoerna Retail Communtiy (SRC). Menempuh
pendidikan S1 di universitas Muhammadiyah Palembang dan merupakan
penduduk domisili Kota Palembang. Beliau telah bekerja di divisi CSR
kurang lebih 1 Tahun sekaligus merangkap sebagai penanggung jawab tim
survey dalam program Sampoerna Retail Community (SRC). Wawancara
dilakukan pada tanggal 20 Juli 2022 pukul 11.22 WIB. Sebelum memulai
proses wawancara, Pamungkas sudah memberikan batasan mengenai hal yang
bisa dijawab dengan jelas dan hal-hal yang sensitif bagi perusahaan untuk
tidak menjawab. Selama proses wawancara dilakukan peneliti tidak
merasakan kesulitan yang berarti dan wawancara dilakukan secara singkat
namun tidak mengurangi efesiensi jawaban untuk pertanyaan penelitian.

Universitas Sriwijaya
49

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab pembahasan mengenai hasil-hasil yang


didapatkan ketika melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Program Sampoerna
Retail Community (SRC) dalam upaya pengembangan UMKM yang bergerak
dalam bidang usaha toko kelontong/toko tradisional. Hasil utama dari
penelitian ini berasal dari sumber-sumber data utama, yaitu wawancara
langsung yang dilakukan terhadap informan dan observasi langsung di
Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang.
Informan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 7 orang, yakni orang-
orang yang memang terlibat langsung kedalam Program Sampoerna Retail
Community (SRC) dan sudah sesuai dengan kriteria-kriteria dalam penelitian.
Peneliti mengumpulkan data dokumentasi yang didapatkan dari informan-
informan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumentasi yang didapatkan
antara lain, yaitu dokumentasi berupa catatan-catatan, dokumen foto maupun
video mengenai Sampoerna Retail Community (SRC) dan dokumentasi
kegiatan yang berkaitan dengan toko kelontong/toko tradisional. Peneliti
menggunakan data primer dan data sekunder yang ditemukan di lokasi
penelitian. Dari data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif.
PT. Sampoerna tbk, melalui program Sampoerna Retail Community
(SRC) ialah toko kelontong yang saat ini merupakan bagian dari program
kemitraan PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), para pelaku usaha yang
bergabung dalm program Sampoerna Retail Community (SRC) yang
bertujuan untuk meningkatkan daya saing toko kelontong melalui dukungan
bisnis yang berkelanjutan. Dengan harapan dapat membantu usaha yang

Universitas Sriwijaya
50

bergerak dalam perdagangan yakni, toko kelontong/toko tradisional untuk


terus bisa bersaing dan berkembang dari toko modern. Berikut hasil yang
telah diperoleh peneliti selama proses penelitian di lapangan berlangsung.

5.1 Sampoerna Retail Community (SRC) di Kota Palembang

Sampoerna Retail Community adalah salah satu program yang


diluncurkan oleh PT. Sampoerna tbk, program ini tentunya sejalan dengan
masyarakat pelaku usaha toko kelontong/toko tradisional untuk dapat
berkelanjutan dalam menopang perekonomian keluarganya. Hadir sejak
tahun 2008, kini SRC sudah mulai dikenal dan memiliki banyak mitra.
Adapun kemudahan lain yang ditawarkan oleh SRC ialah aplikasi mobile
untuk Android yang bernama Ayo SRC aplikasi ini tepatnya diluncurkan pada
hari jumat tanggal 10 Mei 2019. Dimana aplikasi ini akan memudahkan para
mitra SRC Sampoerna bekerja sama untuk mengakses serta berbagi informasi
dan dengan cepat mendapat dukungan dari SRC Sampoerna. Secara khusus
bertujuan agar toko kelontong yang dipromosikan oleh SRC Sampoerna dapat
beradaptasi dengan perkembangan yang selalu berubah saat ini. Hal ini
seperti juga disampaikan oleh informan Ferayanti, sebagai berikut:

“Pertamo kali nian tau soal kemitraan atau kerjosamo cak ini
tuh dari kurir yang galak nganterke jualan rokok. Abes itu yo
la diomongkenyo kalo program SRC ini biso bantu dalam
kendala permodalan jugo, tertariklah dengernyo mulai cari-
cari dari aplikasinyo itu, baco-baco terus baru minat nak
gabung nian.Kalo di palembang ini lah rame jugo toko yang
lah terdaftar masuk ke SRC ini”

(Pertama kali tahu mengenai kemitraan atau kerjasama ini


dari kurir yang biasa mengantarkan produk rokok. Setelah itu
diberitahu kalau program SRC ini dapat membantu dalam
kendala permodalan, kemudian tertarik setelah mendengarnya
dan mulai mencari aplikasinya, dan setelah dibaca baru
berminat untuk bergabung. Kalau di Palembang sudah banyak
toko yang sudah terdaftar dalam SRC. )

Universitas Sriwijaya
51

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Informan Ferayanti, PT.


Sampoerna tbk memberikan kemudahan dalam mengakses informasi
mengenai syarat-syarat bergabung dan penjelasan terkait Sampoerna Retail
Community. Penyebaran informasi yang modern berbasis aplikasi yakni
melalui aplikasi Ayo SRC.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan dari Sampoerna Retail


Community (SRC) dalam menjaring pelaku UMKM yang ada di Kota
Palembang dalam bidang usaha toko kelontong/toko tradisional khususnya di
wilayah Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar semakin banyak.
Satu persatu pelaku UMKM tertarik dengan program yang ditawarkan oleh
PT. Sampoerna tbk. Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan Achmad :

“Kalu di sukosari ni ku jingok lah ado lumayan banyak jugo


yang melok program SRC ini, ada limo apo enam warung
yang aku jingok termasuk warung Uda Syarief. Karno
memang yang hal yang ditawarke samo program ini pacak
memenuhi apo yang kito butuh. Itulah kemaren minat nak
bergabung program ini tu.”

(Kalau di Sukasari setelah dilihat sudah lumayan banyak yang


mengikuti program SRC, ada sekitar lima atau enam toko
yang saya lihat, termasuk toko milik Uda Syarief. Karena
memang dalam program ini dapat memenuhi apa yang kita
butuhkan. Maka dari itu berminat untuk bergabung dalam
program ini”

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh informan Achmad,


diketahui bahwa di wilayah Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang
Lebar Kota Palembang terdapat 7 toko kelontong/toko tradisional yang sudah
bergabung dalam program Sampoerna Retail Community (SRC) . Hal ini sama
dengan yang disampaikan oleh informan Syarief yang juga memiliki toko
kelontong/toko tradisional :

“Uda dulu masih agak bingung samo program SRC ini, tapi
pas ngobrol samo Pak Achmad, samo Pak bidin. Mereka
ngasih tau aku cak mano program ini terus ternyato lah
banyak yang melok di kampung sini. Diajaknyo Uda kalu

Universitas Sriwijaya
52

galak gabung program SRC ini. Sudah dipelajari apo bae


manfaatnyo dan kebutuhannyo sesuai dak samo toko, baru
aku gabung. ”

(Saya dulu masih sedikit kebingungan dengan program SRC,


tapi ketika berbicara dengan Pak Achmad dan Pak Bidin.
Mereka memberitahu bagaimana program ini dan ternyata
dalam program sudah banyak yang mengikuti di kampung
Sukasari. Saya diajak bergabung dalam program SRC ini,
setelah dipelajari apa saja manfaat dan apa kebutuhannya
sesuai dengan toko saya, saya bergabung.)

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh informan Achmad,


program Sampoerna Retail Community (SRC) ada beberapa masyarakat
sekitar wilayah Kampung Sukasari yang memiliki toko kelontong/toko
tradisional sudah bergabung dengan program SRC. Dan kemudian
berdasarkan informasi dari pemilik toko yang telah bergabung, barulah
mencari informasi dan mempelajari manfaat beserta kebutuhan terhadap toko.
Adapun pernyataan yang disampaikan oleh informan Zaidin mengenai
Sampoerna Retail Community (SRC) adalah sebagai berikut :

“Aku tau awalnyo SRC dari yang biaso nganterke prodak-


prodak sampoerna bae,kan ada aku langganan nyetok rokok,
biasolah untuk ngisi toko, rutin galak nganterke terus ujinyo
ado program untuk yang punyo toko kelontong, biso untuk
dibantu perubahan menata toko lebih modern, lebih enak di
pandang mato ujinyo. Yo tertarik disuruhlah aku cari-cari
dulu bae apo di internet kan banyak biso jingok informasi”

(Saya tahu awalnya SRC dari yang biasa mengantarkan


produk-produk sampoerna saja, kan saya ada berlangganan
stock rokok, biasalah untuk mengisi toko, rutin sering
mengantarkan terus katanya ada program untuk yang
mempunyai toko kelontong, bisa untuk dibantu perubahan
menata toko agar lebih modern, lebih enak dilihat mata
katanya. Ya tertarik disuruhlah saya untuk mencari informasi
dulu, dari internet kan sudah banyak bisa dilihat semua
informasi)

Menurut penuturan yang disampaikan oleh informan mengenai program


Sampoerna Retail Community (SRC). Mengetahui informasi mengenai
program ini berdasarkan kurir yang mengantarkan produk seperti rokok dan

Universitas Sriwijaya
53

kemudian diberitahukan bahwa adanya program yang dapat bermitra dengan


pemilik toko kelontong/toko tradisional untuk membenahi toko menjadi lebih
modern dan ikut membantu dalam menata toko secara visual. Terdapat
beberapa persyaratan yang harus di penuhi oleh pelaku UMKM toko
kelontong/toko tradisional berdasarkan informasi dari web dan aplikasi Ayo
SRC adapun persyaratannya adalah memiliki toko sendiri, memiliki keinginan
mengembangkan toko, toko sudah terdaftar pada HM Sampoerna, mengajukan
diri menjadi anggota SRC, memenuhi parameter 4P (Penampilan,
Perlengkapan, Pengelolaan dan Pengembangan Bisnis).

Tabel 5.1
Program Sampoerna Retail Community (SRC)
No. Sampoerna Retail Community
1. Mendukung ekosistem digital berupa aplikasi
manajemen penjualan online seperti Ayo SRC.
2. Panduan tentang cara mengatur toko kelontong
(rapi, bersih, cerah).
3. Membantu mengelola penjualan produk, baik
produk grosir untuk mitra SRC maupun produk
ritel untuk toko SRC.
4. Pojok lokal atau rak khusus yang didesikasikan
untuk UMKM di sebelah toko SRC untuk
menjual produk bisnis mereka.
Sumber
5. Peluang untuk memperoleh peluang kemitraan Diolah
strategis dengan perusahaan dan institusi yang Oleh
membantu untuk meningkatkan daya saing bisnis Peneliti
kelontong untk terus bertumbuh dan berkembang. 2022
Berdasarkan tabel 5.1 PT. HM Sampoerna tbk melalui program Sampoerna
Retail Community (SRC) menciptakan visi dan misi untuk ikut membantu
mengembangkan UMKM dalam bidang usaha toko kelontong/toko tradisional
terus bergerak maju dan memiliki daya saing dengan bisnis waralaba atau toko
swalayan modern yang sudah menjamur.

Universitas Sriwijaya
54

5.1.1 Sejarah Perkembangan Sampoerna Retail Community (SRC)


Perkembangan suatu program dalam perusahaan dapat terjadi seiring
dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri agar tetap berjalan dengan efesien
sesuai dengan visi dan misi program tersebut. Seperti yang disampaikan oleh
Mehri pada wawancara yang sudah dilakukan :

“Sebenernyo informasi ini biso jingok di web resmi, jadi


aku jelaske secara singkat bae yo. Awalnyo ini tuh belom
jadi sikok program yang berdiri sendiri. Masih jadi bagian
dari campuran program kerja. Dan ini dulu tuh di Medan
pertamo kali tahun 2007 atau 2008, sebutannyo Program
Pendampingan Bisnis (PPB) yang memang sudah di bikin
untuk warung-warung kecil dan menengah. Awalnyo atau
anggeplah uji cobanyo itu di Medan dulu.”

(Sebenarnya informasi ni bisa dilihat di web resmi, jadi saya


jelaskan secara singkaat saja. Awalya ini belum menjadi
program yang berdiri sendiri. Masih merupakan bagian dari
campuran program kerja. Dan ini dulu pertama kali
dilaksakan di Medan pada tahun 2007 atau 2008,
sebutannya dulu Program Pendampingan Bisnis (PPB) yang
memang sudah dibuat untuk warung-warung kecil dan
menengah.)

Sejarah terbentuknya program SRC cukup panjang dan memiliki hal-hal


yang menarik. Program yang sudah berjalan cukup lama ini diawali dengan
sebuah inisiatif dari tim lapangan dari kegiatan supervisi. Menyadari bahwa toko
kelontong atau warung menengah memiliki potensi untuk tetap berkembang dan
bersaing dengan toko-toko swalayan modern.
Berangkat dari inisiatif dan data lapangan dari tim lapangan, program
tersebut mulai di implementasikan dan digerakkan sesuai dengan format
penadmpingan dan edukasi untuk memberikan wawasan baru terkait
pengelolaan bisnis. Mehri selaku pegawai dalam program Sampoerna Retail
Community (SRC) juga mengatakan seiring berjalannya waktu program ini telah
menjaring mitra atau pelaku usaha toko kelontong dedngan jumlah yang cukup
tinggi :

Universitas Sriwijaya
55

“Terus di monitoring dan di evaluasi caknyo bagus


perkembangan program ini, jadilah di kembangke untuk
seluruh wilayah. Tapi kalo angko tepatnyo secara
presentase aku kurang paham nian, karena kan selalu di
update, dan itu ado bagian lain yang monitoring
perkembangannyo.”

