2017-83-086
Learning Objective
• Identitas pasien
• Keluhan utama (nyeri perut
kanan atas, mual dan muntah,
demam)
Anamnesis • Keluhan tambahan
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat sosial ekonomi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Inspeksi Kulit Periksalah kulit atau sclera untuk melihat adanya icterus
(kuning). Inspeksi dilakukan pula untukmelihat adanya spider angioma.
Inspeksi Tangan Apakah otot-otot kecil di tangan mengecil? Ini berkaita
dengan wasting. Kuku diperiksa dengan melihat adanya perubahan di dasar
kuku, terutama peningkatan ukuran lunula.
• Inspeksi Wajah Apakah mata cekung? Apakah daerah temporal cekung? Ini
adalah tanda-tanda kelemah dan nutrisi buruk. Kulit di sekitar mukosa oral
dapat memberi petunjuk mengenai gangguan saluran cerna.1
• Inspeksi Abdomen Kontur abdomen harus diperiksa. Abdomen yang skafoid,
atau konkaf berkaitan dengan kakesia. Abdomen protuberan disebabkan oleh
distensi usus oleh gas, asites, organomegali, atau obesitas. Pemeriksan harus
memusatkan perhatianya kepada abdomen untuk melukiskan secara memadai
adanya ketidaksimetrisan, distensi, massa, atau gelombang peristaltic yang
dapat dilihat. Inspeksi abdomen untuk mencari adanya stria dan jaringan parut.
• Pemeriksaan bunyi usus : Auskultasi abdomen dilakukan
dengan meletakakan diafragma stetoskop di atas mid
abdomen sementara pemeriksa mendengrkan bunyi
• Menyingkirkan kemungkinan adanya obstruksi viskus :
Suatu succession splash mungkin ditemukan pada
abdomen yang distensi sebagai akibat adanya gas dan
cairan di dalam suatu organ yang mengalami obstruksi.
Pemeriksa meletakkan stetoskopnya di atas abdomen
sementara mengguncangkan pasien dari sisi ke sisi.
Adanya bunyi percikan biasanya menunjukkan distensi
lambung atau kolon.
Auskultasi • Menyingkirkan kemungkinana adanya bruit abdominal :
Auskultasi juga berguna menetukan adanya bruit. Tiap
kuadran harus diperiksa untuk mengetahui adanya bruit.
Bruit dapat disebabkan oleh stenosis arteri renalis atau
aorta abdominan.
• Menyingkirkan gerakan peritoneal : Gesekan friksi
peritoneal, seperti gesekan pleura atau pericardium
adanya bunyi yang menunjukkan peradangan. Selama
gerakan pernapasan, suatu gesekan friksi mungkin
terdengar di kuadran atas kanan atau kiri jika ada kelainan
hati atau limpa.1
• Perkusi abdomen : Pasien berbaring terlentang.
Keempat kuadran abdomen diperiksa dengan
perkusi. Timpani merupakan bunyi perkusi paling
sering ditemukan pada abdomen. Ini disebabkan
oleh adanya gas di dalam lambung, usus kecil, dan
kolon.
• Perkusi hati : Batas hati diperkusi di garis
midklavikula kanan, dimulai dari pertengahan dada
Infeksi bakteri :Organisme ini termasuk gram positif dan gram negatif, aerob dan anaerob
contohnya Eschericia coli, Klebsiella sp, Clostridium sp, dan Streptoccocus sp.
Koleklitiasis (batu empedu) : Koleklitiasis (batu empedu) akan menghambat duktus sistikus yang menyebabkan
distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah dan limfe serta aliran cairan empedu. Getah empedu yang
tetap berada dalam kandung empedu menyebabkan otolisis (penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim dari
sel itu sendiri yang berujung pada kematian sel) serta edema; dan pembuluh darah dalam kandung empedu akan
terkompresi sehingga suplai vaskulernya terganggu. Hal ini menyebabkan peradangan.
Obesitas : Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air.
Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Kolesterol yang
tinggi melebihi solubilisasi empedu dan sintesis asam empedu yang menurun menyebabkan supersaturasi getah
empedu. Hal ini menyebabkan kolesterol tidak lagi tidak terdispersi sehingga terjadi pengumpalan kristal
kolesterol monohidrat padat.
Pembedahan (terjadi perubahan fungsi) : Terjadi ketidakseimbangan komposisi empedu
seperti tingginya kadar garam empedu/asam empedu, sehingga menginduksi terjadinya
peradangan.
Luka bakar : Respon umum pada luka bakar ≥20% adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologic
serta respon endokrin terhadap luka.
Sirosis hepar : Pembengkakan hepar menyebabkan terjepitnya saluran empedu yang berada
dalam hepar (intrahepatic).
Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan menderita kolesistitis (yang disebabkan oleh batu
kolesterol). Insiden pembentukan batu empedu yang meningkat pada para pengguna pil
kontrasepsi, ekstrogen, dan klofibrat (obat penurun kadar lemak dalam darah) yang
diketahui meningkatkan saturasi kolesterol bilier.
Faktor Resiko Kolisistitis
Jenis Kelamin - yang paling berisiko terkena batu empedu adalah wanita
antara 20 - 60 tahun, tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan batu
empedu dibanding laki-laki.
Usia - Memang bisa menyerang usia berapa saja, tapi paling sering pada
mereka yang berusia di atas 60 tahun
Hormon estrogen - Kadar estrogen tinggi terjadi pada wanita yang sedang
hamil atau menggunakan terapi penggantian hormon (HRT) atau pil KB.
Obesitas - Pada sebuah studi klinis, menunjukkan bahwa obesitas
atau kelebihan berat badan meningkatkan risiko pembentukan batu
empedu.
Etnis - Beberapa kelompok etnis tertentu memiliki prevalensi batu
empedu yang lebih tinggi.3
Obat penurun kolesterol - Obat penurun kolesterol bekerja menurunkan kadar
kolesterol dalam darah, tetapi menyebabkan peningkatan jumlah kolesterol
dalam cairan empedu sebagai pembuangannya. Ikuti Cara Benar Menurunkan
Kolesterol
Diabetes - Penyakit ini bisa menjadi penyebab batu empedu
karena pada penderita diabetes umumnya memiliki asam lemak
yang tinggi yang disebut trigliserida yang dapat meningkatkan
risiko batu empedu
Diet tinggi lemak dan gula bersama dengan gaya hidup tidak
aktif - Hal ini meningkatkan risiko seseorang terkena batu
empedu.3
DD dan DP
Kolangitis : Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi yang
menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran menjadi terhalang oleh
sebuah batu empedu. Selain nyeri, penderita cholangitis juga dapat merasakan gejala lain,
seperti: (Demam, Mual, Muntah, Jaundice (penyakit kuning).
Kolelitiasis : Penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di
dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu
kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu. Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat
menyebabkan komplikasi pada tubuh. Salah satunya adalah inflamasi kantong empedu
(kolelitiasis) dengan gejala berupa: (Rasa sakit perut yang terus menerus, Demam tinggi, Sakit
kuning, Denyut jantung berdetak cepat.
Hidrops : Obstruksi kronis dari kandung empedu dapat
menimbulkan hidrops kandung empedu. Dalam keadaan ini,
tidak ada peradangan akut dan sindrom yang berkaitan
dengannya. Hidrops biasanya disebabkan oleh obstruksi
duktus sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada
kandung empedu yang normal. Kolesistektomi bersifat
kuratif.