Anda di halaman 1dari 9

Buletin Kaffah, No.

327
30 Jumada al-Akhirah 1445 H
12 Januari 2024 M

MENYOAL KELEMAHAN
PARA PENGUASA MUSLIM

U
capan Prabowo Subianto mengenai Palestina saat De-
bat Capres Minggu lalu (7/1/2024) menjadi sorotan
warganet. Dalam pidatonya, Prabowo Subianto me-
ngungkapkan, hal paling dasar untuk kekuatan nasional
itu mesti ada kekuatan militer. Kemudian Prabowo mencontoh-
kan, "Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia me-
ngajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas, seperti di Gaza seka-
rang ini; akan diambil kekayaannya; dan akan diusir dari tanah
airnya. Tidak bisa tidak, kita harus kuat," jelasnya (Suara.com,
8/1/24).

Siapa yang Lemah?


Umat Islam di Gaza dan Palestina sesungguhnya tidaklah le-
mah. Dunia justru menyaksikan betapa kuatnya penduduk Gaza

01
(Palestina/Syam). Khususnya dari sisi keimanan, kesabaran,
keteguhan dan ketegaran mereka. Bahkan Nabi saw. telah men-
jadikan mereka sebagai barometer keislaman umat Islam pada
akhir zaman.
Memang, puluhan ribu umat Islam di Gaza telah gugur sebagai
syahid. Kebanyakan kaum wanita dan anak-anak. Namun demi-
kian, semua itu tidak melemahkan mereka. Ratusan video yang
viral telah mendokumentasikan dengan baik betapa penduduk
Gaza, termasuk kaum ibunya, begitu sabar, teguh dan tetap
tegar dalam menghadapi kebiadaban Zionis Yahudi Israel. Pada-
hal para suami mereka, para ayah-ibu mereka, bahkan anak-anak
mereka yang masih balita telah menjadi korban kekejaman Zionis
Yahudi Israel. Semua itu tidak menjadikan mereka berputus asa.
Apalagi sampai bertekuk lutut kepada Zionis Yahudi.
Di sisi lain Hamas dan Taufan al-Aqsa-nya terbukti telah sang-
gup menggetarkan entitas Yahudi Zionis Israel. Serangan-sera-
ngan Hamas telah menimbulkan dampak yang sangat dahsyat
bagi eksistensi Yahudi Zionis Israel. Akibat serangan-serangan
Hamas, entitas Yahudi Zionis Israel mengalami kerugian yang
luar biasa. Menurut salah satu sumber dari media Israel terke-
muka, setelah 83 hari mereka melancarkan perang di Gaza, seba-
nyak 825 tank mereka hancur akibat “dirudal” oleh Hamas.
Perlawanan Hamas juga telah mengakibatkan kematian 8.435
tentara Yahudi Israel, 905 tentara Prancis, 1.385 tentara AS, 79
tentara Inggris, 48 tentara Itali dan 62 orang tentara bayaran.

02
Serangan Israel yang biadab terhadap Gaza, dan Palestina
secara umum, dengan dukungan AS, Inggris, Prancis dan Eropa
telah membuka mata dunia tentang betapa lemahnya entitas
Yahudi Israel. Israel sudah kalah telak. Alhasil, dunia kini tahu
bahwa kehebatan Israel, dengan arsenal perangnya yang konon
terkuat di Timur Tengah dan tak terkalahkan, terbukti hanya
mitos. Hanya omong-kosong.
Lalu mengapa selama ini Israel tampak seolah-olah begitu
sangat kuat? Israel seolah-olah tampak kuat justru karena kele-
mahan dan kepengecutan para penguasa kaum Muslim, teruta-
ma para penguasa Arab. Padahal secara militer sejumlah negara
di Dunia Islam sesungguhnya jauh lebih kuat daripada Israel.
Berdasarkan situs Global Firepower, Pakistan, misalnya,
berada di urutan ke-7 di dunia untuk kekuatan militernya. Pakis-
tan memiliki 654 ribu personel militer yang dilengkapi 363
pesawat tempur, 58 helikopter serang, 3.742 tank, 6 kapal fregat,
2 kapal korvet, 9 kapal selam dan ribuan artileri.
Berikutnya, ada Turki di urutan ke-11. Negara yang kini
dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu memiliki tentara militer
mencapai 425 ribu personel. Militer Turki didukung dengan 2.229
tank, 3.140 artileri, 205 jet tempur, 110 helikopter serang, 16 kapal
fregat, 9 kapal korvet dan 12 kapal selam.
Selanjutnya, dalam peringkat kekuatan militer versi Global
Firepower, Indonesia menduduki urutan ke-13. Indonesia disebut
memiliki sekitar 400 ribu personel militer yang aktif, 314 tank dan

