Anda di halaman 1dari 15

BAB 5 – MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS KABEL FIBER OPTIC

Materi :

A. Karakteristik Kabel Fiber Optik


B. Kode Warna dan Pelabelan Kabel Fiber Optik
C. Kontruksi Kabel Fiber Optik
D. Jenis Konektor Fiber Optic
A. Karakteristik Kabel Fiber Optik
Teknologi komunikasi fiber optic menjadi terbagi-bagi menjadi beberapa jenis disebabkan
oleh dua factor, yaitu factor structural dari media pembawanya dan factor property dari
system transmisinya. Kedua factor inilah yang menyebabkan perbedaan kualitas dan harga
pada komunikasi fiber optic secara garis besar. Factor structural lebih banyak berkutat
pada fisik dari media pembawanya, yaitu serat kaca. Fisik dari serat tersebut cukup
berpengaruh untuk kelangsungan transmisi data. Sedangkan, factor property system
transmisi akan lebih banyak berkutat mengenai bagaimana sinar-sinar data tersebut
diperlakukan di dalam media pembawa. Modifikasi dari kedua factor tersebut akan
membuat teknologi fiber optic menjadi bervariasi produknya. Berdasarkan factor struktur
dan property system transmisi yang sekarang banyak di implementasikan, teknologi fiber
optic terbagi atas dua kategori umum, yaitu :
1. Singlemode fiber optic
Singlemode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optic. Dilihat
dari factor property system transmisinya, singlemode adalah sebuah system
transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks
sinar tanpa terpantul didalam media optic tersebut, membuat teknologi fiber optic
yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun
lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupu gangguan fisik saja.

Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang
bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang
diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang
sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja.

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar
dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan
sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah
sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50
kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda
keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil
dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi
dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single
mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.
2. Multimode fiber optic
Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di
dalam media fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari
satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic
merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan
menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya
tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan
akhirnya.

Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100
mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini
bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang
diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran
core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini
juga bertambah.

Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi
fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan
single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara
50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam
kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan
ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi
mode ini.

Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi
penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa
di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para
penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika
perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah
splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung
menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.

Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED


sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda
menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED
merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan
sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam
penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser.
Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single
mode.

Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya. Ketika


jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion juga
meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana
mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan
waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan
menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.

Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat
meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para
pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya
sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling
maksimal.

B. Kode Warna dan Pelabelan Kabel Fiber Optik


1. Kode Warna Kabel Fiber Optic
Ada beberapa tipe kabel fiber optic yang digunakan dalam instalasi kabel fiber optic,
diantaranya sebagai berikut :
a. Patch cord
b. Kabel multifiber
Untuk membedakan penggunaannya telah dibuatkan standar warna pada pelindung
atau jaket pada setiap fiber optic, berikut adalah standar warna yang digunakan :
a. Patch cords

Patchcord merupakan kabel fiber optik yang digunakan untuk kebutuhan


panjang yang terbatas dalam menghubungkan 2 titik terminasi jaringan kabel
optik. Terdapat 2 tipe patchcord yang digunakan, yaitu yang menggunakan
single fiber optik (simplex) dan yang menggunakan double fiber optik (duplex).
Untuk membedakan penggunaannya telah dibuatkan standar warna, berikut ini
tabel warna yang digunakan pada pelindung atau jaket patchcord.

Untuk keperluan terminasi, tiap ujung dari patchcord dipasang konektor. Setiap
konektor yang dipasang juga diberi standar warna yang memiliki arti dan
penggunaan yang berbeda-beda, seperti terlihat pada tabel berikut :

Warna Konektor Arti Warna Keterangan


Biru Physical Contact (PC), 0° Umumnya digunakan pada Single
Mode; beberapa pabrikan
menggunakannya untuk mengatur
polarisasi fiber optik.
Hijau Angle Polished (APC), 8° -
Hitam Physical Contact (PC), 0° -
Abu-Abu, Krem Physical Contact (PC), 0° Umumnya digunakan pada Multi Mode
Putih Physical Contact (PC), 0° -
Merah High Power Fiber Optik. Kadang
digunakan untuk menghubungkan
External Pump Laser atau Raman
Pumps.

