Anda di halaman 1dari 85

Sistem dan Komponen PLTS

Pelatihan Teknis Pembangunan dan Pemasangan


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
PPSDM KEBTKE Jakarta, Januari 2024

1
©zainul@esdm.go.id
Zainul M Pulungan
Widyaiswara Ahli Muda
RESUME

ASN Kementerian ESDM

+62 812 1279 66 22

zmpulungan@gmail.com

Zainul Pulungan

@zaipulungan

2
©zainul@esdm.go.id
PLTS Terpusat Off-grid 24 kWp

Sumber: https://kaltimprov.go.id/berita/malam-jadi-siang
”Malam Jadi Terasa Siang”
3
©zainul@esdm.go.id
DAFTAR ISI
▪ PENDAHULUAN
▪ DASAR-DASAR SISTEM PLTS
▪ KOMPONEN UTAMA PADA PLTS
▪ KOMPONEN PENUNJANG
▪ JARINGAN DISTRIBUSI
▪ INSTALASI PEMANFAATAN PLTS
TERPUSAT PENUTUP

4
©zainul@esdm.go.id
Tujuan dan Target Pembelajaran
• Peserta pelatihan/pembaca diharapkan mampu memahami
dan menganalisa cara kerja pada masing-masing komponen
PLTS

• Setelah membaca modul pembelajaran ini peserta


pelatihan/pembaca diharapkan mampu:
a. Memahami dan menganalisa cara kerja PLTS
b. Memahami jenis sistem konfigurasi pada PLTS
c. Mengetahui dan menjelaskan komponen utama pada PLTS
d. Mengidentifikasi perbedaan dan memahami fungsi setiap komponen pada PLTS

5
©zainul@esdm.go.id
II. DASAR-DASAR SISTEM PLTS
▪ Energi surya (solar energy) merupakan energi yang dilepaskan
oleh matahari yang banyak dimanfaatkan pada kehidupan
sehari-hari.
▪ Dari mulai proses fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida
(CO2) menjadi oksigen (O2) pada tumbuhan, mengeringkan
pakaian, memproduksi air panas, hingga membangkitkan
listrik.
▪ Energi surya ini tergolong energi dari alam yang tidak akan
habis atau biasa disebut energi terbarukan.
▪ Energi terbarukan merupakan energi yang berasal dari sumber
yang terbarukan atau secara alami mengisi ulang, seperti
surya, angin, laut, air, geothermal dan biomassa.

6
©zainul@esdm.go.id
A. Energi Surya
• Energi surya termasuk salah satu energi terbarukan yang berasal dari sumber energi
yang terbarukan dan jumlahnya tak terbatas.

• Energi terbarukan merupakan energi ramah lingkungan yang menghasilkan emisi


sedikit bahkan tidak sama sekali.

• Energi surya telah digunakan untuk memasak, pendinginan, pemanasan, komunikasi,


pencahayaan, pembangkitan tenaga listrik, dan banyak tujuan lagi.

• Konversi energi surya mengubah energi surya menjadi bentuk energi lain yang
berguna (eg. listrik dan panas), yakni: solar thermal dan solar photovoltaic (PV).

• Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak memanfaatkan energi
surya, terutama di perdesaan yang belum terjangkau listrik.

• Dengan semakin berkurangnya cadangan energi fosil dan meningkatnya masalah


lingkungan, energi surya menjadi salah satu alternatif solusi dimasa y.a.d

7
©zainul@esdm.go.id
Berbagai Aplikasi Energi Surya
8
©zainul@esdm.go.id
Spektrum Radiasi Matahari
• Energi matahari yang mencapai permukaan bumi disebut
radiasi, yang terdiri dari jutaan partikel yang mepunyai energi
disebut photon.
• Radiasi matahari terbagi menjadi 3 kategori yaitu, infrared,
cahaya tampak dan ultraviolet (UV) yang mempunyai energi
radiasi yang tinggi.
• Spektrum energi matahari menggambarkan semua energi
radiasi yang sampai dipermukaan bumi secara konstan, dan
dikategorikan menurut panjang gelombangnya
• Mendefinisikan radiasi spektral yang sesuai untuk semua
panjang gelombang sinar matahari.
• Cahaya tampak, panjang gelombang antara 0,4 m dan 0,75 m,
memiliki 46% bagian spektrum, cahaya inframerah 47%, dan
sinar ultraviolet hanya 7% .
• Atmosfer bumi mengurangi radiasi mencapai bumi. Ozon, uap
air dan CO2 menyerap radiasi dengan panjang gelombang
tertentu saat melewati atmosfer.
9

©zainul@esdm.go.id
Radiasi Matahari Langsung & Diffuse
• Tidak semua sinar matahari yang datang ke bumi akan
terserap.
• Ada energi yang memantul kembali (reflected), ada pula yang
membaur sebelum ke permukaan bumi (diffuse), dan sisanya
adalah energi yang terserap (absorbed) oleh permukaan bumi
atau awan
• Radiasi langsung datang kepermukaan secara garis
lurus dan dapat difokuskan oleh lensa atau cermin.
• Radiasi diffuse dipantulkan oleh atmosfir atau
radiasi yang dipancarkan dan dipantulkan oleh
awan, asap atau debu yang ada di atmosfir.
• Awan dan debu menyerap dan menyebarkan radiasi, mengurangi jumlah energi
radiasi yang sampai dipermukaan bumi.
• Pada saat kondisi cuaca cerah, hampir sebagian besar radiasi yang sampai
dipermukaan adalah radiasi langsung, tetapi pada saat berawan hampir 100 %
radiasi yang sampai dipermukaan adalah radiasi diffuse. Jumlah radiasi langsung dan
radiasi diffuse
10 disebut radiasi global.
©zainul@esdm.go.id
Prinsip Radiasi Matahari

• Energi matahari yang


mencapai permukaan bumi
disebut radiasi.