03
567 artileri, 41 jet tempur dan 15 helikopter serang, sekitar 10
kapal fregat, 21 kapal korvet dan 4 kapal selam.
Di bawah Indonesia, ada Mesir yang berada di posisi ke-14.
Mesir memiliki 440 ribu personel militer, 4.664 tank dan 3.78
artileri, 254 pesawat tempur dan 92 helikopter serang, 7 kapal
korvet, 13 kapal fregat dan 8 kapal selam.
Negara Muslim peringkat berikutnya adalah Iran. Iran ada di
posisi ke-17. Militer Iran memiliki sekitar 575 ribu personel, 4.000
tank dan 2.600 artileri, 196 jet tempur dan 12 helikopter serang,
3 kapal korvet, 7 kapal fregat dan 19 kapal selam.
Yang menarik, kekuatan Israel sendiri hanya menempati uru-
tan ke-18 dari 145 negara di dunia (Cnnindonesia.com, 4/12/2023).
Artinya, kekuatan militer Israel jauh di bawah negara-negara
Muslim di atas. Namun faktanya, negara-negara Muslim tersebut
begitu lemah dan seolah tak berdaya dalam membela dan mem-
bebaskan Palestina dari penjajahan dan penindasan Israel lebih
dari 75 tahun. Ini sekaligus meruntuhkan argumentasi bahwa
negara-negara dengan militer yang kuat otomatis akan menjadi
negara yang juga kuat.
Kelemahan atau ketidakberdayaan negara-negara Muslim
sesungguhnya terletak pada kelemahan dan kepengecutan para
penguasanya. Bukan pada kelemahan dan ketakberdayaan mili-
ternya. Buktinya, Hamas yang hanya milisi bersenjata—bukan
entitas negara dengan kekuatan militer besar—begitu gagah
dan mampu melawan Israel. Sebaliknya, negara-negara Muslim

04
dan Arab—dengan kekuatan militernya yang kuat—seolah le-
mah tak berdaya di hadapan Israel. Karena itulah kini umat Islam
tahu, betapa tidak bergunanya para penguasa mereka yang tak
berdaya dalam menghentikan genosida yang dilakukan oleh
entitas Yahudi Israel di Gaza, Palestina.

Kekuatan Akidah/Ideologi
Sesungguhnya rahasia kekuatan sebuah negara ada pada
ideologi (akidah)-nya. Dalam konteks sejarah Islam, terbukti
bahwa Daulah Islam (Negara Islam) yang dipimpin oleh Baginda
Rasulullah saw. di Madinah hanyalah sebuah negara kecil. Apa-
lagi jika dibandingkan dengan negara adidaya saat itu, yakni
Romawi dan Persia. Sebagai negara kecil saat itu, kekuatan
militernya juga tak seberapa. Jangankan dibandingkan dengan
kekuatan militer Romawi dan Persia. Bahkan jika dibandingkan
dengan kekuatan militer bangsa Arab Quraisy saat itu, kekuatan
militer Daulah Islam saat itu sangat jauh. Dalam Perang Badar,
misalnya, pasukan kaum Muslim hanya berjumlah 314 tentara. Itu
pun dengan persenjataan alakadarnya. Sebaliknya, pasukan mu-
suh, yakni kafir Quraisy, berjumlah 1.000 tentara dengan persen-
jataan lengkap. Namun demikian, pasukan kaum Muslim saat itu
mampu mengalahkan pasukan musuh dengan kemenangan
yang gemilang.
Pasca Rasulullah saw. wafat, Khulafaur Rasyidin dengan Nega-
ra Khilafah mereka, juga mampu menantang dua negara adidaya

