Materi MFK Refreshing Surveior 21 Okt 23
Materi MFK Refreshing Surveior 21 Okt 23
DAN KESELAMATAN
( MFK )
LESSON LEARN
b. KESELAMATAN
c. KEAMANAN
d. PENGELOLAAN B3
e. PROTEKSI KEBAKARAN
f. PERALATAN MEDIS
g. SISTEM UTILITAS
h. PENANGANAN
KEDARURATAN DAN
BENCANA
i. KONSTRUKSI & RENOVASI
j. PELATIHAN
A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
b. Melengkapi izin-izin dan sertifikasi yang masih berlaku sesuai persyaratan peraturan
perundang-undangan
b. Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cedera, penyakit akibat
kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf,
c. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara berkala dan dilaporkan sebagai dasar
N PENANGANAN BILA
B3 MINIMAL MAKSIMAL MSDS CARA PENYIMPANAN
TERPAPAR
o Membahay (Untuk
operasional)
(kapasitas
lemari)
Mudah Menyeba Toksik akan
Mudah Gas Mudah
menyala/ Beracun bkan Korosif Terhadap Pernafasan
Teroksidasi Bertekanan Meledak
terbakar Iritasi Lingkungan / Penyebab
Kanker
LABORATORIUM
Labelling Labelling
ALARM
Manual Automatic
SPRINKLER HYDRANT
risiko/risk register.
MFK 8.1. Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
Elemen Penilaian :
a. Rumah sakit menerapkan proses inventarisasi sistim utilitas dan komponen
kritikalnya setiap tahun.
b. Sistem utilitas dan komponen kritikalnya telah diinspeksi secara berkala
berdasarkan ketentuan rumah sakit.
c. Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara berkala berdasar atas
kriteria yang sudah ditetapkan.
d. Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas kriteria
yang sudah ditetapkan.
e. Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diperbaiki bila diperlukan.
MFK 8.2. Sistem utilitas RS menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang
waktu serta menyediakan sumber cadangan/alternatif persediaan air &
tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi, atau kegagalan
Elemen penilaian :
a. Rumah sakit mempunyai proses sistem utilitas terhadap keadaan darurat yang
meliputi poin a-c pada maksud dan tujuan.
b. Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
c. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
d. RS mengidentifikasi area dan pelayanan yg berisiko paling tinggi bila terjadi
kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi atau terganggu dan melakukan
penanganan untuk mengurangi risiko.
e. Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam keadaan
darurat/emergensi.
MFK 8.2.1. Rumah sakit melakukan uji coba/uji beban sumber listrik dan sumber
air cadangan/alternatif.
Elemen penilaian :
a. Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber air bersih dan listrik cadangan/alternatif
sekurangnya 6 (enam) bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundang-
undanganan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air.
b. Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih cadangan/alternatif tersebut.
c. Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji sumber listrik/cadangan/alternatif tersebut.
d. Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik cadangan/
alternatif yang mencukupi
MFK 8.3. Rumah sakit melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara
berkala sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
a. Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Untuk
pemeriksaan kimia minimal setiap 6 (enam) bulan atau lebih sering bergantung pada
ketentuan peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya
dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
b. Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan atau lebih sering bergantung pada
peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan hasil pemeriksaan air terakhir
bermasalah. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
c. Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan untuk menilai
pertumbuhan bakteri dan endotoksin. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat
kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
d. Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan perbaikan bila diperlukan.
H. PENANGANAN KEDARURATAN DAN BENCANA
MFK 9. Rumah sakit menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi
bencana yang berpotensi terjadi di wilayah rumah sakitnya.
a. Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian;
b. Menentukan integritas struktural dan non struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan
bagaimana bila terjadi bencana;
c. Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut;
d. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian;
e. Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber alternatif;
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian;
g. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian dan; dan
h. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dan tanggung
jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien termasuk kesehatan mental dari staf.
Elemen penilaian MFK 9 :
a. Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan bencana yang meliputi poin a)-h) pada
maksud dan tujuan diatas.
b. Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko bencana internal dan eksternal dalam Analisa
kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) secara proaktif setiap tahun dan
diintegrasikan ke dalam daftar risiko/risk register dan profil risiko.
c. Rumah sakit membuat Program pengelolaan bencana di rumah sakit berdasarkan hasil
Analisa kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) setiap tahun.
d. Rumah sakit telah melakukan simulasi penanggulangan bencana (disaster drill) minimal
setahun sekali termasuk debriefing.
e. Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran mereka dalam
penanganan kedaruratan serta bencana internal dan external
f. Rumah sakit telah menyiapkan area dekontaminasi sesuai ketentuan pada instalasi
gawat darurat.
I. KONSTRUKSI DAN RENOVASI
MFK 10. RS melakukan penilaian risiko prakontruksi, PCRA pada waktu merencanakan
pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan pembongkaran.
Proses penilaian risiko konstruksi meliputi:
a. kualitas udara;
b. pencegahan dan pengendalian infeksi;
c. utilitas;
d. kebisingan;
e. getaran;
f. bahan dan limbah berbahaya;
g. keselamatan kebakaran;
h. keamanan;
i. prosedur darurat, termasuk jalur/keluar alternatif dan akses ke layanan darurat; dan
j. bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.
Elemen penilaian MFK 10 :
a. Rumah sakit menerapkan penilaian risiko prakonstruksi (PCRA) terkait rencana konstruksi,
renovasi dan demolisi meliputi poin a)-j) seperti di maksud dan tujuan diatas.
b. Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi,
renovasi dan demolisi.
c. Rumah sakit melakukan tindakan berdasarkan hasil penilaian risiko untuk meminimalkan
risiko selama pembongkaran, konstruksi, dan renovasi.
d. Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, dilaksanakan, dan
didokumentasikan.
Interim Life Safety Measures (ILSM)
HOSPITAL ENSURES :
Respek
Respek
Respek
Mengetahui, mengerti,
mentaati dan melaksanakan
▪ REGULASI EKSTERNAL
▪ REGULASI INTERNAL
Respek
▪ Sopan
▪ Saling menghormati
▪ Memahami orang lain
▪ Malu jika tidak mengerjakan
▪ Senang membantu orang lain
▪ Mengingatkan jika tidak dilakukan
▪ Minta maaf jika melakukan kesalahan
TERIMA KASIH