• Radiasi terdiri dari jutaan


partikel yang mempunyai
energi disebut photon

• Spektrum radiasi dibagi


menjadi infrared, cahaya
tampak, dan sinar UV

©zainul@esdm.go.id
Kategori Radiasi Matahari

• Direct Normal Irradiance (DIN) :


radiasi dari matahari yang sampai ke
bumi tanpa tersebar

• Diffuse Irradiance (DIF) : radiasi yang


tersebar oleh atmosfir, awan, dll

• Albedo Irradiance: radiasi langsung


atau yang dipantulkan dari tanah atau
permukaan didekatnya

©zainul@esdm.go.id
Kategori Radiasi Matahari
• Global Horizontal Irradiance (GHI): Jumlah radiasi gelombang pendek yang diterima dari atas
permukaan horizontal. Termasuk Direct Normal Irradiance (DNI) dan Diffuse Horizontal Irradiance
(DHI)

• Global In-Plane Irradiance : Jumlah radiasi (DNI dan DHI) yang diterima diatas permukaan
inklinasi

©zainul@esdm.go.id
Irradiance vs Irradiation

Irradiance
Energi surya yang diukur per
satuan luas (kW/𝒎𝟐)

Irradiation
Jumlah energi surya yang
diterima per unit area dalam
periode waktu hari, bulan, tahun.
(kW/𝒎𝟐/𝒅𝒂𝒚)

©zainul@esdm.go.id
Peak Sun Hour (PSH)
Jumlah jam yang diperlukan untuk radiasi total dalam satu hari yang terkumpul pada kondisi
puncak matahari

©zainul@esdm.go.id
Sudut Antara Cahaya Matahari dan modul PV
Sudut Tilt : sudut vertical antara garis horizontal dengan permukaan array PV

Sudut Azimuth : sudut antara arah referensi (biasanya Selatan) dan arah permukaan array PV menghadap
Sudut Incidence : sudut antara arah radiasi langsung dan garis tegak lurus dengan sudut susunan array PV

©zainul@esdm.go.id
Alat Ukur Radiasi

▪ Iradiasi matahari dapat diukur langsung menggunakan pyranometer.


▪ Menggunakan termokopel yang mengukur perbedaan suhu antara permukaan absorber dengaan
suhu lingkungan

Source: Pelatihan PLTS Terpusat BPPT

©zainul@esdm.go.id
Peta Radiasi Matahari

©zainul@esdm.go.id
Bagaimana cara kerja PLTS

19
©zainul@esdm.go.id
Prinsip Kerja Sel surya
▪ Energi matahari dikonversi menjadi energi listrik (DC) melalui sel fotovoltaik

Energi matahari terdiri dari foton atau kumpulan


energi radiasi. Ketika foton menumbukk sel PV,
foton dapat dipantulkan atau terserap melalui
sel PV.

Foton yang terserap akan menggerakkan


electron pada bahan semikonduktor dan
menghasilkan aliran listrik

©zainul@esdm.go.id
Taksonomi sel, string, dan array PV

Source: grevolvesolar.com

©zainul@esdm.go.id
Spesifikasi Modul PV
▪ Contoh spesifikasi modul PV

Modul A Modul B

©zainul@esdm.go.id
Faktor yang mempengaruhi output energi listrik
▪ Intensitas radiasi mempengaruhi Arus listrik
▪ Temperature modul mempengaruhi keluaran Tegangan

©zainul@esdm.go.id
Arus – Tegangan PV ketika di Seri dan Paralel

©zainul@esdm.go.id
B. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit listrik yang berasal
dari energi surya atau sinar matahari.
• Pembangkit ini menggunakan menggunakan modul fotovoltaik (PV) atau biasa
disebut modul surya yang mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi
listrik dengan proses fotolistrik.

Pemanfaatan
Energi Surya Modul PV Energi Listrik
PLTS
25
©zainul@esdm.go.id
Diskusi
• Identifikasilah minimal 5 keunggulan dan kekurangan PLTS PV

No Keunggulan Kekurangan
1
2
3
4
5

26
©zainul@esdm.go.id
Sel Surya (Fotovoltaik)
• Sistem kerja PLTS menghasilkan listrik dimulai dari
sel/modul surya menerima radiasi matahari dan
mengubahnya menjadi energi listrik yang dikenal
dengan istilah efek fotovoltaik.

• Ilustrasi dari proses konversi energi surya menjadi


energi listrik ditunjukkan pada gambar.

• Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh modul


surya dipengaruhi oleh Besarnya intensitas radiasi
matahari pada suatu daerah.

27
©zainul@esdm.go.id
Keunggulan dan Kekurangan Teknologi Fotovoltaik

Bersumber dari energi bersih dan ramah Sumber energi yang intermittent
lingkungan Tidak dapat memproduksi listrik
dapat ditemukan dimana saja, sehingga pada malam hari
pemanfaatannya mudah diterapkan
dimanapun Besarnya sumber energi
merupakan sumber energy yang melimpah dan bergantung pada lokasi
tanpa biaya
Teknologi fotovoltaik sudah banyak digunakan
sehingga mempunyai sistem yang teruji
Seiring dengan perkembangan zaman,
teknologi yang tersedia juga semakin
terjangkau
Modul fotovoltaik tidak membutuhkan operasi
dan perawatan yang kompleks
Dapat dimanfaatkan dari skala yang sangat
kecil hingga sangat besar

28
©zainul@esdm.go.id
Sistem PLTS On-grid dan Off-grid
PLTS On-grid PLTS Off-grid
Gambaran Sistem Sistem PLTS terhubung dengan jaringan Sistem PLTS tidak terhubung dengan
listrik PLN off-grid
•jaringan PLN
Saat PLTS tidak beban listrik dipasok oleh jaringan listrik Beban listrik harus dipasok oleh baterai
menghasilkan energi PLN atau pembangkit lainnya (diesel/PLTD)
listrik (malam hari)
Kebutuhan baterai Baterai merupakan komponen pilihan Baterai merupakan komponen yang wajib
(disesuaikan oleh kebutuhan) dipasang
Kapasitas PLTS Kapasitas pembangkit tidak harus Kapasitas pembangkit harus mencukupi
Menyesuaikan kebutuhan beban, kebutuhan beban siang dan malam
karena apabila terdapat kekurangan energi
listrik, jaringan listrik akan membantu
mensuplai beban.
Penambahan beban Penambahan beban listrik tidak akan Penambahan beban listrik mempengaruhi
listrik di masa depan berpengaruh terhadap sistem sistem PLTS off-grid. Apabila beban listrik
melebihi kapasitas PLTS, harus ada
pengurangan atau pemutusan beban.
29
©zainul@esdm.go.id
Sistem PLTS On-grid dan Off-grid

30
©zainul@esdm.go.id
PLTS Terpusat off-grid
• Disebut PLTS komunal karena energi dari PLTS ini
akan didistribusikan ke rumah–rumah warga atau
beban listrik lainnya yang masih dalam area sama
(satu desa).