b. Kabel multifiber

Setiap kabel fiber optik yang berada di dalam kabel multi-fiber menggunakan
kode warna untuk membedakan satu dengan lainnya. Identifikasi yang
digunakan dalam Corning Cable System menggunakan standar EIA/ TIA-598,
"Optical Fiber Cable Color Coding". EIA/TIA-598 menjelaskan skema
identifikasi fiber, jaket fiber, fiber unit dan group dari fiber unit. Dengan
menggunakan standar ini setiap fiber unit dapat didentifikasi melalui daftar
warna yang ada. Warna-warna tersebut dapat digunakan untuk menentukan
urutan kabel.
2. Urutan Core Kabel FIber Optic Berdasarkan Warna
Struktur kabel Fiber Optik berbeda dengan kabel multipair tembaga, jika pada kabel
tembaga dikenal istilah pasangan atau pair, maka pada kabel fiber optik tidak dikenal
istilah pasangan atau pair. Secara umum, struktur kabel Fiber Optik terdiri dari Tube
dan Fiber (atau istilah umumnya dilapangan disebut dengan "core"). Pada Tube dan
Core untuk mengenali urutan diberi warna yang berbeda.

Sesuai dengan standard TIA/EIA-598 yang dipakai secara internasional, digunakan 12


warna sebagai pengenal urutan, yaitu :

Untuk menghafal biasanya menggunakan kata kunci "BOHCAP MEHIKUVIPITOS".


Pada setiap tube maksimum berisi 12 fiber atau core, yang dimulai dari warna biru
sampai dengan toska, dan setiap kabel maksimum berisi 12 tube, sehingga total dalam
satu kabel maksimum berisi 144 fiber atau core. Suatu kabel fiber optic mempunyai 8
tabung (tube), tiap-tiap tabung berisi 12 serat (core).

Biru Orange Hijau Cokelat Abu-Abu Putih Merah Hitam


Biru 1 13 25 37 49 61 73 85
Orange 2 14 26 38 50 62 74 86
Hijau 3 15 27 39 51 63 75 87
Cokelat 4 16 28 40 52 64 76 88
Abu-Abu 5 17 29 41 53 65 77 89
Putih 6 18 30 42 54 66 78 90
Merah 7 19 31 43 55 67 79 91
Hitam 8 20 32 44 56 68 80 92
Kuning 9 21 33 45 57 69 81 93
Violet 10 22 34 46 58 70 82 94
Pink 11 23 35 47 59 71 83 95
Toska 12 24 36 48 60 72 84 96

Misalkan anda ditanya urutan core ke 59, apa warna tube dan apa warna corenya, maka
jawabnya sesuai tabel Tubenya berwarna abu abu dan corenya berwarna pink.
Kalau menggunakan perhitungan matematis, sebagai berikut ;
a. Tube = 59 : 12 = 4, 999 setiap 4,... atau 4 lebih maka dibulatkan menjadi 5.
warna ke 5 adalah Abu Abu.
b. Core/Fiber 59 : 12 = 4 sisa 11, maka warna ke 11 adalah Pink.

Misalkan anda ditanya jika Tube berwarna Merah, dan warna Core/Fiber warna
orange.
a. Merah adalah warna ke 7, maka 7-1=6 dan 6 x 12 =72.
b. Orange adalah warna ke 2.
Maka core / fiber tersebut adalah urutan yang ke 72 + 2 = 74.

