Anda di halaman 1dari 8

PROSES BISNIS PEMBANGKITAN

Pemilihan alternative kegiatan akan sangat tergantung pada hasil Kajian Kelayakan Operasi,
Keuangan serta disesuaikan dengan karakteristik unit bisnis setempat.

Secara ringkas peta kegiatan proses bisnis pembangkitan dapat digambarkan sesuai
dengan sasaran utama dan sasaran rinci kegiatan sebagai berikut :

1. Kesiapan Unit Pembangkitan


1.1. Work Planning & Control (WP&C) Management
1.1.1. Identifikasi Pekerjaan
1.1.1.1. Deskripsi permintaan pekerjaan
1.1.1.2. Efektivitas permintaan pekerjaan
1.1.1.3. Morning Meeting – Agenda
1.1.1.4. Morning Meeting – Persiapan
1.1.1.5. Morning Meeting – Efektifitas

1.1.2. Perencanaan Harian (Pekerjaan Urgent), Termasuk Pembuatan Work


Package (Instruksi Kerja, SDM, Material, Tools, Kebutuhan APD / Alat
Pelindung Diri, Lama & Interval Pekerjaan):
1.1.2.1. Identifikasi dan distribusi WO
1.1.2.2. Pelaksanaan perencanaan harian
1.1.2.3. Penggalian informasi untuk kelengkapan WO
1.1.2.4. Kualitas work package
1.1.2.5. Penjadwalan

1.1.3. Perencanaan Mingguan (Pekerjaan Normal), Termasuk Pembuatan Work


Package (Instruksi Kerja, SDM, Material, Tools, Kebutuhan APD / Alat
Pelindung Diri, Lama & Interval Pekerjaan):
1.1.3.1. Identifikasi dan distribusi WO
1.1.3.2. Pelaksanaan Perencanaan Harian (Prasyarat)
1.1.3.3. Penggalian informasi untuk kelengkapan WO
1.1.3.4. Kualitas work package
1.1.3.5. Penjadwalan 4 mingguan

47
1.1.4. Annual Planning, (Perencanaan dan Penjadwalan PM)
1.1.4.1. Jadwal dan rencana pemeliharaaan preventive
1.1.4.2. Pembagian load dan resource pemeliharaan preventive
1.1.4.3. Daftar kebutuhan biaya tahunan (PM)
1.1.4.4. Review melalui annual meeting

1.1.5. Long Term Planning :


1.1.5.1. Draft rencana lima tahunan; Yearly Planning 1; Yearly planning
2
1.1.5.2. Identifikasi item & material yang membutuhkan delivery time
yg panjang

1.1.6. Eksekusi Pekerjaan, Monitoring / Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan


1.1.6.1. Distribusi WO ke Supervisor
1.1.6.2. Manajemen tooling & shops
1.1.6.3. Kelengkapan safety
1.1.6.4. Eksekusi pekerjaan
1.1.6.5. Final test / post maintenance testing.
1.1.6.6. Serah terima ke Operator dan Bidang Renevhar

1.1.7. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan.

1.1.8. Dokumentasi feedback


1.1.8.1. Ketepatan waktu (Waktu yang diperlukan dari pekerjaan
selesai di lapangan dan post maintenance testing / final test
dilakukan sampai dengan feedback diterima planner Bidang
Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan agar WO dapat di-
close)
1.1.8.2. Informasi yang lengkap pada WO close (failure mode & cause,
tindakan korektif yang dilakukan, hasil test, pemakaian aktual
material, manhour dan resource lain, dll.)
1.1.8.3. Dokumentasi

1.1.9. Capital Planning & Maintenance Mix


1.1.9.1. Perencanaan Anggaran Pemeliharaan
1.1.9.2. Cost Posting

1.2. Outage Management.


1.2.1. Pre Outage (Perencanaan & Persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning),
review progress meeting R1, R2, R3, P1 & hasil OH yang telah
dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2.
1.2.1.2. Identifikasi jadwal dan ruang lingkup pekerjaan overhaul
1.2.1.3. Identifikasi kondisi performance unit (kondisi operasi)
1.2.1.4. Identifikasi kondisi peralatan dari pemeliharaan rutin
(rekomendasi preventive, corrective & predictive maintenance)
1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material
utama)