• Sistem off-grid menggunakan baterai sebagai


penyimpanan energi pada saat siang hari,
sehingga dapat digunakan sebagai pasokan untuk
kebutuhan listrik di malam hari atau ketika
matahari tidak bersinar (misalnya cuaca mendung,
atau hujan dalam beberapa hari).

• Komponen utama terdiri dari modul PV, SCC,


baterai, dan inverter

31
©zainul@esdm.go.id
C. Konfigurasi Sistem PLTS Off-grid
Sistem DC coupling
• Sistem DC coupling merupakan sebuah • Apabila energi dari modul surya
sistem PLTS dimana semua komponen tidak cukup untuk menyediakan
utama terhubung pada bus atau jalur DC.
listrik untuk beban, diperoleh dari
• Pada terlihat modul surya, baterai, dan pasokan energi pada baterai.
inverter baterai terhubung pada jalur DC.
• Modul surya menghasilkan energi listrik
ketika terkena paparan radiasi sinar
matahari
• Listrik kemudian menuju SCC untuk diatur
tegangannya, hingga sesuai dengan
tegangan baterai.
• Listrik yang mengalir pada bus DC akan
disalurkan ke beban pada bus AC melalui
inverter baterai, sehingga listrik dapat
digunakan untuk menyalakan beban
pengguna yang biasanya merupakan
rangkaian AC.

32
©zainul@esdm.go.id
C. Konfigurasi Sistem PLTS Off-grid
Sistem AC Coupling
• Sistem AC coupling merupakan sistem PLTS off-grid dimana • Pengisian pada baterai dapat terjadi
semua komponen utama terhubung pada jalur atau bus AC.
ketika terdapat daya listrik berlebih
• Pada terlihat modul surya terhubung dengan bus AC melalui pada bus AC.
inverter jaringan sedangkan baterai melalui inverter baterai.
• Pada sistem AC coupling, terdapat inverter jaringan yang • Pada saat energi dari modul surya
berfungsi mengubah arus DC yang dihasilkan modul surya tidak mencukupi (keadaan
menjadi arus AC. berawan) atau ketika malam hari,
• Inverter ini juga mempunyai fungsi MPPT sehingga energi listrik maka baterai akan mengalirkan
yang dihasilkan oleh modul surya dapat maksimal. energi listrik ke bus AC melalui
• Modul surya menghasilkan energi listrik ketika terkena paparan inverter baterai.
radiasi sinar matahari.
• Listrik DC yang dihasilkan oleh modul surya mengalir ke inverter
jaringan yang kemudian diteruskan ke jalur/bus AC
• Beban dapat menggunakan atau mengambil daya listrik dari
bus AC sesuai dengan kebutuhan.
• Sisa daya yang ada pada bus AC kemudian disalurkan ke
baterai melalui inverter baterai. Pada AC coupling inverter
baterai bekerja secara dua arah (bi-directional).

33
©zainul@esdm.go.id
Diskusi
DC Coupling cocok untuk dimanfaatkan siang/malam hari?
AC Coupling cocok untuk dimanfaatkan siang/malam hari?

©zainul@esdm.go.id
Perbandingan Konfigurasi DC coupling dan AC coupling
DC Coupling AC Coupling
Komponen Modul surya, Solar Charge Controller, Modul surya, inverter jaringan (PV inverter), baterai, inverter
utama baterai, inverter baterai baterai
Instalasi Instalasi lebih kompleks Instalasi lebih sederhana danfleksible
Efisiensi Efisiensi pengisian lebih tinggi karena Efisiensi pengisian lebih rendah karena pada pemakaian
pemakaian energi pada baterai energi pada baterai membutuhkan konversi yang lebih
membutuhkan konversi energi yang banyak (DC-AC-DC-AC). Namun, efisiensi suplai beban listrik
sedikit (DC- DC-AC). Sehingga lebih baik pada siang
efisiensi suplai beban listrik pada hari, karena beban disuplai dari listrik yang berasal dari
malam hari lebih baik inverter jaringan

Pengisian Pengisian baterai hanya bisa dari Pengisian baterai dapat bersumber dari modul surya
Baterai modul surya ataupun jaringan listrik
Biaya Instalasi yang lebih kompleks Instalasi yang lebih sederhana membutuhkan biaya lebih
membutuhkan biaya yang mahal murah
Penambahan Sulit dan tidak fleksibel dikarenakan Lebih mudah dan fleksibel karena instalasi yang mudah dan
kapasitas instalasi dan koneksi yang kompleks sederhana sehingga memungkinkan penambahan
35
©zainul@esdm.go.id
III. KOMPONEN UTAMA SISTEM
PLTS TERPUSAT OFF-GRID
Jaringan Distribusi

Modul PV (PV Array )


SCC Inverter Inverter

Instalasi
Pemanfaatan

Baterai

Rumah Pembangkit (power house)

36
©zainul@esdm.go.id
A. Modul Surya
• Modul surya berfungsi untuk mengubah energi surya
menjadi energi listrik melalui efek fotolistrik. Kumpulan
modul yang dirangkai secara seri dan/atau paralel akan
membentuk larik atau PV array.
• Kemampuan modul surya dalam mengubah energi
surya menjadi energi listrik dipengaruhi oleh beberapa
factor:
• Radiasi matahari: Radiasi ↑ = Arus (I) ↑ = Daya (P) ↑
• Temperature: Temperatur ↑ = Tegangan (V) ↓ = Daya (P) ↓
• Bayangan/shading: yang menghalangi cahaya matahari menuju modul surya
secara langsung mengakibatkan sedikitnya jumlah energi listrik yang
dihasilkan.