C. Kontruksi Kabel Fiber Optic


Kabel optic mempunyai beberapa kontruksi yang berbeda sesuai dengan kondisi kabel
diletakan, ada dua jenis kabel optic, yaitu jenis loose tube (pipa longgar) dan slot (alur).
Pada jenis loose tube serat optik ditempatkan didalam pipa longgar yang terbuat dari bahan
PBTP (Polybutylene Terephalte) dan berisi jelly. Pada jenis slot, serat optik ditempatkan
pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari bahan PE (Polyethylene).
1. Fungsi dan bagian – bagian kabel optik jenis Loose Tube

a. Loose tube berbentuk pipa longgar yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene
Terephalte) yang berisi thixotropic gel dan serat optik ditempatkan didalamnya.
Kontruksi loose tube yang berbentuk longgar tersebut mempunyai tujuan agar serat
optik bebas bergerak, tidak langsung mengalami tekanan atau gesekan yang dapat
merusak serat pada saat instalasi kabel optik. Thixotropix gel adalah semacam jelly
yang berfungsi melindungi serat dari pengaruh mekanis dan juga untuk menahan
air.
b. HDPE Sheath atau High Density Polyethylene Sheath yaitu bahan sejenis
Polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik yang berfungsi
sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat
instalasi.
c. Alumunium tape atau lapisan alumunium ditempatkan diantara kulit kabel dan
water blocking berfungsi sebagai konduktivitas elektris dan melindungi kabel dari
pengaruh mekanis.
d. Flooding gel adalah bahan campuran petroleum, synthetic dan silicon yang
mempunyai sifat anti air. Flooding gel merupakan bahan pengisi yang digunakan
pada kabel optik agar kabel menjadi padat.
e. PE Seath adalah bahan polyethylene yang menutupi bagian central strength
member.
f. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak di tengah-tengah
kabel optik. Central strength member ini dapat berupa pilinan baja, atau solid steel
core atau glass reinforced plastic. Central strength member mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi yang diperlukan saat instalasi.
g. Peripheral strain elements terbuat dari bahan polyramid yang merupakan elemen
pelengkap optik yang diperlukan untuk menambah kekuatan kabel optik.
Polyramid mempunyai kekuatan tarik tinggi.
2. Fungsi dan bagian – bagian kabel optik jenis Slot

a. Kulit kabel, terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis saat instalasi.
b. Aluran (slot) terbuat dari bahan polyethylene, berfungsi untuk menempatkan
sejumlah serat. Untuk kabel optik jenis slot ini dengan kapasitas 1000 serat,
diperlukan 13 aluran (slot) dan satu slot berisi 10 fiber ribbons. Satu fiber ribbons
berisi 8 serat.
c. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah – tengah
kabel optik. Terbuat dari pilihan kawat baja yang mempunyai kekuatan mekanis
yang tinggi yang diperlukan saat instalsi.
Sesuai dengan kontruksinya kabel optik terdiri dari :
a. Kabel duct

b. Kabel buried (tanam langsung)


c. Kabel aerial (kabel udara)

d. Kabel indoor (kabel dalam gedung/rumah)


3. Tanda pengenal kabel optik
Kabel Optik harus diberi tanda pengenal yang tidak mudah hilang yang tertera pada
kulit kabel di sepanjang kabel. Adapun tanda pengenal tersebut meliputi :
 Nama pabrik pembuat
 Tahun pembuatan
 Tipe serat, pemakaian, jenis dan struktur penguat kabel optik
Dalam penulisan tanda pengenal kabel optik digunakan kode-kode tertentu, yaitu :
 Tipe Serat Optik
- SM = Single Mode
- GI = Graded Indeks
- SI = Step Index
 Jenis Kabel Optik
- LT = Loose Tube
- ST = Slotted core
- TB = Tight Buffered
 Struktur Penguat :
- SS = Solid Steel Core
- WS = Standred Wire Steel
- GRP = Glass Reinforced Plastik
 Pemakaian Kabel Optik
- D = Duct
- A = Aerial
- B = Buried
- S = Submarine
- I = Indoor

D. Jenis Konektor Fiber Optic


Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal dapat disebut juga dengan istilah
konektor. Jenis-jenis dari konektor kabel fiber optik ini tersedia dalam beberapa bentuk
yang berbeda-beda tergantung kebutuhan implementasinya, dimana biasanya memiliki
tipe standar seperti berikut ini.
1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi
yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun
receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat
diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan
mudah berubah.
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode, dengan
sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur
secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan
konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun
single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber
optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja.
Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama
menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST
konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
7. E200

Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:


1. LC
2. SMU
3. SC-DC

Anda mungkin juga menyukai