(Terus di monitoring dan di evaluasi sepertinya


perkembangan program ini terlihat bagus, jadilah
dikembangkan untuk seluruh wilayah. Tapi kalua angka
tepatnya secara presentase saya kurang paham. Karena
selalu ada pemabaruan dan itu sudah ada bagian yang
memonitoring perkembangannya.)

Dalam penyampaian yang disampaikan oleh Mehri selaku pegawai dari


program Sampoerna Retail Community (SRC) program ini mengalami kemajuan
yang cukup pesat dan diminati oleh pelaku toko kelontong atau toko tradisional.
Angka presentase keikutsertaan para pelaku umkm toko kelontong mmengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Pendampingan bisnis yang dilakukan terus
dilakukan evaluasi untuk terus meningkatkan.
Membahas mengenai angka presentase bertambahnya peminat program
Program Pendampingan Bisnis (PPB) merupakan sebuah bentuk sikap positif
yang ditunjukkan oleh masyarakat pemilik toko kelontong atau toko tradisional.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pamungkas yang membahas mengenai
presentase minat dari pelaku usaha terhadap Program Pendampingan Bisnis
(PPB) :
“Mengurai sejarah atau perjalanan program ini,
sebenernyo dulu program ini idak akan berangan-angan
sampe seluas sekarang, dulu ngironyo cuma biar ado
variasi program kerja, tapi ini awalnyo memang di Kota
Medan dulu. Cak uji cobanyo sekedar untuk mensurvey
awal”

(Mengurai sejarah tau perjalanan program ini sebenarnya


dulu program ini tidak di angan-angankan sampai seluas
sekarang, dulu perkiraannya hanya untuk variasi dalam
program kerja, tapi memang pada awalnya di Kota Medan.
Seperti menguji coba, sekedar untuk mengetahui survey
awal.)

Universitas Sriwijaya
56

Pamungkas juga mempertegas mengenai sejarah awal bermula program


ini yaitu di Kota Medan. Bermodalkan inisiatif dan kerjasama tim lapangan
untuk mewujudkan program ini secara tetap maka dijalankanlah program
Program Pendampingan Bisnis (PPB).
Adapun kenaikan atau jumlah presentase peminat program tersebut telah
disampaikan oleh Pamungkas sebagai berikut :
“Kalo tanyo soal presentase, aku cuma bakal jelaske
secara garis besar bae yo. Soalnyo kalo nak buka filenyo
nian lah jauh ketumpuk. Dulu percobaan awal di medan
cuma 10 warung kecil, terus kito terapke panduan
pendampingan bisnis itu dan jingok presentase kemajuan
dari warung itu ternyata bagus dan habis itu barulah kito
pengajuan untuk menambah lagi dan respon dari
perusahaan dan masyarakat jugo positif itu awal mulanyo
nak mulai serius nian samo program ini tahun 2008.”

“Kalau bertanya mengenai presentase, saya Cuma akan


menejelaskan secara garis besarnya saja. Karena kalua igin
membuka filenya sudah jauh tertumpuk. Dulu percobaan
awal di Kota Medan hanya 10 warung kecil, kemudian
kita terapkan panduan pendampingan bisnis dan melihat
presentase kemajuan dari warung itu ternyata bagus dan
setelah itu barulah pengajuan untuk menambah lagi dan
respon dari perusahan serta masyarakat juga positif, itu
awal mulanya program ini dibentuk secara serius tahun
2008.”

Program pendampingan bisnis yang dijalankan oleh PT. HM. Sampoerna


Tbk sejak 2008 dengan visi untuk mengedukasi pengusaha kecil dan menengah
terutama ritel tradisional diharapkan agar siap menghadapi modernisasi dan
persaingan bisnis ritel yang semakin ketat. Memberikan pemahaman mengenai
perubahan yang terjadi pada bisnis ritel tanah air. Jika dulu warung dan toko-
toko kelontong masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk dikunjungi
ketika memerlukan barang kebutuhan sehari-hari. Saat ini toko-toko ritel
tradisional tau toko kelontong harus berebut dengan swalayan dan minimarket
modern.
Sejarah terbentuknya program ini sebagai bagian dari kegiatan sederhana
tim lapangan sampoerna di Medan. Sebagai salah satu bagian dari kegiatan
supervise, tim lpangan Sampoerna setiap minggu melakukan kunjungan ke

Universitas Sriwijaya
57

toko-toko dengan tujuan untuk mengecek penjualan dan mendistribusikan


produk Sampoerna. Berangkat dari fakta lapangan itulah kemudian program ini
dibentuk dan dijalankan dan sudah memiliki banyak perubahan yang positif
untuk terus menggiring mitra pemilik toko kelontong atau toko tradisional agar
termotivasi meningkatkan kesejahteraan toko. Hal ini serupa seperti yang
disampaikan oleh Pamungkas, sebagai berikut :
“Kalo dulu dalam masa percobaan jadi visi dan misi
program berjalan tu biso disebut ala kadarnyo bae sih,
tapi memang pada dasarnyo untuk mendampingi kalo
bahasa lebih halusnyo lagi itu tuh untuk membina dan
mengarahkan pengusaha toko tradisional itu perlahan-
lahan ngikutin gaya jualan baru dikasih pemahaman
tentang ngapo harus ado sedikitnyo inovasi baru dalam
berjualan.”

(Kalau dulu dalam masa percobaan jadi visi dan misi


program atau bisa disebut ala kadarnya saja, tetapi pada
dasarnya untuk mendampingi, kalau bahasa yang lebih
halusnya adalah untuk membina dan mengarahkan
pengusaha toko tradisional itu perlahan-lahan mengikuti
gaya berniaga mengikuti zaman baru kemudian diberikan
pemahaman tentang kenapa harus ada sedikit inovasi baru
dalam berjualan.)

Selama program tersebut berjalan dan membuahkan hasil yang posistif.


Toko-toko yang didampingi dianggap berhasil mengembangkan bisnisnya.
Barulah kemudian Sampoerna Retail Community (SRC) ditetapkan menjadi
program resmi untuk mengembangkan UKM. Hal ini juga sempat di
sampaikan oleh Pamungkas, sebagai berikut :

“Sejak Mei 2008 program ini tuh di bentuk secara resmi,


jumlah peminat nambah yang awalnyo idak sampe 70 toko
kemudian ditahun 2009 menurut hitungan dan pertinjauan
data menjadi sekitar 4000. Itu sudah angka yang cukup
besar dan pergerakan yang pesat bagi perusahaan.”

(Sejak Meil 2008 program ini dibentuk secara resmi,


jumlah peminat yang bertambah tidak lebih dari 70 toko,
kemudian di tahun 2009 menurut hitungan dan
pertinjauan data menjadi sekitar 4000. Itu merupakan
angka yang cukup besar dan pergerakan yang pesat bagi
perusahaan.)

Universitas Sriwijaya
58

Meresmikan program Sampoerna Retail Community (SRC) sebagai


program tetap dari bagian CSR di PT. HM. Sampoerna Tbk program ini terus
berjalan dan terus menginkgatkan serta memeberikan inovasi baru kepada
mitra pemilik toko kelontong atau toko tradisional di seluruh wilayah.

5.1.2 Program CSR PT. HM Sampoerna Tbk


Sebuah perusahaan terus berdiri tidak hanya semata-mata karena
kecakapan dan keunggulan prodak yang dipasarkan, melainkan juga dengan
melekatnya citra baik perusahaan di kalangan masyarakat. Setiap perusahaan
memiliki bagian atau divisi yang terhubung untuk ke masyarakatsecara sosial.
Hubungan masyarakat atau lebih didengar dengan sebutan humas merupakan
proses komunikasi yang digunakan perusahaan untuk membangun hubungan
dan mengelola strategi serta menjadi tempat untuk peneybaran informasi ke
ranah publik.
Berbeda dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep atau tindakan yang dilakukan perusahaan atau organisasi sebagai rasa
tanggung jawab. Tanggung jawab yang dimaksud ditujukan kepada
lingkungan sosial dan lingkungan sekitar perusahaan atau organisasi. Hal ini
sama seperti pernyataan yang disampaikan oleh Mehri, sebagai berikut :

“Pada umumnyo pasti setiap perusahaan punyolah


program CSR. Karena untuk mendukung perusahaan terus
berdiri jugo, mempertahankan nama dan citra
perusahaan. Tanggung jawab perusahaan itu diwujudke
dalam bentuk CSR ini, biar masyarakat tau dan ikut
merasoke jugo dampak dari adonyo perusahaan ini”

“Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai program


CSR. Karena untuk mendukung perusahaan terus berdiri
juga, mempertahankan nama dan citra perusahaan, agar
masyarakat mengetahui dan ikut merasakan dampak dari
adanya perusahaan ini.)

Selain berdimensi ekonomi perusahaan juga berdimensi sebagai institusi


sosial. Adapun fungsi dari Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
untuk melaksakan tugas dan tanggung jawab sosial dan lingkungan, bagi para

Universitas Sriwijaya
59

pelaku usaha atau industri. Tanggung jawab sosial perusahaan akan


diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan Community Relations
(CR).
Upaya lingkungan merupakan fokus utama yang biasanya menjadi
tangggung jawab CSR suatu perusahaan terhadap lingkungan sekitar
perusahaan. PT. HM Sampoerna Tbk memiliki juga mmengimplementasikan
rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sosial melalui program CSR
perusahaan. Kegiatan membagikan sembako di bulan Ramadhan, ikut
memeriahkan acara 17 Agustus bersama masyarakat sekitar perusahaan, ikut
berempati dengan memberi bantuan terhadap masyarakat sekitar perusahaan
yang terdampak bencana. Hal ini disampaikan oleh Mehri, sebagai berikut :

“Nah kalo di Sampoerna tuh cak kebanyakan perusahaan


pada umumnyo, pasti adolah kesamaan mirip-mirip
program kerjonyo, cak kalo lagi 17’an Agustus pasti
ngadoke lomba untuk warga sekitar sini, terus kalo bulan
puaso ado acara buka bersama dan bagi-bagike sembako
untuk masyarakat sekitar sini. Yo itu sebagai bentuk aksi
perhatian dari perusahaan.”

(Kalau di Sampoerna seperti kebanyakan perusahaan pada


umumnya ada memiliki kesamaan yang program kerjanya
cenderung mirip. Seperti misalnya ikut berpartisipasi
merayakan acara 17 Agustus dengan mengadakan
perlombaan untuk warga sekitar, kemudian kalau bulan
puasa mengadakan acara buka bersama dan membagikan
sembako utuk masyarakat sekitar. Itu sebagai bentuk aksi
perhatian dari perusahaan.)

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Mehri, PT. HM


Sampoerna Tbk selalu berusaha untuk dapat terlibat dan
mengimplementasikan bentuk perhatian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan sosial sekitar perusahaan. Dengan ikut berpartisipasi di hari-hari
perayaan dan terlibat dengan kejadian yang berlangsung di masyarakat agar
dapat memaksimalkan perhatian dan tanggung jawab sosial.
Selain memberikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat melalui
kegiatan- kegiatan yang sudah disebutkan, CSR Sampoerna juga memerikan

Universitas Sriwijaya
60

perhatian dalam bidang akademik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
Pamungkas , sebagai berikut :

“Selain bantuan atau bentuk perhatian dalam bentuk


acara atau bantuan pangan pokok, CSR Sampoerna tuh
jugo ado bantuan akademik, beasiswa cak itu nah.
Tentunyo yang nak ngajuke harus memenuhi syarat-syarat
yang ado. Misalnyo syarat yang paling utama itu kandidat
penerima beasiswa harus yang berdomisili dekat samo
perusahaan dan wilayah tempat tinggalnyo itu termasuk
dalam daftar prioritas perusahan, nilainyo mencukupi.
Beasiswanyo bakalan dikasih bantuan beasiswa berupa
uang.”

(Selain bantuan atau bentuk perhatian dalam bentuk acara


atau bantuan pangan pokok, CSR Sampoerna juga
memiliki bantuan akademik yaitu beasiswa. Tentunya
kandidat penerima harus memenuhi syarat-syarat yang
ada. Misalnya syarat yang paling utama adalah kandidat
penerima beasiswa harus yang berdomisili dekatdengan
perusahaan dan wilayah tempat tinggalnya termasuk
dalam daftar prioritas perusahaan, memiliki standar nilai
yang cukup. Beasiswa akan diberikan yakni berupa uang.)

CSR Sampoerna juga ikut menyokong dalam bidang akademik, hal ini
diharapkan dapat sedikit meringankan beban aatau kendala finansial yang
tengah dihadapi oleh penerima beasiswa serta sekaligus memberikan motivasi
agar giat dalam menjalani pendidikan dengan sebaik-baiknya.

5.2 Kegiatan Dalam Program Sampoerna Retail Community (SRC)

5.2.1 Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC)


Paguyuban didefinisikan sebagai perkupulan yang bersifat
kekeluargaan, didirikan oleh orang-orang yang mememiliki sama dalam
pemahaman tentang sesuatu hal untuk membangun atau memebina
diantara para anggota di dalamnya. Dalam melaksanakan kegiatan yang
ada di Sampoerna Retail Community (SRC) pemilik usaha toko
kelontong/toko tradisional tentu telah terakomodir dan mengetahui
sttruktural yang ada di dalam program tersebut.

Universitas Sriwijaya
61

Adapun paguyuban yang terjalin di dalam program Sampoerna Retail


Community (SRC) merupakan kegiatan kelompok yang cukup aktif
dilaksanakan dan berkesinambungan dengan program yang berjalan. PT.
HM Sampoerna memberikan seminar pengembangan usaha untuk
memberikan pengetahuan baru kepada pemilik toko kelontong/toko
tradisional.