37
©zainul@esdm.go.id
Kurva I-V

• merupakan grafik antara arus (I)


dan tegangan (V) terhadap
tingkat intensitas radiasi matahari
dan suhu yang mengenai
permukaan modul surya.
• menunjukkan kemampuan sel
surya dalam menghasilkan energi
listrik.
• Titik daya maksimum atau
maximum power point (MPP) Garis merah pada Kurva I-V modul surya menunjukkan rentang
arus dan tegangan, sedangkan garis biru menunjukkan daya
merupakan titik dimana sel surya yang dihasilkan.
menghasilkan daya maksimum.

38
©zainul@esdm.go.id
Jenis Modul Surya

ilustrasi

Warna kaca pelindung hitam biru Hitam, coklat, abu-abu


Komposisi Satu Kristal silikon Beberapa Kristal silicon Layer tipis silikon
Efisiensi* Maksimum (15-22%) Menengah (13-18%) Kecil (7-18%)

Harga Relatif lebih mahal Standar ($$) Relatif lebih murah ($)
($$$)
39
©zainul@esdm.go.id
Spesifikasi modul surya
• Spesifikasi dari modul PV dapat dilihat pada datasheet yang disediakan oleh

pabrikan dalam bentuk digital maupun tertulis pada bagian belakang modul

surya.

• Sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan PLTS, operator PLTS

harus memahami spesifikasi dari modul surya.

• Akan terdapat perbedaan spesifikasi modul surya yang tertulis dengan pada

saat pengukuran atau pengujian kembali oleh operator, hal tersebut

dikarenakan perbedaan kondisi di lapangan dengan kondisi STC (Standar Test

Condition).

• Ketentuan pengujian spesifikasi modul surya pada kondisi STC diatur pada:

Temperatur sel: 25°C ; Iradiasi : 1000 W/m2 ; Spektrum massa udara: 1,5 (AM1.5)

40
©zainul@esdm.go.id
Konfigurasi Penyusunan Modul Surya
• Konfigurasi penyusunan modul surya terdiri dari konfirgurasi seri dan
pararel, penggunaan konfigurasi ini bergantung pada kebutuhan
sistem PLTS.

• Konfigurasi Seri pada panel surya digunakan untuk mendapatkan


tegangan kerja yang lebih besar. Pada rangkaian seri, jumlah
tegangan akan terus bertambah, sedangkan arusnya tetap sama
karena modul tersebut dialirkan pada satu saluran yang sama.

• Konfigurasi paralel pada panel surya digunakan untuk mendapatkan


arus kerja yang lebih besar. Pada konfigurasi paralel penambahan
modul akan memperbesar jumlah arus total namun tegangan total
pada rangkaian tetap.

• Meskipun dirangkai secara seri atau paralel, penambahan modul surya


akan tetap menambah daya listrik, sesuai dengan prinsip :

Daya (P) = Tegangan (V) x Arus (I)

41
©zainul@esdm.go.id
Solar Charge Controller (SCC)
• SCC hanya terdapat pada PLTS off-grid yang menggunakan sistem DC coupling.

• SCC berfungsi mengendalikan dan melindungi sistem pengisian dari panel surya ke baterai melalui pengaturan tegangan tertentu, sehingga
menjaga baterai dari pengisian berlebih (overcharging) dan pemakaian berlebih (overdischarging).

• Mengatur daya yang masuk dan keluar dari baterai, sehingga baterai terhindar dari pengisian atau penarikan daya yang berlebihan.

• Memaksimalkan daya keluaran dari modul surya dengan fungsi Maximum Power Point Tracking (MPPT).

• Berperan sebagai DC/DC converter yang berfungsi menyesuaikan tegangan output pada modul surya agar sesuai dengan tegangan baterai
serta menjaga baterai dari tegangan berlebih.

• Memonitor suhu baterai untuk mencegah terhadinya panas berlebih/overheating.

42
©zainul@esdm.go.id
Jenis SCC
• Sistem kerja PWM SCC adalah dengan mengurangi jumlah daya yang masuk ke

baterai secara perlahan ketika baterai sudah mendekati kapasitas penuh. PWM

lebih cocok untuk 41 ystem PLTS skala kecil sampai dengan daya 200 Wp, seperti

pada PLTS atap atau Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS).

• Sistem kerja MPPT SCC yakni dengan mengatur dan mengoptimalkan daya

keluaran modul surya. Sistem MPPT dapat melakukan monitoring atau tracing

keluaran arus dan tegangan dari modul surya dan memastikan agar selalu

berada pada titik optimal. Penggunaan MPPT –SCC pada umumnya digunakan

pada PLTS terpusat off-grid, karena meningkatkan performa modul surya.

43
©zainul@esdm.go.id
Spesifikasi SCC
Sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan PLTS, operator PLTS harus memahami spesifikasi dari SCC.

Parameter Var Nilai


Tegangan open circuit Voc 150V
Arus masukan Imp 60 A
maksimal
Rentang tegangan Vop 12-140V
operasi
Keluaran tegangan Vout 12, 24,36,
operasi dari baterai 48, 60 V
Temperatur operasi Top -20 – 40oC
yang dapat
diakomodir oleh SCC

Penulisan spesifikasi pada datasheet atau nameplate, memungkinkan adanya perbedaan antara satu SCC dengan SCC
yang lain. penulisan spesifikasi pada datasheet atau nameplate, memungkinkan adanya perbedaan antara satu SCC
dengan SCC yang lain
44
©zainul@esdm.go.id
Inverter Jaringan
• Berfungsi untuk mengubah arus listri DC menjadi AC
• Bekerja secara langsung dari PV Array tanpa melalui sumber backup, juga dapat
digunakan secara bersama dengan penyedia jaringan listrik utama (PLN),
sehingga dapat mengurangi beban tagihan listrik.
• System ini bekerja secara sinkron dan otomatis berbagi beban antara PV Array
sebagai yang utama dan PLN sebagai backup, bila supply yang dihasilkan solar
panel system kurang maka akan dipenuhi dari PLN
• Contoh: SMA STP 15000 TL

45
©zainul@esdm.go.id
Fungsi dan Spesifikasi Inverter
Jaringan

• Melacak titik daya maksimum (Maximum Power • Spesifikasi dari Inverter Jaringan
Point Tracker) untuk mengoptimalkan daya listrik dapat dilihat pada datasheet
yang diproduksi oleh modul surya; yang disediakan oleh pabrikan
dalam bentuk digital maupun
• Memonitor dan merekam pembangkitan listrik
tertulis pada inverter tersebut.
oleh PLTS dari waktu ke waktu;
• Spesifikasi pada inverter
• Proteksi keamanan pada sistem, salah satunya
memberikan informasi terkait
dengan mekanisme antiislanding, dimana
batas maksimal input yang harus
inverter akan berhenti beroperasi ketika tidak
dipenuhi oleh rangkaian modul
mendeteksi adanya energi yang tersedia pada
surya.
jaringan listrik yang bertujuan untuk
pengamanan sistem PLTS dan jaringan listrik.