48
1.2.1.6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH
(Overhaul) yang lalu.
1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
1.2.1.8. Checklist kesiapan pekerjaan OH (Khusus P3)

1.2.2. Outage / Pelaksanaan Overhaul


1.2.2.1. Dis-assembly
1.2.2.2. Inspeksi
1.2.2.3. Assembly
1.2.2.4. Test peralatan
1.2.2.5. PerIode Start-Up & Sinkron

1.2.3. Post Outage


1.2.3.1. Performance Test
1.2.3.2. Pelaporan hasil overhaul
1.2.3.3. Evaluasi & rekomendasi
1.2.3.4. Rencana tindak lanjut OH berikutnya

1.3. Material Management.


1.3.1. Manajemen Inventory
1.3.1.1. Database Catalogue
1.3.1.2. Usulan Pengadaan (RO)
1.3.1.3. Inventory Policy
1.3.1.4. Penetapan ROP & ROQ
1.3.1.5. Assesment Persediaan Gudang
1.3.1.6. Laporan Manajemen Material
1.3.1.7. Optimasi Stok Material Gudang

1.3.2. Manajemen Pengadaan


1.3.2.1. Suplier master
1.3.2.2. Perencanaan & pelaksanaan proses pengadaan
1.3.2.3. Monitoring dan pengendalian proses pengadaan
1.3.2.4. Kontrak payung (Merupakan kontrak jangka menengah atau
panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material
yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan
dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai kebutuhan)

1.3.3. Manajemen Gudang


1.3.3.1. Monitoring dan scheduling penerimaan barang
1.3.3.2. Pemilahan dan pemisahan material karantina
1.3.3.3. Identitas material
1.3.3.4. Stock opname
1.3.3.5. Prosedur penanganan dan penyimpanan material
1.3.3.6. Perencanaan dan proses pelaksanaan transaksi pergudangan
(in dan out)
1.3.3.7. Identifikasi dan penanganan material dead stock, obsolete
stock dan material return (material pengembalian bekas pakai)

49
2. Keandalan Unit Pembangkit
2.1. Reliability Management.
2.1.1. SERP (System Equipment Reliability Prioritization) /Menetapkan prioritas
pekerjaan berdasarkan criticality ranking peralatan
2.1.1.1. Kelengkapan daftar system dan equipment
2.1.1.2. Penetapan kriteria ranking
2.1.1.3. Workshop SERP
2.1.1.4. Hasil MPI

2.1.2. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)


2.1.2.1. Definisi system dan unjuk kerja yang dibutuhkan
2.1.2.2. Identifikasi equipment yang membutuhkan FMEA
2.1.2.3. Jadwal workshop FMEA
2.1.2.4. Workshop FMEA
2.1.2.5. Tentukan assumsi dan groundrules yang akan digunakan untuk
menganalisis
2.1.2.6. List individual komponen atau berbagai fungsi
2.1.2.7. Kembangkan blok diagram
2.1.2.8. Device an analysis worksheet.
2.1.2.9. Ratio FMEA oleh external dan internal
2.1.2.10. Pengukuran efektifitas hasil.
2.1.2.11. Rekomendasi

2.1.3. Root Cause Failure Analysis (RCFA)


2.1.3.1. Daftar problem/Identify the unacceptable performance.
2.1.3.2. Workshop
2.1.3.3. Identifikasi dan rekomendasi hasil RCFA
2.1.3.4. Cost Benefit Analysis (CBA)

2.1.4. Base line Audit


Pemetaan terhadap kesiapan peralatan yang ada di unit pembangkit,
sehingga diketahui kondisi peralatan secara nyata. Dilakukan Equipment
Audit dengan langkah langkah sebagai berikut:
2.1.4.1. Melakukan pengambilan data melalui predictive tool technology
untuk semua peralatan, berupa data-data vibrasi, thermograpy,
oil analysis, dll.
2.1.4.2. Mengumpulkan data operasi, berupa gangguan kerusakan,
alarm, trip, derating, laporan hasil gatecycle dan kondisi
resource (fuel, oil, water).
2.1.4.3. Mengumpulkan data pemeliharaan berupa histori peralatan, job
card feedback, laporan quality control.
2.1.4.4. Melakukan workshop koordinasi (engineering, operasi dan
pemeliharaan) untuk membuat program-program recovery untuk
peralatan yang masuk kategori merah dan kuning.