05
kafir, yakni Romawi dan Persia, tentu dengan kekuatan militer
yang jauh lebih besar dan lebih kuat daripada kekuatan militer
Negara Khilafah saat itu.
Setelah era Khulafaur Rasyidin, yakni era Umayah, Abasiyah
dan Utsmaniyah, Khilafah Islam bahkan mampu menguasai dua
pertiga dunia selama berabad-abad.
Pertanyaannya: Bagaimana bisa? Apa rahasia kekuatannya?
Tidak lain ideologi (akidah) Islam, yang bertumpu pada kalimat:
Lâ Ilâha illalLâh, Muhammad RasûlulLâh. Allah SWT berfirman:
ۡ ۠
‫ٱﻪﻠﻟُ َﻻٓ إِٰﻟَﻪَ إِﱠﻻٓ أ ََ� ﻓَ ۡﭑﻋﺒُﺪِﱐ‬ ِ
ِٓ ‫إﻧ‬
‫ﱠﲏ أ ََ� ﱠ‬
Sungguh Aku adalah Allah. Tidak ada tuhan lain, selain Aku. Karena
itu sembahlah Aku (TQS Thaha [20]: 14).

Kalimat tauhid inilah yang selama ini mampu membangkitkan


kekuatan mereka. Dengan tauhid inilah kaum Muslim mempu-
nyai ‘izzah (kehormatan dan kemuliaan) di hadapan umat manu-
sia yang lain. Mereka tidak mudah dikalahkan, apalagi ditindas
dan dijajah. Allah SWT berfirman:
ۡ ِ ِ ۡ ِ ٰ ِ ِ ۡ ۡ ِ ِِ ِ ِ ۡ ِ ِ
‫ﲔ َﻻ ﻳـَﻌﻠَ ُﻤﻮ َن‬ ٰ
َ ‫ﲔ َوﻟَﻜ ﱠﻦ ٱﻟ ُﻤﻨَﻔﻘ‬
َ ‫َو ﱠﻪﻠﻟ ٱﻟﻌﱠﺰةُ َوﻟَﺮ ُﺳﻮﻟﻪۦ َوﻟﻠ ُﻤﺆﻣﻨ‬
Hanya milik Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukminlah kemuliaan itu.
Namun, kaum munafik tidak mengetahuinya (TQS al-Munafiqun
[63]: 8).

06
Karena kekuatan akidah Islamlah kaum Muslim senantiasa
siap mati demi mempertahankan agama, harta dan kehormatan
mereka. Sebabnya, mereka amat yakin dengan sabda Nabi saw.:

‫وﻣ ْﻦ‬ ِِ ِ ِِ ِ
َ ،‫ﻓﻬﻮ َﺷﻬﻴ ٌﺪ‬َ ‫وﻣ ْﻦ ﻗُﺘ َﻞ ُدو َن دﻳﻨﻪ‬
َ ،‫ﻓﻬﻮ َﺷﻬﻴ ٌﺪ‬
َ ‫َﻣ ْﻦ ﻗُﺘ َﻞ ُدو َن َﻣﺎﻟﻪ‬
‫ﻓﻬﻮ َﺷﻬﻴ ٌﺪ‬ ِ ِ‫ وﻣﻦ ﻗُﺘِﻞ دو َن أﻫﻠ‬،‫ﻗُﺘِﻞ دو َن د ِﻣ ِﻪ ﻓﻬﻮ َﺷﻬﻴ ٌﺪ‬
‫ﻪ‬
َ ُ َ َْ َ َ َُ
Siapa saja yang terbunuh karena membela hartanya, dia syahid.
Siapa saja yang terbunuh karena membela agamanya, dia syahid.
Siapa saja yang terbunuh karena membela darahnya, dia syahid.
Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya, dia syahid
(HR at-Tirmidzi).