46
©zainul@esdm.go.id
Inverter Baterai
• Inverter baterai, merupakan inverter yang selalu digunakan pada PLTS
offgrid yang berfungsi untuk mengatur pengisian dan pemakaian arus
pada baterai.
• Inverter baterai adalah otak dari sistem PLTS off-grid berbasis komunal.
Inverter baterai bertugas membentuk jaringan distribusi AC dengan
mengatur tegangan dan frekuensi dalam batas yang diijinkan, dan
menjaga keseimbangan energi di dalam jaringan.
• Inverter baterai biasanya dapat digunakan secara dua arah (bi-directional)
atau satu arah (uni-directional) tergantung pada konfigurasi dari sistem.
• Dalam sistem AC coupling, inverter baterai berfungsi sebagai inverter
(pengubah tegangan DC-AC) serta charger (pengubah tegangan AC-
DC). Jika terdapat kelebihan energi dari modul surya dan baterai dalam
kondisi tidak penuh (SOC < 100%), inverter baterai bertindak sebagai
charger.
• Sebaliknya, ketika terjadi kekurangan energi dari larik atau array dan
baterai dalam kondisi terisi (atau penuh) maka baterai akan mengeluarkan
daya untuk memenuhi permintaan beban melalui inverter.
• Contoh: SMA SI-5048

47
©zainul@esdm.go.id
Fungsi dan Spesifikasi Inverter Baterai

• Mengubah tegangan DC dari


bank baterai ke jaringan listrik AC
230 VAC;
• Melindungi bank baterai dari
pengisian yang berlebihan
dengan mengurangi arus
pengisian (charging) ketika
baterai sudah penuh.
• Melindungi bank baterai dari
pemakaian berlebih (deeply
discharged) dengan cara
menghentikan arus keluaran ke
beban atau ketika kondisi pada
baterai (depth of dicharge)
mencapai 80%.
• Sebagai saklar pemindah secara
otomatis (automatic transfer
switch)

48
©zainul@esdm.go.id
Konfigurasi Rangkaian Paralel
pada Inverter Baterai
(1) Satu-cluster, satu fasa (2) Satu-cluster, tiga fasa (3) Multi-cluster, tiga fasa

• Bbrp inverter terhubung pada suatu • Tiga inverter dihubungkan secara • Bbrp klaster terhubung secara
bank baterai, membentuk klaster. paralel di bus DC, membentuk paralel.
• Keluaran AC dari inverter terhubung sistem distribusi tiga fasa. • Daya keluaran multi-cluster
secara paralel pada jaringan • Setiap inverter mewakili satu fasa meningkat seiring dengan jumlah
distribusi satu fasa (AC BUS 230 V). dari tiga fasa dan beroperasi pada klaster.
• Komunikasi/sinkronisasi AC harus pergeseran fasa sebesar 120° atau • Komunikasi multi-cluster terbentuk
terhubung antar inverter, 240° antara satu sama lain. dg para master di setiap cluster.
49
©zainul@esdm.go.id
Konfigurasi Rangkaian Paralel
pada Inverter Baterai
• Master bertindak sebagai pusat kendali dan pemantauan serta berkomunikasi dengan para slave di dalam cluster yang sama dan
dengan master yang lainnya. Master mengatur frekuensi dan tegangan yang harus diikuti oleh slave. Master tersebut juga mengontrol
operasi baterai dan menghubungkan atau memutuskan slave serta memonitor status baterai.

• Slave mengikuti pengaturan konfigurasi dan perintah dari master di dalam cluster. Slave beroperasi berdasarkan perintah yang
dikeluarkan oleh inverter dan memberikan feedback kepada master-nya.

• Main cluster/Klaster utama adalah cluster yang memiliki tingkatan yang tertinggi di dalam sistem multi-cluster. Master dari cluster utama
lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan master dari cluster tambahan (extension).

• Tugas master adalah berkomunikasi dengan panel multicluster, memulai dan menghentikan operasi dari seluruh sistem, dan mengontrol
serta memantau master lainnya.

• Extension cluster/Klaster tambahan adalah cluster tambahan dalam sistem multi-cluster yang berada di bawah kendali cluster utama.
Master dari cluster tambahan harus mengikuti perintah yang dikirim oleh master dari cluster utama.

• Cluster tambahan independen terhadap operasional seluruh sistem, yang berarti jika cluster mengalami kerusakan, clusterlain masih bisa
tetap beroperasi.

50
©zainul@esdm.go.id
Baterai
▪ Energy yang dihasilkan oleh PLTS tidak selamanya stabil, akan tetapi berfluktuasi
tergantung intensitas penyinaran matahari;

▪ PLTS off-grid memerlukan baterai untuk penyimpan energi yang diproduksi oleh
PV pada siang hari dan digunakan pada malam hari;

• Baterai berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia, dan
kemudian mengubahnya kembali menjadi energi listrik.

• Dua proses penting pada baterai, yakni:

a. Proses pengisian daya (charge) ;

b. Proses pelepasan/ pemakaian daya (discharge).

• Terdapat 2 jenis baterai yang umum digunakan pada sistem PLTS off-grid, yakni
baterai lead acid (LA) dan lithium-ion (L-ion).

