Anda di halaman 1dari 8

Jenis-jenis Fraktur

Fraktur dapat terjadi secara komplit ( garis patah melalui seluruh penampang tulang )
maupun tidak komplit ( garis patah tidak melaui seluruh garis penampang tulang ).
Saat fraktur terjadi akan diklasifikasikan menjadi fraktur terbuka ( Open fracture ) dan
fraktur tertutup (Closed fracture ).

 Fraktur terbuka ( Open fracture )

Pada kondisi ini tulang akan terlihat keluar dari kulit atau terjadi luka terbuka sangat
dalam yang membuat tulang terlihat keluar dari kulit.

 Fraktur tertutup (Closed fracture )

Kulit dan jaringan dibawahnya masih utuh walaupun terjadi patah tulang .

Selain itu fraktur memiliki banyak nama, berikut ini adalah beberapa tipe fraktur yang
sering terjadi :

 Greenstick

Fraktur ini termasuk kedalam fraktur tidak komplit. Fraktur greenstick adalah kondisi
patah tulang dimana ketika satu sisi tulang patah maka sisi lain akan membengkok
sebagai kompensasi akibat tekanan yang berlebih. Fraktur greenstick sering terjadi
pada anak-anak.

 Transversal/Transverse

Fraktur transversal adalah jenis patah tulang yang tergolong dalam fraktur total atau
lengkap. Tipe fraktur ini terjadi ketika patahan tulang berbentuk melintang atau garis
horizontal. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tekanan atau benturan yang kuat
dan langsung tegak lurus ke arah tulang.

 Spiral

Fraktur spiral juga merupakan bagian dari jenis patah tulang lengkap atau total. Tipe
fraktur ini terjadi ketika tulang yang patah telah terpelintir atau berputar dari titiknya.

 Oblik/Oblique

Fraktur oblik adalah jenis patah tulang yang memiliki pola patahan miring atau
diagonal. Kondisi ini biasanya terjadi karena ada tekanan atau pukulan dari sudut
tertentu, yaitu atas atau bawah. Tipe fraktur ini tergolong ke dalam patah tulang
lengkap atau total.

 Kompresi/Compression

Fraktur kompresi adalah salah satu macam-macam patah tulang yang sering terjadi di
tulang belakang dan umumnya terjadi pada lansia dengan penyakit osteoporosis. Jenis
fraktur kompresi terjadi ketika tulang menjadi hancur atau remuk akibat tekanan,
tetapi masih tampak rata.

 Kominutif/Comminuted

Fraktur kominutif juga merupakan bagian dari patah tulang lengkap atau total. Pada
fraktur kominutif, tulang pecah menjadi tiga bagian atau lebih dan tidak lagi sejajar.
Umumnya, fraktur ini terjadi di area tulang kecil yang rentan patah, seperti di tangan
atau kaki, akibat kecelakaan mobil atau kejadian serius lainnya.

 Segmental

Fraktur segmental terjadi ketika tulang yang sama mengalami patah di dua tempat.
Kondisi ini menyebabkan ada bagian tulang yang tampak mengambang.

 Avulsi/Avulsion

Fraktur avulsi terjadi ketika fragmen tulang, yaitu tendon atau ligamen, terlepas dari
tulang. Fragmen tulang yang terlepas itu biasanya menarik atau mengambil bagian dari
tulang. Fraktur avulsi ini umumnya disebabkan oleh adanya gaya tarikan yang kuat
pada tulang dan biasanya terjadi pada sendi lutut dan bahu.

 Linear

Fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di sepanjang atau hampir sepanjang
tulang tersebut. Tipe ini juga merupakan macam patah tulang total atau lengkap.
c
Gejala Fraktur

Gejala dan tanda-tanda yang dirasakan setiap penderita patah tulang bisa berbeda.
Mungkin ada yang hanya merasakan satu gejala, tetapi ada juga yang mengalami
berbagai gejala. Bahkan pada patah tulang kaki> ringan, penderitanya bisa tidak
menyadari adanya tulang yang patah dan mengira bahwa itu hanya keseleo.

Agar lebih jelas, berikut tanda-tanda, gejala, atau ciri-ciri patah atau retak tulang yang
umum dan mungkin terjadi:

1. Nyeri atau sakit

Nyeri atau sakit merupakan tanda-tanda fraktur yang paling umum dirasakan.
Umumnya, rasa nyeri ini terasa di area sekitar tulang yang mengalami retak atau
patah, baik itu pergelangan tangan, lengan, pinggul, kaki, dan sebagainya.
Rasa nyeri bisa terasa hebat, parah, dan secara tiba-tiba setelah Anda mengalami
cedera. Terkadang, Anda sampai tidak mampu untuk menggerakkan area tubuh yang
terasa nyeri tersebut. Namun, ada pula yang hanya merasakan nyeri bila menekan,
menyentuh, atau menggerakkan area tubuh yang mengalami cedera.

1. Bengkak, kemerahan, dan terasa hangat

Ciri-ciri fraktur lainnya yang umum terjadi adalah bengkak di sekitar area tulang yang
patah. Pembengkakan merupakan reaksi tubuh yang terjadi ketika Anda mengalami
cedera akibat kecelakaan, jatuh, dan sebagainya.

Umumnya, pembengkakan ini dibarengi dengan kemerahan serta terasa hangat dan
lunak di kulit sekitar tulang yang mengalami fraktur. Kemerahan dan rasa hangat ini
disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke area yang cedera, sedangkan
pembengkakan adalah hasil dari peningkatan pergerakan cairan dan sel darah putih ke
area cedera.