Inilah yang menjadikan kaum Muslim amat kuat, tidak lemah,


dalam melawan musuh-musuh mereka. Itulah pula yang ditun-
jukkan oleh kaum Muslim Palestina, khususnya warga Gaza, khu-
susnya Hamas dengan Brigade al-Qasam-nya.
Dengan kekuatan akidah (ideologi) Islam, kaum Muslim pun
sangat memahami arti penting dan wajibnya jihad fi sabilillah
(Lihat, misalnya, QS al-Anfal [8]: 39).
Selama kaum Muslim masih mempunyai akidah Islam yang
terpatri kokoh di dalam jiwa mereka, maka selama itu mereka
tidak akan bisa dijajah. Bahkan mereka bisa membebaskan
bangsa-bangsa lain dari kekuatan kekufuran. Itulah yang terjadi
sejak era Daulah Islam di Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah

07
saw., yang dilanjutkan oleh Kekhilafahan Islam era Khulafaur
Rasyidin, era Umayah, era Abasiyah dan era Utsmaniyah.
Hanya saja, seiring dengan kekuatan akidah (ideologi) Islam
yang makin melemah dalam diri kaum Muslim, pada akhirnya
Kekhilafahan Islam terakhir, yakni era Utsmaniyah, berhasil
dihancurkan pada tahun 1924 oleh kaum kafir penjajah, yakni
Inggris, melalui anteknya, Mustafa Kemal Ataturk. Sejak itulah
Dunia Islam—yang sebelumnya satu di bawah kekuasaan
Khilafah Islam—dipecah-belah oleh kaum kafir Barat penjajah
menjadi puluhan negara-bangsa yang dipimpin oleh para
penguasa yang lemah dan tak berdaya. Saking lemah dan tak
berdayanya, mereka tak sanggup melawan entitas Yahudi Zionis
Israel yang sebetulnya negara kecil dan terbukti lemah.

Dunia Islam Butuh Khalifah


Karena itu agar Dunia Islam kembali kuat sebagaimana dulu—
tak mudah dikalahkan, apalagi dijajah dan ditindas—mau tak
mau kaum Muslim harus menegakkan kembali Khilafah Islami-
yah. Kaum Muslim dan Dunia Islam harus dipersatukan kembali
di bawah kekuasan Khilafah. Khilafah inilah yang kelak akan
menjadi kekuatan adidaya global, dengan menyebarkan rahmat
Islam ke seluruh penjuru dunia, sebagaimana dulu.
Adanya negara adidaya global, yakni Khilafah, yang menyatu-
kan kaum Muslim sedunia saat ini hukumnya wajib. Pasalnya,
tanpa Khilafah, umat Islam akan selamanya lemah, terus

08
dikalahkan, dijajah dan ditindas oleh kekuatan lain, sebagaimana
saat ini. Ini tidak boleh terjadi. Sebabnya, Allah SWT telah meng-
haramkan yang demikian, melalui firman-Nya:

‫ﲔ َﺳﺒِ ًﻴﻼ‬ ِِ ِ ِ ‫وﻟَﻦ َﳚﻌﻞ ﱠ‬


َ ‫اﻪﻠﻟُ ﻟ ْﻠ َﻜﺎﻓ ِﺮ‬
َ ‫ﻳﻦ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ‬ َ َْ َ
Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada kaum kafir
untuk menguasai kaum Mukmin (TQS an-Nisa’ [4]: 141).

WalLâhu a’lam. []

HIKMAH:

Rasulullah saw. bersabda :

...ِ‫ﺎج اﻟﻨﱡـﺒُـ ﱠﻮة‬


ِ ‫ﰒُﱠ ﺗَ ُﻜ ْﻮ ُن ِﺧﻼَﻓَﺔ َﻋﻠَﻰ ِﻣﻨْـ َﻬ‬...
…Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak
Kenabian…(HR Ahmad). []

09

Anda mungkin juga menyukai