Adapun pernyataan pendukung yang disampaikan oleh informan


Pamungkas sebagai pegawai dari divisi CSR mengenai seminar
pengembangan usaha, sebagai berikut :
“Kami kan dak biso setiap saat nak datengi warungnyo
sikok-sikok jadi untuk menghemat waktu dan tetap efesien
dibuatlah seminar ini, biar hafal wajah-wajah mitra jugo
kan, kareno dalam program ini hitungannyo saling
ngebantu. Masyarakat bantu perusahan dalam citra, dan
perusahaan bantu masyarakat dalam pengembangan
dibidang itu.”

(Kami tidak bisa setiap saat mendatangi toko satu persatu,


jadi untuk menghemat waktu dan tetap efesien dibuatlah
seminar ini, supaya bisa mengenali wajah-wajah mitra,
karena dalam program ini termasuk saling membantu.
Masyarakat membantu perusahaan dalam citra dan
perusahaan membantu masyrakat dalam pengembangan
dibidang itu.)

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh informan pamungkas,


mengadakan seminar ini untuk membantu bergeraknya program tetap
efesien dan menghemat waktu. Menjalankan kegiatan dalam program
secara bersama-sama untuk meningkatkan pengembangan dalam toko
tradisional/toko kelontong milik mitra.

5.2.2 Festival Pojok Sampoerna Retail Community (SRC)


Festival merupakan pesta besar atau acara meriah yang diadakan dalam
rangka memperingati sesuatu atau merayakan sesuatu. Membentuk paguyuban
berarti membentuk ikatan antara mitra yang telah bergabung dalam program

Universitas Sriwijaya
62

Sampoerna Retail Community (SRC). Hal ini juga merupakan bagian kegiatan
yang di rencanakan dalam program ini.
Acara yang diselenggarakan oleh program Sampoerna Retail Community
(SRC) ini merupakan kesempatan yang bagus untuk para pemilik toko
kelontong/toko tradisional untuk saling mengeratkan relasi dan sekaligus
menjadi ajang mempromosikan dagangan yang bisa berupa hiasan, mkanan
tradisional, dan pakaian unik.
Berikut pernyataan informan Syarief mengneai festival pojok Sampoerna
Retail Community :
“Antusias itu ketika sudah ado pengumumman untuk
paguyuban SRC setiap daerah atau wilayah untuk ikut
festival. Nah itu seru kegitan samo-samo wong sewilayah
yang punyo toko. Harus kreatif jugo samo-samo, pajangan
jualannyo biso yang jarang dijingok wong. Apolagi Uda
kan ado bikin keripik sanjay, sekalian bae promosi disano,
siapo tau kan ado yang pesan.”

(Antuias ketika sudah ada pengumumman untuk paguyuban


SRC setiap daerah atau wilayah ikut festival. Itu seru karena
kegiatannya bersama-sama orang yang satu wilayah
memiliki toko. Harus kreatif bersama-sama, pajangan
jualannya sebisa mungkin yang jarang dilihat orang-orang.
Apalagi Uda membuat keripik sanjay, jadi sekalian bisa
mempromosikan dan siapa tau ada yang memesan.)

Pernyataan tersebut juga didukung oleh informan Pamungkas, sebagai


berikut :
“Kegiatan festival ini kalo yang skala besar itu setahun
sekali, tapi ado jugo yang enam bulan sekali untuk
mengakrabke pegawai CSR samo para mitra. Kalo
ngomongi keuntungan apo dari festival ini, yo
keuntungannyo balik lagi ke yang punyo usaha, jadi tempat
untuk promosi jugo. Sekalian biar mereka produktif bukan
cuma melok-melok program terus nunggu bae diwarung.”

(Kegiatan festival ini kalau yang skala besar itu


dilaksanakan satu tahun sekali. Tetapi ada juga yang enam
bulan satu kali untuk mengakrabkan pegawaiCSR dengan
para mitra. Kalau membicarakan keuntungan apa yang
didapat dari festival ini, tentu saja keuntungannya kembali
lagi ke pemilik usaha, bisa menjadi tempat untuk

Universitas Sriwijaya
63

mempromosikan. Sekalian agar mereka produktif tidak


hanya ikut program dan terus menunggu di toko.)

Menurut peyampaian yang disampaikan oleh informan Pamungkas,


kegiatan festival ini diharapkan dapat mendorong kedekatan dan semangat
mengembangakan usaha dari pemilik toko kelontong/toko tradisional sebagai
mitra dari program Sampoerna Retail Community (SRC). Dengan
diselenggarakannya festival diharapkan dapat menambah relasi dan
memberikan inovasi baru kepada pemilik usaha.

5.2.3 Aplikasi Ekosistem Digital AYO SRC


Pergerakan dunia yang semakin canggih dan modern juga mempengaruhi
dunia perekonomian terkhusus dibidang perdagangan. Pelaku usaha
diharapkan dapat mengikuti arus dan perputaran roda modernisasi demi
keberlangsungan usaha.
Dalam menanggapi modernisasi yang terjadi program Sampoerna Retail
Corner (SRC) mengeluarkan perangkat digital yang dapat membantu pelaku
usaha toko kelontong/toko tradisional mengikuti arus modernisasi dalam
perdagangan. Aplikasi Ekosistem Digital AYO SRC merupakan aplikasi yang
diluncurkan oleh PT. HM. Sampoerna Tbk untuk melengkapi dan
memudahkan jalannya program Sampoerna Retail Cormmunity (SRC).
Membahas mengenai aplikasi AYO SRC, aplikasi ini diharapkan dapat
mendukung aktivitas digital yang lebih modern untuk pemilik toko
kelontong/toko tradisional. Terdapat berbagai fitur yang dapat dimanfaat kan
oleh pengguna aplikasi seperti berbelanja lewat mitra SRC dan dapat terlebih
dahulu mengecek ketersediaan barang yang diinginkan dengan harga cukup
bersaing dan sistem pembayaran yang dapat dilakukan secara Cash On
Delivery (COD).
Berikut pernyataan mengenai aplikasi Ekosistem Digital AYO SRC oleh
informan Mehri selaku pegawai divisi CSR :
“idak mudah ngenalke aplikasi cak ini samo mitra, apolagi
faktor usia yang lah senja, makonyo ado kegiatan seminar
itu, jadi setiap pertemuan pasti ado ngebahas aplikasi ini,
latihan pake aplikasi jugo. Aplikasi ini dirancang untuk

Universitas Sriwijaya
64

mempermudah kegiatan mitra kalo nak beli barang grosiran


dengan hargo yang cukup miring. Itukan biso dicari di
aplikasi itulah, semua yang ado di dalem aplikasi itu pasti
sudah jadi mitra SRC. Jadi kalo nak jingok stok barang jugo
lebih gampang.”

(Tidak mudah memperkenalkan aplikasi seperti ini kepada


mitra, apalagi faktor usia yang sudah senja, maka dari itu
ada kegiatan seminar, jadi setiap pertemuan disempatkan
membahas aplikasi ini, latihan cara menggunakan juga.
Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah kegiatan mitra
untuk membeli barang grosiran dengan harga yang cukup
miring. Semua bisa dicari dalam aplikasi, semua yang ada
di dalam aolikasi itu sudah menjadi bagian dari mitra SRC.
Jadi ketika meilihat stok barang menjadi lebih mudah.)

Adapun tanggapan lain yang diberikan oleh informan Syarief mengenai


aplikasi Ekosistem Digital AYO SRC, sebagai berikut :
“Uda pake aplikasinyo, tapi awalnyo sih anak-anak yang
ngajari lamo-lamo biso. Tapi idak terlalu sering pake lagi
sekarang. Paling untuk jingok stok barang dalem toko samo
nak bayar-bayar token bae”

(Uda pakai aplikasinya, tetapi awalnya diajarkan oleh anak-


anak dan lama kelamaan bisa. Tetapi tidak terlalu sering
digunakan lagi sekarang. Hanya untuk melihat stocl barang
yang ada di dalam toko dan untuk membayar token saja.)

Pernyataan lain yang berbanding terbalik dengan pernyataan informan


Syarief diatas adalah pernyataan yang disampaikan oleh informan Achmad,
sebagai berikut :
“Dek, ribet menurut aku kalo pake aplikasi cak itu, caro
aku nih lah tuo, maen HP cuma untuk jingok berita bae, yo
tau memang modern sekarang, tapi aku dak tergiur nak
pake aplikasi itu dak tau kalu yang lain.”

(Dek, menurut saya kalau menggunakan apl ikasi ini terlalu


sulit, saya ini sudah tua, memainkan Hand Phone cuma
untuk melihat berita, ya saya tahu kalau sekarang modern,
tapi saya tidak tergiur untuk menggunakan aplikasi itu,
kalau mitra yang lain saya tidak tau.)

Universitas Sriwijaya
65

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kedua informan tersebut


dapat disimpulkan bahwa fungsi dari penggunaan aplikasi Ekosistem Digital
AYO SRC tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh mitra pelaku usaha toko
kelontong/toko tradisional. Hal ini dikarenakan faktor usia dan tingkat keinginan
untuk mempelajari aplikasi yang kecil.

5.3 Pelaku UMKM Toko Kelontong/Toko Tradisional


Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan istilah umum dalam
dunia ekonomi yang merujuk keada usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha seseuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
UU No. 20 Tahan 2008. UMKM telah berkontribusi besar terhadap PDB
Indonesia yaitu 61,97% dari total PDB nasional atau setara dengan Rp.8.500
triliun di tahun 2020. berdasarkan data yang dilansir dari IDXchanel.com
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada
bulan Maret 2021 lalu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta
dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07% atau
Rp.8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja
dan mampu menghimpun hingga 60,42%
Tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidup dengan menjadikan
usaha toko kelonton/toko tradisional sebagai mata pencaharian untuk menopang
kehidupan perekonomian di dalam keluarga. Toko kelontong/toko tradisional
atau juga yang sering terdengan dengan sebutan warung ini pada umumnya
menjajakan produk-produk yang digunakan sehari-hari seperti sandangan dan
pangan. Meskipun saat ini bisnis waralaba seperti toko-toko swalayan modern
sudah cukup banyak di gandrungi masyarakat, ada sebagian masyarakat lain
yang lebih memilih berbelanja atau membeli kebutuhan sehari-hari di toko
kelontong salah satunya dikarenakan harga yang lebih relatif terjangkau.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan Abidin sebagai pelaku
UMKM toko kelonton/toko tradisional dan masih menggeluti usahanya, sebagai
berikut :

“Aku ni dulu buka warung untuk pemasukan dikit-dikit


dirumah, dulu jugo ini awalnyo bengkel kecik sih, cuma untuk

Universitas Sriwijaya
66

nambah angin samo kalo kalo pecah ban, lah sekarang kan
sudah dak kuat lagi kalo nak nunggui bengkel, nak ganti oli
atau pecah ban cak itu, makonyo beralih buka warung bae,
kan kalo warung tu tiap hari di datengi wong, entah itu cuma
sekedar nak beli kerupuk atau ciki kan, terus tu kalo secara
emosional warung cak ini masih biso ngutangi, ngebantu
sesamo tetanggo. Tapi yo itulah kalo modal pas pasan,
keuntungannyo jugo samo”

(Saya ini dulubuku toko untuk pemasukan sedikit-sedikit


dirumah, dulu juga ini awalnya hanya bengkel kecil, cuma
untuk menambah angin dan kalau ada pecah ban, kalau
sekarang sudah tidak kuat untuk menunggui bengkel, untuk
ganti oli atau pecah ban seperti itu, makanya sekarang beralih
ke toko kelontong saja. Kan kalau toko kelontong itu setiap
hari didatangi pembeli meskipun cuma untuk membeli
kerupuk dan jajanan kecil , terus kalau secara emosional toko
seperti ini masih bisa memberikan hutang, membantu
tetangga. Tapi ya begitulah kalau modal pas-pasan,
keuntungannya juga sama)

Menurut penuturan dari informan Abidin menjelaskan jika awalnya toko


kelontong miliknya merupakan sebuah bengkel kecil dengan pemasukan yang
tidak terlalu signifikan. Hanya melayani pengisian angin pada ban, mengganti
dan menambal ban yang pecah serta sesekali mengganti oli pada kendaraan.
Kemudian seiring dengan bertambahnya usia dan semakin sulit untuk
mengeluarkan tenaga lebih, informan Abidin beralik dengan membukatoko
kelonton/toko tradisional bersama istri. Menurut penuturanya alasan membuka
toko kelonton atau warung, penghasilan sedikit lebih jelas meskipun dengan
modal yang seadanya, dan dapat membantu tetangga secara berkehidupan
sosial dan berbagi rasa empati antar tetangga dan penduduk sekitar.
Adapun pernyataan lain mengenai UMKM toko kelontong yang dilakoni
oleh informan Syarief yaitu sebagai berikut :

“Kalo Uda nih buka toko ko, memang endak nian, sebab yo
dasarnyo keluarga banyak yang berniaga, dagang, usaha-
usaha rumah makan, jadi terbiasolah Uda. Apo lagi kan kalo
pemasukan kito berjualan nih ado nampak, yo peluang jugo
kan semakin dekat jarak toko samo rumah warga, lebih
efesien jugo kalo warga ko nak beli barang-barang keperluan
sehari-hari”