1. Deformitas atau perubahan bentuk tulang

Deformitas atau perubahan bentuk tulang juga kerap menjadi gejala yang dirasakan
penderita fraktur. Meski demikian, tidak semua penderita patah tulang akan
mengalami gejala ini.

Beberapa jenis fraktur, seperti fraktur stres, mungkin hanya mengalami retak dan
tulang tetap berada pada posisinya. Pada kondisi ini, Anda mungkin tidak melihat
adanya deformitas pada area tubuh Anda.

Di sisi lain, sebagian besar jenis fraktur mungkin akan memperlihatkan perubahan
bentuk tulang, seperti bengkok atau menekuk pada jenis fraktur greenstick atau
adanya area yang menonjol di kulit pada tipe patah tulang torus atau buckle. Pada
kasus yang parah, tulang yang patah bahkan bisa menembus kulit dan terlihat oleh
Anda.

1. Sulit menggerakkan area tubuh yang mengalami patah tulang

sistem gerak manusia adalah memberi kemampuan tubuh untuk bergerak. Ketika
jaringan tubuh tersebut rusak, kemampuan Anda untuk menggerakkan tubuh pun
menjadi menurun.
Oleh karena itu, ketika tulang Anda patah atau rusak akibat fraktur, Anda mungkin
akan merasakan gejala berupa sulit menggerakkan area tubuh yang mengalami patah
tulang tersebut.

1. Ada bunyi retakan atau patahan

Tulang adalah jaringan tubuh yang bersifat kaku. Sama seperti benda yang keras dan
kaku, tulang yang mengalami patah atau retak mungkin akan terdengar suara khas
seperti bunyi ‘krek’. Bunyi ini umumnya terdengar saat kecelakaan atau cedera itu
terjadi.

1. Mati rasa di area yang patah tulang

Sama seperti pembengkakan, mati rasa atau kesemutan juga sering terjadi setelah
Anda mengalami cedera. Oleh karena itu, patah tulang akibat cedera mungkin
menunjukkan ciri-ciri atau tanda berupa mati rasa atau kesemutan pada penderitanya.

Gejala mati rasa ini bisa terjadi di jenis fraktur apapun, tetapi umumnya paling sering
dialami pada pasien yang mengalami patah tulang tangan dan lengan, patah tulang
kaki dan tungkai.

Ciri-ciri fraktur sesuai dengan lokasi tulang yang patah

Tanda-tanda dan gejala patah tulang atau fraktur di atas bisa terjadi di area tulang
manapun. Namun, setiap lokasi tulang umumnya menimbulkan ciri-ciri atau gejala
khas bila mengalami fraktur atau patah tulang. Berikut ciri-ciri, tanda-tanda, dan gejala
fraktur yang khas sesuai dengan lokasi tulang yang mengalami patah atau retak:

 Patah tulang lengan: Terlihat bengkok yang tidak normal.


 Patah pergelangan tangan: Tidak dapat memegang benda, tangan menjadi
bengkok atau cacat.
 Patah tulang jari tangan: Buku jari tertekan.
 Patah tulang kaki (tungkai dan pergelangan kaki): Tidak mampu berjalan.
 Patah tulang lutut: Tidak mampu berjalan dan meluruskan lutut.
 Patah tulang jari kaki: Perubahan warna jari serta tidak nyaman saat berjalan.
 Patah tulang pinggul: Tidak mampu bangun dari jatuh dan berjalan serta kaki di
sisi pinggul yang cedera menjadi lebih pendek.

Beberapa jenis atau lokasi patah tulang lainnya mungkin menimbulkan gejala lain yang
tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu
sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang
tepat.

FIRST AID

1. Menghubungi bantuan ( Ambulance/RS terdekat)

Jika mendapati :

1. Pasien dengan cedera serius


2. Curiga trauma pada kepala, leher dan punggung
3. Fraktur terbuka / tulang terlihat keluar dari jaringan kulit
4. Perdarahan tidak berhenti setelah penekanan luka selama beberapa menit
5. Darah tersembur deras keluar dari area trauma

2. CABD ( Hentikan perdarahan )

- Lakukan pengecekan Nadi dan pernasan korban. Jika tidak ada masalah lakukan
tindakan selanjutnya- Kendalikan pendarahan, tutupi luka dan periksa patah
tulang lainnya. Jika memungkinkan lakukan penekanan pada luka dengan kain
yang bersih sampai dengan perdarahan berhenti- Imobilisasi tulang yang
patah dengan memasang belat empuk di sepanjang anggota tubuh yang cedera-
Kencangkan belat dengan melewati perban di atas dan di bawah patahan untuk
mencegah gerakan. Ikat perban dengan kuat dan jauh dari sisi yang terluka-
Untuk patah kaki, imobilisasi juga kaki dan pergelangan kaki. Dukung anggota tubuh
saat membalut- Periksa apakah perban tidak terlalu ketat dan perhatikan tanda-
tanda hilangnya sirkulasi ke anggota tubuh setiap 15 menit

 Jika tulang mencuat keluar dari kulit, JANGAN menyentuh atau mecoba
mereposisi tulang kembali

- Mencari bantuan medis.


3. Mengurangi bengkak dan cedera tambahan

 Kompres area yang bengkak dengan menggunakan es yang dibalut dengan kain
bersih
 Angkat bagian tubuh yang trauma jika memungkinkan

4. Manajemen nyeri

Berikan anti nyeri yang tersedia seperti ibuprofen ( ®Proris) atau Paracetamol

Anda mungkin juga menyukai