Pemilihan alternative kegiatan akan sangat tergantung pada hasil Kajian Kelayakan Operasi,
Keuangan serta disesuaikan dengan karakteristik unit bisnis setempat.
Secara ringkas peta kegiatan proses bisnis pembangkitan dapat digambarkan sesuai
dengan sasaran utama dan sasaran rinci kegiatan sebagai berikut :
47
1.1.4. Annual Planning, (Perencanaan dan Penjadwalan PM)
1.1.4.1. Jadwal dan rencana pemeliharaaan preventive
1.1.4.2. Pembagian load dan resource pemeliharaan preventive
1.1.4.3. Daftar kebutuhan biaya tahunan (PM)
1.1.4.4. Review melalui annual meeting
48
1.2.1.6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH
(Overhaul) yang lalu.
1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
1.2.1.8. Checklist kesiapan pekerjaan OH (Khusus P3)
49
2. Keandalan Unit Pembangkit
2.1. Reliability Management.
2.1.1. SERP (System Equipment Reliability Prioritization) /Menetapkan prioritas
pekerjaan berdasarkan criticality ranking peralatan
2.1.1.1. Kelengkapan daftar system dan equipment
2.1.1.2. Penetapan kriteria ranking
2.1.1.3. Workshop SERP
2.1.1.4. Hasil MPI
50
2.1.5. Predictive Maintenance
2.1.5.1. Setting Up Database Predictive Maintenance (PdM)
2.1.5.2. Jadwal
2.1.5.3. Persiapan Teknis Lapangan
2.1.5.4. Pengukuran (Monitoring)
2.1.5.5. Data Management
2.1.5.6. Analisa & Rekomendasi
2.1.5.7. Tindak Lanjut
2.1.5.8. Cost and Benefit Analysis
51
2.2.4.3. Membandingkan dan mengevaluasi konsumsi spesifik unit
pembangkit aktual (batubara, bahan kimia, auxiliary) dengan
target yang telah disetujui.
2.2.4.4. Melakukan review/ update SOP dan mengeluarkan rekomendasi
untuk menjaga keandalan dan efisiensi, berdasarkan kondisi
terakhir unit pembangkit (kajian evaluasi gangguan, histori
peralatan, rencana pemeliharaan, rencana produksi, kondisi
bahan bakar dan lain lain)
2.2.6. Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor
pusat.
2.2.6.1. Melaporkan rencana daya mampu mingguan dan bulanan
kepada Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
2.2.6.2. Melakukan komunikasi secara real time dengan Pusat Pengatur
Beban untuk informasi kondisi beban/ daya yang dibangkitkan
agar sesuai dengan permintaan (sesuai dengan prosedur
kontrak niaga).
2.2.6.3. Melakukan pelaporan jika terjadi gangguan unit.
2.2.6.4. Membuat laporan pengusahaan bulanan yang mencakup
rencana produksi listrik, rencana alokasi pengiriman energi,
realisasi produksi dan penjualan energi, energi pemakaian
sendiri, susut trafo, kWh terjual, faktor faktor operasi, pemakaian
dan penerimaan bahan bakar serta biaya operasi.
2.2.6.5. Memberikan informasi laporan pengusahaan bulanan tersebut
ke kantor pusat.
2.2.6.6. Membuat berita acara transaksi energi antara unit pembangkit
dan PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban .
52
3. Efficiency Management
3.1. Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit yang efisien)
3.1.1. Operator bertanggung jawab untuk meminimalkan “controllable” losses
(PS)
3.1.2. Operator membuat keputusan-keputusan yang menghasilkan dampak
besar pada heat rate (Efisiensi)
53
4.6. Pengendalian Operasi Lingkungan
4.6.1. Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
4.6.2. Pengendalian Limbah B3
4.6.3. Pengendalian Limbah Cair Berminyak.
4.6.4. Pengendalian Limbah Cair Proses /Operasi.
4.6.5. Pengendalian Limbah Cair Dometik /Limbah Sanitasi.
4.6.6. Pengendalian Limbah Padat Non B3 (Limbah Padat Domestik).
4.6.7. Pengendalian Emisi Gas Buang.