• Baterai jenis lead-acid saat ini mendominasi industry. Sedangkan, Lithium-ion


merupakan teknologi siap pakai untuk peralatan elektronik pertabel, tetapi masih
dalam tahap pengembangan untuk aplikasi skala besar

51
©zainul@esdm.go.id
Sistem Kerja dan Istilah Baterai
• Baterai mempunyai siklus yang terbatas. • Charge: proses mengisi daya listrik pada baterai

• Discharge: proses pemakaian daya listrik yang tersimpan pada


• Satu siklus terdiri dari total pemakaian (discharge) dan
baterai
pengisian baterai (charge) dengan kapasitas penuh.
• Overcharge: kondisi ketika arus berlebih diterapkan pada baterai di
• Untuk mengoptimalkan masa pakai baterai sekaligus
akhir pengisian
mengurangi masa pakai yang singkat, pada
• Overdischarge: kondisi dimana discharge dilakukan hingga melewati
umumnya baterai didesain tidak bisa 100% mencapai
kapasitas mak. discharge yang dapat merusak baterai
kapasitas maksimumnya, misalnya hanya 80%-95% dari
total kapasitasnya bergantung pada jenis baterainya. • Kapasitas nominal, C (Ah): kapasitas penyimpanan baterai yang

merupakan kemampuan baterai untuk mensuplai arus dalam waktu

tertentu.

• Depth of discharge (DOD-%): kapasitas baterai yang sudah terpakai

ditunjukkan dalam bentuk presentasi dari total kapasitas penuh

baterai.

• State of charge (SOC-%): kapasitas baterai yang masih tersedia pada

baterai. 52
©zainul@esdm.go.id
Diskusi
Apa saja perbedaan komponen antara PLTS DC Coupling
dan AC Coupling ?

©zainul@esdm.go.id
Profil Daya Listrik pada Sistem
PLTS dengan Baterai
Indikator Penjelasan Daya Listrik PLTS
Matahari terbit PLTS mulai memproduksi listrik apabila iradiasinya
mencukupi. Listrik dari PLTS digunakan untuk
mensuplai kebutuhan beban
Hari semakin siang dan PLTS memproduksi listrik lebih dari kebutuhan,
iradiasi meningkat sehingga sisanya digunakan untuk mengisi baterai
Cuaca berawan Menyebabkan turunnya produksi PLTS, sehingga
pemenuhin energi listrik ditambahkan dari bateri yang
sudah diisi sebelumnya
Energi pada baterai Energi listrik dari PLTS akan disalurkan ke jaringan
telah terisi penuh
Matahari terbenam PLTS berhenti memproduksi listrik, dan baterai
digunakan saat malam hari
Energi pada baterai Mengkonsumsi energi dari jaringan
habis
54
©zainul@esdm.go.id
Spesifikasi dan Jenis Baterai
• Spesifikasi Baterai terdapat pada datasheet
yang disediakan oleh pabrikan dalam bentuk
digital maupun tertulis pada baterai.

• Operator PLTS harus memahami spesifikasi dari


baterai yang digunakan.

• Parameter penting yang menjadi acuan dalam


pengeoperasian baterai, al: Tegangan Nominal
(V) dan Kapasitas Nominal (Ah).

• Jenis baterai yang umum digunakan pada PLTS


off- grid, yaitu: baterai lead acid dan lithium-ion

55
©zainul@esdm.go.id
Bank Baterai
• Sekumpulan baterai yang dirangkai baik secara seri maupun paralel, biasa
disebut sebagai bank baterai.
• Baterai bank adalah item inti dalam sistem PLTS off-grid sebagai penyimpan
energi, untuk yang menyimpan energi dari panel surya dan menyediakan listrik
ke beban melalui inverter DC-AC.
• Bank baterai biasanya disambungkan dengan 12 volt, 24 volt, atau 48 volt,
tergantung pada ukuran sistem.

56
©zainul@esdm.go.id
Fungsi dan Konfigurasi Bank Baterai
• Tempat penyimpanan cadangan energi ketika modul • Konfigurasi rangkaian baterai juga
surya tidak memproduksi daya atau daya yang diproduksi
menggunakan prinsip dasar rangkaian listrik:
tidak cukup memenuhi kebutuhan energi seluruh beban,
• Rangkaian seri: tegangan bertambah, arus tetap
• Menjaga stabilitas sistem dikarenakan daya dari modul
• Rangkaian paralel: tegangan tetap, arus bertambah
surya yang fluktuatif, sering terputus (intermittent) , dan
bergantung dengan cuaca sehingga baterai mampu
melindungi beban dari kerusakan,

• Sumber daya listrik bagi beberapa peralatan seperti solar


charge controller dan inverter serta mensuplai arus start
yang tinggi ke beban listrik seperti motor atau beban
induktif lainnya.

57
©zainul@esdm.go.id
Limbah Baterai
• Baterai merupakan hasil dari proses industri intensif yang
menggunakan bahan-bahan berbahaya dan beracun dalam
produksinya.

• Limbah baterai tergolong limbah Bahan Beracun dan


Berbahaya (B3).

• Limbah baterai tidak bisa dibuang sembarangan, meskipun


baterai sudah tidak berfungsi.

• Baterai bekas pakai tersebut harus dikumpulkan dalam satu


lokasi yang aman, untuk kemudian dibawa ke tempat
pembuangan dan pengolahan limbah B3

• Tatacara pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 baterai


bekas sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2014 dan Keputusan Bappedal Nomor 1 Tahun 1995.

©zainul@esdm.go.id
IV. KOMPONEN PENUNJANG PADA PLTS
• Indikator Keberhasilan:
• Peserta memahami komponen penunjang pada PLTS
• Peserta memahami sistem proteksi pada PLTS
• Deskripsi:
• Bab ini mencakup pembahasan singkat mengenai komponen penunjang pada PLTS
terpusat seperti pekerjaan sipil, sistem pengkabelan/pengawatan, sistem proteksi,
instalasi penangkal petir, dan sistem pemantauan jarak jauh/remote monitoring system
(RMS).

59
©zainul@esdm.go.id
Pekerjaan Sipil
• Struktur penopang (mounting) - Struktur penopang
(mounting system/racking module), merupakan penopang
bagi modul surya untuk memastikan modul dapat
mempunyai ketinggian dan sudut kemiringan tertentu untuk
mendapatkan sinar matahari yang optimal.
• Penopang larik modul surya ini terdiri dari struktur dan
pondasi.

