Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium :
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium spesifik
untuk diagnosa sirosis hati, yang dapat dilihat pada tabel pada
slide,
Yang mana menunjukkan jenis pemeriksaan dan hasil dari
pemeriksaan lab sirosis hati.
Pemeriksaan Pencitraan : USG,MRI,CT-Scan
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) memiliki sensitivitas yang
terbatas dalam mendeteksi sirosis hati, namun cukup spesifik
jika penyebabnya jelas. Hasil USG menunjukkan ekodensitas
hati meningkat dengan struktur internal yang kasar, baik
homogen maupun heterogen di permukaan, sedangkan di sisi
profunda, ekodensitas cenderung menurun. Terdapat
kemungkinan pembesaran lobus caudatus, splenomegali, dan
vena hepatika dengan gambaran terputus-putus.
Dan pada Asites, tampak sebagai area bebas gema (ekolusen)
antara organ intra abdominal dengan dinding abdomen.
Pemeriksaan MRI dan CT-Scan bisa digunakan untuk
menentukan derajat beratnya Sirosis hati, misal dengan menilai
ukuran limpa, asites dan kolateral vascular. Ketiga alat ini juga
dapat untuk mendeteksi adanya karsinoma hepatoselular.
Pemeriksaan Histopatologi : Biopsi Hati
Pemeriksaan histopatologi melalui prosedur biopsi hati
dilakukan apabila pada pemeriksaan penunjang lainnya tidak
dapat ditegakkan dengan baik secara klinis adanya sirosis hati.
Namun, apabila pemeriksaan penunjang lainnya sudah cukup
dalam menegakkan diagnosis sirosis hati.
Prosedur biopsi sirosis hati dapat dilakukan melalui beberapa
metode, termasuk perkutan (melalui kulit), transjugular (melalui
vena jugularis), atau dengan menggunakan biopsi jarum halus.
Hasil pemeriksaan histopatologi pada sirosis hati sering
menunjukkan adanya perubahan pada sel-sel hepatosit. Sel-sel
hepatosit ini cenderung menjadi lebih besar dan memiliki inti
sel yang lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal.
Selain itu, gambaran histopatologi juga sering menunjukkan
bahwa inti sel hepatosit memiliki bentuk dan ukuran yang
irreguler.