Universitas Sriwijaya
67

(Kalau Uda membuka toko memang sudah kemauan, karena


memang dasarnya keluarga juga banyak yang berniaga,
dagang, usaha-usaha rumah makan, jadi terbiasa Uda. Apa
lagi kalau pemasukan ketika kita berjualan ini lebih terlihat,
ya peluang juga, semakin dekat jarak toko dengan rumah
warga, jadi lebih efesien juga kalau warga ini mau membeli
barang-baranguntuk keperluan sehari-hari)

Informan Syarief mengatakan jika bergelut sebagai pelaku UMKM


dibidang toko kelontong/toko tradisional merupakan keinginannya sendiri dan
didukung pula dengan latar belakang keluarga yang banyak menggeluti
dibidang perniagaan, dagang dan membuka rumah makan. Berdasarkan
informasi yang didapatkan, penghasilan atau pendapatan yang didapatkan
cukup terlihat, selain itu membuka toko kelontong dengan jarak yang
berdekatan dengan masyrakat merupakan sebuah peluang dan memberikan
efesiensi kepada masyarakat tersebut dalam hal memenuhi atau melengkapi
kebutuhan sehari-hari.
Hal serupa juga disampaikan oleh informan Ferayanti sebagai salah satu
pelaku UMKM dibidang usaha toko kelontong/toko tradisional, sebagai
berikut :

“Ah kalo aku ni buka warung yo karno walnyo tuh kan disini
dulu masih sepi, jarak dari jalan besak ke dalem Kampung
Sukasari ini jauh, jadi akses nak nyari-nyari warung jugo
masih susah, ado kalangan tapi kan seminggu sekali, wong
jugo kan setiap hari ado bae kebutuhan tu yang tibo-tibo abes
atau tibo-tibo kurang, makonyo samo laki aku inisiatiflah
buka warung be meskipun saat itu masih sepi disini, yo
Alhamdulillahnyo kan semakin rame masyarakat disini,
jadinyo semakin banyak jugo yang tau warung aku. Ado terus
pemasukan, memang jualan tu untungnyo dikit-dikit tapi kan
kalo terus-terusan lamo-lamo banyak jugo, yang penting
jangan setengah-setengah”

(Kalau saya membuka toko karena awalnya disini masih sepi,


jarak dari jalan utamauntuk masuk ke Kampung Sukasari
jauh, jadi akses untuk mencari warung juga masih susah, ada
pasar mingguan tapi hanya satu minggu sekali, orang juga
setiap hari ada saja kebutuhannya yang tiba-tiba kehabisan
atau tiba-tiba kekurangan, makanya saya dan suami inisiatif

Universitas Sriwijaya
68

untuk membuka toko meskipun saat itu di wilayah ini masih


sepi, Alhamdulillah semakin ramai masyarakat disini, jadinya
semakin banyak juga yang mengetahi toko saya. Pemasukan
terus ada, memang berdagang itu keuntungannya sedikit-
sedikit tapi kalau terus menerus lama kelamaan banyak juga,
yang penting jangan setengah-setengah)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh informan Ferayanti,


alasannya membuka dan menjalankan UMKM toko kelontong karena
memanfaatkan peluang saat itu, dimana keadaan Kampung Sukasari saat itu
masih terbatas, jarak antara jalan utama menuju kedalam jalan Kampung
Sukasari yang terlampau cukup jauh membuat akses keluar masuk cukup sepi
dan jarang. Atas dasar alasan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari masyarakat sekitar informan Ferayanti bersama suaminya berinisiatif
mendirikan sebuah toko kelontong agar masyarakat sekitar dapat memenuhi
kebutuhanya tanpa harus menunggu kalangan atau pasar mingguan yang hadir
setiap satu minggu sekali. Semakin ramai penduduk yang bermukim di
wilayah tersebut, maka semakin banyak pula pelanggan tetap di toko
kelontong milik informan Ferayanti. Selain itu disebutkan bahwa pemasukan
atau keuntungan yang didapatkan cukup banyak seiring dengan berjalannya
usaha.

Tabel 5.3
Alasan Yang Mendorong Pelaku UMKM
Mendirikan Toko Kelontong/Toko Tradisional
No. Alasan Mendirikan Usaha
1. Melihat peluang usaha di lingkungan
tempat tinggal
2. Sebagai pemasukan atau mata
pencaharian
3. Meningkatkan taraf bermasyarakat
4. Harga relatif lebih murah
5. Memberikan efesiensi jarak dan waktu
kepada masyarakat dilingkungan setempat

6. Masih bisa berbagi perasaan simpati dan


empati antara pemilik toko dan pembeli

Universitas Sriwijaya
69

Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Merangkum informasi yang didapatkan dari para informan selaku pemilik


dan perintis usaha yang bergelut dibidang usaha toko kelontong/toko tradisional,
mendirikan usaha tersebut tidak hanya semata-mata sebagai ladang pemasukan
melainkan juga sebagai wadah untuk meningkatkan taraf bermasyarakat atau
berkehdiupan sosial dilingkungan setempat serta ikut meringankan dan
membantu dalam hal simpati dan empati, sehingga transaksi yang berjalan tidak
memberatkan warga atau masyarakat dengan tingkat ekonominya rendah atau
sedang terkendala keuangan, mereka dapat mengansur nominal barang yang
dibeli.

5.3.1 Harapan Pelaku UMKM Bergabung Dalam Program SRC


PT. Sampoerna tbk dengan meluncurkan Program Sampoerna Retail
Community (SRC) dapat memenuhi harapan yang dibutuhkan oleh pelaku
UMKM dalam bidang usaha toko kelontong/toko tradisional. Mitra atau
pelaku usaha dan pemilik toko kelontong/tradisional memiliki harapan akan
kemajuan dalam usahanya baik itu dalam tingkat penjualan maupun dalam
kualitas pelayanan perdagangan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
informan Karsih, sebagai berikut :

“Bingung kalo ditanyo harapan, tapi kalo dulu tu awal ikut


caknyo cuma kepengen biar warung ini idak sepi-sepi nian,
banyak cak itu dagangannyo yo balek lagi sih ke modal yo.
Karno itu yang kemaren dibutuhke tu, berharap dibantu,
sekarang sudah ngerasoi bantuan modal itu cak harapan
pengen warung rame itu terpenuhi”

(Bingung kalau ditanya harapan, tapi kalau dulu itu awal ikut
sepertinya cuma ingin agar toko tidak sepi-sepi sekali, banyak
gitu dagangannya, ya kembali lagi ke modal. Karena itu yang
kemarin dibutuhkan, berharap dibantu, sekarang sudah
merasakan bantuan modal situ seperti harapan ingin toko
ramai itu terpenuhi”

Universitas Sriwijaya
70

Menurut pernyataan yang disampaikan oleh Karsih bahwa harapan


pertama ketika mengikuti proram Sampoerna Retail Community (SRC) untuk
meningkatkan keramaian di toko kelontong dengan memperbanyak aneka
ragam barang dagangan dan hal itu dapt terwujud dengan modal yang
mencukupi dan melalui program ini bantuan dalam permodalan terpenuhi.
Adapun pernyataan lain yang disampaikan oleh informan Abidin
mengenai expectation (harapan), sebagai berikut :

“Harapannyo SRC ini biso mewadahi aspirasi dari kami


pelaku usaha warung, yang susah modal, yang susah benahi
bentuk warung, setidaknyo SRC ni galak berhubungan samo
masyarakat cak kami ini penjual kecik, modal dak seberapo
dibantu biar pacak modal jualan banyak. Alhamdulillah
terpenuhi harapan pertamo untuk segi permodalan
terpenuhi”

(Harapannya SRC ini bisa mewadahi aspirasi dari kami


pelaku usaha toko kelontong/toko tradisional yang susah
modal. Yang susah untuk membenahi warung, tidaknya SRC
ini mau berhubungan dengan masyarakat sperti kami ini
penjual kecil, modal tidak seberapa dibantu agar modal jualan
bisa banyak. Alhamdulillah terpenuhi harapan pertama untuk
segi permodalan terpenuhi.)

Informan Abidin pun menyampaikan kalau Sampoerna Retail


Community (SRC) mampu menampung aspirasi yang dinginkan oleh pelaku
usaha toko kelontong/toko tradisional. Menrurut informan Abidin program
SRC ini mau berhubungan dengan masyarakat secara dekat dan memantau
dengan seksama serta mewujudkan harapan permodalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Disusul dengan pernyataan yang hampir serupa dengan kedua informan
diatas, informan Niarita menyampaikan pernyataan mengenai harapan,
sebagai berikut :

“Apo yo harapan aku tu, bingung dek jelaskenyo, harapan


aku tu cuma pengen ado perubahan bae sih di toko aku, cak
jingok-jingok toko wong yang melok program ini jadinyo
berwarno lebih teratur , terus tu jugo ado kemudahan kalo

Universitas Sriwijaya
71

nak beli-beli barang grosir di gudang grosir hargonyo agak


miring”

(Apa ya harapan saya, bingung dek menjelaskannya, harapan


saya itu cuma ingin ada perubahan saja di toko saya, seperti
melihat toko yang mengikuti program ini jadinya lebih
berwarna dan lebih teratur, terus juga ada kemudahan kalau
mau membeli barang-barang grosir di gudang grosir harganya
agak miring)

Menurut penuturan informan Niarita, harapan yang diinginkan olehnya


adalah perubahan pada toko kelontong yang didirikan, melihat perubahan
yang ada dengan toko kelontong/toko tradisional milik mitra lain yang lebih
dulu bergabung dalam program Sampoerna Retail Community (SRC) yang
semakin rapi dan terlihat lebih menarik serta teratur. Dan dimudahkan dalam
urusan pembelian barang-barang grosir atau jumlah besar dengan harga yang
relatif lebih murah.
Harapan yang disampaikan oleh informan Achmad hampir serupa dengan
pernyataan diatas, sebagai berikut :

“Kalo aku sih harapanyo perubahan, biar kelihatan lebih


modern, itntinyo perubahanlah. Karno memang tampak fisik
warung itu jugo menentukan jadi pilihan wong untuk belanjo.
Kalo bisa jugo sekarang memanfaatke teknologi online-
online, biar agak canggih dikit meskipun warung sederhano
kan”

(Kalau saya harapannya perubahan, agar terlihat lebih


modern, intinya perubahanlah. Karena menang tampak fisik
toko juga mementukan jadi pilihan orang untuk berbelanja.
Kalau bisa juga sekarang memanfaatkan teknologi online,
agar sedikit lebih canggih meskipun toko sederhana)

Informan Achmad mengaharapkan perubahan dari toko kelontong/toko


traduisional yang dikelola memiliki perubahan kearah yang sedikit leboh
modern, dengan memnafaatkan kecanggihan teknologi yang berbasis online
untuk memperluas jaringan dan informasi mengenai produk baru dan
pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.

Universitas Sriwijaya
72

Berdasarkan pernyataan informan tersebut, Sampoerna Retail Community


(SRC) telah memenuhi harapan awal atau harapan dasar dari mitra pelaku
UMKM toko kelontong/toko tradisional ketika mengawali keinginan untuk
bergabung. Membantu toko-toko tersebut dengan kendala permodalan yang
cukup agar dapat mengembangakan dan menambah jumlah atau variasi dalam
barang dagangan. Dalam berjalannya program ini, memperlihatkan bahwa
PT. Sampoerna tbk melalui program yang diluncurkannya. Memenuhi peran
sebagaimana porsinya sebagai aktor atau pemilik peran.

Tabel 5.3
Harapan Pelaku UMKM Toko Kelontong/Toko Tradisional Terhadap
Program Sampoerna Retail Corner (SRC)
No. Harapan yang ingin dicapai melalui program
Nama Sampeorna Retail Corner (SRC)

1. Ferayanti Pengelolaan toko dan pendampingan usaha yang lebih modern


2. Achmad Perubahan pengelolaan toko yang mengarah lebih modern
3. Syarief Halik Menambah pengalaman relasi kemitraan dan mendapatkan
manfaat dari stategi pendampingan usaha
4. Abidin Mukhtar Diberikannya pinjaman modal untuk mengembangkan toko

5. Niarita Perubahan visual toko lebih teratur dan cerah


6. Zaidin Mendapatkan pinjaman bantuan usaha dan pendampingan usaha
7. Karsih Pinjaman bantuan modal dan pengelolaan toko
Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Harapan-harapan yang disampaikan oleh informan cukup seragam


mengenai program Sampoerna Retail Community (SRC) yaitu harapan
mengenai perubahan toko dan yang menjadi fokus utama adalah perubahan
pada visual atau penampilan fiisk toko. Kemudian harapan selanjutnya yang
diinginkan oleh pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional adalah
mendapatkan pendampingan usaha, pengelolaan usaha secara modern dan

Universitas Sriwijaya
73

pinjaman modal usaha untuk mengembangkan toko kelontong/toko


tradisional milik mereka.
Menurut teori Biddle dan Thomas, peran adalah seperangkat formulasi
yang membatasi perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tertentu.
Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu di rumah diharapkan memberi nasehat,
memberi penilaian, dan menjatuhkan sanksi. Dalam program Sampoerna
Retail Community (SRC) tentunya memiliki tujuan serta visi dan misi dalam
menggerakkan dan menjalankan program tersebut. Salah satunya memenuhi
harapan dari para mitra pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional yang
sudah bergabung dalam program Sampoerna Retail Community (SRC). Hal
ini sesuai dengan salah satu aspek dalam teori Biddle dan Thomas yaitu
expectation (harapan).

