Anda di halaman 1dari 9

Buletin Kaffah, No.

336
05 Ramadhan 1445 H
15 Maret 2024 M

RAMADHAN DI TENGAH
DUKA

T idak ada bulan yang keutamaannya melebihi keutamaan


Ramadhan. Ramadhan sering disebut sebagai ’rajanya
bulan’. Ramadhan penuh keagungan dan keberkahan.
Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Di dalamnya Allah SWT pun melipatgandakan pahala atas se-
tiap amal kebaikan. Pantas rasanya setiap Mukmin bergembi-
ra menyambut kedatangan Ramadhan.
Namun demikian, umat harus ingat bahwa dalam Rama-
dhan kali ini penderitaan sebagian Muslim belum juga kunjung
hilang. Di sejumlah negeri, kaum Muslim menyambut Rama-
dhan dalam ketertindasan. Di Palestina, misalnya, kaum
Muslim bukan hanya terancam kelaparan. Mereka pun diha-
dapkan pada aksi pembantaian dan genosida. Jelas, apa yang
mereka alami bertolak belakang dengan keadaan kaum Mus-

01
lim di negeri-negeri lain yang ceria dan gembira menyambut
Ramadhan.

Derita Umat
Di Palestina, kaum Muslim berada dalam dua ancaman: ge-
nosida dan kelaparan. Seruan pembunuhan terhadap warga
Gaza terus digencarkan oleh para pemimpin zionis Yahudi.
Seorang tokoh Yahudi, Rabbi Eliyahu Mali, meminta murid-
muridnya yang bertugas di Pasukan Pendudukan Israel (IDF)
untuk membunuh semua orang di Gaza, termasuk perempuan
dan anak-anak. "Menurut hukum Yahudi, semua penduduk
Gaza harus dibunuh." Demikian isi seruannya.
Pemusnahan massal warga Gaza nyata merupakan kebija-
kan pemerintah entitas Yahudi. Tahun lalu Menteri Warisan
Israel Amihay Eliyahu melontarkan opsi nuklir sebagai bagian
dari serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur
Gaza. Meski PM Zionis Netanyahu menolak tindakan militer-
nya sebagai genosida, fakta di lapangan menunjukkan demi-
kian.
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adha-
nom Ghebreyesus, menyebut setiap 10 menit satu anak-anak
terbunuh di Gaza. Dokter di Gaza mengatakan kepada
ActionAid, setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, dan
tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong

02
yang terkepung tersebut. Tercatat, lebih dari 5.000 perem-
puan telah tewas sejak militer Zionis melancarkan serangan
balasan ke Gaza. Diperkirakan jumlah korban meninggal lebih
31 ribu jiwa dan 72.000 lainnya terluka.
Isolasi yang dilakukan zionis Yahudi juga telah menye-
babkan bencana kelaparan di Gaza. Diperkirakan ada 800 ribu
warga terancam mati akibat kelaparan dan tidak punya akses
air bersih. Sampai tulisan ini dibuat sudah ada 30 anak-anak
meninggal akibat bencana kelaparan. Sebagian warga terpak-
sa makan rumput dan minum air kotor demi bertahan hidup.
Militer zionis juga tidak segan menembaki warga yang te-
ngah mengerubuti truk-truk bantuan makanan. Karena itu
penduduk Gaza sama sekali tidak punya persiapan khusus
menyambut Ramadhan. Bahkan mereka telah berpuasa sejak
lima bulan sebelum Ramadhan tiba.
Warga Gaza juga tidak lagi memiliki rumah sakit. Seluruhnya
telah dihancurkan militer zionis. Banyak warga luka yang dira-
wat seadanya di tempat-tempat pengungsian. Minim obat-
obatan dan peralatan medis. Jumlah dokter dan tenaga medis
pun semakin berkurang karena banyak yang menjadi korban
serangan militer Yahudi.
Nasib memilukan juga dialami Muslim Uighur yang hidup
dalam tekanan rezim komunis Cina. Tahun lalu Organisasi
Kongres Uighur Dunia melaporkan sejumlah umat Muslim di

03
Cina dilarang berpuasa oleh pemerintah setempat. Mereka
terancam ditangkap jika ketahuan berpuasa. Anak-anak seko-
lah, para pegawai negeri dan keluarga mereka dilarang ber-
puasa selama Ramadhan. Pemerintah komunis Cina juga me-
mata-matai warga Muslim Uighur. Tujuannya untuk memas-
tikan mereka tidak berpuasa.