50
2.1.5. Predictive Maintenance
2.1.5.1. Setting Up Database Predictive Maintenance (PdM)
2.1.5.2. Jadwal
2.1.5.3. Persiapan Teknis Lapangan
2.1.5.4. Pengukuran (Monitoring)
2.1.5.5. Data Management
2.1.5.6. Analisa & Rekomendasi
2.1.5.7. Tindak Lanjut
2.1.5.8. Cost and Benefit Analysis

2.2. Operation Management.


2.2.1. Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit berdasarkan
kebutuhan sistem dan kesiapan unit.
2.2.1.1. Membuat rencana operasi jangka panjang.
2.2.1.2. Membuat rencana daya mampu mingguan dan bulanan
2.2.1.3. Mengoperasikan unit pembangkit untuk kondisi normal (Seperti
tertuang dalam SOP normal )
2.2.1.4. Mengoperasikan unit saat keadaan tidak normal (Seperti
tertuang dalam SOP tidak normal )

2.2.2. Pengoperasian, pengujian dan pengaturan jam kerja operasi peralatan.


2.2.2.1. Melakukan change over peralatan sesuai jadwal.
2.2.2.2. Melakukan routine test peralatan sesuai jadwal (mingguan, 2
mingguan dan bulanan).
2.2.2.3. Melakukan pengujian / performance test setelah perbaikan /
overhaul.

2.2.3. Melakukan first line maintenance


2.2.3.1. Melakukan patrol check dan house keeping
2.2.3.2. Melakukan tindakan first line maintenance (menambah oli/
minyak, pengencangan baut baut, pembersihan filter,
pembersihan peralatan dan lain lain)
2.2.3.3. Melakukan pengamanan dan penanganan awal jika terjadi
gangguan sesuai dengan prosedur penanganan gangguan.
2.2.3.4. Melaporkan gangguan.
2.2.3.5. Memprioritaskan pekerjaan pemeliharaan
2.2.3.6. Memonitor gangguan.
2.2.3.7. Mengendalikan gangguan.
2.2.3.8. Evaluasi & Laporan Gangguan

2.2.4. Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi.


2.2.4.1. Melakukan pengukuran/ metering, pencatatan dan pelaporan
energi listrik untuk memantau kinerja pembangkit dan
pembuatan neraca energi listrik bulanan.
2.2.4.2. Membandingkan dan mengevaluasi kesiapan unit yang telah
dicapai (waktu dan produksi listrik netto) dengan target yang
telah disepakati.

51
2.2.4.3. Membandingkan dan mengevaluasi konsumsi spesifik unit
pembangkit aktual (batubara, bahan kimia, auxiliary) dengan
target yang telah disetujui.
2.2.4.4. Melakukan review/ update SOP dan mengeluarkan rekomendasi
untuk menjaga keandalan dan efisiensi, berdasarkan kondisi
terakhir unit pembangkit (kajian evaluasi gangguan, histori
peralatan, rencana pemeliharaan, rencana produksi, kondisi
bahan bakar dan lain lain)

2.2.5. Pengelolaan bahan bakar


2.2.5.1. Melakukan perhitungan kebutuhan pemakaian bahan bakar
untuk satu bulan kedepan.
2.2.5.2. Mengusulkan kebutuhan bahan bakar hasil perhitungan dan
jadwal kedatangan angkutan pembawa bahan bakar yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan unit pembangkit.
2.2.5.3. Mengawal proses penerimaan batubarabahan bakar, koordinasi
dengan perusahaan bongkar muat dan surveyor independen
sesuai dengan prosedur penerimaan bahan bakar .
2.2.5.4. Membuat laporan ketidaksesuaian kondisi bahan bakar maupun
pada saat proses pengiriman.
2.2.5.5. Membuat rencana kebutuhan bahan bakar HSD, mengusulkan
dan mengawal proses transportasi dan penerimaan bahan bakar
sesuai dengan prosedur penerimaan bahan bakar HSD.
2.2.5.6. Membuat rencana kebutuhan bahan kimia, mengusulkan dan
mengawal proses penerimaan bahan kimia sesuai dengan
prosedur penerimaan bahan kimia.