60
©zainul@esdm.go.id
Rumah Pembangkit
• Rumah pembangkit merupakan
bangunan tempat diletakkannya
komponen elektronik yang memang
harus diletakkan di dalam ruangan.
• Adapun fungsi rumah pembangkit
adalah sebagai berikut :
a. Melindungi peralatan elektronik didalamnya
dari kondisi lingkungan meliputi cuaca, suhu
yang terlalu tinggi, maupun pencurian
b. Menjaga suhu di dalam ruangan agar peralatan
dapat bekerja dengan baik dan mengurangi
rugi-rugi pada peralatan
c. Tempat operator mengoperasikan dan
memonitoring PLTS

61
©zainul@esdm.go.id
Sistem Pengawatan/ Pengkabelan
• Sistem pengkabelan pada PLTS memiliki beberapa
peranan penting sebagai berikut:
• Menjaga performa PLTS, menghindarinya dari losses koneksi,
• Menjaga operator dari bahaya-bahaya listrik,
• Menjaga sistem PLTS agar masa pakai bisa panjang.

• Pengkabelan pada Larik Modul Surya


• Interkoneksi yang terpasang pada modul harus rapi dan terisolasi
dengan baik.
• Interkoneksi dan kabel yang digunakan antar modul dalam setiap
string juga harus mempunyai ukuran yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan pada junction box.
• Selain itu, kapasitas kabel juga harus diperhatikan

62
©zainul@esdm.go.id
Penyebab Utama Kerusakan PLTS
1. Tegangan Lebih Transient
Transient adalah peningkatan tegangan pendek yang umumnya di atas
level normal. Transien dapat mengakibatkan kerusakan pada perangkat
elektronik yang tidak dirancang untuk menahan level tegangan tinggi.

Tegangan berlebih bisa merusak sistem modul surya dan peralatan


elekronik lainnya dengan beberapa cara:
- Dari grid jika petir menyambar konduktor tegangan rendah/sedang
- Dari bumi jika petir menyambar dekat inverter
- Dari arus DC jika petir mengenai modul surya

©zainul@esdm.go.id
2. Short Circuit
Merupakan hubungan arus pendek (short circuit). Jika kabel rusak,
tidak diinsulasi dengan benar, atau dipasang dengan cara yang salah,
korsleting listrik dapat terjadi dan mengakibatkan terjadinya kebakaran.

3. Sambaran Petir
Panel surya sangat rentan terhadap sambaran petir karena luas
permukaannya dan penempatannya di lokasi yang terbuka, seperti di
atap rumah atau dipasang di tanah. Petir suhunya sekitar 27.760°C,
lima kali lebih panas dari matahari, sehingga tidak mengherankan
sambarannya dapat merusak sistem tenaga surya hingga menimbulkan
kebakaran.

Apa yang harus dilakukan agar sistem PLTS aman?


Memasang perangkat keamanan (protection devices) pada sistem
PLTS dan perangkat elektronik.

©zainul@esdm.go.id
Surge Protection
Devices (SPD)
Perangkat yang melindungi sistem PLTS /peralatan
elektronik dari lonjakan tegangan atau arus.

Ada 2 fungsi utama SPD :


1. Melindungi instalasi listrik dari
sambaran petir langsung
2. Melindungi instalasi listrik dari
sambaran petir tidak langsung

©zainul@esdm.go.id
Surge Protection Devices (SPD)
Induksi Elektromagnetis
a. Arus petir yang diakibatkan pelepasan muatan antara
awan dan bumi menginduksikan medan magnet
b. Surja petir diinduksikan pada penghantar
oleh medan magnet didekatnya

©zainul@esdm.go.id
Surge Protection Devices (SPD)

Induksi Elektrostatik
a. Muatan positif diinduksikan pada penghantar oleh awan
badai diatasnya
b. Setelah hilangnya muatan di awan karena pelepasan beban,
muatan positif pada penghantar mengalir kedua arah
penghantar sebagai surja petir

©zainul@esdm.go.id
Fuse (sekering)
Perangkat yang melindungi sirkuit dari arus berlebih (over load
current), melindungi peralatan elektronik (beban) dan baterai dari arus
yang tidak stabil dan arus pendek (short circuit) yang dapat
menyebabkan kebakaran.

Prinsip kerja:
.
▪ Saat arus listrik melebihi batas, temperature
meningkat dan fuse akan meleleh sehingga
koneksi listrik terputus
▪ Hanya bisa dipakai sekali
▪ Diganti setelah meleleh

©zainul@esdm.go.id
Fuse (Sekering)

©zainul@esdm.go.id
Fuse (Sekering)
▪ Untuk sistem solar PV, fuse dipasang pada beberapa komponen
seperti kotak combiner, sistem baterai, sistem inverter, dll.
▪ Ada beberapa tipe fuse yang sering digunakan dalam komponen
solar PV sistem
1. Fuse Silinder (Cylindrical) 2. Fuse NH
Bahan keramik sebagai konduktor. berupa kotak berbahan keramik
Dipasang pada kombiner box, dengan sebagai konduktor. Diterapkan pada
nama lain fuse PV String. pengaman kabel dari Baterai ke
Inverter atau Charge Controller.

http://www.swastikpowersupplysystems.com/gpv-fuse-link- http://www.windandsun.co.uk/products/Other-System-
5248393.html Components/Fuses

©zainul@esdm.go.id
Fuse (Sekering)
Cara mengukur Fuse dengan Multimeter Digital

1. Aturlah posisi pada saklar


multimeter pada posisi Ohm (Ω )
2. Hubungkan probe miltimeter pada
setiap terminal Fuse (posisi probe
merah dan hitam tidak
dipermasalahkan)
3. Jika nilai pada layer multimeter
adalah “0’’ Ohm, menandakan
Fuse dalam kondisi baik.
Source: Pendidikan.co.id
4. Apabila layer menunjukkan tak
terhingga “∞’’ maka Fuse sudah
rusak, putus atau terbakar.