Wajib Peduli
Derita Muslim Gaza dan Uighur baru sekelumit dari potret
derita banyak Muslim di dunia. Masih banyak Muslim mende-
rita di Suriah, India, Myanmar, dll. Sulit bagi mereka merasa-
kan nikmatnya ibadah selama Ramadhan karena ancaman
kelaparan dan kematian selalu membayangi.
Ketika kita di tanah air merasakan indahnya sahur dan
berbuka bersama keluarga, di beberapa negeri lain banyak
saudara seiman yang hidup di tenda-tenda pengungsian ala
kadarnya. Mereka kehilangan semua anggota keluarganya.
Mereka pun tidak memiliki makanan untuk sahur maupun
berbuka. Inilah realita Ramadhan di tengah derita umat. Ini
terjadi hampir setiap tahun.
Sungguh berdosa kaum Muslim yang tidak memikirkan dan
memberikan bantuan kepada sesama Muslim. Sebabnya, Allah
SWT telah mewajibkan kita untuk memberikan pertolongan

04
kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Firman-
Nya:
ِ ِ
ْ ‫ﻨﺼ ُﺮوُﻛ ْﻢ ِﰱ ٱﻟ ّﺪﻳ ِﻦ ﻓَـ َﻌﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ ٱﻟﻨ‬
‫ﱠﺼ ُﺮ‬ ْ ‫َوإِن‬
َ َ‫ٱﺳﺘ‬
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan
pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS
al-Anfal [8]: 72).

Nabi Muhammad saw. juga telah mengingatkan:


ِ ِ ِ
ُ‫َﺧﻮ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ ِﻢ َﻻ َﳜُﻮﻧُﻪُ َوَﻻ ﻳَﻜْﺬﺑُﻪُ َوَﻻ َﳜْ ُﺬﻟُﻪ‬
ُ ‫اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ ُﻢ أ‬
Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak
boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya
(HR at-Tirmidzi).

Apakah kaum Muslim tidak menyadari bahwa pahala iba-


dah shaum bisa rusak akibat sikap egois, ’ashabiyah, tidak
peduli dan menahan diri dari menolong mereka yang membu-
tuhkan. Semua itu adalah perkara yang diharamkan agama
yang dapat membinasakan pahala puasa. Rasulullah saw.
sudah mengingatkan:
‫ﺲ ﻟَﻪُ ِﻣ ْﻦ ِﺻﻴَ ِﺎﻣ ِﻪ إِﱠﻻ ا ْﳉُْﻮع َواﻟْ َﻌﻄْﺶ‬ ٍِ َ ‫َﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ‬
َ ‫ﺻﺎﺋﻢ ﻟَْﻴ‬
Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-
pun dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga (HR an-Nasa’i).

05
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahulLâh mengingatkan,
“Ketahuilah, tidak sempurna taqarrub kepada Allah semata-
mata hanya dengan meninggalkan syahwat yang mubah ini
dalam keadaan selain puasa, kecuali setelah ber-taqarrub
kepada Allah dengan meninggalkan apa yang telah Allah
haramkan dalam segala hal berupa dusta, kezaliman serta
permusuhan terhadap manusia dalam darah, harta dan
kehormatan mereka.” (Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, hlm. 155,
Al-Maktabah asy-Syamilah).
Sikap tak acuh itulah yang ditunjukkan terutama oleh para
pemimpin Dunia Islam, khususnya para pemimpin Arab.
Mereka hanya bermain retorika; mengutuk dan menghimbau
kepada dunia untuk menghentikan kekejaman Yahudi. Pada-
hal mereka sebenarnya tahu kalau ucapan dan himbauan itu
hanya dianggap omongan-kosong. Mereka sendiri berdiam
diri dan tidak malu berkolaborasi dengan zionis Yahudi atau
dengan induk semangnya, Amerika Serikat.
Lalu agar tidak kehilangan muka, mereka memberikan
bantuan ala kadarnya. Itu pun dilakukan dengan cara yang
tidak manusiawi, seperti menjatuhkan bantuan pangan dari
udara ke pantai dan laut. Banyak warga yang tidak sanggup
mencapai lokasi jatuhnya bantuan. Mereka adalah kaum
lansia, anak-anak serta yang jauh dari pemukiman. Padahal
para pemimpin Arab itu punya kekuatan militer untuk

06
menerobos bahkan menghancurkan dinding penghalang Ga-
za. Mereka pun mampu membebaskan tanah Palestina dari
penjajahan zionis Yahudi.

Bebaskan Umat
Ada beberapa penyebab penderitaan umat masih terus
terjadi. Pertama: Umat masih terbelenggu dengan paham
nasionalisme yang menyebabkan hilangnya sikap peduli dan
kemauan menolong saudara seiman. Padahal paham
’ashabiyah dalam wujud nasionalisme ini telah diharamkan
oleh Islam. Nabi Muhammad saw. bersabda:
ِ ِ ِِ ِ
ُ‫ ﻓَﺄَﻋﻀﱡﻮﻩُ َوَﻻ ﺗَﻜْﻨُﻮﻩ‬،‫َﻣ ْﻦ ﺗَـ َﻌ ﱠﺰى ﺑِ َﻌَﺰاء ا ْﳉَﺎﻫﻠﻴﱠﺔ‬
Siapa saja yang berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahi-
liyah (’ashabiyah), maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayah-
nya, dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya (HR al-
Bukhari).

Kedua: Umat Muslim, khususnya para pemimpin mereka,


masih memberikan loyalitas dan kepercayaan pada negara-
negara Barat dan lembaga-lembaga internasional yang mere-
ka dirikan, seperti PBB ataupun International Court of Justice
(ICJ). Umat seperti lupa bahwa negara-negara Barat adalah
perancang kelahiran negara zionis Yahudi untuk menciptakan
petaka di jantung Dunia Islam.

07
Umat juga begitu naif karena percaya pada lembaga inter-
nasional buatan Barat yang sebenarnya diciptakan untuk
memelihara kepentingan-kepentingan mereka. Badan-badan
internasional itu juga tidak berdaya saat menghadapi kepen-
tingan negara-negara besar selain menggertak belaka.
Ketiga: Para pemimpin Dunia Islam telah lama menjadi
penguasa boneka yang tunduk pada arahan politik Barat.
Memang sebagian mereka dipilih oleh rakyat, tetapi atas restu
negara-negara Barat. Karena itu tidak mungkin mereka akan
melawan kepentingan Barat, termasuk dalam persoalan Pales-
tina, Myanmar, Suriah, dsb.
Keempat: Umat masih belum sepenuhnya sadar bahwa
berbagai penderitaan yang mereka alami hanya bisa dibebas-
kan dengan kekuatan mandiri di bawah kepemimpinan Khila-
fah Islamiyah. Kebutuhan umat akan institusi Khilafah Islami-
yah adalah mutlak. Secara syariah mendirikan Khilafah Islami-
yah adalah fardhu dan telah menjadi kesepakatan para ulama.
Khilafah adalah institusi yang ditunjuk oleh syariah untuk
mengurus umat melalui penerapan hukum-hukum Islam.
Khilafah juga bertugas melindungi kaum Muslim dari berbagai
ancaman. Nabi Muhammad saw. bersabda:
‫إِﱠﳕَﺎ اْ ِﻹ َﻣﺎمُ ُﺟﻨﱠﺔٌ ﻳـُ َﻘﺎﺗَﻞُ ِﻣ ْﻦ َوَراﺋِِﻪ َوﻳـُﺘﱠـ َﻘﻰ ﺑِِﻪ‬

08
Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berpe-
rang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR
Muslim).

Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa Imam/Khalifah ada-


lah junnah (perisai). Ia menghalangi musuh menyerang kaum
Muslim, menghalangi sebagian masyarakat menyerang seba-
gian yang lain, melindungi kemurnian Islam sekaligus menjadi
tempat orang-orang berlindung kepada dirinya.
Inilah empat hal yang harus segera diatasi jika umat ingin
membebaskan diri dari penderitaan. Tidak mungkin datang
pertolongan dan kemenangan tanpa menjalankan kausalitas
(sababiyyah) yang wajib ditempuh oleh umat.
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []

HIKMAH:

Rasulullah saw. bersabda:


Sungguh Allah pada Hari Kiamat berfirman:
‫أَﻳْ َﻦ اﻟْ ُﻤﺘَ َﺤﺎﺑﱡﻮ َن ِﲜَ َﻼِﱄ اﻟْﻴَـ ْﻮَم أ ُِﻇﻠﱡ ُﻬ ْﻢ ِﰲ ِﻇﻠِّﻲ ﻳَـ ْﻮَم َﻻ ِﻇﻞﱠ إِﱠﻻ ِﻇﻠِّﻲ‬
”Manakah orang-orang yang saling mencintai satu sama lain karena
keagunganKu? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka dalam
naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.”
(HR Muslim). []

09

Anda mungkin juga menyukai