Anda di halaman 1dari 2

GINEKOMASTIA PADA PASIEN HIV YANG MENDAPAT TERAPI

EFAVIRENZ : LAPORAN 3 KASUS

Aisyah Anwar Pallao1, Sudirman Katu2, Rachmat Latief2, Risna Halim2, Ariantin Ulfah2
1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Divisi Infeksi Tropis, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar

Pendahuluan
Sesuai rekomendasi WHO, dimana efavirenz menjadi standar pengobatan HIV,
maka efavirenz menjadi salah satu komponen dari fixed dose combination ARV,
sehingga penggunaan terapi antiretroviral (ARV) berbasis efavirenz meningkat.
Ginekomastia dilaporkan sebagai salah satu efek samping dari efavirenz dengan
insiden kasus sekitar 2.8-6% secara global. Ginekomastia adalah proliferasi
glandula mammae laki-laki bilateral atau unilateral yang memiliki sifat jinak
dengan ukuran bervariasi. Ginekomastia memiliki efek psikologis sehingga dapat
memengaruhi kepatuhan dan keberhasilan pengobatan HIV. Kami melaporkan 3
kasus laki-laki dengan ginekomastia setelah memakai regimen ARV yang
mengandung efavirenz.
Laporan Kasus
Dilaporkan 3 kasus ginekomastia pada pasien HIV. Dua kasus pada pria usia 30
dan 33 tahun, yang mengalami ginekomastia setelah mengonsumsi FDC yang
berbasis efavirenz 600 mg selama 3 tahun. Satu kasus ginekomastia pada pria usia
30 tahun yang setelah mengonsumsi FDC yang berbasis efavirenz 600 mg selama
1 tahun. Terjadi regresi pada ginekomastia 3 kasus yang dilaporkan, setelah
penggantian regimen efavirenz 600 mg menjadi dolutegravir selama 2 bulan.
Diskusi
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin didapatkan
1,49% pasien yang menggunakan ARV mengalami ginekomastia. Ginekomastia
yang diinduksi oleh efavirenz disebabkan oleh efek estrogenik langsung pada
jaringan payudara. Efavirenz menginhibisi enzim cytochrome P-450 sehingga
menyebabkan peningkatan rasio estrogen-androgen. Efavirenz meningkatkan
respons sitokin interleukin-2 dan 6 yang dimediasi oleh sel T helper. Peningkatan
kadar IL-2 dikaitkan dengan proliferasi in vitro sel mammae dan IL-6 dikaitkan
dengan aktivitas aromatase yang menyebabkan peningkatan kadar estrogen
sehingga merangsang pembesaran mammae. Tiga kasus dilaporkan mengalami
ginekomastia setelah mengonsumsi ARV dengan regimen lamivudine 300 mg,
efavirenz 600 mg, dan tenofovir 300 mg, dan mengalami regresi setelah
penggantian regimen efavirenz dengan dolutegravir.
Kesimpulan
Dilaporkan 3 kasus ginekomastia pada 3 pasien pria (usia 34, 33 dan 30 tahun)
yang terdiagnosis HIV serta menggunakan ARV berbasis efavirenz. Ginekomastia
mengalami regresi setelah 2 bulan penggantian efavirenz dengan dolutegravir.

Anda mungkin juga menyukai