5.3.2 Harapan Jangka Panjang Program Sampoerna Retail Community


Pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional memiliki keinginan untuk
mengembangkan usahanya. Harapan sejak awal bergabung tentunya akan
bertambah seiring dengan berjalannya lama bergabung dalam program
Sampoerna Retail Community (SRC). Harapan- harapan lain bisa disebut
dengan proggres atau pencapaian selanjutnya yang ingin diraih. Saat ini
Sampoerna Retail Community menjadi wadah yang diharapkan oleh para
mitra pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional sebagai roda untuk
meraih perkembangan dalam berniaga. Hal ini disampaikan dalam bentuk
pernyataan oleh informan Syarief selaku pelaku UMKM dan sekaligus
pemilik toko kelontong/toko tradisional, sebagai berikut :

“Harapan jangka panjang, berarti kito ngomongnyo nih


untuk waktu kedepan, kalo dari aku, selamo bermitra samo
program ini, pengennyo kalo kito lah bermitra cak la satu
tahun dan riwayat kito tu bagus, maksud aku ado kejingokan
perkembangan dan keuntungannyo rato, bisolah dinaikke
pinjaman modalnyo. Jadi kan siapo tau kagek dari modal
yang makin bertambah biso nambah jugo variasi yang ado di
warung, misalnyo kagek disebelah warung ado jugo untuk
ngisi galon. Atau berkembang ke hal yang jenis lain jugo”

(Harapan jangka panjang, berarti kita berbicara untuk waktu


kedepan, kalo dari saya, selama bermitra dengan program ini,

Universitas Sriwijaya
74

inginnya kalau kita sudah bermitra mungkin satu tahun dan


riwayat kita bagus, maksudnya terlihat perkembangan dan
keuntungannya rata, bisa dinaikkan pinjaman modalnya. Jadi
siapa tahu nanti dari modal yang semakin bertambah bisa
menambah juga variasi yang ada di toko, seperti nanti di
sebelah toko ada juga untuk depot air pengisian galon. Atau
berkembang ke jenis yang lain juga.)

Informan Syarief memiliki harapan jangka panjang mengenai program


Sampoerna Retail Community (SRC) kedepannya yaitu, mitra yang sudah
lama bergabung dalam program ini kira-kira satu tahun dan memiliki riwayat
yang bagus baik dalam keaktifan dan ketanggapan ketika menajalankan
strategi pendampingan usaha bisa mendapatkan tambahan atau kenaikan pada
persenan atau besaran nominal bantuan pinjaman modal. Menurutnya dengan
bertambahnya pinjaman modal, maka pelaku usaha UMKM toko
kelontong/toko tradisional dapat menambah cabang uasaha lain di dalam
toko, informan Syarief sendiri ingin membuka depot pengisian air galon isi
ulang disebelah toko miliknya.
Adapun pernyataan lain yang sedikit berbeda dari informan lainnya, ialah
pernyataan yang disampaikan oleh informan Abidin, sebagai berikut :

“Pengen nian kalo untuk kedepannyo tuh ado pilihan bentuk


bantuan. Bukannyo maksud dak bersyukur atau nak serakah,
ini bae lah bersyukur nian di pinjemi etalase kaco untuk
pajangan, tapi kan bentuk warung beda-beda ado yang
lumayan luas, ado yang sepetak kecik. Pengennyo tu
dipinjemi etalase yang menyesuaikan samo toko. Kalo
tokonyo kecik yo mungkin di pinjemi duo ikok yng kecik kecik
jadi etalasenyo biso di susun. Kalo warungnyo kecik,
etalasenyo besak kadang dak terisi untuk di pajang masih ado
tempat yang kosong dak enak dijingok, belom lagi sempit nak
wara-wiri pembeli. Kalo sepi dak apolah , kalo lagi rame
pasti sumpek nian”

(Ingin sekali kalau untuk kedepannya ada pilihan bentuk


bantuan. Bukannya tidak bersyukur atau serakah, ini saja
sudah sangat bersyukur sudah di pinjami etalase kaca untuk
memajang, tapi bentuk toko orang berbeda-beda, ada yang
lumayan luas, ada yang hanya sepetak kecil. Inginnya
dipinjami etalase yang menyesuaikan dengan toko. Kalau
tokonya kecil, mungkin dipinjami dua buah etalase jadi bisa
disusun. Kalau warungnya kecil tapi etalasenya besar kadang

Universitas Sriwijaya
75

tidak terisi untuk di pajang masih ada tempat yang kosong


tidak enak diliat. Belom lagi sempit ketika wara-wiri. Kalau
sepi tidak apa-apa, kalau sedang ramai pasti sempit sekali.)

Mengedepankan kenyaman bertansaksi antara penjual dan pembeli,


informan Abidin menyampaikan harapannya untuk program Sampoerna Retail
Community (SRC) yaitu mitra program diperbolehkan untuk memilih bentuk
ukuran dari etalase yang dipinjamkan, menyesuaikan dengan luas ukuran toko
agar konsep keyaman didalam toko tetap terjaga, mengingat kegiatan memilih
barang belanjaan dan bertransaksi dilakukan di dalam toko.
Informan Karsih ikut menyinggung mengenai hal yang disampaikan oleh
informan Abidin sebagai berikut :

“Kalo aku harapannyo apo ye, cak mano ngomongnyo ini,


kagek takut salah aku ngmongnyo, ini cuma harapan bae kan.
Harapan aku pernak-pernik yang di pinjemke samo SRC ini
yang punyo toko bisolah dikasih milih, kalo aku jingok tu
caknyo ado warung lain yng melok program SRC ini ado
dipinjemi kotak sampah jugo, terus cak tempat cuci tangan
buatan itu yang pacak dipindah-pindah, oh tentu ado logo
SRC galo. Biar lebih cantik bae warung . kalo pacak yo
disamoke baelah apo yang di pinjemke antar sesamo mitra
jugo kan aposalahnyo. Dengan syarat di jago dengan baik,
dibersihke. Atau agek ado petugas yang dateng berapo
minggu sekali, jadi biso nilai cak mano kito ngurus barang
yang dipinjemin Yo kito jugo yang dipinjemke sadar diri
jugo”

(Kalau saya harapannya apa ya, gimana ngomongnya, nanti


takut salah saya ngomong, ini cuma harapan saja kan.
Harapan saya pernak-pernik yang dipinjamkan oleh SRC ini ,
pemilik toko boleh disuruh untuk memilih, kalau saya lihat
sepertinya ada toko yang ikut program SRC ini dipinjamkan
kotak sampah, terus seperti tempat cuci tangan buatan, yang
bisa dipindah-pindah, oh tentu dengan adanya logo SRC
semua. Agar toko lebih cantik, kalau bisa disamakan saja apa
yang dipinjmankan antar sesama mitra apa salahnya. Dengan
syarat dijaga dengan baik,dibersihkan. Atau nanti ada petugas
yang datang beberapa minggu sekali untuk menilai bagaimana
kita mengurus barang yang dipinjamkan. Ya kita sebagai
peminjam sadar diri juga.)

Universitas Sriwijaya
76

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh informan Karsih, yang


menginginkan mendapatkan kesamaan dalam mendapatkan pinjaman barang-
barang. Menurutnya dengan diberikanya keleluasaan dalam memilih barang
apa saja yang dibutuhkan akan lebih bermanfaat untuk toko dan memperindah
visual toko. Petugas dari SRC juga diharapkan untuk datang sesekali, agar
melihat dan menilai bagaimana pemilik toko menjaga dan mengelola barang
yang dipinjamkan.

Anticipatory (meramalkan) Harapan Jangka Panjang Dalam


Program SRC

Harapan jangka panjang atau yang


Harapan tentang sesuatu yang diharapkan sesuatu akan terjadi dari
akan terjadi pelaku UMKM toko kelontong/toko
tradisional adalah medapatkan nominal
tambahan bantuan modal, mendapatkan
hak untuk memilih jenis dan ukuran
barang yang dipinjamkan kepada mitra

Menurut informasi yang disampaikan oleh informan, kenaikan dalam


pinjaman modal akan membantu dalam perkembangan toko kelontong/toko
tradisional. Dengan syarat yang sesuai yaitu ketika riwayat bermitra sudah
satu tahun dan dengan kemajuan toko yang terlihat seperti keuntungan
meningkat sehingga bisa menambah besaran nominal pinjaman modal
berikutnya.. Pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional lainnya
mengatakan untuk memberikan pilihan bantuan properti disesuaikan dengan
keperluan toko agar menambah kenyamanan saat bertransaksi di dalam toko
dan menimbang keindahan serta kerapian susunan barang yang ada di dalam
etalase toko.

Tabel 5.3.2
Harapan Jangka Panjang Pelaku UMKM Toko Kelontong Mitra SRC

Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022


Hal ini dapat dimaknai dengan harapan bersifat anticipatory
(meramalkan) yakni harapan tentang sesuatu yang akan terjadi. Harapan-
harapan jangka panjang yang bisa menunjang atau menajdi visi dan kisi bagi

Universitas Sriwijaya
77

suatu usaha untuk terus bergerak maju dan berkembang. Harapan juga dapat
berupa keinginan lebih lanjut untuk memotivasi dan berinovasi.

5.4 Wujud Peran SRC Dalam Perkembangan Toko Kelontong

5.4.1 Seminar Pengembangan Usaha


Dalam mengimplementasikan rangkaian kegiatan yang tersusun didalam
program Sampoerna Retail Community (SRC) hal ini tentu saja melibatkan
para mitra pelaku usaha toko kelontong/toko tradisional. Seminar
pengembangan usaha yang dilaksanakan merupakan jembatan ilmu baru
dalam mengahdapi bisnis retail secara modern tapi tetap mempertahankan
kesan toko kelontong/toko tradisional di dalamnya.

Mengenai hal ini disampaikan oleh informan Ferayanti dalam


kesempatan wawancara yang dilakukan, sebagai berikut :
“Cak sekolah lagi sih, jatuhnyo sekolah bisnis kecil-
kecilan, ado sosialisasi rame-rame samo mitra SRC yang
lain jugo. Pas pertemuan itu yo dikasih makanan ringan,
santai bae sih. Lumayan banyak materi yang kami tu
dapet. Dikasih tau jugo pola bisnis dunio tu cak mano,
terus mengakalinyo dengan cara jualan yang lebih
modern cak mano. Ilmulah kalo menurut aku. Dan
kegiatan itu tu jugo rutin cak sebulan tu dua kali dan ado
jugo kadangan cak absen.”

(Seperti sekolah lagi, mirip sekolah bisnis dasar, ada


sosialisasi yang dilakukan dengan ramai bersama mitra
SRC yang lainnya. Ketika pertemuan diberikan makanan
ringan, acara berlangsung santai. Cukup banyak materi
yang kami dapatkan. Diberitahu juga bagaimanapola
bisnis dunia dan bagaimana mengatasinya dengan cara
berdagang yang lebih modern. Ilmu kalau menurut saya.
Kegiatan tersebut juga rutin dilakukan, sekitar dua kali
dalam satu bulan dan terkadang juga memiliki absen.)

Hal serupa juga disampaikan oleh informan Achmad sebagai salah


satu pemilik toko kelontong/toko tradisional yang menjadi bagian
kemitraan dari program SEC, sebagai berikut :

Universitas Sriwijaya
78

“Kalo aku dak pulo sering melok sosialisasi soal


pengetahuan bisnis, tapi ado sekali aku melok direwangi
samo istri jugo. Isi sosialisasi itu ngomongi tentang
perdagangan modern. Yo kito tadi hadir bae, aku dak pulo
berminat nian sih kalo sosialisasi ini.”

(Kalau saya tidak terlalu sering mengikuti sosialisasi


mengenai pengetahuan bisnis, tapi pernah satu kali ditemani
istri saya. Isi sosialisasi itu membahas tentang perdagangan
modern. Kita hadir, saaya tidak terlalu berminat soal
sosialiasi ini.)

Menurut informasi yang disampaikan oleh kedua informan tersebut


seminar pengembangan usaha ini rutin dilakukan dan dihadiri oleh
pemilik toko kelontong/toko tradisional yang merupakan mitra dai
program Sampoerna Retail Corner (SRC).
Selain memberikan pemahaman mengenai pengeolaan dan
pengembangan usaha. Dalam kesempatan seminar tersebut juga
memberikan contoh dan praktik dalam menata toko agar terlihat lebih rapi
sehingga dapat menarik mata dari pelanggan toko kelontong/toko
tradisional.

5.4.2 Pembinaan Pengelolaan Toko Rapi dan Indah


Pelaku usaha atau pemilik toko kelontong/toko tradisional memiliki
pertimbangan tersendiri untuk bergabung dalam program Sampoerna Retail
Community (SRC) . Peran nyata atau wujud fisik dari peran itu sendiri
dirasakan oleh para mitra yang telah bergabung dalam program SRC, peran
secara nyata dapat kita lihat melalui bangunan fisik atau tampilan toko.
Dalam program Sampoerna Retail Community (SRC) memberikan bantuan
berupa warna bangunan yang diperbaharui sesuai dengan ktiteria program,
banner atau spanduk yang dipasang di depan toko dengan rapi bertuliskan
nama toko kelontong/toko tradisional, bantuan etalase kaca yang ukurannya
disesuaikan untuk pajangan-pajangan barang dagangan. Hal ini juga
disampaikan oleh informan Zaidin selaku pemilik dari toko kelontong/toko
tradisional, sebagai berikut :

Universitas Sriwijaya
79

“SRC ini, pas nak bergabung, dio survei dulu, dateng kesini,
jingok warungnyo, nanyo lah berapo lamo usahanyo buka.
Terus pas kitolah bergabung di enjoknyo banner yang
ukurannyo disesuaike samo panjang atap depan warung terus
ado namo warung kito, dikasih jugo cat untuk kito ngecat toko
kito, tapi warnonyo samo bentuk catnyo sesuai samo SRC
tulah. Idak baseng-baseng”

(SRC ini ketika kita baru mau bergabung, mereka survei.


Datang kesini melihat tokonya, sudah berapa lama usaha
dijalankan. Terus ketika kita sudah bergabung, diberikan
spanduk yang ukurannya disesuaikan dengan panjang atap
depan toko dengan nama toko, diberikan juga cat untuk toko.
Tapi warna dan bentuk cat disesuaikan dari SRC. Tidak
sembarangan.)

Menurut Zaidin sejak awal bergabung dalam program petugas SRC


melakukan survei awal mendatangi toko kelontong miliknya dan bertanya
sudah berapa lamamenjalankan usaha tersebut. Dari penuturannya mitra yang
sudah bergabung mendapatkan fasilitas utnuk tampilan fisik toko seperti
spanduk dengan nama toko yang ukurannya disesuaikan dengan tampak muka
atau depan dari toko kelontong. Tidak hanya spanduk, wujud lain dari peran
program Sampoerna Retail Community (SRC) adalah memberikan cat yang
warna yang sudah disesuaikan dengan program itu sendiri yaitu merah dan
abu-abu.

Gambar 5.4
Warna cat sesuai dengan program Sampoerna Retail Community (SRC)

Universitas Sriwijaya
80

Sumber Adalah Hasil Dokumentasi Peneliti 2022

Selaras dengan yang disampaikan oleh informan Zaidin, informasi serupa


juga disampaikan oleh informan Achmad, sebagai berikut :

“Caknyo kebanyakan yang melok program ini, pasti dikasih


spanduk namo warung, samo warno cat dinding berubah cak
intruksi dari SRC. Kalo ditanyo untuk apo kok cak itu, uji
petugasnyo biar seragam bae samo mitra-mitra SRC lain
terus ujinyo biar keliatan bersih karno warnony netral”

(Sepertinya kebanyakan yang ikut program ini, pasti dikasih


spanduk dengan nama toko, dan warna cat dinding berubah
sesuai dengan intruksi dari SRC. Kalau ditanya untuk apa
kenapa seperti itu, kata petugas agar sama seperti mitra-mitra
SRC yang lain dan katanya agar terlihat bersih karena
warnanya netral.)

Berdasarkan informasi yang disampaikan, hal ini sama dengan informan


lainnya yang mendapatkan wujud peran secara fisik dari program Sampoerna
Retail Community (SRC). Berdasarkan gambar tersebut dapat kita lihat peran
nyata yang dilakukan dan diwujudkan oleh program Sampoerna Retail
Community (SRC) . Terlihat spanduk dengan warna merah dan cat rolling
door atau pintu berjalan berwarna putih dengan sedikit garis berwarna merah
dan abu-abu menghiasi penampakan fisik pada toko kelontong/toko tradisional
pelaku usaha.

Gambar 5.4.1 Toko Dengan Spanduk SRC


Toko kelontong/toko tradisional dengan spanduk nama toko dan logo
SRC

Sumber: Data Primer Hasil Doukumentasi oleh Peneliti (2022)

Universitas Sriwijaya
81

Sampoerna Retail Community (SRC) membantu pelaku usaha pemilik


toko kelontong/toko tradisional dalam membenahi penampilan toko agar
terlihat lebih rapi dan mudah ditemukan. Memiliki ciri khas dari warna yang
sudah ditentukan, ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah toko
kelontong/tradisional tersebut adalah bagian dari mitra program Sampoerna
Retail Community (SRC).
Jika wujud peran yang disebutkan mengenai penampilan toko dan barang
fisik yang dipinjamkan kepada pelaku UMKM toko kelontong/toko
tradisional. Informan Niarita menyampaikan informasi mengnai wujud peran
Sampoerna retail Communtiy yang sedikit berbeda, sebagai berikut :

“Kan kalo di SRC ini ado aplikasi Ayo SRC itu nah, itu kan
untuk belanjo dimitra toko grosir sudah ditunjuklah dari
SRCnyo , toko besak yang jual grosiran ke yang punyo toko
kecik cak kami, jadi dapet hargo lebih murah, terus kalo kito
belanjo di toko besak itu yang sudah disesuaike samo SRC,
setelah kito belanjo gek dapet poin poin cak itu terus dari
poin itu biso dapet reward. Rewardnyo macem-macem sih
tergantung poin, tapi kebanyakan lebih sering dapet barang
dagangan gatis kalo kito tuker ditempat toko besak kito
belanjo itu. Intinyo tergantung poin. Itu senang nian tiap nak
belanjo jadi cak ado cashback, mano murah pulo kan namony
grosir”

(Kan kalau di SRC ini ada aplikasi Ayo SRC. Itu kan untuk
belanja dimitra toko grosir sudah ditunjukkanlah dari
SRCnya, toko besar yang menjual barang grosir atau dalam
jumlah besar ke yang punya toko kecil seperti kami, jadi
dapat harga lebih murah, terus kalau kita belanja di toko besar
yang sudah disesuaikan dengan SRC, setelah kita blanja nanti
mendapatkan poin-poin seperti itu dan dar ipoin itu kita bisa
mendapatkan reward atau hadiah pencapaian berdasarkan
poin yang kita punya. Intinya tergantung banyaknya poin.
Senang sekali setiap mau belanja jadi ada kembalian, dan
murah pula karena grosir)

Informan Niarita menjelaskan mengenai penghargaan (reward), jika


berbelanja dengan toko besar yang menjual dalam jumlah banyak
(grosir),tentunya toko ini sudah menjadi mitra dari program Sampoerna Retail

Universitas Sriwijaya
82

Community (SRC) sehingga dapat menajdi tempat rujukan belanja bagi mitra
SRC pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional. Berdasarkan poin-poin
yang terkumpul ketika berbelanja, mitra dapat menggunakannya untuk
mendapatkan penghargaan (reward) sesuai dengan poin dan disesuaikan juga
dengan nilai pilihan barang yang diinginkan.

Tabel 5.4

Performance (wujud perilaku) Wujud Peran Program SRC

Sampoerna Retail Community (SRC)


memberikan wujud peran dari program itu
Peran diwujudkan dalam sendiri, yaitu dari segi penampilan pada toko.
perilaku yang nyata, bukan Memberikan fasilitas berupa spanduk dengan
hanya sekedar harapan nama toko, warna cat yang yang sudah
disesuaikan dengan program, meminjamkan
etalase untuk memajang dagangan dan
mendapatkan penghargaan (reward) dari poin
berbelanja di toko besar mitra SRC yang
menjual barang grosir
Wujud Peran Sampoerna Retail Community (SRC)
Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Hal ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari salah satu aspek
dalam teori peran Biddle dan Thomas yakni performance (wujud perilaku)
peran diwujudkan dalam perilaku yang nyata, bukan hanya sekedar harapan.
Program Sampoerna Retail Community (SRC) memberikan bentuk fisik
(wujud) dan wujud perilaku yang dapat dirasakan oleh pelaku UMKM toko
kelontong/toko tradisional

Universitas Sriwijaya
83

5.4.3 Strategi Pendampingan Usaha Sampoerna Retail Community Melalui


Aplikasi Ekosistem Digital AYO SRC
Strategi yang diberikan oleh Sampoerna Retail Community (SRC) kepada
mitra pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional adalah mendapatkan
panduan tentang mengatur toko kelontong (rapi,bersih,cerah) dan mengelola
penjualan produk. Pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional diberikan
mentoring dalam mengelola keuangan secara digital melalui aplikasi AYO
SRC. Pelaku usaha Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh informan
Karsih, sebagai berikut :

“Kami tu diajari caronyo pake aplikasi dari SRC ini, ado


yang untuk mengelola keuangan, ado yang untuk kito posting
jualan, terus tu kito jadi pacak jingok tingkat penjualan kito
kiro-kiro naik berapo persen. Petugasnyo yang ngajari pelan-
pelan. Idak susah idak aplikasinyo jelas nian malahan”

(Kami diajari cara menggunakan aplikasi dari SRC ini, ada


yang untuk mengelola keuangan, ada yang untuk memposting
barang dagangan, terus kita jadi bisa melihat penjualan kita
kira-kira naik berapa persen. Aplikasinya tidak sulit malah
jelas.)

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh informan Karsih, sebagai


mitra program Sampoerns Retail Community (SRC) tidak hanya diberitahu
tentang adanya aplikasi Ayo SRC tetapi mereka juga dibimbing dan diajari
bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut. Melalui aplikasi Ayo SRC
mereka dapat mengelola penjualan secara online dan megetahui penjualan
yang mereka lakukan. Belajar dan dibimbing menggunakan aplikasi Ayo SRC
sejauh penggunaan aplikasi tersebut pelaku UMKM toko kelntong
menyebutkan bhawa tidak memiliki kendala dalam pngoperasiaan aplikasi
karena sangat mudah dimengerti.
Informan Ferayanti menyampaikan hal yang sama dengan pernyataan
diatas, sebagai berikut :

“Ado aplikasi yang disuruh petugasnyo instal ke HP android,


namo aplikasinyo Ayo SRC. Kalo aku sih idak terlalu sering
pake aplikasinyo. Palingan jingok penjualan samo kalo kito
rajin posting jualan. Dari aplikasi itu kito jugo biso jingok

Universitas Sriwijaya
84

warung lain yang bergabung samo SRC, samo kejingokan


jarak dari warung kito ke warung lain”

(Ada aplikasi yang siduruh oleh petugasnya untuk di instal ke


Hand Phone Android, nama aplikasinya Ayo SRC. Kalo saya
tidak terlalu sering menggunakan aplikasinya. Hanya melihat
penjualan dan kalau rajin memposting jualan. Dari aplikasi itu
kita juga bisa melihat warung lain yang bergabung dengan
SRC, dan melihat jarak toko kita ke toko yang lain.)

Informan Ferayanti pun mengatakan bahwa aplikasi Ayo SRC juga sangat
mudah digunakan meskipun dia tidak sering menggunakannya. Informan
Ferayanti hanya menggunakan aplikasi Ayo SRC untuk melihat angka
penjualan dan untuk mengetahui titik lokasi mitra SRC lainnya.

Gambar 5.4.3
Tampilan Menu Aplikasi Ayo SRC

Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Seperti yang kita tahu bahwa saat ini semua akses akan sangat
dipermudah dengan teknologi, SRC hadir dengan membawa dan memberikan
strategi pemasaran untuk era digital kepada para mitra pelaku UMKM toko
kelontong/toko tradisional. Mebambah nilai lebih dari strategi marketing yang
diberikan oleh program Sampoerna Retail Community (SRC) adalah aplikasi
Ayo SRC, tidak hanya bisa digunakan oleh pelaku usaha tetapi bisa digunakan
oleh masyarakat atau pelanggan, dengan aplikasi ini dapat mengetahui jarak

Universitas Sriwijaya
85

toko kelontong/toko tradisional terdekat dan mengetahui ketersediaan barang


di toko tersebut secara online melalui aplikasi Ayo SRC. Menu tampilan pada
aplikasi Ayo SRC sudah disesuaikan dengan kebutuhan pemilik toko

Strategi Pendampingan Usaha

1.Inovasi Ekosistem Digital, pembinaan lebih kuat


dan berdaya saing tinggi mengacu pada hasil
survei pemilik toko dan pemasok aktif demi
kelancaran usaha.

2.Pojok lokal sebuah inisiatif berupa area khusus


atau rak khusus di toko SRC pelau UMKM
untuk memasarkan produk mereka sendiri.

3.Festival SRC dan Donasi, emggambarkan


dukungan dan menggerakkan perekonomian
nasional.
kelontong/ toko tradisional maupun dengan masyarakat yang akan
menggunakannya.
Terdapat beberapa menu yang menghadirkan kemudahan untuk para
penggunanya mulai dari menu pesan antar yakni pembeli dapat memesan
secara online pada toko kelontong/toko tradisional terdekat, maka kemudian
pesanan akan diantarkan tentunya jika pemilik toko kelontong/toko tradisonal
mengaktifkan pelayanan jenis ini dan masih banyak lagi menu yang bisa
menguntungkan serta memeberikan kemudahan bagi pembeli maupun pelaku
UMKM toko kelontong/toko tradisional.

Tabel 5.4.3
Strategi Pendampingan Usaha
Program Sampoerna Retail Community (SRC)

Universitas Sriwijaya
86

Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Melanjutkan performance (wujud perilaku) Selain memberikan wujud dari


harapan berbentuk fisik untuk penampilan toko kelontong/toko tradisional,
program Sampoerna Retail Community (SRC) juga memberikan wujud perilaku
dari peran melalui pendampingan usaha kepada pelaku UMKM toko
kelonton/toko tradisional.

5.5 Peranan Sampoerna Retail Community (SRC)

5.5.1 Kepuasan Terhadap Program

Sampoerna Retail Community (SRC) menjadi wadah bagi pelaku UMKM


toko kelontong /toko tradisional untuk mengembangkan usahanya. Para mitra
yang telah bergabung dengan program dengan harapan akan mendapatkan
manfaat yang baik. Manfaat dalam kenyamanan berniaga dan dalam
perkembangan usaha yang berjangka panjang. Adapun kepuasan yang dirasakan
oleh informan Ferayanti, sebagai berikut :

“Kalo ditanyo manfaat lebih dari SRC ini, dari aplikasinyo


itu, selain pacak tau kenaikan persen jualan kito,dalem
aplikasi itu jugo ado menu untuk bayar PDAM, bayar listrik,
kito pacak bayar pembayaran online cak shopee itu. Nah itu
pasti ado upah lebih kan, jadi ado tambahan pemasukan dari
situ, awalnyo emang bingung-bingung karno lah umur jugo.
Tapi lamo kelamoan biso tulah”

(Kalo ditanya manfaat lebih dari SRC ini, dari aplikasinya itu,
selain bisa tahu kenaikan persen penjualan kita, didalam
aplikasi itu juga ada menu untuk melakukan pembayaran
PDAM, bayar listrik, kita bisa bayar pembayaran online
seperti shopee. Nah itu pasti ada upah lebih dan jadi tambahan
pemasukan dari sana. Awalnya memang bingung-bingung
karena sudah umur. Tapi lama kelamaan bisa.)

Universitas Sriwijaya
87

Menurut penuturan dari informan Ferayanti, selain untuk melihat angka


kenaikan penjualan, aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai alternatif lain
untuk menambah pemasukan. Seperti membantu transaksi pembayaran tagihan
air, listrik dan pembelanjaan secara online. Dari stiap transaksi akan ada upah
yang lama kelamaan cukup menghasilkan. Itu adalah manfaat yang dirasakan
oleh salah satu informan dari program Sampoerna Retail Community (SRC).
Pernyatan diatas didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh
informan Niarita , sebagai berikut :

“Waktu tau ado program ini, terus itu sudah tau isi-isi
programnyo apo bae, bersyukur sih, ado perusahaan yang
galak bantuin usaha warung, awalnyo kalo aku tu bergabung
cuma nak pinjam modal untuk nambah barang, alhamdulillah
terbantu nian terpenuhi apo yang memang aku butuh.”

(Waktu tahu ada program ini, terus sudah tau isi programnya
apa saja, bersyukur ada perusahaan yang mau membantu
usaha toko kelontong/tradisional, awalnya saya bergabung
cuma ingin pinjam modal untuk nambah barang,
alhamdulillah terbantu sekali,terbantu apa yang memang saya
butuh.)

Informan Niarita menyampaikan mengenai manfaat yang sudah dirasakan


selama bergabung menjadi mitra program Sampoerna Retail Community
(SRC), bahwa dari pendampingan usaha yang dilakukan, mereka juga dapat
menambah pemasukan yakni dari aplikasi Ayo SRC yang bisa mereka kelola
untuk membantu melayani kegiatan transaksi pembayaran yang saat ini
semakin praktis dan efesien dengan teknologi. Adapun pendapat berikutnya
yaitu terbantu dalam kendal permodalan dan sudah diatas dengan cukup baik
oleh program Sampoerna Retail Community (SRC).
Informan Syarief menyampaikan manfaat yang dirasakan setelah
bergabung dengan program Sampoerna Retail Community (SRC), sebagai
berikut :

“Uda ngerasoin manfaatnyo lebih ke memperluas relasi, kan


antar yang punyo warung itu sebenernyo ado paguyubannyo
jugo, jadi galak kalo ado festival cak itu kami rame rame
kelompok dari Sukasari, jualan apo yang unik-unik, jadi ado
wadahnyo sih dan ado kegiatan yang biso kami lakuke samo-

Universitas Sriwijaya
88

samo, bersosial jugo kalo biasonyo mendep bae dirumah, tapi


karnolah jadi bagian kemitraan program sekali seminggu ado
kumpulnyo, apolagi kalo nak deket-deket festival biso malah
lebih sering ngumpulnyo. Jadi idak cuma mengutamakan
kepentingan dan pencapaian usaha dewek-dewek. Yang
berkelompok sewilayah ado pencapaian jugo, tapi sekarang
lah sepi caknyo umurlah”

(Uda merasakan manfaatnya lebih kepada memperluas relasi,


antar toko sebenernya punya paguyuban juga, jadi kalau ada
festival seperti itu kami ramai-ramai kelompok dari Sukasari,
menjual apa yang unik-unik, jadi ada yang mewadahi dan ada
kegiatan yang bisa kami lakukan bersama-sama, bersosial
juga. Kalau biasanya berdiam dirumah, tapi karena sudah
menjadi bagian dari program kemitraan, sekali seminggu ada
berkumpulnya, apalagi kalau sudah mendekati festival bisa
malah lebih sering berkumpul. Jadi tidak cuma
mengutamakan kepentingan dan pencapaian usaha masing-
masing. Yang berkelompok sewilayah juga ada pencapaian,
tapi sekarang sudah cukup sepi dikarenakan faktor usia.)

Informan Karsih juga menyampaikan kepuasan yang dirasakan


bergabung dengan Sampoerna Retail Community (SRC), sebagai berikut :
“Manfaat, apo yeh. Manfaat yang aku rasoke kan selamo
melok program ini, yo paling pertamo tu pasti terbantu samo
modal usaha apolagi dengan bunga pinjaman yang kecil
nian, karno awal minjem jugo disesuaike samo berapo
pemasukan keuntungan kito dalam setahun terakhir. Menurut
aku sih itu bermanfaat jadi duitnyo tuh idak kemano-mano,
memang dicukupkan untuk warung tulah dak katek yang
lain.”

(Manfaat apa ya. Manfaat yang saya rasakan selama ikut


program ini, ya paling pertama itu pasti terbantu sama modal
usaha, apalagi dengan bunga pinjaman yang kecil sekali,
karena awal meminjam juga disesuaikan dengan berapa
pemasukan keuntungan kita dalam satu tahun terakhir.
Menurut saya itu bermanfaat jadi uangnya tidak kemana-
mana, memang dicukupkan untuk toko saja tidak yang lain.)

Informan Karsih mengatakan manfaat yang dirasakan selama bergabung


dalam program Sampoerna Retail Community (SRC) adalah mendapatkan
bntuan pinjaman modal yang sangat sesuai dengan kebutuhannya dan
kemmampuannya dalam membayar. Nominal atau besaran pinjaman modal

Universitas Sriwijaya
89

diukur dari keuntungan toko selama satu tahun terakhir. Menurutnya hal ini
justru sangat tepat karena pinjaman modal tersebut sesuai dan akan
dialokasikan oleh pelaku UMKM utnuk kebutuhan toko kelontong/toko
tradisional.
Berdasarkan informasi dari informan Syarief, dalam program kemitraan
ini sebenarnya juga terdapat paguyuban. Paguyuban aau kelompok yang
dibuat berdasarkan anggota mitra yang tinggal di satu lingkungan yang
berdekatan. Kegunaan paguyuban ini adalah untuk memperluas jaringan dan
saling mengenal antar pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional saling
mengenal dan bekerjasama serta ikut aktif terlibat dengan acara yang
dilangsungkan atau diselenggarakan dari program Sampoerna Retail
Community (SRC).
Adapun kegiatan festival yang dilangsungkan oleh program Sampoerna
Retail Community (SRC) adalah seperti pameran yang didalamnya pelaku
UMKM toko kelontong/toko tradisional memajang barang-barang yang
buatan sendiri (handmade) baik itu berupa barang atau makanan.

Tabel 5.6
Manfaat Program Sampoerna Retail Community
Bagi Pelaku UMKM Toko Kelontong/Toko Tradisional

Universitas Sriwijaya
90

Manfaat Program Sampoerna Retail Community


(SRC)

1. Pelaku UMKM merasakan dibimbing dalam


bertransaksi online dan lebih canggih.
2. Mendapatkan bantuan modal.
3. Mendapatkan keuntungan lebih dari aplikasi
Ayo SRC
4. Bisa bertransaksi secara online baik untuk diri
sendiri maupun pembeli.
5. Strategi penjualan dan adanya kegiatan untuk Sumber
mitra dalam bentuk paguyuban. Diolah Oleh
Peneliti 2022

Tabel 5.6 menjukkan mengenai manfaat yang dirasakan oleh pelaku


UMKM toko kelontong/toko tradisional. Manfaat yang dirasakan tidak hanya
secara individual melainkan juga ada manfaat yang dapat dirasakan secaara
berkelompok.

5.5.2 Penilaian Terhadap Program Sampoerna Retail Community (SRC)


Penilaian merupakan proses atribut atau kuantitas terhadap hasil asesmen
dengan cara membandingkannya terhadapsuatu instrumen standar tertentu. Agar
mengetahui informasi mengenai penilaian tersebut, dapat digunakan pengukuran
berupa tes maupun nontes. Nontes meiputi kuisioner, wawancara, pengamatan,
penugasan dan portofolio. Setiap tindakan atau perbuatan akan meninggalkan
kesan yaitu berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Tidak luput sebuah
program yang sedang di jalankan juga akan memiliki penilaian dari aktor-aktor
yang terkait atau tergabung dalam program tersebut. Penilaian mengenai
program Sampoerna Retail Community (SRC) disampaikan oleh informan
Zaidin, sebagai berikut :

“Selamo aku bergabung dalem SRC ini, yang aku senangi


syarat dan prosedurnyo idak rumit. Memang mereka ini
caknyo paham samo kendala wong yang punyo warung

Universitas Sriwijaya
91

kelontong cak ini. Yo intinyo itulah idak ribet dem lah senang
nian hati.”

(Selama saya bergabung dalam SRC ini, yang saya senangi


adalah syarat dan prosedurnya tidak rumit. Memang mereka
ini sepertinya memahami dengan kendala yang punya toko
kelontong seperti ini. Ya intinya itulah, tidak rumit, sudah hati
senang.)

Menurut infoman Zaidin hal yang membuatnya senang dengan program


ini ialah syarat dan prosedur yang diajukan tidak rumit untuk di penuhi,
menurutnya program ini mengerti dengan kendala orang-orang yang memiliki
kesulitan dan kendala bagi pemilik toko kelontong/toko tradisional. Kendala
yang dimaksud oleh informan Zaidin adalah kurangnya pemahaman mengenai
regulasi administrasi resmi bagi orang -orang awam.
Adapun tanggapan lain mengenai penilaian terhadap program Sampoerna
Retail Community (SRC) disampaikan oleh informan Ferayanti, sebagai
berikut :

“Nah laju bingung aku ditanyo penilaian, sejauh ini bagus


bae. Idak terlalu ado sesuatu yang susah atau buat aku dak
nyaman. Palingan aku setuju pas awal daftar untuk gabung.
Peryaratannyo tu mudah mudah bae. Cuma disuruh
petugasnyo buka web.SRC biso daftarnyo online itu bae cuma
disuruh posting foto warung, data diri termasuk alamat.
Sudah itu bae kagek baru petugasnyo yang kesini untuk suvei
samo bawa keras-kertas yang nak di tanda tangani. Mudah
nian idak capek laju nak kesano-kesini atau kekantornyo”

(Wah jadi bingung kalau ditanya penilaian, sejauh ini bagus


saja. Tidak terlalu ada sesuatu yang sulit atau membuat saya
tidak nyaman. Hanya saja saya setuju ketika awal daftar
untuk bergabung. Persyaratannya itu mudah saja. Cuma
diminta memposting foto warung, data diri termasuk alamt.
Sudah itu saja kemudian nanti petugasnya yang datang kesini
untuk survei dengan membawa kertas-kertas yang akan
ditanda tangani, mudah sekali, tidak capek untuk kesana-
kemari atau kekantornya.)

Informan Ferayanti menyampaikan mengenai penilaian program ini


bahwa tidak ada sesuatu hal yang membuat tidak merasa nyaman bahkan sejak

Universitas Sriwijaya
92

awal proses bergabung menjadi mitra dalam program tidak merasakan


kesulitan yang berarti.
Berdasarkan informasi tersebut, penilaian terhadap program Sampoerna
Retail Community (SRC) dari pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional
adalah cenderung kearah positif. Para aktor atau pelaku UMKM merasakan
kemudahan sejak awal proses administrasi hingga proses menjadi mitra
program tersebut. Menurut informan, dalam program ini aktor peran yaitu
lembaga PT. Sampoerna tbk mementingkan masyarakat yang kesulitan dalam
menyediakan dokumen-dokumen resmi. Faktor usia dan keterbatasan waktu
untuk menuju kantor serta menunggu yang memakan waktu membuat para
mitra pelaku UMKM toko kelontong/oko tradisional cukup terbantu dengan
kebijakan dalam program Sampoerna Retail Community (SRC) mendatangan
petugas untuk langsung terjun ke toko kelontong/toko tradisional guna
melakukan survei menambah kesan positif tentang efesiensi waktu dan jarak.
Membahas mengenai evaluation (penilaian), perlu diketahui bagaimana
respon yang dihasilkan dari strategi yang telah diteapkan selama terikat dan
tergabung kedalam program Sampoerna Retail Community (SRC) . Penilaian
kali ini terkait dengan strategi pendampingan usaha disampaikan oleh
informan Syarief, sebagai berikut :

“Pendampingan usaha kalo dari SRC ini idak buruklah,


masih termasuk ado pergerakannyo, beguno mak itu nah
maksud aku. Yang aplikasi Ayo SRC itu kan idak sulit nak di
pelajari tinggal klik-klik bae kan lah sering jugo pake HP
canggih, meloki jaman bae”

(Pendampingan usaha dari SRC ini tidak buruk, masih


termasuk ada pergerakannya, berguna begitu maksud saya.
Yang aplikasi Ayo SRC itu tidak sulit untuk di pelajari.
Cukup klik-klik saja. Kan sudah sering juga menggunakan HP
canggih, mengikuti zaman saja.)