©zainul@esdm.go.id
Circuit Breaker
Circuit Breaker memberikan perlindungan terhadap
kelebihan beban, kelebihan arus, dan arus hubung
singkat secara otomatis ataupun manual.
▪ Dilengkapi dengan switching ON - OFF
▪ Dapat dipakai berkali-kali
▪ Cocok untuk sistem dengan tegangan yang lebih
tinggi

Source: Pendidikan.co.id

©zainul@esdm.go.id
Circuit Breaker
Circuit Breaker memberikan perlindungan terhadap kelebihan beban,
kelebihan arus, dan arus hubung singkat secara otomatis ataupun manual.
▪ Dilengkapi dengan switching ON - OFF
▪ Dapat dipakai berkali-kali
▪ Cocok untuk sistem dengan tegangan yang lebih tinggi
▪ Time respon lebih cepat dibanding fuse
▪ Terdapat single pole dan multiple pole
▪ DC dan AC Breaker berbeda!

Source: Technology without borders

©zainul@esdm.go.id
Circuit Breaker
Prinsip kerja:
Bimetal melengkung saat arus meningkat (temperature meningkat)
sehingga switch akan turun

©zainul@esdm.go.id
Lightning Protection
Penangkal petir berfungsi untuk melindungi area sistem PLTS
(panel PV, inverter, charge controller, inverter baterai) dari ancaman
sambaran petir.

Source: Aki Soehartono – IDP – Penangkal Petir


PLTS Terpusat

©zainul@esdm.go.id
Lightning Protection
Komponen sistem proteksi petir yang sering digunakan
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
▪ Air Terminal/interceptor/antenna
→ Berfungsi untuk menangkap kilatan petir
▪ Down Conductor
→Berfungsi untuk menghantarkan arus yang bersumber dari
kilatan petir dari antenna ke earthing system
→Umumnya kawat tembaga diameter 1-2 cm
▪ Earthing System
→Berfungsi untuk mengalirkan arus dari petir ke tanah
→Ujung konduktor dihubungkan dengan tahanan tanah
yang besarnya maksimum bernilai 5 Ohm.
→Tembaga murni sekitar 1,5 – 3 meter

©zainul@esdm.go.id
V. JARINGAN DISTRIBUSI
• Indikator Keberhasilan:
• Peserta mengetahui dasar-dasar sistem distribusi pada PLTS
• Peserta mampu menjabarkan secara singkat sistem distribusi di daerahnya
• Deskripsi:
• Materi ini memberikan gambaran terkait jaringan distribusi dari PLTS terpusat ke beban
listrik di komunitas.
• Pada materi ini peserta akan diberi gambaran jaringan distribusi dan pembebanan pada
daerah tempat ia ditugaskan

77
©zainul@esdm.go.id
Dasar – dasar Jaringan Distribusi PLTS
• Penyaluran tersebut melalui sistem:
• Tegangan Rendah (TR) Sistem satu fasa (230 V), biasanya untuk sistem di bawah 15 kWp;
atau
• Tegangan Rendah (TR) Sistem tiga fasa (400 V), biasanya untuk system 15 kWp atau lebih.
• Sistem konfigurasi pada PLTS off-grid umumnya menggunakan
sistem radial dimana inverter baterai sebagai penyulang (feeder)
utama dicabangkan/dihubungkan ke beberapa saluran cabang
(lateral penyulang) menuju sambungan rumah tangga yang
dilayani.
• Jaringan distribusi dimulai dari keluarnya energi listrik dari panel
distribusi AC,

78
©zainul@esdm.go.id
Sistem Jaringan Distribusi PLTS
Terpusat Off-Grid
• Komponen utama
pada jaringan distribusi
a. Tiang jaringan
b. Kabel saluran udara
c. Penopang kabel
• Jaringan distribusi
dapat dilihat juga
melalui single line
diagram (SLD, atau
diagram konfigurasi
garis).

79
©zainul@esdm.go.id
Tegangan pada Jaringan Distribusi
Tegangan menengah (TM) Tegangan rendah (TR)

Jika terdapat beban yang tinggi dan Penyaluran dalam rumah


jarak yang relatif jauh antara rumah tangga/beban lain. Pengkabelan
pembangkit dan rumah tangga pada TR juga harus diperhatikan,
(konsumer) yang dapat karena yang paling dekat dengan
menyebabkan jatuh tegangan yang tempat tinggal warga.
tinggi
Harus menggunakan trafo penaik TR ini yang disalurkan rumah tangga
tegangan tiga fasa dari 400 V ke 20 setelah tegangan diturunkan melalui
kV dan trafo penurun tegangan dari trafo penurun tegangan,
20 kV ke 400 V. menggunakan tegangan 400V.

80
©zainul@esdm.go.id
VI. INSTALASI PEMANFAATAN PLTS TERPUSAT
• Indikator Keberhasilan:
• Peserta dapat menjelaskan dan menganalisa instalasi dan pemanfaatan PLTS terpusat di
masyarakat
• Deskripsi:
• Materi ini memberikan gambaran terkait pemanfaatan PLTS terpusat baik untuk skala
rumah tangga dan fasilitas publik serta kegiatan ekonomi produktif.
• Materi ini akan diberikan studi kasus bagaimana PLTS terpusat dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat

81
©zainul@esdm.go.id
Pemanfaatan PLTS terpusat
1. Pemanfaatan pada rumah tangga
• Instalasi pada rumah tangga
• Sambungan Pelayanan
• kWh Meter dan Energy Limiter/Pembatas Energi

2. Pemanfaatan pada Fasilitas Publik


• Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS)
• Mesjid, sekolah, dll
3. Pemanfaatan PLTS Terpusat Off-grid
untuk Kegiatan Ekonomi Produktif

82
©zainul@esdm.go.id
Instalasi Pemanfaatan
Pembatas Daya dan Energi Instalasi standar
• Pembatas daya dan energi • Instalasi menggunakan kabel
menggunakan “energy limiter”, sesuai SNI
yang dilengkapi dengan MCB. • Menggunakan lampu LED, sesuai
• Energy limiter berfungsi untuk dengan kebutuhan
menbatasi kuota energi dan • Jumlah lampu dan stop kontak
daya yang digunakan, dan disesuaikan dengan kebutuhan
dapat direset Kembali. dan kapasitas pembangkit.

83
©zainul@esdm.go.id
Diskusi
Insight terbaik apa yang anda dapatkan dari
pembelajaran ini?

©zainul@esdm.go.id
TERIMA KASIH
Follow us

85
©zainul@esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai