Gizi Pada Remaja
Gizi Pada Remaja
KELOMPOK 2:
DWI MEINITA SARI
ELSA MEGA SURYANI
MAULIDIANA FINANSA YUSUF
QONI’ATUL MUNAWAROH
Gizi Remaja
Remaja merupakan kelompok manusia yang
berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa
(Jones, 1997).
Fase remaja dimulai saat anak secara seksual
menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia
matang secara hukum diakui hak-haknya sebagai
warga negara.
Remaja sering kali disebut adolescence (adolescere
dalam bahasa latin) masa tumbuh dan
berkembang untuk mencapai kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1995).
Kebutuhan gizi pada remaja terdiri dari energi,
protein, zinc, mineral, dan vitamin
Pentingnya memperhatikan
Masa Remaja
Pola makan Di negara berkembang,
remajatidak menentu sering terjadi gangguan
yang memicu risiko perilaku makan seperti:
terjadinya masalah
anoreksia nervosa dan
nutrisi
bulimia.
Kebiasaan makan
remaja:
Ngemil
Telat makan
Makan tidak
teratur
Sering makan fast
food dibanding
sayuran
Diet yang salah
3.Ciri-ciri yang berkaitan dengan perilaku
makan
a. mengabaikan makan pagi
b. suka makanan jajan baik di sekolah
maupun di luar sekolah
c. suka makanan-makanan ‘trend’ yang
biasanya rendah serat, tinggi garam/gula dan
lemak (fast food, junk food)
d. diit yang tidak sehat (tidak makan
nasi, tidak makan malam, dll)
e. makan tidak teratur
MASALAH GIZI
P
E
R
M
A
S
A
L
A
H
A
N
Akibat terjadinya anemia pada remaja
Menurunkan
terjadinya kelebihan asupan energi
dibandingkan dengan yang diperlukan
tubuh, sehingga kelebihan asupan
energi tersebut disimpan dalam bentuk
lemak. Makanan cepat saji atau fast food
mengandung energi, lemak dan
karbohidrat yang tinggi. Apabila asupan
karbohidrat dan lemak berlebih, maka
karbohidrat akan disimpan sebagai
glikogen dalam jumlah terbatas,
sedangkan lemak akan disimpan
kesehatan
genetik
psikologis
Lingkungan
Obat-obatan
sebagai lemak tubuh. Tubuh memiliki
kemampuan menyimpan lemak yang
tidak terbatas, sehingga jika konsumsi
lemak tinggi maka resiko terjadinya
kegemukan semakin besar (Soegih dan
Wiramihardja, 2009).
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung
lama atau menahun. Seseorang dikatakan menderita risiko kurang
energi kronis bilamana lingkar lengan atas LLA <23,5 cm. Kurang
energi kronis mengacu pada lebih rendahnya masukan energi,
dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan yang berlangsung
pada periode tertentu, bulan hingga tahun(Syahnimar, 2004).
Menurut Gibson (2005) dalam pengukuran LLA dapat melihat
perubahan secara pararel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk
mendiagnosis pada saat kekurangan gizi. Hasil pengukuran lingkar
lengan atas (LLA) ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm
atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm
berarti berisiko BBLR dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR (Lubis,
2003).
Di Negara
berkembang tempat
anemia defisiensi
besi menjadi
persoalan yang Ferrous Gluconate
prevalen, tindakan Polysaccharide-Iron Complex / IPC
Penanganan
citra tubuh yang positif dan percaya diri
Remaja yang mengalami masalah gizi,
akan berpengaruh pada kualitas
sumber daya manusia (SDM) dimana
dapat berakibat pada hilangnya
generasi muda (loss generation) serta
berdampak pada keadaan
perekonomian bangsa (loss
economic) di masa mendatang.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang
berisi 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (PDGS)
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan
dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yang aman dan
cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.