2.2.6. Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor
pusat.
2.2.6.1. Melaporkan rencana daya mampu mingguan dan bulanan
kepada Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
2.2.6.2. Melakukan komunikasi secara real time dengan Pusat Pengatur
Beban untuk informasi kondisi beban/ daya yang dibangkitkan
agar sesuai dengan permintaan (sesuai dengan prosedur
kontrak niaga).
2.2.6.3. Melakukan pelaporan jika terjadi gangguan unit.
2.2.6.4. Membuat laporan pengusahaan bulanan yang mencakup
rencana produksi listrik, rencana alokasi pengiriman energi,
realisasi produksi dan penjualan energi, energi pemakaian
sendiri, susut trafo, kWh terjual, faktor faktor operasi, pemakaian
dan penerimaan bahan bakar serta biaya operasi.
2.2.6.5. Memberikan informasi laporan pengusahaan bulanan tersebut
ke kantor pusat.
2.2.6.6. Membuat berita acara transaksi energi antara unit pembangkit
dan PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban .

52
3. Efficiency Management

3.1. Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit yang efisien)
3.1.1. Operator bertanggung jawab untuk meminimalkan “controllable” losses
(PS)
3.1.2. Operator membuat keputusan-keputusan yang menghasilkan dampak
besar pada heat rate (Efisiensi)

3.2. Efficiency Improvement.


3.2.1. Baselining didasarkan pada data heat balance
3.2.2. Data Collection
3.2.3. Heat balance modelling : model based normalization
3.2.4. Performance test
3.2.5. Identify corrective action

4. Sistem Manajemen Terpadu


4.1. Komitmen Manajemen
4.2. Tinjauan Manajemen
4.3. Pemahaman (Awareness)
4.4. Pengendalian Dokumen
4.5. Pengendalian Operasi K3
4.5.1. Pengendalian Supplier dan Pihak Ke-3
4.5.2. Ijin Safety (Safety Permit)
4.5.3. Sistem Isolasi dan Penormalan serta Log Out dan Tag Out
4.5.4. Pengendalian Combustable Material
4.5.5. Pengendalian Alat Pelindung Diri
4.5.6. Pengendalian Keamanan Lingkungan Kerja
4.5.7. Pengendalian Pekerjaan Panas (Hot Work)
4.5.8. Pengendalian Pekerjaan Dalam Ruang Terbatas (Terowongan, Vesel,
tangki, dll).
4.5.9. Pengendalian Pekerjaan Pada Ketinggian.
4.5.10. Pengendalian Pekerjaan Bawah Air
4.5.11. Pengendalian Pekerjaan Pada Instalasi Gas (Explosif dan
Combustible).
4.5.12. Pengendalian Rokok (Smoking Kontrol).
4.5.13. Pengendalian Kesehatan Kerja.
4.5.14. Pengendalian Alat Angkat, Angkut, Bejana Bertekanan dan Instalasi
Penangkal Petir.
4.5.15. Pengendalian Pekerjaan pada Lokasi Bertegangan.
4.5.16. Pengendalian Risiko Radiasi
4.5.17. Pengendalian Fire Fighting and Protection System.
4.5.18. Pengendalian APAR dan APAT
4.5.19. Pengendalian Kotak PPGD (P3K)

53
4.6. Pengendalian Operasi Lingkungan
4.6.1. Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
4.6.2. Pengendalian Limbah B3
4.6.3. Pengendalian Limbah Cair Berminyak.
4.6.4. Pengendalian Limbah Cair Proses /Operasi.
4.6.5. Pengendalian Limbah Cair Dometik /Limbah Sanitasi.
4.6.6. Pengendalian Limbah Padat Non B3 (Limbah Padat Domestik).
4.6.7. Pengendalian Emisi Gas Buang.

Anda mungkin juga menyukai