Menurut informan Syarief menilai mengenai pendampingan usaha


tersebut melalui aplikasi Ayo SRC tidak begitu buruk dan pengoperasiannya
cukup mudah tidak sulit untuk di pelajari. Karena masyarakat dan pelaku
UMKM toko kelontong/toko tradisional sudah biasa dan tidak asing lagi

Universitas Sriwijaya
93

menggunakan Handphone canggih atau yang bisa disebut juga Smartphone


(telepon pintar). berdasarkan pernyataan tersebut informan Syarief
memberikan penilaian atau kesan yang positif mengenai strategi
pendampingan usaha yang dilakukan.
Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan
Zaidin, sebagai berikut :
“Aku tu kalo soal-soal program kemitraan cak ini sudah ado tau
beberapo, cuma persyaratannyo kadang dak semasukkan, kalo
dak memenuhi sikok bae dak lolos jadi mitra, apolagi ado
program lain tu yang syaratnyo harus sudah pernah bermitra
minimal 2 kali, cak mano kalo yang belom samo sekali ? susah
pasti. Kalo SRC ini gampang persyaratannyo idak susah. Lagi
pulo dari program ini aku raso cukup memenuhi apo yang
warung aku perlu”

(Saya kalo tentang program kemitraan seperti ini sudah tau


beberapa, cuma persyaratannya kadang tidak pas, kalo tidak
memenuhi satu saja tidak lulus menjadi mitra, apalagi program
lain itu yang syaratnya harus minimal sudah pernah bermitra 2
kali, bagaimana jika ada yang belum sama sekali ? pasti kesulitan.
Kalau SRC ini gampang persyaratannya tidak sulit. Lagi pula
program ini saya rasa cukup memenuhi apa yang toko saya perlu.)

Pernyatan diatas didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh informan


Karsih , sebagai berikut :
“Dulu ditawari melok program ini, aku nolak karno takut dak
sanggup samo peryaratannyo, gek wara-wiri nak mintak surat
pengantar, nak minta surat keterangan. Tapi pas dijelasi
samo petugasnyo langsung, ternyato idak cak itu. Petugasnyo
yang kesini, jingok toko kito gek bawa surat-surat dari dio
ujinyo. Laju kito idak perlu repot wara-wiri”

(Dulu ditawari ikut program ini, saya menolak karena takut


tidak sanggup dengan persyaratannya, nanti wara-wiri untuk
minta surat pengantar, minta surat keterangan. Tapi ketika
dijelaskan oleh petugasnya langsung, ternyata tidak seperti
itu. Petugasnya yang kesini, melihat toko dan membawa
surat-surat dari mereka. Jadi kita tidak perlu repot wara wiri.)

Namun informan Achmad menyampaikan penilaian yang sedikit berbeda


mengenai strategi pendampingan usaha yang dilakukan dalam program
Sampoerna Retail Community (SRC) , sebagai berikut :

Universitas Sriwijaya
94

“Aku dak pulo kementar kalo soal strategi cak ujinyo tu,
karno sejauh ini selamo warung aku penjualanyo aman dan
ado kejingokan kenaikan penjualan yang bagus, yosudah itu
baelah termasuk hal yang bagus bagi aku, dak terlalu banyak
komentar aku soal stategi itu. Tapi menurut aku sih bagus bae
dipake bagus, dak dipake jugo idak apo-apo.”

(Saya tidak terlalu komentar kalau soal strategi seperti yang


dikatakan, karena sejauh ini, selama toko saya penjualannya
aman dan terlihat ada kenaikan penjualan yang bagus,
yasudah itu saja sudah termasuk hal yang bagus untuk saya,
tidak terlalu banyak komentar mengnai strategi itu.tapi
menurut saya bagus saja, digunakan bagus, tidak digunakan
juga tidak apa-apa)

Menurut informan Achmad, mengenai strategi itu tidak membawa


pengaruh yang sangat penting, masih dari penuturannya jika tingkat penjualan
yang merangkak menuju angka yang baik merupakan fokus utamanya dalam
menjalankan usahanya saat ini. Namun informan juga mengatakan bahwa
adanya strategi tersebut merupakn hal yang baik. Berdasarkan dari
pernyataannya dapat dikatakan bahwa informan Achmad memberikan kesan
positif terhadap stategi pendampingan usaha dari program Sampoerna Retail
Community (SRC) .
Hal ini mencakupi teori peran menurut Biddle dan Thomas yang
mengatakan bahwa Peran adalah seperangkat formulasi yang membatasi
perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tertentu. Selanjutnya Biddle dan
Thomas mngaitkan didalam peran salah satunya mengenai siapa saja yang
mengambil bagian dalam interaksi sosial. Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa
antara calon mitra program dan petugas dari Sampoerna Retail Community
(SRC) sudah terlihat interaksi yang terjalin.
Berdasarkan aspek evaluation (penilaian) dalam teori Biddle dan Thomas.
Evaluation (penilaian) Penilaian peran memberikan kesan positif/negatif
berdasarkan harapan masyarakat terhadap peran yang bersangkutan. Maka
aktor atau pelaku yang terkait dalam setiap tindakan dalam peran dapat
diberikan penilaian atau kesan positif dan negatif.

Universitas Sriwijaya
95

Tabel 5.7
Penilaian Pelaku UMKM Toko Kelontong/Toko Tradisional
Mengenai Program Sampoerna Retail Community (SRC)
Evaluation (penilaian) dan Sanction (sanksi) Deskripsi Penilaian
Penilaian peran memberikan kesan 1. Program sangat baik mampu
mengerti dan menyesuaikan
positif/negatif berdasarkan harapan masyarakat
keadaan masyrakat kecil atau
terhadap peran yang bersangkutan. Sanksi, di pemilik toko kecil.
2. Kemudahan dalam administrasi
sisi lain, adalah upaya orang untuk
dan syarat yang diajukan.
mempertahankan kesan positif atau mengubah 3. Nominal bantuan modal usaha
sesuai dengan yang diharapkan
kesan negatif menjadi positif.
dan persyaratan cukup ringkas.
4. Stategi pendampingan usaha
sangat relevan dan berguna untuk
kemajuan toko kelontong/toko
tradisional.
5. Tidak merasakan kesulitan yang
berarti sejak awal dan selama
bergabung dalam program.
Sumber Diolah Oleh Peneliti 2022

Peran yang dihasilkan dari program Sampoerna Retail Community (SRC)


dengan perkembangan usaha pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional
di Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang sesuai
dengan teori peran yang dikembangkan oleh Biddle dan Thomas. Apa yang
dirasakan oleh para mitra pelaku UMKM usaha toko kelontong/toko
tradisional sesuai dengan penggalaman dan keterlibatan mereka sendiri.
Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan mengenai Peranan Sampoerna
Retail Community Dalam Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di Kota Palembang. Mengetahui bahwa peran yang dilakukan oleh
program Sampoerna Retail Community (SRC) memberikan dampak yang
cukup baik dalam perkembangan usaha dalam bidang toko kelontong/toko
tradisional. Memberikan peran sebagai lembaga yang diharapkan oleh
masayrakat pelaku usaha toko kelontong/toko tradisional sebagaimana
harapan yang diinginkan.
Peran menurut definisi berdasarkan teori dari Biddle dan Thomas adalah
seperangkat formulasi yang membatasi perilaku yang diharapkan dari
pemegang posisi tertentu. Lembaga atau aktor yang diharapkan dapat

Universitas Sriwijaya
96

memberikan atau mengabulkan dan mengayomi sesuai dengan apa yang


dibutuhkan. Hal inilah yang dilakukan dari program Sampoerna Retail
Community (SRC) yaitu membantu dan berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan usaha dalam bidang toko kelontong/toko tradisional.
Adapun harapan-harapan jangka panjang yang diinginkan oleh pelaku
usaha, hal itu dapat dikatakan sebaga ibentuk rasa percaya karen aharapan
awal sudah terpenuhi dankemudian memacu untuk kedepannya bagaimana
mewujudkan keinginan ata uharapan lain guna tetap mengembangkan usaha
tersebut.
Membahas mengenai harapan yang dinginkan oleh pelaku usaha toko
kelontong/toko tradisional, hasil yang didapatkan berdasarkan pernyataan
keseluruhan informan bahwa harapan-harapan yang ingin mereka capai telah
diberikan dan diwujudkan oleh atau melalui program Sampoerna Retail
Community (SRC). Harapan dalam permodalan merupakan poin yang banyak
dialami oleh hampir seluruh informan dapat terpecahkan dan terpenuhi sesuai
dengan apa yang dibutuhkan.
Sampoerna Retail Community (SRC) memperlihatkan wujud peran tidak
hanya berdasarkan visi dan misi atau sekedar banuan dalam bentuk nominal
pinjaman. Memberikan peran dalam bentuk fisik seperti peminjaman properti
dagang berupa etalase kaca yang dapat digunakan oleh pelaku usaha dalam
menata barang-barang. Kemudian tidak hanya memberikan arahan mengenai
keindahan,kerapian dan kenyamanan dalam membenahi toko, Sampoerna
Retail Community (SRC) juga memberikan bantuan berupa catdan spanduk
untuk toko.
Adapun manfaat-manfaat yang didapatkan atau dirasakan oleh pelaku
usaha toko kelontong/toko tradisional adalah kemudahan dalam mengurus
administrasi ketika akan bergabung dalam program dan berlanjut hingga
diberikan pendampingan usaha yang sangat mudah dalam pengopersiannya
menggunakan aplikasi Ayo SRC. Hal ini tentu merupakan benefit yang sangat
baik bagi pelaku usaha ketika bergabung dalam program Sampoerna Retail
Community (SRC)

Universitas Sriwijaya
97

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui jika program Sampoerna Retail


Community (SRC) memiliki dan telah menjalankan peran yang sesuai berdasarkan
teori dan aspek dari Biddle dan Thomas.

Universitas Sriwijaya
98

BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Mengetahui peran lembaga yang diharapkan dapat mewadahi atau
mengayomi kegiatan masyarakat terutama dibidang usaha toko kelontong/toko
tradisional di Kampung Sukasari Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota
Palembang merupakan hasil dari pengetahuan (knowledge) dan pengalaman
(experience) tentang bagaimana program Sampoerna Retail Community (SRC)
sesuai dengan keadaan realita dan proses telah dirasakan oleh pelaku UMKM
toko kelontong/toko tradisional yang telah bergabung dalam program tersebut.
Tidak hanya faktor internal dari para pelaku usaha toko kelontong/toko
tradisional semerta-merta untuk bergabung dalam program Sampoerna Retail
Community (SRC), ramainya bisnis toko swalayan dan supermarket waralaba
merupakan salah satu faktor mengapa pelaku UMKM toko kelontong/toko
tradisional bergerak untuk terus mengembangkan usahanya.
PT. HM Sampoerna Tbk melalui program Sampoerna Retail Community
(SRC) memberikan wadah kepada pelaku UMKM dalam bidang usaha toko
kelontong/toko tradisional untuk terus berkembang dan dapat terus bersaing
dengan bisnis atau toko modern yang sudah menjamur. Bersamaan dengan
program tersebut. Pelaku UMKM dibina dan dibimbing untuk dapat melakukan
dan menjalankan transaksi dengan skal modern menggunakan aplikasi bawaaan
dari program tersebut yaitu aplikasi Ayo SRC. Selain meningkatkan skala
penjualan dengan secara ekosistem digital, Sampoerna Retail Community (SRC)
juga memberikan wadah kepada pelaku UMKM untk tturut terjun bersama
sebagai paguyuban dalam acara festival yang diadakan oleh PT Hm Sampoerna
Tbk.
Pelaku usaha menyadari bahwa mengembangkan usaha ternyata dapat
dilakukan dengan bergabung atau bermitra dengan perusahaan/lembaga yang
mampu ikut berperan dalam membantu masyarakat mewujudkan harapan dalam
menjalankan usahanya. Adapun dorongan berdasarkan faktor internal dan
eksternal membuat pelaku usaha giat untuk mengembangkan usaha.

Universitas Sriwijaya
99

1. Bergabungnya pelaku UMKM toko kelontong/ tradisional menjadi bagian


dari mitra program Sampoerna Retail Community (SRC) memberikan
solusi dan mewujudkan sebuah harapan melalui peran yang dijalankan hal
ini memberikan semangat dan upaya lebih kepada pelaku usaha untuk
menjalankan dan meneruskan usahanya.dimulai dari proses administrasi
yang tidak rumit memudahkan para pelaku usaha mendapatkan pelayanan
yang baik sejak awal bergabung menjadi mitra dari program tersebut.
Hingga diberikan pemahaman mengenai penampilan fisik toko yang
harus tersusun rapi, bersih dan menciptakan suasana yang nyaman, tidak
hanya arahan yang diberikan Sampoerna Retail Community (SRC) juga
memberikan wujud fisik dari bantuan keada mitra yaitu spanduk dengan
nama toko dan cat sesuai dengan kriteria dari program tersebut. Terakhir
adalah strategi pendampingan usaha yang diberikan dari program
Sampoerna Retail Community (SRC) Adalah aplikasi Ayo SRC yang
resmi dari program untuk mempermudah pelaku usaha mengikuti laju
perkembangan zaman.

2. Pelaku UMKM toko kelontong/toko tradisional merasakan langsung


dampak dari peran program Sampoerna Retail Community (SRC) dalam
membantu mengembangkan usaha.

6.2 Saran
Saran yang diberikan untuk Peranan Sampoerna Retail Community (SRC)
Dalam Pengembangan Usaha Mikrro Kecil dan Menengah Di Kampung
Sukasari Kota Palembang berdasarkan kesimpulan yang didapatkan yaitu :
1. PT. HM. Sampoerna tbk diharapkan dapat meluncurkan dan
mengembangakan serta memasifkan program- program seperti
Sampoerna Retail Community agar usaha dari pelaku UMKM terus
hidup.
2. Pelaku UMKM yang saat ini sedang mengembangkan usahanya agar
terus kretatif dan inovatif mengingat kebutuhan dan keinginan pasar
semakin hari semakin banyak ragamnya.

Universitas Sriwijaya
100

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai