IDENTIFIKASI RISIKO
BIDANG PEMBANGKITAN
2009
PT PLN (PERSERO)
Panduan Tata Kelola dan Identifikasi Risiko Bidang Pembangkitan
Versi 1 – 2009
© 2009, Terbitan pertama
PT PLN (Persero)
PT PLN (PERSERO)
Halaman
DAFTAR ISI i
SAMBUTAN
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Tata Kelola Pembangkit. 4
1. Penjelasan Umum.
2. Kesiapan Pembangkit. 5
2.1. Work Planning & Control (WP&C) Management 6
2.2. Outage Management 16
2.3. Manajemen Material / Material Manegement. 20
3. Keandalan Unit Pembangkit 31
3.1. Reliability Management 31
3.2. Operation Management 36
4. Efficiency Management 38
5. Sistim Manajemen Terpadu 41
BAB III Peta Kegiatan Proses Bisnis Pembangkitan 47
1. Kesiapan Unit Pembangkit 47
1.1. Work Planning & Control (WP&C) Management 47
1.1.1. Identifikasi Pekerjaan 47
1.1.2. Perencanaan Harian 47
1.1.3. Perencanaan Mingguan 47
1.1.4. Annual Planning (Perencanaan dan Penjadwalan PM) 48
1.1.5. Long Term Planning 48
1.1.6. Eksekusi Pekerjaan, Monitoring 48
1.1.7. Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan 48
1.1.8. Dokumentasi Feedback 48
1.1.9. Capital Planning & Maintenance Mix. 48
1.2. Outage Management 48
1.2.1. Pre – Outage (Perencanaan dan persiapan) 48
1.2.2. Outage / Pelaksanaan Overhaul 49
i
1.2.3. Post Outage 49
1.3. Material Management 49
1.3.1. Manajement Inventory 49
1.3.2. Manajemen Pengadaan 49
1.3.3. Manajemen Gudang 49
2. Keandalan Unit Pembangkit 50
2.1. Reliability Management. 50
2.1.1. SERP (System/Equipment Ranking Priority) 50
2.1.2. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) 50
2.1.3. Root Cause Failure Analysis (RCFA) 50
2.1.4. Base line Audit 50
2.1.5. Predictive Maintenance 51
2.2. Operation Management. 51
2.2.1. Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit
berdasarkan kebutuhan sistem dan kesiapan unit. 51
2.2.2. Pengoperasian, pengujian dan pengaturan
jam kerja operasi peralatan. 51
2.2.3. Melakukan first line maintenance 51
2.2.4. Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi. 51
2.2.5. Pengelolaan bahan bakar 52
2.2.6. Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat
Pengatur Beban dan kantor pusat. 52
3. Efficiency Management 53
3.1. Operator Action. 53
3.2. Efficiency Improvement. 53
ii
2. Keandalan Unit Pembangkit 66
2.1. Reliability Management. 66
2.2. Operation Management. 69
3. Efficiency Management 70
3.1. Operator Action. 70
3.2. Efficiency Improvement. 71
LAMPIRAN 257
iii
SAMBUTAN
Sambutan
Direktur Utama PT PLN (Persero)
Tata Kelola Bidang Pembangkit akan memandu semua pihak yang terkait untuk
mengenali dan memahami proses bisnis yang sedang ditangani dan yang akan
dijalankan sehingga dapat melakukan identifikasi setiap potensi risiko yang dapat
berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran-
sasarannya.
iv
Sambutan
Kepala Satuan Manajemen Risiko
Manajemen risiko secara praktis terdiri dari tahapan: identifikasi risiko, analisa dan
evaluasi risiko, serta penyiapan rencana tindakan (mitigasi). Tahapan-tahapan
tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan untuk menghasilkan
pengelolaan risiko yang komprehensif.
Pemetaan Kegiatan dan Identifikasi Risiko adalah salah satu cara untuk memperoleh
informasi tentang jenis dan tingkatan risiko yang dihadapi dalam pengelolaan asset
perusahaan sehingga harus dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh dengan
mengetahui secara spesifik risiko dan dampak yang terkait, namun demikian proses
Identifikasi Risiko ini hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila Tata
Kelola Pembangkitannya telah disusun sesuai standard ataupun best practice yang
berlaku di dunia Internasional.
Buku ini disiapkan untuk dipergunakan dan menjadi pedoman dalam pengoperasian
unit pembangkit existing maupun pembangkit baru seperti PLTU Batubara Proyek
10.000 MW yang akan segera beroperasi.
v
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, kami menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Penyusun, terutama kepada
Saudara Purnomo Jati Agung dan Saudara Abdullah Dahlan, yang telah bekerja
keras untuk menyelesaikan penyusunan buku pedoman ini. Semoga buku ini dapat
dijadikan Panduan/ Pedoman oleh Anak Perusahaan/ Unit Pengelola Pembangkit
dilingkungan PT PLN (Persero) sehingga risiko pada pengelolaan pembangkitan
dapat dikelola secara baik dan terstruktur yang pada akhirnya dapat menciptakan
nilai tambah bagi para pemangku kepentingan (stakeholders).
Didy Poeriadi
vi
DIAGRAM PROSES BISNIS PEMBANGKITAN
vi
I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bisnis PT PLN (Persero), pusat listrik adalah salah satu dari rangkaian
proses bisnis yang berada diposisi hulu. Pusat listrik merupakan instalasi yang
padat teknologi dan padat modal yang dalam pengoperasiannya membutuhkan
suatu tata kelola yang baik, terintegrasi dan sumber daya manusia yang
kompeten dan peduli.
Dalam rangkaian proses manajemen risiko pada tahap awal, proses yang paling
kritis adalah identifikasi risiko dan proses yang baru bisa dilakukan dengan baik
dan benar apabila Tata Kelola Unit Pembangkitan telah terlebih dahulu
dilakukan berdasarkan praktek - praktek terbaik (best practice) yang berlaku di
dunia internasional.
Pusat listrik tidak hanya dituntut memiliki tata kelola, namun semua pihak terkait
harus memahami setiap proses kegiatan yang ada agar dapat melakukan
identifikasi risiko yang terkandung didalamnya sehingga dapat melakukan
analisa dan mitigasi.
1
Satuan Manajemen Risiko PT PLN (Persero) bersama PT Pembangkitan
Jawa Bali (PT PJB) yang telah terlebih dahulu menyusun dan
mengimplementasikan Tata Kelola Unit Pembangkitan, menyusun suatu
Panduan Tata Kelola dan Identifikasi Risiko Unit Pembangkitan untuk dapat
diimplementasikan atau dijadikan pedoman dalam pengoperasian dan
pemeliharan unit pembangkitan berbasis risiko baik untuk pusat listrik existing
maupun beberapa pusat listrik yang masih dalam tahap pembangunan, yang
dalam waktu dekat akan beroperasi.
Pedoman Tata Kelola dan Identifikasi Risiko Unit Pembangkitan ini terdiri
atas :
Buku ini diharapkan dapat membantu manajemen dan semua karyawan terkait
untuk mengenali dan memahami proses bisnis dari usaha yang dikelola
sehingga dapat melakukan identifikasi terhadap setiap risiko yang terkandung
pada setiap proses.
2
Beragamnya jenis pembangkitan di PT PLN (Persero) dengan karakteristik yang
berbeda, maka manajemen unit pembangkitan berpotensi untuk menemukan
alur proses yang sedikit berbeda sehingga risiko yang terkandung juga akan
berbeda. Walaupun demikian penyesuaian atas peta kegiatan dan identifikasi
risiko ini masih dimungkinkan, sehingga risiko - risiko yang bersifat khusus /
spesifik dapat ditambahkan dalam tabel deployment analisa risiko.
3
II
1. Penjelasan Umum
Dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan, pengoperasian unit - unit
pembangkitan sebagai asset utama perusahaan memerlukan pengelolaan yang
sistematis, terstruktur dan terukur agar dapat memenuhi target Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan
kontrak kinerja dengan hasil yang optimal. Pengelolaan tersebut dijabarkan dalam tata
kelola unit pembangkitan dengan menerapkan manajemen asset yang mengadopsi
praktek terbaik (best practices), dan selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh jajaran
manajemen unit pembangkitan dalam menjalankan proses bisnis sekaligus
melaksanakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
4
Identifikasi risiko untuk Proses dan Mekanisme Tata Kelola Unit Pembangkitan :
Business process dalam Proses dan Mekanisme Tata Kelola Unit Pembangkitan
meliputi implementasi di beberapa program sebagai berikut :
3. Efficiency Management
Peningkatan kesiapan, keandalan dan efisiensi merupakan target utama dari proses
operasional Unit Pembangkitan, yaitu : kesiapan yang optimal dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, menjaga dan meningkatkan keandalan aset serta
meningkatkan koordinasi antar bidang dengan melakukan praktek terbaik dalam
bidang operasi dan pemeliharaan. Pencapaian target tersebut salah satunya
ditentukan oleh maintainability (kecepatan dan ketepatan pemeliharaan), dimana salah
satu key success factor – nya adalah pelaksanaan perencanaan dan pengendalian
5
pemeliharaan secara terencana dan menyeluruh, yang dalam Proses dan Mekanisme
Tata Kelola Unit Pembangkitan disebut dengan Work Planning & Control (WP&C)
Management.
6
Gambar 2.2. Aliran Proses Dasar WPC
(Ref. : Physical Asset Management Handbook, Edisi Empat, John S Mitchel,
Diterjemahkan oleh Ir. Hendro Purwanto, MTS Indonesia)
Rencana 5 tahunan
Rencana tahunan
Rencana 3 bulanan
Rencana mingguan
Rencana harian
7
Yearly
4.1
Develop 5 year
Plan
Quarterly
4.2
Planned Develop Plan of the
Outage Year
Monthly
Scheduling
4.3
Yearly PM & Develop Plan of the
PdM Schedule Quarter
Weekly
& Load
Balancing 4.4
Yearly Detail Planning Develop Plan of the
Maintenance & Scheduling Week
Budget Daily
of individual
Outages 4.5
First Line Work outside Develop Plan of the
Maintenance Outages Day
Work Orders – not urgent
Monthly (required after 7
Schedule & days)
Load Work outside
Balancing Outages
Preventative
Preventive – urgent (required
Maintenance
Maintenance in less than 7 days)
UHAR
Contractor
Contractor
Corrective Preventative
Preventive
Corrective Maintenance
Maintenance
UHAR
Corrective
Corrective
8
J F M A M J J A S O N D
Yearly Planning Meeting No. 2
4.1.6: YEARLY Planning Meeting No. 2
4.1.4: YEARLY Planning Meeting No. 1
Yearly Planning Meeting No. 1
4.1.3: Distribute Draft 5-Year Plan
4.1.2: Start Compiling Draft 5-Year Plan
Distribute Draft 5 year plan
9
Kompilasi jadwal 5 tahunan, untuk mengetahui seluruh kebutuhan
planned outage (major, Intermediate, minor inspection), modifikasi
besar dan kejadian penting lainnya (production loss dan / atau
pemeliharaan) yang akan dibuat perencanannya.
Menghitung dependable capacity untuk setiap entitas (pusat listrik)
dengan cara:
a) Menghitung total jam produksi yang tersedia tiap unit
pembangkit (total jam kalender dikurangi jam planned outage
dikurangi perkiraan jam forced outage)
b) Menghitung perkiraan jam derating untuk masing-masing unit
pembangkit
c) Menghitung perkiraan rata-rata derating untuk masing-masing
unit pembangkit
d) Menghitung dependable capacity untuk setiap unit pembangkit
(a x kapasitas unit) - (b x c)
Membandingkan dependable production capacity dengan rencana
produksi 5 tahunan terakhir dari dispatcher. Menyesuaikan jadwal
untuk memenuhi rencana produksi
Jika rencana produksi tidak dapat dipenuhi, dilakukan negosiasi
ulang rencana produksi.
Melakukan estimasi biaya untuk pelaksanaan outage.
Melakukan kalkulasi perkiraan konsumsi bahan bakar tiap bulan
untuk masing-masing unit pembangkit.
Identifikasi suku cadang dan kebutuhan material outage, yang
membutuhkan waktu pengadaan (lead time) 12 bulan atau lebih
(membutuhkan waktu 12 bulan atau lebih untuk sampai di lokasi
sejak tanggal order dimulai).
Membuat kompilasi draft rencana pemeliharaan 5 tahunan (jadwal
outage, kebutuhan sumber daya)
Membuat kompilasi draf rencana operasi 5 tahunan (jadwal
outage)
Kantor Wilayah
Manajer Unit
Deputy Manager Pemeliharaan
Deputy Manager Operasi
Supervisor bidang Pemeliharaan
Supervisor bidang Operasi
Supervisor bidang Enjinering
2) Rencana Tahunan
10
Untuk sedini mungkin menjawab permasalahan puncak beban
kerja dengan:
Menggeser jadwal yang memiliki frekuensi lebih rendah,
misalnya tahunan atau 6 bulanan.
Menunda pekerjaan yang memiliki frekuensi tinggi seperti
tugas harian atau mingguan
Mengeliminasi kegiatan yang tidak perlu
Alokasi kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh tenaga
kerja yang lebih rendah kualifikasinya
Melakukan review terhadap persyaratan tenaga kerja
Untuk menciptakan kerangka kerja baseline dalam perioda satu
tahun, sebagai “roadmap” dimana kegiatan corrective
maintenance dapat dilakukan.
J F M A M J J A S O N D
Kantor Wilayah
Manajer Unit
Deputy Manager Pemeliharaan
Deputy Manager Operasi
Supervisor Bidang Pemeliharaan
Supervisor Bidang Operasi
Supervisor Bidang Enjinering
11
3) Rencana 3 Bulanan
J F M A M J J A S O N D
Manajer Unit
Deputy Manager Pemeliharaan
Deputy Manager Operasi
Supervisor Bidang Pemeliharaan
Supervisor Bidang Operasi
Supervisor Bidang Enjinering
4) Rencana Mingguan
12
5) Rencana Harian
6) Eksekusi Pemeliharaan
13
i. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan corrective adalah kegiatan pemeliharaan atau
perbaikan peralatan yang tidak terjadwal, yang dilakukan untuk
mengembalikan (termasuk memperbaiki dan adjusment) peralatan
yang tak bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya.
pemeliharaan corrective dapat dilakukan saat peralatan sedang
beroperasi, stand by atau peralatan sedang tidak beroperasi.
14
dilakukan tanpa harus melakukan shutdown unit pembangkit,
namun dimungkinkan bila hanya membutuhkan shutdown
peralatan. Dengan demikian, pekerjaan pemeliharaan predictive
dalam pelaksanaanya merupakan kegiatan monitoring secara
berkala atas dasar interval waktu, interval operasi atau kriteria
tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu. Tindak lanjut
terencana dari kegiatan pemeliharaan predictive seperti perbaikan
atau penggantian part dari suatu peralatan, apalagi sampai
melakukan kegiatan bongkar pasang atau overhaul peralatan,
tidak termasuk dalam cakupan pemeliharaan predictive, melainkan
termasuk kegiatan pemeliharaan corrective, repair atau overhaul.
Pemeliharaan predictive termasuk pemeliharaan terrencana
jangka pendek sehingga termasuk dalam kategori pemeliharaan
rutin.
v. Pemeliharaan Preventive
Pemeliharaan preventive merupakan pemeliharaan rutin yang
dilakukan atas dasar interval waktu (hari, minggu, bulan, jam
operasi atau kali operasi) yang telah ditetapkan lebih dulu atau
kriteria tertentu lainnya serta dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan dari suatu item peralatan mengalami kondisi yang
tak diinginkan.
Namun demikian, ruang lingkup pekerjaan pemeliharaan
preventive tidak termasuk bongkar pasang peralatan atau
overhaul peralatan (termasuk penggantian spare part utama),
karena kegiatan tersebut sudah termasuk kategori pemeliharaan
overhaul.
Dengan demikian, temuan-temuan kerusakan serta penanganan
tindak lanjutnya tidak lagi termasuk pemeliharaan preventive,
namun sudah masuk pada kriteria pemeliharaan corrective, repair,
overhaul atau Engineering / Project. Pelaksanaan pemeliharaan
preventive dilakukan tanpa harus melakukan shutdown unit
pembangkit, namun dimungkinkan bila hanya membutuhkan
shutdown peralatan. Pemeliharaan preventive termasuk
pemeliharaan terrencana jangka pendek sehingga termasuk
dalam kategori pemeliharaan rutin.
15
vii. Penerimaan Hasil Pekerjaan Pemeliharaan
Proses penerimaan ini meliputi penerimaan pekerjaan Non
Tactical (pemeliharaan corrective – emergency) dan Tactical
(Project/Modifikasi, pemeliharaan preventive dan pemeliharaan
predictive). Prosedur ini dilakukan ketika suatu kegiatan
pemeliharaan telah selesai dilakukan oleh bagian pelaksana
pekerjaan. Personil yang melakukan proses penerimaan adalah :
2.2. Outage Management.
16
Penentuan lingkup pemeliharaan
Penjadwalan
Pembuatan work package
Penetapan kebutuhan sumber daya (SDM, material dan tools)
Penetapan kesiapan sarana
Penetapan standar kualitas dan sasaran hasil pekerjaan
Penetapan anggaran dan biaya
Penentuan metode / standar prosedur komunikasi
Pelaksanaan overhaul (OH)
Pelaporan hasil overhaul (OH)
17
PRE OUTAGE POST
OUTAGE EXECUTION OUTAGE
PLANNING PREPARATION
18 bln
12 bln
6 bln
3 bln
1 bln
1 Mng
0 bln
OH OH
OH
R1 R2 R3 P1 , P2 , P3
( Skope, Anggaran, ( Skope, Anggaran, ( Skope, Anggaran, ( Skope, Anggaran,
Sparepart Utama ) Sparepart Utama ) Sparepart Pendukung ) Sparepart Umum )
18
Pembahasan difokuskan juga pada mekanisme koordinasi dan
komunikasi selama pelaksanaan overhaul.
19
pembuatan laporan hasil pelaksanaan overhaul (berisi jadual dan
ruang lingkup overhaul, rencana dan realisasi, hasil performance
test, laporan harian, data inspeksi, foto dokumentasi, daftar
pemakaian material dan laporan hasil pekerjaan jasa /repair).
2.3. Manajemen Material / Material Management.
Dengan klasifikasi material dan seting ROP/ROQ secara tepat maka akan
dicapai titik seimbang didalam pengelolaan persediaan yakni nilai persediaan
yang seminimum mungkin dan service level yang setinggi mungkin.
20
3. Untuk mengetahui bagaimana stock item material dikontrol, kapan
harus dipesan dan seberapa banyak harus dipesan dengan cara
menggunakan alat bantu analisa ABC dan seting ROP / ROQ.
Menggunakan salah satu fungsi analisa ABC untuk mengetahui apa
dan bagaimana material dikontrol, sedangkan seting ROP/ROQ
digunakan untuk menjawab kapan dan berapa banyak stok item
material harus dipesan.
4. Dicapainya titik setimbang di manajemen persediaan yakni
memaksimumkan service level, meminimumkan nilai persediaan.
21
2.1. Kriteria Kekritisan (criticality) :
Level B : Kritis.
Stok item material yang dapat menyebabkan unit
derating, atau mengancam unit untuk derating. Ketidak
tersediaan material menyebabkan tertundanya
perbaikan sehingga tidak dapat beroperasi secara
optimal.
Level C : Kurang kritis.
Stok item material yang tidak berdampak langsung bagi
operasi, (misalnya consumable item; stationery; stok
yang ditahan vendor).
Level A :
Adalah material yang nilai pemakaian (Harga Satuan x
Jumlah item) dalam suatu periode tertentu diatas Rp.
500 juta.
Level B :
Adalah material yang nilai pemakaian (Harga Satuan x
Jumlah item) dalam suatu periode tertentu antara Rp.
100 Juta s/d Rp. 500 juta.
22
Level C :
Adalah material yang nilai pemakaian (Harga Satuan x
Jumlah item) dalam suatu periode tertentu dibawah Rp.
100 Juta.
Analisa ABC ini digunakan untuk mengetahui nilai
pemakaian dari setiap kelompok item barang sehingga
dapat diketahui bagaimana cara melakukan kontrolnya
(manual / otomatis)
4. Perputaran material
Perputaran material adalah perbandingan antara pemakaian
material terhadap saldo rata-rata dalam periode tertentu.
Keterangan :
1. Pemakaian material : total biaya pemakaian material gudang
pada periode tertentu.
2. Saldo rata-rata : saldo awal dikurangi saldo akhir dibagi 2.
23
2.3.3. Kriteria Stock Item Material
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen material
maka dipandang perlu adanya penyeragaman pengelolaan material
persediaan dalam bentuk kebijakan pengendalian persediaan / inventory
control dan pengadaan untuk menetapkan kriteria material, seting
ROP/ROQ, service level material, perputaran material, strategi
pengendalian persediaan dan pengadaan sebagai berikut :
Strategi
Strategi
Service Turn over Reorder pengendalian
pembelian yang
Kriteria Level (Tahunan) Algorithm persediaan yang
direkomendasikan
direkomendasikan
(%)
24
25
2. Memprocess RO
Stores menjadi
RO Buy secara
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
26
Algorithm 2. Melakukan
kontrak payung
2. Memprocess RO
Stores menjadi
RO Buy secara
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
27
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
28
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
2. Memprocess RO 2. Melakukan
Stores menjadi kontrak
RO Buy secara payung.
manual
29
2.3.4. Penjelasan - Penjelasan
7. Tidak semua item material yang masuk dalam kriteria stock item
material sebagaimana tabel di atas dapat dilakukan stock di gudang,
tetapi harus memperhatikan ha-hal dibawah ini dengan syarat
ketersediaan material tetap terjamin :
i. Jenis kebutuhan (rutin atau non rutin)
ii. Expire date (batas akhir pakai) suatu material
iii. Prosedur penyimpanan dan penanganan material (area,
pengaruh lingkungan dll)
30
3. Keandalan Unit Pembangkitan
Gambar 2.8. Diagram Kegiatan Reliability Improvement
31
3.1.2. Prosedur Implementasi Reliability Improvement Program Baseline
(Assessment)
3.1.2.1. SERP
32
Dimana:
OC : Operational Cost
PT : Process Throughput
PQ : Product Quality
SF : Safety
PE : Plant Efficiency
33
3.1.2.2. FMEA
34
Contoh: Untuk modus kegagalan flow injeksi kimia rendah,
dapat disebabkan karena oil filter / strainer yang tersumbat,
packing bocor, dan lain sebagainya.
3.1.2.3. RCFA
35
3.1.2.4. Output dan Evaluasi
36
bahan bakar/ air / bahan kimia, tingkat polusi melebihi ambang
batas, pembatasan sistem pembangkit serta adanya gangguan/
kerusakan peralatan.
37
Membuat laporan ketidaksesuaian kondisi batu bara maupun
pada saat proses pengiriman.
Membuat rencana kebutuhan bahan bakar HSD, mengusulkan
dan mengawal proses transportasi dan penerimaan bahan bakar
sesuai dengan prosedur penerimaan bahan bakar HSD.
Membuat rencana kebutuhan bahan kimia, mengusulkan dan
mengawal proses penerimaan bahan kimia sesuai dengan
prosedur penerimaan bahan kimia.
6. Emergency Management.
4. Efficiency Management
Untuk menjamin unit beroperasi secara efisien dibutuhkan identifikasi setiap peralatan,
analisa, simulasi dan optimasi peralatan peralatan agar bekerja pada titik optimumnya.
Tool utama yang digunakan untuk membantu analisa dan simulasi adalah software
Gatecycle.
38
Gatecycle merupakan software berbasis PC yang mengaplikasikan kinerja terperinci
dan menganalisa desain dari suatu Power Plant. Program ini menggabungkan intuisi,
user interface, dan model analisis secara detail serta menggunakan konsep
thermodynamic, heat and mass balance dalam proses perhitungannya.
Unjuk kerja dari peralatan maupun unit pembangkit yang sedang di analisa.
Efek dari perubahan desain yang sedang diusulkan atau program improvement
yang direncanakan.
Membuat executive summary laporan bulanan dari hasil evaluasi yang telah
dilakukan.
Executive summary berisi power plant performance overview, analisa
permasalahan dan action plan, rekomendasi yang disertai CBA.
39
4.2. Pemodelan Dengan Gatecycle
40
Analisa permasalahan jika terjadi penurunan unjuk kerja yang
signifikan.
Pembuatan rekomendasi yang disertai dengan cost and benefit
analysis.
Monitoring hasil rekomendasi
Data Collection Trending data
1.03
1.02
1.01
Heat Balance Model
Engineer 1
0.99
0.98
0.97
S63 V1 S44
S36 0.96
0.95
FHPSRY
IPST
HPST
LPST
S6
0.94
S13 S15
S12 HPSPRY
S14
S62
S10 S32
S8
S7
IPSPRY S38
SP3
SP2
S53
1/15/2004 2/12/2004
2/26/2004 3/25/2004
3/11/2004
S2 S58
SP5
S46
S40
S1 MU1
PSHRHT
S35 CND1
S11 S72 S3
CWS
S48
S49 S59
DRUM1 S41 CWR
HPSH RHTR PSHTR S39 S33
M5
S73 S52
S17 S74
S9
FUEL
ECON S34
S16 S37 FWH4
S54
SP1
S18
FB1 S5 S23
S55
FWH7
S50
FWH3
S27
S4 S66 S51 S22
S68
M3 SP7 FWH6
S70
S67
GIF S24
FWH2 S19
S42
M4
S69 S26
MODEL: GRK34 HX1
M1
S71
AIR FWH5 S21 S28
SP4
POWER: 150.99
S29
SCAH FWH1 GLNSTM
SP6
FDF S20
S76
BFWPMP
S65 CNDPMP
M2 GSC
S61
IPBFP GLNCDN
RCYPMP
S60
Performance Model (calculation)
41
maksud organisasi untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, dengan mematuhi
klausul – klausul ISO 14001:2004 akan terwujud maksud organisasi akan kepentingan
corporate social responsibility / CSR dan dengan mematuhi klausul – klausul OHSAS
18001 / Permenaker No. Per.05/Men/1996 akan terwujud maksud organisasi dalam
memberikan perlindungan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja.
5.1. Sistem Manajemen Mutu (SMM) Berdasarkan ISO 9001:2000 (ISO 9001 :
2008).
Berdasarkan klausul ISO 9001:2000, fokus perusahaan terletak pada
pelanggan, kebutuhan dan kepuasannya serta perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement) sehingga lebih berorientasi pada mata rantai proses
produksi
42
Tidak mengharuskan zero accident dan tidak mengharuskan ikut semua
peraturan / persyaratan K3.
Merupakan pendekatan proses, dapat diterapkan di seluruh sektor, tipe dan
ukuran organisasi, serta kompatibel dalam rangka memfasilitasi integrasi
dengan standard ISO 9001:2000 (SMM), ISO 14001:1996 (SML) dan QS
9000.
Parameter yang harus dilakukan dalam proses integrasi SMM, SML dan
SMK3 adalah :
43
Adanya persyaratan pelanggan / pihak – pihak yang berkepentingan.
Adanya persyaratan undang – undang dan non regulator.
Adanya aliran proses dan pengendalian operasional.
Assessment resiko harus ditujukan kepada resiko keselamatan dan
kesehatan kerja, dampak lingkungan dan dampak kegagalan prosess.
Harus mencakup kepatuhan terhadap peraturan dan hukum untuk
produk, keselamatan, kesehatan, lingkungan, keamanan, analisis dan
dampaknya.
1. Type 1 : Konversi
Jika organisasi telah memiliki sistem manajemen yang terpisah untuk
sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan dan sistem
manajemen K3.
2. Type 2 : Add On
Jika organisasi telah memiliki sistem manajemen mutu, dan kemudian
diintegrasikan dengan ke dalam sistem manajemen lingkungan dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
44
1. Komitmen Manajemen (Management commitment)
Manajemen puncak harus menunjukkan komitmennya dalam
pengembangan dan penerapan sistem manajemen terpadu dalam
pengelolaan pembangkit dengan tetap memperhatikan aspek perbaikan
terhadap sistem manajemen terpadu secara berkelanjutan secara efektif
dengan melakukan kegiatan-kegiatan:
45
2. Tinjauan manajemen
Tinjauan terhadap sistem manajemen terpadu adalah untuk memastikan
ketepatan penerapan, kecukupan dan efektivitas sistem tersebut. Dalam
melakukan tinjauan, manajemen harus memasukkan unsur asesmen
terhadap peluang perbaikan sistem termasuk upaya penggantian sebagian
atau seluruh proses yang tidak efektif atau menjadi kendala dalam
pelaksanaan sistem.
3. Pemahaman (Awareness)
Pelaksanaan alat manajemen pada akhirnya juga sangat tergantung pada
ketersediaan kompetensi sumber daya manusia di organisasi tersebut.
Pengembangan kompetensi SDM didapat melalui program pendidikan dan
atau pelatihan yang didukung oleh keahlian dan pengalaman. Organisasi
harus menetapkan level kompetensi untuk setiap anggota organisasi yang
terlibat dalam kegiatan, meningkatkan kompetensi personil secara
berkesinambungan, dan memastikan bahwa setiap personil memahami
fungsi dan perannya dalam mencapai tujuan organisasi dengan
implementasi sistem manajemen terpadu.
4. Pengendalian Dokumen
Semua Dokumen hasil dari pengawasan, pengendalian dan tinjauan
terhadap sistem manajemen mutu terpadu harus dicatat dan
didokumentasikan serta menjadi bagian dari arsip organisasi.
46
III
PETA KEGIATAN
PROSES BISNIS PEMBANGKITAN
BAB III
PETA KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan pada Proses Bisnis Pembangkitan bertujuan untuk mencapai
sasaran yang telah diuraikan pada BAB II. Kegiatan tersebut akan dicantumkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Dalam BAB ini akan diuraikan seluruh alternative kegiatan yang mungkin dapat
dilaksanakan untuk mencapai setiap sasaran rinci yang telah diuraikan pada BAB II.
Pemilihan alternative kegiatan akan sangat tergantung pada hasil Kajian Kelayakan Operasi,
Keuangan serta disesuaikan dengan karakteristik unit bisnis setempat.
Secara ringkas peta kegiatan proses bisnis pembangkitan dapat digambarkan sesuai
dengan sasaran utama dan sasaran rinci kegiatan sebagai berikut :
47
1.1.4. Annual Planning, (Perencanaan dan Penjadwalan PM)
1.1.4.1. Jadwal dan rencana pemeliharaaan preventive
1.1.4.2. Pembagian load dan resource pemeliharaan preventive
1.1.4.3. Daftar kebutuhan biaya tahunan (PM)
1.1.4.4. Review melalui annual meeting
48
1.2.1.6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH
(Overhaul) yang lalu.
1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
1.2.1.8. Checklist kesiapan pekerjaan OH (Khusus P3)
49
2. Keandalan Unit Pembangkit
2.1. Reliability Management.
2.1.1. SERP (System Equipment Reliability Prioritization) /Menetapkan prioritas
pekerjaan berdasarkan criticality ranking peralatan
2.1.1.1. Kelengkapan daftar system dan equipment
2.1.1.2. Penetapan kriteria ranking
2.1.1.3. Workshop SERP
2.1.1.4. Hasil MPI
50
2.1.5. Predictive Maintenance
2.1.5.1. Setting Up Database Predictive Maintenance (PdM)
2.1.5.2. Jadwal
2.1.5.3. Persiapan Teknis Lapangan
2.1.5.4. Pengukuran (Monitoring)
2.1.5.5. Data Management
2.1.5.6. Analisa & Rekomendasi
2.1.5.7. Tindak Lanjut
2.1.5.8. Cost and Benefit Analysis
51
2.2.4.3. Membandingkan dan mengevaluasi konsumsi spesifik unit
pembangkit aktual (batubara, bahan kimia, auxiliary) dengan
target yang telah disetujui.
2.2.4.4. Melakukan review/ update SOP dan mengeluarkan rekomendasi
untuk menjaga keandalan dan efisiensi, berdasarkan kondisi
terakhir unit pembangkit (kajian evaluasi gangguan, histori
peralatan, rencana pemeliharaan, rencana produksi, kondisi
bahan bakar dan lain lain)
2.2.6. Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor
pusat.
2.2.6.1. Melaporkan rencana daya mampu mingguan dan bulanan
kepada Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
2.2.6.2. Melakukan komunikasi secara real time dengan Pusat Pengatur
Beban untuk informasi kondisi beban/ daya yang dibangkitkan
agar sesuai dengan permintaan (sesuai dengan prosedur
kontrak niaga).
2.2.6.3. Melakukan pelaporan jika terjadi gangguan unit.
2.2.6.4. Membuat laporan pengusahaan bulanan yang mencakup
rencana produksi listrik, rencana alokasi pengiriman energi,
realisasi produksi dan penjualan energi, energi pemakaian
sendiri, susut trafo, kWh terjual, faktor faktor operasi, pemakaian
dan penerimaan bahan bakar serta biaya operasi.
2.2.6.5. Memberikan informasi laporan pengusahaan bulanan tersebut
ke kantor pusat.
2.2.6.6. Membuat berita acara transaksi energi antara unit pembangkit
dan PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban .
52
3. Efficiency Management
3.1. Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit yang efisien)
3.1.1. Operator bertanggung jawab untuk meminimalkan “controllable” losses
(PS)
3.1.2. Operator membuat keputusan-keputusan yang menghasilkan dampak
besar pada heat rate (Efisiensi)
53
4.6. Pengendalian Operasi Lingkungan
4.6.1. Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
4.6.2. Pengendalian Limbah B3
4.6.3. Pengendalian Limbah Cair Berminyak.
4.6.4. Pengendalian Limbah Cair Proses /Operasi.
4.6.5. Pengendalian Limbah Cair Dometik /Limbah Sanitasi.
4.6.6. Pengendalian Limbah Padat Non B3 (Limbah Padat Domestik).
4.6.7. Pengendalian Emisi Gas Buang.
54
IV
Adapun data / kegiatan yang diperlukan dalam menjalankan proses bisnis pembangkitan
dengan menggunakan Tata Kelola pembangkitan adalah sebagai berikut:
55
1.1.2. Perencanaan Harian (Pekerjaan Urgent), Termasuk Pembuatan Work
Package (Instruksi Kerja, SDM, Material, Tools, Kebutuhan APD / Alat
Pelindung Diri, Lama & Interval Pekerjaan):
1.1.2.1. Identifikasi dan distribusi WO
WO Urgent
WO Open
Planner in charge
1.1.2.2. Pelaksanaan perencanaan harian (Menjadi prasyarat)
Pemahaman planner yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan maintenance yang harus dilaksanakan.
(Prasyarat)
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk merencanakan
pekerjaan dan mengidentifikasi resource. (Prasyarat)
1.1.2.3. Informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi WO
Scope of work
Safety issue / Pertimbangan aspek risiko K3 & aspek
dampak lingkungan
Spare part
Skill & Manhours, jumlah tenaga kerja
Durasi & interval pekerjaan.
Spesial Tools
Job Task
Post Maintenance testing
Referensi
Apakah pekerjaan harus mematikan equipment atau tidak
(offline atau online)
1.1.2.4. Kualitas work package
Scope of work
Spare/material,
Skill & manhour, jumlah tenaga kerja
Durasi & interval pekerjaan.
Special tool / equipment,
Job task / instruction,
Post maintenance testing dan
Safety requirement (Aspek risiko K3 & dampak lingkungan)
History
1.1.2.5. Penjadwalan
Alokasi SDM
Ketersediaan Material
Tools
Ijin Operasi
Apakah pekerjaan harus mematikan equipment atau tidak
(offline atau online)
Penyesuaian rencana mingguan.
56
1.1.3. Perencanaan mingguan (pekerjaan normal), Termasuk Pembuatan Work
Package (Instruksi Kerja, SDM, Material, Tools, Kebutuhan APD / Alat
Pelindung Diri, Lama & Interval Pekerjaan):
1.1.3.1. Identifikasi dan distribusi WO
WO Normal
WO Open (belum selesai)
Planner in charge
57
1.1.4. Annual planning (Perencanaan dan Penjadwalan PM)
1.1.4.1. Jadwal dan rencana pemeliharaaan preventive
Daftar kebutuhan material
Daftar manhours personil, jumlah tenaga kerja, Durasi &
interval pekerjaan untuk pekerjaan PM
58
1.1.6.4. Kesesuaian pelaksaaan dengan instruksi kerja (work package)
Instruksi Kerja & check list
1.1.6.5. Post maintenance testing / final testing
Standard kualitas yang dipersyaratkan
1.1.6.6. Serah terima ke operator dan Rendal Har
Hasil Pekerjaan
Peralatan test yang digunakan
Check list uji
59
1.2.1.2. Identifikasi jadual dan scope pekerjaan OH
Jenis pemeliharaan terkait
Identifikasi jadual, scope of work, standar.
Usulan penerbItan WO dan planner outage yang
bertanggung jawab.
1.2.1.3. IdentIfIkasI kondisi performance unIt (kondisi operasI)
Identifikasi potret hasil assessment
Daya mampu netto, efisiensi, jam operasi unit
1.2.1.4. Identifikasi kondisi peralatan dari pemeliharaan rutin
(rekomendasi preventive, corrective & predictive maintenance)
Hasil pemeliharaan tactical & non tactical.
1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management :
Pembuatan work package (tata urutan pelaksanaan
pekerjaan) sesuai dengan jenis pemeliharaannya.
Penetapan kebutuhan Material, sesuai dengan jenis
pemeliharaannya.
Identifikasi kebutuhan spare part spesifik sesuaI delivery
time serta penerbitan Issue Requisition atau
Recommended Order sebagai dasar proses pengadaan
Penetapan kebutuhan Tools, sesuai dengan jenis
pemeliharaannya.
Penetapan kebutuhan SDM
Penetapan kesiapan sarana
Penetapan standard kualitas dan sasaran hasil pekerjaan.
Standard pekerjaan fisik OEM
Standard performance OEM.
Prosedur, instruksi kerja, check list (formulir)
Penetuan metode / standar prosedur komunikasi
Penetapan anggaran dan biaya
60
Review hasil performance test unit & kesiapan ijin kerja
(safety / working permit) dilengkapi dengan pelaksanaan
isolating area / equipment.
Review kondisi unit & hasil pemeliharaan rutin (Preventive
& Predictive Maintenance).
Checklist kesiapan pekerjaan overhaul.
61
1.3.1.2. Usulan Pengadaan (RO)
Data material atau jasa yang terencana, informatif dan lengkap
sebagai dasar proses pengadaan
Jadwal & rencana
Ketepatan waktu penyerahan ke bagian pengadaan
Kelengkapan ToR (Term of Reference)
Pengendalian
Continuous improvement
62
masukan perencanaan dan pemenuhan kebutuhan
material unit,
Action plant optimalisasi untuk pemanfaatan unit
63
rangka menjaga tingkat ketersediaan material yang optimal
untuk menunjang keandalan dan effisiensi unit.
Penjadwalan, pengendalian dan sistematika proses
pengadaan.
Schedule proses
Cheklist kelengkapan berkas administrasi
Cheklist pendistribusian pengesahan
Monitoring dan pengendalian levering kedatangan barang
rutin harian
Analisa dan evaluasi rutin bulanan
Ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan
Continous improvement
64
1.3.3.2. Pemilahan dan pemisahan material karantina
Pemisahan dan pemilahan terhadap material dalam masa
karantina meliputi material yang belum diperiksa, sudah
diperiksa (ditolak atau diterima) dan material titipan.
Pemisahan dan pemilahan barang pada area berbeda
Identitas pemisahan
List atau daftar barang pada setiap area
Kerapian dan estetika
Continous improvement
65
pengeluaran material, yang effektif, effisien serta terkendali
dengan mengacu kepada mekanisme dan aturan.
Transaksi penerimaan dan pengeluaran barang gudang
yang terencana, tercatat dan terdokumen
Monitoring dan pengendalian
Database transaksi berdasarkan Sistem Informasi Terpadu
Transaksi berdasarkan schedule.
66
2.1.2. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
2.1.2.1. Definisi system dan unjuk kerja yang dibutuhkan
2.1.2.2. Identifikasi equipment yang membutuhkan FMEA
2.1.2.3. Jadwal dan Prioritas FMEA
2.1.2.4. Workshop
Kualitas workshop untuk menggali data :
Identifikasi kerusakan
Identifikasi penyebab kerusakan
Identifikasi efek kerusakan
Perumusan Failure Defense Task (FDT) untuk eksekusi
2.1.2.5. Tentukan assumsi dan groundrules yang akan digunakan untuk
menganalisis
2.1.2.6. List individual komponen atau berbagai fungsi
2.1.2.7. Kembangkan blok diagram (Fault Tree Analysis)
2.1.2.8. Device an analysis worksheet.
2.1.2.9. Rasio FMEA oleh external dan internal
2.1.2.10. Pengukuran Efektifitas hasil untuk meningkatkan kehandalan
unit.
2.1.2.11. Rekomendasi
2.1.3. Failure Defense Planning (FDP) – RCFA (Root Cause failure Analysis).
2.1.3.1. Daftar Problem / Identify the unacceptable performance.
Daftar permasalahan yang belum diketahui akar
permasalahannya dalam proses FMEA
2.1.3.2. Workshop
Dilengkapi jadual & peserta
2.1.3.3. Identifikasi & rekomendasi hasil RCFA
Akar permasalahan yang ditemukan, dokumentasinya dan
ketepatan rekomendasi yang dihasilkan dari workshop RCFA
2.1.3.4. Cost benefit analysis (CBA)
Perhitungan biaya yang bisa dihemat dari penyelesaian masalah
dari RCFA
67
2.1.4.5. Melakukan workshop koordinasi (engineering, operasi dan
pemeliharaan) untuk membuat program-program recovery untuk
peralatan yang masuk kategori merah dan kuning.
68
2.2. Operation Management
2.2.1. Shift Meeting
Kegiatan teragenda untuk mencapai koordinasi internal shift dan
kesinambungan pergantian shift.
69
terakhir unit pembangkit (kajian evaluasi gangguan, histori
peralatan, rencana pemeliharaan, rencana produksi, kondisi
bahan bakar dan lain lain)
3. Efficiency Management
3.1. Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit yang efisien)
3.1.1. Operator bertanggung jawab untuk meminimalkan “controllable” losses
3.1.2. Operator membuat keputusan-keputusan yang menghasilkan dampak
besar pada heat rate,
70
3.2. Efficiency Improvement.
3.2.1. Baselining didasarkan pada data heat balance
3.2.2. Data collection
3.2.3. Heat balance modelling : model based normalization
3.2.4. Performance Test
3.2.5. Identify corrective action.
71
V
IDENTIFIKASI RISIKO
BAB V
IDENTIFIKASI RISIKO
Langkah yang paling kritis dalam proses mengelola risiko adalah proses Identifikasi risiko
dalam setiap kegiatan. Suatu organisasi harus dapat melihat secara jelas risiko yang
terkandung dalam setiap proses bisnis karena risiko tidak akan bisa di asses dan dikelola
sebelum dapat diidentifikasi.
Keberhasilan dalam mengelola risiko sangat tergantung kepada kualitas pernyataan risiko
(risk statement) serta pemahaman terhadap risiko yang terkandung dalam pernyataan
tersebut.
Aspek umum yang dapat dipertimbangkan untuk identifikasi risiko antara lain :
• Personil
• Proses
• Infrastruktur
• Technology
Identifikasi risiko pada proses bisnis Bidangan Pembangkitan berisi identifikasi risiko yang
berpotensi timbul dalam pelaksanaan pengelolaan Unit pembangkit dan dimaksudkan untuk
mempermudah serta dapat menjadi template bagi manajemen Unit pembangkit untuk
membuat analisa risiko.
Namun demikian, karena sangat beragamnya Unit pembangkit yang ada dilingkungan PT
PLN (Persero) maka sangat mungkin terdapat adanya beberapa perbedaan yang perlu
penyesuaian.
72
IDENTIFIKASI RISIKO
73
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Identifikasi Pekerjaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.1.2. Efektivitas permintaan pekerjaan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Memastikan bahwa seluruh kerusakan di lapangan sudah dibuatkan permintaan pekerjaannya.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Seluruh kerusakan yang terjadi Daftar permintaan pekerjaan kurang dari 1 Jika permintaan pekerjaan masih sangat sedikit dibandingkan
sudah dibuatkan permintaan 20% kerusakan di lapangan jumlah kerusakan yang terjadi mengakibatkan semua kerusakan
pekerjaan. tidak bisa diperbaiki, karena ketidaksiapan resources yaitu
ketidaksiapan material, manhours (jumlah orang & kompetensi
yang dibutuhkan), tools, APD (alat pelindung diri), lama & interval
pekerjaan serta standard job . Sebagai catatan, PR (Purchase
Requisition ) untuk pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ke - 3 atau
material yang tidak ada di gudang. Sedangkan IR (Issued
Requisition ) untuk material yang sudah tersedia di gudang
2 Pekerjaan yang seharusnya diprioritaskan tidak terlaksana
74
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Identifikasi Pekerjaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.1.3. Morning Meeting - Agenda
Agenda :
- Plant status dari Shift Supervisor Produksi
- Daftar backlog dan kemungkinan backlog untuk pekerjaan urgent dari Bidang Perencanaan & Evaluasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Pemeliharaan
- Mereview emergency work serta ILS (Incident Log Sheet) dan Daily/Weekly/Yearly Plan dari Bidang Perencanaan
& Evaluasi Pemeliharaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Sudah dilakukan persiapan Tidak ada materi yang disiapkan atau Jika tidak ada materi yang disiapkan atau materinya tidak lengkap maka
secara rutin terhadap semua sudah dilakukan persiapan tetapi tidak hal - hal berikut tidak diketahui : lokasi gangguan / kerusakan beserta
materi dan sudah lengkap mencakup semua materi identitas peralatannya, jenis gangguan / kerusakan, deviasi parameter
didistribusikan/diketahui peserta persiapan standar. Informasi kurang gangguan / kerusakan, efek yg ditimbulkan dari gangguan / kerusakan
sebelum meeting. Peserta lengkap tersedia pada saat meeting dan tersebut, serta target penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.
paham terhadap materi dan peserta belum memahami
menjadi acuan selama meeting
75
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Identifikasi Pekerjaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.1.4. Morning Meeting - Persiapan
Hasil dari morning meeting dan lingkungan pendukungnya (kehadiran peserta terkait & pejabat berwenang, terjadinya
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses gangguan seperti dering & penerimaan telpon oleh peserta, peserta rapat keluar masuk ruangan, terjadinya debat
kusir, dsb)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 1 Menghasilkan WO (work 1 Morning meeting hanya merubah Jika hanya sekedar mengubah ILS (Incident Log Sheet) menjadi WO
order ) dengan prioritas dan ILS (Incident Log Sheet) menjadi (Work Order), dan kehadiran pihak terkait tidak optimal serta masih
tanggal jatuh tempo yang WO (Work Order) , sedangkan banyak terjadi gangguan selama rapat berlangsung, maka WO yang
sesuai dengan kebutuhan prioritas dan target penyelesaian dihasilkan dipastikan tidak akurat, karena fungsi morning meeting selain
plant. pekerjaan kurang sesuai. mengubah ILS (Incident Log Sheet) menjadi WO, juga untuk
menetapkan prioritas (apakah tergolong WO normal, WO urgent atau
2 Kehadiran lengkap (peserta 2 Kehadiran peserta terkait 50% atau
WO emergency) dan menetapkan PIC (Personal in Charge).
terkait & pejabat kurang dan pejabat berwenang
berwenang) serta (Asisten Manajer Pemeliharaan,
gangguan rapat minimum Operasi & Enjiniring) jarang hadir.
3 Efektivitas meeting dan 1 Masih banyak terjadi gangguan 1 Morning meeting juga dijadikan fungsi koordinasi sehingga semua
tepat waktu selama rapat berlangsung (rapat tidak ketidaksesuaian yang terjadi di lapangan (diluar permasalahan
tepat waktu, peserta sering keluar yang telah dibuatkan ILS oleh operator) bisa ditampung yang
masuk ruangan, dering telephon / HP, selanjutnya diubah menjadi ILS
terjadi debat kusir dsb)
2 Persiapan yang baik, sebelum rapat semua peserta sudah
membawa materi yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu
pendistribusian materi pada saat rapat berlangsung.
76
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Identifikasi Pekerjaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.1.5. Morning Meeting - Efektifitas
Hasil dari morning meeting dan lingkungan pendukungnya (kehadiran peserta terkait & pejabat berwenang, terjadinya
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
gangguan dering & penerimaan telpon oleh peserta, peserta rapat keluar masuk ruangan, terjadinya debat kusir, dll)
77
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Harian
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.2.1. Identifikasi dan distribusi WO ( Work Order )
Pemahaman informasi mengenai WO ( Work Order ) urgent yang masih bersifat open, status WO dan personal
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan yang bertanggung jawab.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
6 Daftar WO (work order ) urgent 1 Tidak ada kejelasan, atau daftar WO Akibat yang ditimbulkan :
yang masih aktif tersedia urgent aktif tidak tersedia untuk
dengan mudah, status WO dan seluruh planner Bidang
planner Bidang Perencanaan & Perencanaan & Evaluasi
Evaluasi Pemeliharaan yang Pemeliharaan.
bertanggung jawab selalu up to
2 Status WO urgent tersedia dan 1 PIC (Personel In Charge) untuk pekerjaan terkait tidak jelas
date .
planner Bidang Perencanaan &
Evaluasi Pemeliharaan yang
bertanggung jawab tidak up to date.
78
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Harian
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.2.2. Pelaksanaan perencanaan harian
Pemahaman Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan yang bertanggung jawab, terhadap kegiatan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses pemeliharaan yang harus dilaksanakan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk merencanakan pekerjaan dan
mengidentifikasi sumber daya / resource .
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
7 Bidang Perencanaan & Evaluasi Bidang Perencanaan & Evaluasi Kerusakan yang terjadi pada hari itu dan harus segera dibuatkan WO -
Pemeliharaan memiliki Pemeliharaan tidak memiliki nya (serta harus selesai pada hari itu juga) menjadi tertunda karena
pemahaman penuh mengenai pemahaman mengenai kegiatan waktu yang dibutuhkan Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan
kegiatan pemeliharaan yang pemeliharaan yang harus dilakukan pada untuk mengumpulkan informasi sangat lama, harus datang langsung
harus dilakukan pada setiap setiap WO. Waktu yang dibutuhkan untuk ke lokasi, dan / atau masih harus bertanya pada pelaksana dsb,
WO. Waktu yang dibutuhkan membuat perencanaan lebih dari 1 hari. sehingga penyelesaian pekerjaan pemeliharaan menjadi tertunda.
kurang dari 1 hari.
79
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Harian
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.2.3. Informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi WO
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Efektifitas penggalian informasi untuk kelengkapan WO (work order), antara lain: ruang lingkup, safety issue, spare /
material, skill & manhours, special tool / equipment, job task / instruction dan final test. Termasuk memastikan
apakah pekerjaan harus mematikan equipment atau tidak.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
8 Supervisor pemeliharaan secara Supervisor pemeliharaan tidak 1 Menyebabkan inkonsistensi penulisan resources dalam WO
proaktif memberikan seluruh memberikan informasi yang cukup (kompetensi yang dibutuhkan & jumlah tenaga kerja yang cukup,
informasi yang dibutuhkan kepada Bidang Perencanaan & Evaluasi final test & safety requirement, tools, APD yang diperlukan).
kepada Bidang Perencanaan & Pemeliharaan. Identifikasi resources yang dibutuhkan harus selalu terupdate di
Evaluasi Pemeliharaan, tanpa SIT (Sistem Informasi Terpadu) (masalah dari sisi pelaksana
membuat pekerjaan menjadi pekerjaan)
tertunda
2 Jika informasi tidak cukup dan tidak ada kerjasama yang
kooperatif dari supervisor pemeliharaan, maka waktu yang
dibutuhkan membuat WO lebih lama, jika planner berusaha untuk
membuat work package selnegkap - lengkapnya.
80
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Harian
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.2.4. Kualitas work package
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kelengkapan work package sesuai dengan kebutuhan WO (work order)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
9 WO berisi deskripsi, lingkup WO (work order) hanya berisi deskripsi 1 Pelaksana tidak memahami secara menyeluruh pekerjaan yang
pekerjaan, spare/material, skill & dan lingkup pekerjaan, tidak ada informasi harus diselesaikan beserta perangkat pendukungnya sehingga
manhour, special lainnya penyelesaian pekerjaan menjadi terhambat. Termasuk jika skill
tool/equipment, job & manhour yang tidak dicantumkan maka tidak bisa dilakukan
task/instruction, post improvement saat pelaksanaan disesuaikan kebutuhan, misalnya
maintenance testing / final test harus dilakukan re-schedule disesuaikan dengan loading aktual
dan safety requirement , dengan pekerjaan.
kualitas yang baik (jelas,
lengkap dan mudah dipahami & 2 Tidak menguntungkan jika ditinjau dari kepentingan
dilaksanakan). kelengkapan data history.
81
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Harian
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.2.5. Penjadwalan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Alokasi sumber daya manusia dan penyesuaian rencana mingguan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
10 Penjadwalan sangat Penjadwalan tidak terkendali, berdasarkan 1 WO (work order) tidak terkelola dengan baik yaitu tidak jelas
mempertimbangkan kebutuhan keputusan salah satu pihak dalam kapan pekerjaan dimulai, tidak diketahui material di gudang
plant, didukung informasi morning meeting, atau hanya didominasi tersedia atau tidak, juga material yang diminta melalui PR
kebutuhan resource yang jelas. oleh ketersediaan spare/material serta (purchase requisition) tidak jelas kapan datangnya, schedule juga
tanpa didukung informasi kebutuhan tidak terkelola dengan baik.
resource secara menyeluruh yang jelas.
82
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Mingguan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.3.1. Identifikasi dan distribusi WO
Pemahaman informasi mengenai WO Normal yang open, status dan planner Bidang Perencanaan & Evaluasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
Pemeliharaan yang bertanggung jawab.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
11 Daftar WO (work order) urgent 1 Tidak ada kejelasan, atau daftar WO
yang masih aktif tersedia urgent aktif tidak tersedia untuk
dengan mudah, status WO dan seluruh planner Bidang Akibat yang ditimbulkan :
planner Bidang Perencanaan & Perencanaan & Evaluasi
Evaluasi Pemeliharaan yang Pemeliharaan.
bertanggung jawab selalu up to 2 Status WO urgent tersedia dan 1 PIC (Personel In Charge) untuk pekerjaan terkait tidak jelas
date. planner Bidang Perencanaan &
Evaluasi Pemeliharaan yang 2 WO tidak terkelola dengan baik yaitu tidak jelas kapan
bertanggung jawab tidak up to date. pekerjaan dimulai, tidak diketahui material di gudang tersedia atau
tidak, juga material yang diminta melalui PR tidak jelas kapan
datangnya, schedule juga tidak terkelola dengan baik.
Mengakibatkan progress pekerjaan di lapangan maupun yang
masih direncanakan tidak terkontrol.
3 Ketidakjelasan status WO menyebabkan inkonsistensi
pencantuman resources dalam WO (kompetensi yang
dibutuhkan & jumlah tenaga kerja yang cukup, final test & safety
requirement ). Identifikasi resources yang dibutuhkan harus selalu
terupdate di SIT (Sistem Informasi Terpadu) (masalah dari sisi
planner Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan)
83
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Mingguan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.3.2. Pelaksanaan perencanaan mingguan (Prasyarat)
Pemahaman Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan yang bertanggung jawab, terhadap kegiatan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses pemeliharaan yang harus dilaksanakan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk merencanakan pekerjaan dan
mengidentifikasi sumber daya / resource .
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
12 Bidang Perencanaan & Evaluasi Bidang Perencanaan & Evaluasi Kerusakan yang terjadi pada hari itu dan harus segera dibuatkan WO -
Pemeliharaan memiliki Pemeliharaan tidak memiliki nya (serta harus selesai pada hari itu juga) menjadi tertunda karena
pemahaman penuh mengenai pemahaman mengenai kegiatan waktu yang dibutuhkan Bidang Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan
kegiatan pemeliharaan yang pemeliharaan yang harus dilakukan pada untuk mengumpulkan informasi sangat lama, harus datang langsung
harus dilakukan pada setiap setiap WO. Waktu yang dibutuhkan untuk ke lokasi, dan / atau masih harus bertanya pada pelaksana dsb,
WO. Waktu yang dibutuhkan membuat perencanaan lebih dari 1 hari. sehingga penyelesaian pekerjaan pemeliharaan menjadi tertunda.
kurang dari 1 hari.
84
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Mingguan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.3.3. Penggalian informasi untuk kelengkapan WO
Efektifitas penggalian informasi untuk kelengkapan WO (work order), antara lain: ruang lingkup, safety issue, spare /
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses material, skill & manhours, special tool / equipment, job task / instruction dan final test. Termasuk memastikan
apakah pekerjaan harus mematikan equipment atau tidak.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
13 Supervisor pemeliharaan secara Supervisor pemeliharaan tidak 1 Menyebabkan inkonsistensi penulisan resources dalam WO
proaktif memberikan seluruh memberikan informasi yang cukup (kompetensi yang dibutuhkan & jumlah tenaga kerja yang cukup,
informasi yang dibutuhkan kepada Bidang Perencanaan & Evaluasi final test & safety requirement, tools, APD yang diperlukan).
kepada Bidang Perencanaan & Pemeliharaan. Identifikasi resources yang dibutuhkan harus selalu terupdate di
Evaluasi Pemeliharaan, tanpa SIT (Sistem Informasi Terpadu) (masalah dari sisi pelaksana
membuat pekerjaan menjadi pekerjaan)
tertunda
2 Jika informasi tidak cukup dan tidak ada kerjasama yang
kooperatif dari supervisor pemeliharaan, maka waktu yang
dibutuhkan membuat WO lebih lama, jika planner berusaha untuk
membuat work package selnegkap - lengkapnya.
85
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Mingguan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.3.4. Kualitas work package
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kelengkapan work package sesuai dengan kebutuhan WO (work order)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
14 WO berisi deskripsi, lingkup WO (work order) hanya berisi deskripsi 1 Pelaksana tidak memahami secara menyeluruh pekerjaan yang
pekerjaan, spare/material, skill & dan lingkup pekerjaan, tidak ada informasi harus diselesaikan beserta perangkat pendukungnya sehingga
manhour, special lainnya penyelesaian pekerjaan menjadi terhambat. Termasuk jika skill
tool/equipment, job & manhour yang tidak dicantumkan maka tidak bisa dilakukan
task/instruction, post improvement saat pelaksanaan disesuaikan kebutuhan, misalnya
maintenance testing / final test harus dilakukan re-schedule disesuaikan dengan loading aktual
dan safety requirement , dengan pekerjaan.
kualitas yang baik (jelas,
lengkap dan mudah dipahami & 2 Tidak menguntungkan jika ditinjau dari kepentingan kelengkapan
dilaksanakan). data history.
86
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Perencanaan Mingguan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.3.5. Penjadwalan 4 Mingguan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Alokasi sumber daya manusia (load balancing) dan rencana 4 Mingguan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
15 Penjadwalan sangat Penjadwalan tidak terkendali, berdasarkan 1 WO (Work Order) tidak terkelola dengan baik yaitu tidak jelas
mempertimbangkan kebutuhan keputusan salah satu pihak dalam kapan pekerjaan dimulai, tidak diketahui material di gudang
plant, didukung informasi morning meeting, atau hanya didominasi tersedia atau tidak, juga material yang diminta melalui PR
kebutuhan resource yang jelas. oleh ketersediaan spare / material serta (purchase requisition) tidak jelas kapan datangnya, schedule juga
tanpa didukung informasi kebutuhan tidak terkelola dengan baik. Pekerjaan untuk bulan berikutnya
resource secara menyeluruh yang jelas. menjadi tidak ter-manage.
2 Menyebabkan ketidakjelasan status WO (Work Order) sehingga
mengakibatkan inkonsistensi pencantuman resources dalam WO
(kompetensi yang dibutuhkan & jumlah tenaga kerja yang cukup,
post maintenance testing / final test & safety requirement).
Identifikasi resources yang dibutuhkan harus selalu terupdate di
SIT (Sistem Informasi Terpadu) (masalah dari sisi planner Bidang
Perencanaan & Evaluasi Pemeliharaan)
87
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Annual Planning
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.4.1. Jadwal dan rencana Pemeliharaaan Preventive (PM)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kalender kerja 1 tahun dengan mengidentifikasi outage atau proyek dalam 1 tahun kedepan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
16 Semua jadwal dan rencana Tidak ada penjadwalan dan perencanaan 1 Jika tidak ada penjadwalan dan perencanaan maka pemeliharaan
pemeliharaaan preventive atau penjadwalan dan rencana preventive tidak bisa disiapkan sumber daya / resource
tersedia di SIT (Sistem pemeliharaaan preventive tidak tersedia sehingga pekerjaan seolah - oleh bersifat run to failure.
Informasi Terpadu) dan dengan lengkap untuk seluruh sistem /
2 Contoh nyata risiko operasional jika preventive maintenance tidak
dipahami oleh tim pemeliharaan equipment dan belum dimasukkan ke SIT
dilaksanakan adalah pengaruh langsung pada meningkatnya
preventive . (Sistem Informasi Terpadu)
jumlah trip unit, meningkatnya kegagalan start (misalnya pada unit
gas turbine tidak dilakukan pemeliharaan preventive pada sistem
ignition dan filter parker / Temperature Aafter Turbine). Juga
berpotensi meningkatkan continuous derating (misalnya pada
peralatan kritis HP Pump & MCWP / Main Cooling Water Pump)
88
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Annual Planning
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.4.2. Pembagian load dan resource Preventive Maintenance (PM)
Daftar pembagian load pekerjaan, skill, manhour, material / spare dan tool pemeliharaan preventive yang telah
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ditentukan untuk 1 tahun kedepan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
17 Pembagian manhour, skill, Tidak ada pembagian load pekerjaan Pekerjaan pemeliharaan preventive tidak optimal, misalnya yang paling
material/part tool pemeliharaan pemeliharaan preventive atau pembagian nyata adalah manhour akan menumpuk di satu titik waktu, tidak ada
preventive yang telah ditentukan manhour pekerjaan telah di-breakdown distribusi yang seimbang
untuk 1 tahun kedepan dan untuk beberapa bulan kedepan, tetapi
dipahami oleh tim unit. tidak untuk resource yang lain.
18 Daftar kebutuhan biaya tahunan Daftar kebutuhan biaya tahunan tidak 1 Perencanaan anggaran pemeliharaan dalam RKAP tidak akurat
tersedia untuk semua pekerjaan lengkap
yang direncanakan. 2 Material rutin tidak tersedia di gudang
89
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Annual Planning
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.4.4. Review melalui annual meeting
Review:
- Daftar perubahan rencana tahunan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
- kehadiran Asman (Asisten Manajer) / Supervisor terkait
- update di SIT (Sistem Informasi Terpadu)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
19 Review daftar perubahan Saat review kehadiran manajemen/Spv Jika tidak dilakukan review, maka progress RKAP (Rencana Kerja &
rencana tahunan dihadiri dibawah 25% dan belum semua pekerjaan Anggaran Perusahaan) tidak termonitor dan penyerapan anggaran tidak
seluruh manajemen / Supervisor ter- update di SIT (Sistem Informasi optimal
terkait dan semua pekerjaan ter- Terpadu)
update di SIT (Sistem Informasi
Terpadu)
20 Menggunakan format baku untuk Tidak dilaksanakan secara teratur, Draft perencanaan 5 tahun tertuang dalam RJPP (Rencana Jangka
mengumpulkan informasi dan sistematis dan menyeluruh Panjang Perusahaan). Jika RJPP tidak dibuat atau dibuat tetapi
membuat draft. Dilaksanakan hasilnya tidak akurat (karena kekurangan sumber data, kehadiran
sesuai dengan jadwal. Item dan manajemen tidak optimal) maka RKAP yang dibuat tidak akurat dan
jasa dengan delivery yang implementasi deviasinya besar, karena RJPP merupakan salah satu
panjang telah diidentifikasi. sumber penting RKAP
90
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Long Term Planning
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.5.1. Yearly Planning 1
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Yearly planning meeting 1. Update draft rencana 5 tahun berdasarkan hasil meeting.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
21 Rapat dihadiri oleh seluruh Tidak dilaksanakan secara teratur, Draft perencanaan 5 tahun tertuang dalam RJPP (rencana jangka
peserta. Menghasilkan rencana sistematis dan menyeluruh panjang perusahaan). Jika RJPP tidak dibuat, atau dibuat tetapi
5 tahun yang siap untuk hasilnya tidak akurat (karena kekurangan sumber data, kehadiran
disetujui. manajemen tidak optimal) maka RKAP yang dibuat tidak akurat dan
implementasi deviasinya besar, karena RJPP merupakan salah satu
sumber penting RKAP
22 Persetujuan rencana 5 tahun Tidak dilaksanakan secara teratur, 1 Draft perencanaan 5 tahun tertuang dalam RJPP (rencana jangka
berhasil diperoleh. Distribusi sistematis dan menyeluruh panjang perusahaan). Jika RJPP tidak dibuat, atau dibuat tetapi
rencana 5 tahun telah dibuat. hasilnya tidak akurat (karena kekurangan sumber data, kehadiran
Visibility telah jelas untuk manajemen tidak optimal) maka RKAP yang dibuat tidak akurat
rencana 5 tahun. Untuk item dan dan implementasi deviasinya besar, karena RJPP merupakan
service yang membutuhkan salah satu sumber penting RKAP
delivery time panjang telah
diterbitkan RO-nya 2 Pada tahap ini, jika RO belum dibuat atau RO yang sekedar dibuat
sehingga menyebabkan kualitas administrasi yang tidak baik,
misalnya RO yang kurang lengkap dari sisi spesifikasi teknis atau
TOR nya, sehingga harus bolak-balik untuk melakukan konfirmasi
ulang dan banyak memakan waktu. Hal ini menyebabkan kurang
efektifnya proses pengadaan, sehingga kedatangan barang
melampaui batas waktu yang dibutuhkan atau barang datang,
sementara unit sudah dalam kondisi normal operasi.
91
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Long Term Planning
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.5.2. Identifikasi Item & Material yang membutuhkan delivery time yang panjang
Persetujuan rencana 5 tahun. Distribusi rencana 5 tahun. Visibility rencana 5 tahun. Menerbitkan RO untuk item dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
service yang membutuhkan delivery time panjang
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
23 Tersedianya daftar material Tidak dilaksanakan secara teratur, 1 Draft perencanaan 5 tahun tertuang dalam RJPP (rencana jangka
spesifik yang dibutuhkan, sistematis dan menyeluruh panjang perusahaan). Jika RJPP tidak dibuat, atau dibuat tetapi
anggaran jangka panjang , hasilnya tidak akurat (karena kekurangan sumber data, kehadiran
rencana Investasi dan jadwal manajemen tidak optimal) maka RKAP yang dibuat tidak akurat
overhaul dan implementasi deviasinya besar, karena RJPP merupakan
salah satu sumber penting RKAP
2 Pada tahap ini, jika RO belum dibuat atau RO yang sekedar dibuat
sehingga menyebabkan kualitas administrasi yang tidak baik,
misalnya RO yang kurang lengkap dari sisi spesifikasi teknis atau
TOR nya, sehingga harus bolak-balik untuk melakukan konfirmasi
ulang dan banyak memakan waktu. Hal ini menyebabkan kurang
efektifnya proses pengadaan, sehingga kedatangan barang
melampaui batas waktu yang dibutuhkan atau barang datang,
sementara unit sudah dalam kondisi normal operasi.
92
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan, monitoring/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.6.1. Distribusi WO ke Supervisor
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Distribusi WO ke semua Supervisor terkait setelah ada klarisifikasi dari Renevhar
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
24 WO telah terdistribusi ke semua WO tidak terdistribusi WO (work order) yang dikeluarkan oleh Bidang Perencanaan &
Supervisor terkait setelah ada Evaluasi Pemeliharaan membagi jenis pekerjaan ke dalam preventive,
klarisifikasi dari Bidang korektif atau overhaul. Jika WO ini tidak didistribusikan atau
Perencanaan & Evaluasi pendistribusian tanpa klarifikasi & klasifikasi akan menyulitkan
Pemeliharaan pelaksana pekerjaan di lapangan
93
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan, monitoring/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.6.2. Manajemen Tooling & Shops
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Manajemen tools dan Bengkel
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
25 Manajemen tool yang formal Memiliki tools / share sendiri. Tidak ada Menghambat kelancaran pekerjaan, tool mudah hilang, tempat kerja
telah diaplikasikan, terkendali spesifikasi atau standard tool. Tidak ada menjadi tidak rapi / berantakan.
dan teratur. Tools dapat dilacak tempat penyimpanan tool atau tool tak
sebagai store item. Program terkontrol. Tool tidak disimpan dalam
kalibrasi untuk tooling / tempat khusus.
instrumen akurat. Ada wilayah Central shops biasanya berantakan.
untuk tujuan perakitan. Petugas tempat yang tidak resmi / tidak khusus.
bagian penyimpanan tool Ventilasi untuk shop, penerangan,
memperbaiki tool. purpose built peralatan mengangkat dan menurunkan
area centers. Ada tempat untuk barang tidak mencukupi. Shop jauh dari
pekerjaan repair yang cepat tempat penyimpanan barang. Pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang berjalan tidak ditentukan dengan job
yang dilakukan oleh kru yang / area atau perintah kerja.
kompeten. Ada tempat terpisah
untuk laydown pekerjaan yang
sedang berjalan, penerimaan
material dan pekerjaan yang
telah selesai.
Manajemen tools dan kondisi
bengkel yang rapi & terjaga.
94
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan, monitoring/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.6.3. Kelengkapan Safety
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Alat Pelindung Diri (APD)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
26 Pelaksana telah Pelaksana pekerjaan tidak diperlengkapi Dapat terjadi gangguan kesehatan, kecelakaan dan bahkan dapat
memperlengkapi diri dengan dengan APD dalam melaksanakan mengancam jiwa pekerja.
APD dalam setiap pelaksanaan pekerjaan,
27 Semua eksekusi pekerjaan telah Pekerjaan dieksekusi tidak sesuai instruksi Terjadi kesalahan pengerjaan sehingga malah berpotensi menurunkan
sesuai dengan instruksi kerja kerja performance peralatan pasca pekerjaan pemeliharaan. Juga
dan manhour sesuai rencana menyebabkan inefisiensi waktu dan biaya.
28 Dilakukan testing segera setelah Tidak dilakukan testing Jika tidak dilakukan final test / post maintenance testing , maka hasil
pekerjaan perbaikan dinyatakan pekerjaan pemeliharaan / quality control dari pekerjaan tidak bisa
selesai dengan jaminan kualitas dipertanggungjawabkan
yang disetujui pihak terkait
95
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan, monitoring/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.6.6. Serah terima ke Operator dan Bidang Perencanaan & Evalusi Pemeliharaan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Serah terima peralatan setelah dinyatakan siap operasi
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
29 Dilakukan serah terima segera Tidak dilakukan serah terima peralatan 1 Jika tidak dilakukan post maintenance testing / final test ,
setelah peralatan dinyatakan makahasil pekerjaan pemeliharaan / quality control dari
siap untuk dioperasikan yang pekerjaan tidak bisa dipertanggungjawabkan
disetujui semua bidang terkait
2 karena tidak dilakukan serah terima, maka operator tidak
mengetahui kapan peralatan siap untuk dioperasikan.
30 Terlaksananya evaluasi Tidak dilakukan evaluasi terhadap 1 Tidak terungkap adanya kelemahan atau kesalahan serta
pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan Overhaul serta adanya deviasi antara rencana dengan realisasi pelaksanaan
Overhaul serta terecordnya data tidak dilakukan pembuatan historical data pekerjaan.
historical dari setiap pekerjaan. 2 Dengan tidak adanya historical data akan berpotensi terhadap
terjadinya misleading dalam pengambilan keputusan
pemeliharaan berikutnya.
31 Feedback disampaikan ke Tidak ada feedback 1 Jika tidak ada feedback maka tidak bisa dilakukan improvement
Renevhar segera setelah WO untuk pekerjaan pemeliharaan berikutnya (termasuk perbaikan
selesai dikerjakan. resources : standard job dsb). Tidak ada perencanaan & mitigasi
untuk mengantisipasi agar kerusakan tidak terjadi berulang.
Selanjutnya manajemen history pemeliharaan menjadi tidak
optimal.
2 Kelengkapan feedback WO / closing comment yang ditulis
dengan informatif informasi berupa isi job code(failure
mode,failure effect, dan corrective action), part causing failure
serta pengisian labor hours di modul labor costing belum bisa
dilakukan secara konsisten
96
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Dokumentasi Feedback
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.8.2. Informasi yang lengkap pada WO closed
Informasi feedback terdiri dari: failure mode & cause, tindakan korektif yang dilakukan, hasil test, pemakaian aktual
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
material, manhour dan resource lain, dll.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
32 Informasi tersedia lengkap, jelas Tidak ada informasi feedback dalam WO Jika tidak ada feedback maka tidak bisa dilakukan improvement untuk
dan mudah dipahami pekerjaan pemeliharaan berikutnya.(termasuk perbaikan resources :
standard job dsb) Tidak ada perencanaan & mitigasi untuk
mengantisipasi agar kerusakan tidak terjadi berulang. Selanjutnya
manajemen history pemeliharaan menjadi tidak optimal.
33 WO di-close dengan feedback WO di-close tanpa ada feedback Jika tidak ada feedback maka tidak bisa dilakukan improvement untuk
diisikan kedalam SIT (Sistem pekerjaan pemeliharaan berikutnya. (termasuk perbaikan resources :
Informasi Terpadu) standard job dsb)Tidak ada perencanaan & mitigasi untuk
mengantisipasi agar kerusakan tidak terjadi berulang. Selanjutnya
manajemen history pemeliharaan menjadi tidak optimal.
97
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Capital Planning & Maintenance Mix
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.9.1. Perencanaan Anggaran Pemeliharaan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Perencanaan anggaran yang optimal dengan mempertimbangkan LCC (life cycle cost)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
34 Strategi penggantian asset Tidak ada anggaran untuk memodali Perencanaan anggaran tidak dimasukkan dalam RKAP tetapi dalam
jangka panjang digunakan untuk penggantian asset. Setiap kasus ditangani sistem lain misalnya SKI (surat kuasa investasi). Anggaran
perencanaan modal. Proses pada saat munculnya kasus tersebut. pemeliharaan tidak terkendali.
anggaran tahunan memperbaiki
rencana jangka panjang dengan
mempertimbangkan LCC.
External benchmarking
digunakan untuk mendorong
dilakukannya Continous
Improvement.
98
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan WORK PLANNING & CONTROL
Tahap Proses Capital Planning & Maintenance Mix
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.1.9.2. Cost Posting
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pembebanan Biaya pada tiap peralatan.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
35 Ukuran kinerja adalah bagian Biaya diketahui tapi tidak terkontrol. Terjadi pekerjaan - pekerjaan pemeliharaan yang tidak perlu (over
dari kehidupan sehari-hari dalam Anggaran berlebih itu wajar. maintenance)
pembangkit.
Semua biaya dicatat dan
diketahui berdasarkan jenis
biaya, area, peralatan, work
order. unit pembangkit.
maintenance mix diukur,
diketahui dan digunakan untuk
memperbaiki target.
External benchmarking
digunakan untuk mendorong
dilakukannya Continous
Improvement.
99
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek
R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 1 Rekomendasi hasil OH (Overhaul) 1 Pada saat R1 : Review dan 1 Kebutuhan material, baik yang sudah pasti harus diganti
sudah dilakukan tindak lanjut rekomendasi OH (overhaul) terkait dengan umur atau material yang
tidak dilakukan tIndak lanjut direkomendasikan untuk diganti, maupun jasa yang
untuk planning berikutnya membutuhkan lead time panjang (sampai 18 bulan) tidak
bisa diidentifikasi atau tidak bisa diidentifikasi secara
jelas.
2 Tidak bisa memperbaiki standard overhaul, dimana
setelah ditemukannya failure mode baru (dari
pengalaman overhaul sendiri maupun best practice OEM
/ Original Equipment Manufacturer) seharusnya segera
dilakukan improvement standard OH.
3 Rencana evaluasi operasi (baik di tingkat unit maupun
korporat) tidak bisa melakukan fungsi scheduling,
memonitor & pengendalian
4 Tidak bisa segera merespon tuntutan asuransi atau
peraturan perundangan, dimana pada saat overhaul
ditemukan failure mode baru yang menuntut perubahan
scope overhaul tidak bisa diantisipasi sehingga
kemungkinan tidak bisa comply ke peraturan
perundangan.
100
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Jika memang ada rencana untuk memperbaiki scope
overhaul, misalnya waktunya diperpendek, maka akan
menemui hambatan dari sisi resources, misalnya
penyiapan tools, manhours, spare parts spesifik, dsb. Jika
terkait spare parts spesifik maka bisa membutuhkan
waktu pengadaan 18 bulan.
2 Review progress meeting R1, R2, 1 Pada saat R2 : Review progress 1 Karena tidak ada identifikasi kebutuhan atau identifikasi
R3, P1, P2 dan rekomendasi hasil meeting R1 tidak dilakukan yang tidak jelas, maka akan menghambat proses
OH (Overhaul) sudah dilakukan tIndak lanjut untuk planning berikutnya (tidak bisa dilakukan permintaan atau
tindak lanjut berikutnya penerbitan purchase order)
2 Terhambatnya penetapan Spare Parts Spesifik, Spare
Parts Umum, Project, Rehabilitasi dan Jasa dengan
delivery time 12 s/d 18 bulan termasuk penetapan
kebutuhan expert lokal maupun import
101
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Terhambatnya penerbitan RO/PO/DO atas kebutuhan
Spare Part Spesifik, Project, Rehabilitasi dan Jasa oleh
fungsi pengadaan.
102
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Terhambatnya penetapan Spare Parts Spesifik, Spare
Parts Umum, Project, Rehabilitasi dan Jasa dengan
delivery time 6 s/d 12 bulan termasuk penetapan
kebutuhan expert lokal maupun asing
4 Terhambatnya penerbitan RO/PO/DO atas kebutuhan
Spare Part Spesifik, Project, Rehabilitasi dan Jasa oleh
fungsi pengadaan.
5 Terhambatnya penyusunan RKAP (Rencana Kerja &
Anggaran Perusahaan) karena parts spesifik, project,
rehabilitasi dan jasa tersebut umumnya membutuhkan
anggaran besar dan harus dianggarkan dalam RKAP
3 Pada saat P1 : Review progress 1 Material spesifik atau material yang direkomendasikan
meeting R3 tidak dilakukan untuk diganti tidak tersedia pada saat overhaul
tIndak lanjut untuk planning berikutnya, atau kedatangan material / jasa yang
berikutnya terlambat sehingga dapat memundurkan jadwal overhaul
yang telah direncanakan.
103
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek
R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Anggaran pemeliharaan consumable dan pekerjaan
ikutan (termasuk jasa) secara keseluruhan tidak bisa
direncanakan secara optimal.
3 Terhambatnya penetapan Spare Parts Spesifik, Spare
Parts Umum, Project, Rehabilitasi dan Jasa dengan
delivery time 3 s/d 6 bulan termasuk penetapan
kebutuhan expert lokal maupun asing
4 Terhambatnya penetapan detail ruang lingkup OH, Tim
OH, Tools dan Sarana, Consumable Material dan Jasa
5 Masalah - masalah yang bisa ditimbulkan ditinjau dari
kesiapan resources :
104
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Dari Sisi Internal
A Terhambat untuk menyiapkan specific tool, spare
parts yang melekat pada mesin utama dan
peralatan pendukung (lifting device / Over Head
Travelling Crane) material consumables, tools
dan manpower dengan jumlah yang cukup dan
kompeten sebelum dilaksanakan inspection
105
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
D Terhambat dalam mempersiapkan Tim QC untuk
melakukan monitoring & controlling pekerjaan
inspection yang selanjutnya akan menyepakati
progress pekerjaan (khusus untuk jasa dengan
OEM / original equipment manufacturing)
4 Pada saat P2 : Review progress 1 Jika tidak dilakukan tindak lanjut terkait dengan
meeting P1 tidak dilakukan penggantian parts, maka kemungkinan bisa
tindak lanjut untuk planning menyebabkan penurunan kinerja sistem / sub system /
berikutnya equipment pada saat operasional [pasca overhaul].
106
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 Dari sisi owner (pemilik unit pembangkit)
A Terhambat untuk menyiapkan specific tool, spare
parts yang melekat pada mesin utama dan
peralatan pendukung (lifting device / Over Head
Travelling Crane) material consumables, tools
dan manpower dengan jumlah yang cukup dan
kompeten sebelum dilaksanakan inspection
107
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
D Terhambat dalam mempersiapkan Tim QC untuk
melakukan monitoring & controlling pekerjaan
inspection yang selanjutnya akan menyepakati
progress pekerjaan (khusus untuk jasa dengan
OEM / Original Equipment Manufacturer)
108
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Pada saat P3 : Review progress 1 Jika tidak dilakukan tindak lanjut terkait kebutuhan spare
meeting P2 tidak dilakukan parts, proses overhaul akan terganggu terkait
tindak lanjut. ketidaksiapan spare parts
2 Dapat memundurkan jadwal overhaul yang telah
direncanakan.
109
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 Dari sisi owner (pemilik unit pembangkit)
A Terhambat untuk menyiapkan specific tool, spare
parts yang melekat pada mesin utama dan
peralatan pendukung (lifting device / Over Head
Travelling Crane) material consumables, tools
dan manpower dengan jumlah yang cukup dan
kompeten sebelum dilaksanakan inspection
110
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning), review progress meeting R1, R2,
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2
Review hasil evaluasi, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH yang sudah dilaksanakan, serta review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses tindak lanjut meeting R1, R2, R3, P1, P2, hasil evaluasI, rekomendasi & rencana tindak lanjut OH
sebagaI input planning
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
D Terhambat dalam mempersiapkan Tim QC untuk
melakukan monitoring & controlling pekerjaan
inspection yang selanjutnya akan menyepakati
progress pekerjaan (khusus untuk jasa dengan
OEM / Original Equipment Manufacturer)
3 Semua data base sudah ada dalam Semua data base masih dalam Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
SIT (Sistem Informasi Terpadu) dan aplikasi manual masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
100% updated menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan menyusun atau memperbaharui scope
pekerjaan overhaul
111
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.2. Identifikasi Jadwal dan scope pekerjaan overhaul.
Identifikasi jadual, scope of work, baik yang standar maupun tambahan. Usulan Penerbitan WO dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
planner Outage yang bertanggung jawab.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 1 Jadual dan Scope OH (Overhaul) Jadual dan Scope OH Jadual yang belum diterbitkan akan mengganggu penyiapan
sudah dibuat (Overhaul) belum dibuat resources (penyediaan material spesifik & consumable, tools,
pengaturan man power dsb)
2 Penerbitan WO (Work Order) baru Penerbitan WO (Work Order) WO (Work Order) yang belum diterbitkan akan mengganggu
dibuat 100 % belum dibuat penyiapan resources (penyediaan material spesifik &
consumable, tools, pengaturan man power dsb)
3 Data base sudah ada di SIT (Sistem 1 Data base masaIah dalam 1 Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
Informasi Terpadu) 100% updated. aplikasI manual. masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan menyusun atau memperbaharui scope
pekerjaan overhaul
112
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.2. Identifikasi Jadwal dan scope pekerjaan overhaul.
Identifikasi jadual, scope of work, baik yang standar maupun tambahan. Usulan Penerbitan WO dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
planner Outage yang bertanggung jawab.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Kesulitan mengantisipasi jika dalam perjalanan terdapat
perubahan pola operasi yang menyebabkan pergeseran
jadwal overhaul (misalnya pergantian jenis bahan bakar
dari BBG ke BBM atau sebaliknya) bisa menyebabkan
MTBF (Mean Time Between Failure ) lebih besar jika
dibandingkan dengan interval inspection. hal ini bisa
menghambat :
A Penyiapan SOH untuk equipment non redundancy
yang tidak ada stock
B Menghambat penyiapan PR untuk equipment yang
redundancy bila belum ready
C Terhambat dalam melakukan review SERP juga
standard job.
113
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.3. Identifikasi kondisi performance unit (kondisi operasi)
Identifikasi potret kondisi operasi peralatan (hasil assesment ). Daya mampu netto, effisiensi, jam
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
operasI unit
114
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.3. Identifikasi kondisi performance unit (kondisi operasi)
Identifikasi potret kondisi operasi peralatan (hasil assesment ). Daya mampu netto, effisiensi, jam
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
operasI unit
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
C Dengan tidak dilakukan assessment maka juga tidak
dilakukan pembuatan tindak lanjut / rekomendasi,
serta membuat perencanaan mandiri untuk eksekusi
long term / mid term
115
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.3. Identifikasi kondisi performance unit (kondisi operasi)
Identifikasi potret kondisi operasi peralatan (hasil assesment ). Daya mampu netto, effisiensi, jam
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
operasI unit
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Kesulitan mengantisipasi jika dalam perjalanan terdapat
perubahan pola operasi yang menyebabkan pergeseran
jadwal overhaul (misalnya pergantian jenis bahan bakar
dari BBG ke BBM atau sebaliknya) bisa menyebabkan
MTBF lebih besar jika dibandingkan dengan interval
inspection. hal ini bisa menghambat :
116
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.4. Identifikasi kondisi peralatan dari pemeliharaan rutin (rekomendasi preventive, corrective &
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek predictive maintenance )
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Rekomendasi hasil darI pemeliharaan tactical dan non tactical
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 1 Rekomendasi hasil pemeliharaan Rekomendasi hasil 1 Menurunnya jumlah pemeliharaan preventive dari kondisi
rutin (tactical dan non tactical) pemeliharaan rutin (tactical dan ideal yang harus dilakukan yang berpotensi meningkatkan
100% sudah ditindaklanjuti non tactical) belum ditindak gangguan operasi pasca overhaul
lanjuti
2 Data base sudah ada di SIT (Sistem Data base masih dalam aplikasI 1 Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
Informasi Terpadu) 100% updated. manual masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan untuk melakukan improvement atau untuk
menyusun / memperbaharui scope pekerjaan overhaul
117
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
1.2.1.4. Identifikasi kondisi peralatan dari pemeliharaan rutin (rekomendasi preventive, corrective &
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek
predictive maintenance )
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Rekomendasi hasil darI pemeliharaan tactical dan non tactical
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Kesulitan mengantisipasi jika dalam perjalanan terdapat
perubahan pola operasi yang menyebabkan pergeseran
jadwal overhaul (misalnya pergantian jenis bahan bakar
dari BBG ke BBM atau sebaliknya) bisa menyebabkan
MTBF lebih besar jika dibandingkan dengan interval
inspection. hal ini bisa menghambat :
118
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
Identifikasi kebutuhan sparepart spesifik sesuai delivery time serta penerbitan issue requisition (IR)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
atau Recommended Order (RO) sebagaI dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 1 Sparepart utama / spesifik 100% 1 Spare part utama / spesifik Kebutuhan spare part utama / spesifik ini untuk overhaul
sudah diidentifikasi dan IR/RO belum diidentifikasi dan IR/RO dibagi atas 2 bagian, dan kedua hal ini yang harus
sudah diterbitkan dengan belum diterbitkan diidentifikasi sebelum diterbitkannya IR / RO, yaitu :
spesifikasi lengkap.
1 Parts yang harus diganti pada overhaul berikutnya terkait
dengan life time yang sudah habis (harus sudah diketahui
paling lambat 18 bulan sebelum overhaul)
119
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
Identifikasi kebutuhan sparepart spesifik sesuai delivery time serta penerbitan issue requisition (IR)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
atau Recommended Order (RO) sebagaI dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Jika masalah tindak lanjut terkait dengan penggantian
material maka jika tidak segera ditindaklanjuti akan
menghambat dari sisi pengadaan material, apalagi jika
material tersebut membutuhkan delivery time yang
panjang. Masalah - masalah terkait dengan pengadaan
yang membutuhkan delivery time panjang bisa
diidentifikasikan sebagai berikut : Salah satu contoh
masalah adalah pada saat mempersiapkan spesifikasi
teknis. Masalah - masalah umum yang terkait dengan
spesifikasi teknis ini adalah: detil spesifikasi,
perubahan spesifikasi dan approval spesifikasi.
120
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
Identifikasi kebutuhan sparepart spesifik sesuai delivery time serta penerbitan issue requisition (IR)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
atau Recommended Order (RO) sebagaI dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Detail spesifikasi teknik yang tidak lengkap karena
persiapan yang tidak cukup sehingga akan menghambat
proses pengadaan. Spesifikasi yang tidak lengkap juga
berpotensi menyebabkan perubahan spesifikasi teknik di
tengah jalan yang berdampak pada mundurnya kesiapan
material. Dalam beberapa hal, masalah approval
spesiifikasi juga bisa menjadi hambatan misalnya proses
approval membutuhkan waktu lama (bahkan tidak
diapprove) oleh pejabat terkait. Umumnya spesifikasi
teknik yang tidak diapprove oleh pejabat berwenang tidak
akan diperoses oleh pengadaan.
121
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
Identifikasi kebutuhan sparepart spesifik sesuai delivery time serta penerbitan issue requisition (IR)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
atau Recommended Order (RO) sebagaI dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Data base sudah ada di SIT (Sistem 1 Data base masih dalam aplikasI 1 Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
Informasi Terpadu) 100% updated. manual masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan untuk melakukan improvement atau untuk
menyusun / memperbaharui scope pekerjaan overhaul
2 Jadual kegiatan Manajemen Outage yang belum
terstruktur secara baik bisa menyebabkan kehilangan
riwayat / historical.
3 Kesulitan mengantisipasi jika dalam perjalanan terdapat
perubahan pola operasi yang menyebabkan pergeseran
jadwal overhaul (misalnya pergantian jenis bahan bakar
dari BBG ke BBM atau sebaliknya) bisa menyebabkan
MTBF lebih besar jika dibandingkan dengan interval
inspection. hal ini bisa menghambat :
A Penyiapan SOH (Stock on Hand )untuk equipment
non redundancy yang tidak ada stock
B Menghambat penyiapan PR (Purchase Requisition)
untuk equipment yang redundancy bila belum ready
122
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
Identifikasi kebutuhan sparepart spesifik sesuai delivery time serta penerbitan issue requisition (IR)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
atau Recommended Order (RO) sebagaI dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
C Terhambat dalam melakukan review SERP (System
Equipment Reliability Prioritization) juga standard
job.
123
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH (Overhaul) yang lalu
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
124
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH (Overhaul) yang lalu
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Tidak bisa segera merespon tuntutan asuransi atau
peraturan perundangan, dimana pada saat overhaul
ditemukan failure mode baru yang menuntut perubahan
scope overhaul tidak bisa diantisipasi sehingga
kemungkinan tidak bisa comply ke peraturan
perundangan.
6 Jika memang ada rencana untuk memperbaiki scope
overhaul, misalnya waktunya diperpendek, maka akan
menemui hambatan dari sisi resources, misalnya
penyiapan tools, manhours, spare parts spesifik, dsb. Jika
terkait spare parts spesifik maka bisa membutuhkan
waktu pengadaan 18 bulan.
2 Data base masih dalam aplikasI 2 Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
manual masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan untuk melakukan improvement atau untuk
menyusun / memperbaharui scope pekerjaan overhaul
125
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
7 Pertemuan kegiatan R1 dilaksanakan Pertemuan kegiatan R1 tidak Masalah yang ditimbulkan sama dengan penjelasan nomor
dengan peserta 100% undangan dilaksanakan 1.2.1.1 diatas
(perfungsi), tanggal pertemuan
Progress kemajuan jika sudah dilakukan tindak lanjut tidak
dilaksanakan sesuai tanggal yang
diketahui
ditetapkan
8 1 Checklist kesiapan OH sudah 1 Checklist kesiapan OH belum Jika checklist kesiapan OH terkait erat dengan keberhasilan
dilakukan oleh ASMAN dan dilakukan eksekusi pekerjaan overhaul. Jika checklist kesiapan ini belum
dIsetujui oleh Manajer dengan dilaksanakan, maka proses yang terganggu adalah :
tingkat kesiapan 100%
1 Performance Test Awal ( Before ) :
Proses validitas data yang diambil sebagai Acuan
sebelum dilaksanakannya pekerjaan OH kemungkinan
besar menjadi tidak akurat.
2 Pelaksanaan OH Awal Shut Down :
Terganggunya persiapan - persiapan (preaparation)
pekerjaan yang meliputi :
A Persiapan / Pengambilan Spare Part Umum /
Spesifik
126
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
B Persiapan / Pengambilan Material consumable
C Persiapan Tools
D Konfirmasi Tenaga Kerja ( Outsourcing )
E Briefing ( K3 / Tim OH )
3 Periode Disassembly :
Jika checklist kesiapan belum dilaksanakan pada periode
ini maka dikawatirkan pekerjaan isolasi terhadap
peralatan yang akan dieksekusi tidak optimal sehingga
tidak tercover seluruhnya, mungkin ada yang tidak
dikerjakan sama sekali karena terlewat.
4 Periode Inspeksi :
Jika checklist kesiapan belum dilaksanakan pada periode
ini maka dikawatirkan pekerjaan melihat kondisi dari
peralatan, baik secara visual maupun dengan pengukuran
tidak berjalan dengan optimal.
127
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Periode Assembly :
Jika checklist kesiapan belum dilaksanakan pada periode
ini maka dikawatirkan pekerjaan pemasangan setelah
dilakukan disassembly & inspeksi sesuai standard job
peralatan tidak berjalan dengan optimal.
6 Periode Pengujian ( Test ) :
Jika checklist kesiapan belum dilaksanakan pada periode
ini maka dikawatirkan pekerjaan menguji peralatan, baik
secara visual maupun dengan pengukuran apakah telah
memenuhi standard quality & safety yang dipersyaratkan
tidak berjalan dengan optimal, dimana pekerjaan
pengujian tersebut meliputi : individual test (sub system)
dan interlock test (system)
128
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Pre Outage (Perencanaan dan Persiapan) : untuk R1 (18 bulan perencanaan), R2 (12 bulan
Tahap Proses perencanaan), R3 (6 bulan perencanaan), P1 (3 bulan persiapan), P2 (1 bulan persiapan), P3 (1
minggu persiapan)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.1.7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
Pengamatan terhadap konsistensi pertemuan (koordinasi) dan proses kegiatan sesuai target yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ditetapkan antara lain : proses pengadaan barang beserta alokasinya sesuai format standard.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Data base sudah ada di SIT (Sistem 1 Data base masih dalam aplikasI 1 Data base yang masih dalam aplikasi manual atau belum
Informasi Terpadu) 100% updated. manual masuk seluruhnya dalam Sistem Informasi Terpadu
menyebabkan informasi yang ada tidak optimal
digunakan untuk melakukan improvement atau untuk
menyusun / memperbaharui scope pekerjaan overhaul
2 Jadual kegiatan Manajemen Outage yang belum
terstruktur secara baik bisa menyebabkan kehilangan
riwayat / historical.
129
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Pelaksanaan Overhaul
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.2.1. Dis-assembly
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pelaksanaan pembongkaran peralatan sesuai prosedur
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
9 Pekerjaan dis-assembly terlaksana sesuai Pekerjaan dis-assembly belum 1 Pekerjaan lebih lama : Terjadinya kerusakan part akibat
prosedur dan dilakukan dengan cara dan terlaksana sesuai prosedur kesalahan bongkar dan handling serta kemungkinan
peralatan yang sesuai serta terorganisir terjadinya kehilangan part / tools
dengan baik,
2 Dapat memundurkan realisasi jadwal overhaul yang telah
direncanakan.
130
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Pelaksanaan Overhaul
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.2.2. Inspeksi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran terhadap peralatan/engine yang di overhaul
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
10 Telah dilakukan inspeksi ( pemeriksaan, Pekerjaan inspeksi tidak berjalan 1 Terjadinya penggunaan kembali part-part yang tidak
pengamatan, pengukuran) terhadap dengan baik. memenuhi standard yang berakibat kepada tidak
peralatan-peralatan setelah dilakukan dis- tercapainya unjuk kerja yang ditargetkan ataupun
assembly. kerusakan.
131
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Pelaksanaan Overhaul
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.2.3. Assembly
Memastikan bahwa pekerjaan re assembly dilakukan dengan benar dan dengan part yang telah
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses direncanakan & berkualitas baik
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
11 Pekerjaan re assembly terlaksana sesuai Pekerjaan re assembly dilaksanakan 1 Performance unit tidak sesuai target; Berpotensi untuk
ketentuan, menggunakan sparepart belum sepenuhnya sesuai dengan terjadinya kerusakan lebih cepat serta target produksi dan
berkualitas baik serta dengan range waktu ketentuan dan terlambat. efisiensi tidak tercapai.
waktu yang tepat atau lebih cepat
2 Tidak bisa memperbaiki standard overhaul, dimana
setelah ditemukannya failure mode baru (dari
pengalaman overhaul sendiri maupun best practice OEM)
seharusnya segera dilakukan improvement standard OH.
132
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Pelaksanaan Overhaul
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.2.4. Test Peralatan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pelaksanaan Test terhadap perlatan secara individu
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
12 Semua peralatan secara individu atau Kondisi setiap peralatan secara 1 Gagal start, dapat membahayakan sistem ; Terjadinya
sistem/sub sistem telah di test sesuai individu belum diketahui, karena keterlambatan operasi.
ketentuan belum dilakukan individual test
133
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan OH (Overhaul)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.2.5. Periode Start-Up & Sinkron
Tersedianya kelengkapan start-up dan Sinkron yang meliputI tim start-up dan sinkron, SOP / IK start-
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses up, referensi standard operation book equipment, pelaksanaan pekerjaan start-up dan sinkron,
mekanisme koordinasi antar bidang dan unit
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
13 1 Kelengkapan pekerjaan start-up dan Kelengkapan pelaksanaan start- 1 Validasi Proses secara keseluruhan terhadap Hasil
sInkron 100%, SOP / IK start-up up dan sinkron tIdak lengkap, Pelaksanaan OH
dan sinkron 100% tersedia, koordInasI tidak optimal
koordinasi antar bidang / unit
optimal dan terjadual. 2 Pelaksanaan Start-Up tidak sesuai dengan Standar
134
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Post Outage
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.3.1. Performance Test.
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Test yang dilakukan terhadap unit untuk mengukur unjuk kerja setelah dilakukan overhaul
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
14 Performance Test telah dilakukan sesuai Performance Test tidak dilakukan atau 1 Unjuk kerja engine tidak diketahui dengan baik.
standard. dilakukan belum sesuai standard yang
2 Validasi Proses secara keseluruhan terhadap Hasil
yang ditentukan.
Pelaksanaan OH
3 Kegiatan Manajemen Outage yang belum terstruktur
secara baik bisa menyebabkan kehilangan riwayat /
historical.
4 Tidak bisa memperbaiki standard overhaul, dimana
setelah ditemukannya failure mode baru (dari
pengalaman overhaul sendiri maupun best practice OEM)
seharusnya segera dilakukan improvement standard OH.
135
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Post Outage
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.3.2. Pelaporan Hasil Overhaul
Semua kegiatan Pelaksanaan Overhaul, evaluasi dan rekomendasi akan disusun dalam bentuk laporan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
136
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Post Outage
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.3.3. Evaluasi dan Rekomendasi.
Evaluasi terhadap pelaksanaan OH serta terhadap hal yang harus diperhatikan ataupun hal-hal yang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses membutuhkan tindak lanjut.
No. Sasaran Pernyataan Risko Penjelasan
16 Laporan telah dilengkapi dengan evaluasi Laporan belum dilengkapi dengan 1 Tidak ada informasi apakah pelaksanaan overhaul telah
dan rekomendasi. Evaluasi dan Rekomendasi yang dilakukan sesuai standard atau tidak. Tidak ada informasi
jelas. tentang apa yang harus mendapat perhatian khusus.
137
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OUTAGE MANAGEMENT
Tahap Proses Eksekusi Pekerjaan OH (Overhaul)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.2.3.4. Rencana Tindak Lanjut OH Berikutnya
PenyampaIan rencana tindak lanjut darI laporan, evaluasi dan rekomendasI hasil pelaksanaan OH
yang mencakup :
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses - Rencana tindak lanjut untuk OH berikutnya ( program continuous improvement ).
- Rencana tindak lanjut kendala-kendala dalam perencanaan
138
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.1. Database Catalogue
Sebuah sajian informasi detail dari sebuah material atau barang yang menggambarkan secara jelas dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses lengkap tentang spesifikasi dan klasifikasi material yang terdokumentasi dalam bentuk format yang
teratur dan rapi
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 Data base catalog ada, Data base catalog belum ada, data Katalog merupakan pintu gerbang proses bisnis material. Dampak
terdokumentasi dan terintegrasi base material baru sebatas catatan- rendahnya kualitas katalog :
dalam SIT (Sistem Informasi catatan manual atau insidentil, 1 Efektifitas proses bisnis terganggu
Terpadu), struktur dan klasifikasi belum terstruktur dan belum ada 2 Ketidaksesuaian antara input dan output (Input dari fungsi
sudah baik, menjadi acuan atau klasifikasi dengan baik. S Shg katalog adalah : Pengambilan Barang / IR, Usulan
sumber informasi dalam pada saat diperlukan material Pengadaan / RO, Order Pembelian / PO, Penerimaan
pengelolaan material, sudah tidak tersedia/tidak cocok atau Barang / BA, dan Penyimpanan Barang)
memenuhi 100 % dari transaksi kurang Data base tidak
material, kelengkapan spesifikasi dapat di akses dengan baik sebab 3 Adanya duplikat dalam katalog
100 %, tidak ada duplikat dan software tidak user friendly 4 Pengulangan pembelian pada part yang sama dalam
penulisan standart 100 %, periode tertentu
continuous improvemen, updated 5 Menumpuknya material di gudang yang tidak jelas status
fungsi dan manfaatnya
6 Persediaan gudang tidak optimal
139
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.2. Usulan Pengadaan (RO)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Data material atau jasa yang terencana, informatip dan lengkap sebagai dasar proses pengadaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Usulan pengadaan (RO) sudah Usulan pengadaan (RO) dibuat 1 Proses bisnis material terganggu. Sebab dari sisi katalog
terjadwal dan terencana, seadanya, tidak terjadwal dan tidak semua equipment yang ada di unit harus terkatalog (dari
penyerahan ke bagian pengadaan ada unsur perencanaan, sisi kuantitas). Sedangkan kualitas katalog ditentukan
tepat waktu, usulan yg penyerahan ke bagian pengadaan beberapa kritera yaitu masalah kelengkapan deskripsi atau
dikembalikan (konfirmasi ulang) tidak tepat waktu, usulan yg spesifikasi, pola dan struktur penulisan dan duplikasi.
spesifikasi atau TOR lengkap 100 dikembalikan (konfirmasi ulang) Ukuran katalog sudah lengkap atau belum tergantung
%, rekap dan identifikasi spesifikasi atau kelengkapan TOR pada kelengkapan spesifikasi material. RO secara
berdasarkan kebutuhan sudah < 50 %, rekap identifikasi otomatis mengambil dari katalog.
ada, proses bisnis terintegrasi dan berdasarkan input kebutuhan belum
online dalam SIT, dokumentasi ada, proses bisnis RO manual, 2 RO yang sekedar dibuat menyebabkan kualitas
ada, monitoring terintegrasi dan dokumentasi belum ada, monitoring administrasi yang tidak baik, misalnya RO yang kurang
online dalam SIT, fungsi dan pengendalian belum ada. lengkap dari sisi spesifikasi teknis atau TOR nya, sehingga
pengendalian sudah baik, System Pendataan Material tidak harus bolak-balik untuk melakukan konfirmasi ulang dan
continous improvement standart banyak memakan waktu. Hal ini menyebabkan kurang
efektifnya proses pengadaan, sehingga kedatangan
barang melampaui batas waktu yang dibutuhkan atau
barang datang, sementara unit sudah dalam kondisi
normal operasi.
140
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Pengelompokan material Inventory policy tidak ada atau Jika inventory policy tidak ada atau implementasinya belum
berdasarkan kreteria Criticality, sudah ada tetapi implemantasi optimal, maka dampak umum yang terjadi adalah penumpukan
Avaibility dan usage value sudah belum ada. Inventory Policy tidak material di gudang (dengan kata lain material yang tersedia
dilaksanakan, Analisa dan up dated. digudang tidak semua material yang dibutuhkan, sementara
pengolahan data hasil Inventory Policy sudah ada namun material yang dibutuhkan tidak semua tersedia di gudang). Tetapi
pengelompokan sudah tidak konsisten secara lebih spesifik, dampak tidak ada kebijakan diuraikan
dilaksanakan, rekomendasi- berdasarkan tujuan dari dibuatnya inventory policy ini, yaitu :
rekomendasi terkait perlakuan dari
sisi inventory dan pengadaan
sudah ada. hasil analisa, 1 Pengelompokan material berdasarkan kriteria kekritisan
pengolahan data dan rekomendasi- (criticality), ketersediaan (lead time) dan nilai penggunaan
rekomendasi terdokumen dengan (usage value). Hal ini merupakan metode perencanaan
tertib dan baik, ada approval, kebutuhan spare part dengan memberikan perlakuan
Implementasi terhadap terhadap part berdasarkan skala prioritas, sehingga dapat
rekomendasi-rekomendasi 100 %, memberikan perlakuan / pengendalian yang berbeda
continous improvement terhadap item part, baik dari sisi metode inventorynya
maupun metode pengadaannya. Tujuannya adalah
mendapatkan tingkat ketersediaan spare part yang
optimal (tepat guna, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat
waktu dan tepat harga), untuk menjamin keandalan dan
effisiensi unit serta Tercapai titik kesetimbangan antara
tingkat pelayanan (Service Level) dan tingkat nilai
persediaan (Inventory Level). Jika hal ini tidak
dilaksanakan atau tidak optimal, maka yang terjadi
adalah :
141
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
A Kualitas data base katalog rendah
B Tidak ada pengendalian untuk melakukan cek fisik
lapangan
B Status part tidak jelas
2 Perlakuan dan pengendalian item material dari sisi
inventory / persediaan. Jika hal ini tidak dilakukan maka :
A Pengelompokan item part tidak akurat
142
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.3. Inventory Policy
Penerapan suatu Kebijakan perusahaan yang mengatur tentang pengelolaan material yang meliputi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses metode pengendalian persediaan, metode pembelian, dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara biaya inventory dan waktu pemesanan serta penggunaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Perlakuan dan pengendalian item material dari sisi proses
pengadaan. Jika hal ini tidak dilakukan maka :
143
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.4. Penetapan ROQ & ROP
Suatu sistem perencaan persediaan gudang dengan sistem auto ROQ & ROP (ROQ= Jumlah material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses yang dipesan dalam setiap order ; ROP =Jumlah tertentu dari persediaan sebagai acuan waktu dalam
pemesanan ulang)
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Rekomendasi setting ROP/ROQ Rekomendasi setting ROP/ROQ Setting ROP & ROQ (termasuk juga kontrak payung) merupakan
berdasarkan kriteria inventory berdasarkan kriteria inventory policy implementasi tindak lanjut dari inventory policy. Maka, jika setting
policy sudah ada, setting belum ada, setting ROP/ROQ ROP & ROQ ini tidak ada maka tidak akan diketahui seberapa
ROP/ROQ 100 % sesuai belum dilaksanakan baik & seberapa berhasil inventory policy yang telah dikeluarkan.
rekomendasi, rekap dan Jika setting ROP / ROQ bagus maka kebijakan inventory yang
identifikasi berdasarkan fungsi telah dikeluarkan ternyata bagus, demikian juga sebaliknya.
kebutuhan sudah ada, review dan Ukurannya adalah kuantitas dan kualitas (kelengkapan deskripsi
pengendalian terhadap akurasi atau spesifikasi, pola dan struktur penulisan dan duplikasi).
setiap 6 bulan, tingkat akurasi 100
% updated
144
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.5. Assesment persediaan gudang
Identifikasi dan review terhadap kondisi persediaan gudang secara detail dan periodik sebagai bentuk
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
monitoring dan pengendalian terhadap nilai persediaan gudang
145
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.6. Laporan Manajemen Material
Data yang berisi tentang kondisi persediaan dan semua transaksi material yang terdokumentasi dalam
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
bentuk laporan yang berfungsi untuk monitoring, pengendalian dan perencanaan proses bisnis material
146
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Inventory
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.1.7. Optimasi Stock Material Gudang
Identifikasi dan pemilahan stock material gudang berdasarkan nilai, tahun penerimaan dan asas
manfaat yang meliputi material layak pakai, tidak layak pakai, layak pakai mesin absolut dan material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
stock minimum, khusus material penerimaan sampai dengan Th 2006, dalam rangka optimalisasi stock
material gudang untuk menunjang keandalan dan efisiensi unit.
147
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.1. Supplier Master / Supplier Management
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar rekanan yang teridentifikasi secara detail disertai monitoring performancenya
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
8 Data suplyer sudah ada, data Data suplyer belum lengkap. Beberapa hal berikut ini akan terjadi jika manajemen supplier
base on line dan terintegrasi Data suplyer sudah ada , data base belum diimplementasikan secara optimal :
dalam SIT, klasifikasi sesuai masih manual, klasifikasi sesuai
capability sudah spesifik per jenis capability belum ada, identifikasi 1 Tidak terjalin kerjasama dan komunikasi yang sehat serta
barang atau jasa, identifikasi secara detail belum ada, evaluasi saling menghargai antara user dengan supplier.
secara detail sudah ada, evaluasi kinerja dan monitoring performance 2 Jika data base yang dimiliki belum optimal dan belum bisa
kinerja dan monitoring belum ada. Bagian/ seksi terkait yg digunakan sebagai tool untuk pengendalian & analisis,
performance terprogram secara bertanggung jawab perihal ini maka tidak bisa dipetakan dengan jelas supplier yang
periodik, data evaluasi kinerja belum jelas. memiliki performance terbaik untuk karakteristik
terdokumen dengan baik, tertib pengadaan barang tertentu. Ini jelas bukan merupakan
dan ada approval, data suplyer rekomendasi ideal.
dan data kinerja sudah linked, 3
Karena evaluasi kinerja dan monitoring performance
pembinaan terhadap supplyer
supplier belum ada maka tidak bisa dilakukan
secara terprogram sudah ada
improvement proses procurement kedepan sekaligus tidak
bisa dilakukan peningkatan terhadap performance supplier
itu sendiri. Pada akhirnya juga tidak ada definisi secara
jelas tujuan dan tanggungjawab untuk peningkatan
performance supplier, antara user dengan suppliernya
4 Optimalisasi supplier harus dilakukan sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam mata rantai supply chain management
berdasarkan Tata Kelola Unit Pembangkitan. Harga dan
kontrak menjadi faktor penting, tetapi yang tidak kalah
pentingnya potensial perbaikan secara terus menerus yang
bisa dilakukan.
148
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.1. Supplier Master / Supplier Management
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar rekanan yang teridentifikasi secara detail disertai monitoring performancenya
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Jika data base yang dimiliki belum optimal sehingga
manajemen supplier juga belum diimplementasikan
dengan baik, maka parameter - parameter berikut yang
seharusnya bisa digunakan sebagai pedoman & evaluasi
performance hubungan antara user dengan supplier juga
tidak berjalan dengan baik :
A Tidak dipertimbangkan untuk hubungan jangka
panjang dan/atau procurement dengan nilai atau
volume besar
B Perlu dilakukan perhatian khusus serta pembinaan
jika kebijakan yang dilakukan adalah
mempertahankan hubungan baik dengan supplier
149
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.2. Perencanaan dan pelaksanaan proses pengadaan
Rangkaian proses perencanaan dan pelaksanaan proses pengadaan yang effektif, effisien serta
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses terkendali dengan mengacu kepada mekanisme dan aturan perusahaan dalam rangka menjaga tingkat
ketersediaan material yang optimal untuk menunjang keandalan dan effisiensi unit
150
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.3. Monitoring dan Pengendalian Proses
Pelaksanaan monitoring pada setiap tahap proses pengadaan yang dilakukan secara periodik untuk
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
memastikan efektifitas dan efisiensi proses
151
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Merupakan kontrak jangka menengah atau panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai
kebutuhan
152
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Merupakan kontrak jangka menengah atau panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai
kebutuhan
153
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Pengadaan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.2.4. Kontrak Payung
Merupakan kontrak jangka menengah atau panjang kepada supplier tertentu untuk memenuhi material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses yang dibutuhkan yang sudah terprediksi penggunaannya dan dikirim dengan jumlah dan waktu sesuai
kebutuhan
154
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.1. Monitoring dan scheduling penerimaan barang
Melakukan monitoring, scheduling dan pengendalian terhadap rencana penerimaan barang sesuai
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
dengan levering kedatangan dalam PO
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
12 Informasi kedatangan barang Informasi kedatangan barang Proses penerimaan barang termasuk penerbitan berita acara
diterima secara SIT, monitoring diterima secara lisan, rencana menjadi terhambat, termasuk proses administrasinya juga
dan scheduling terhadap rencana penerimaan barang belum terhambat. Selanjutnya pembayaran kepada supplier juga
penerimaan barang dilaksanakan termonitoring, belum terjadwal dan terlambat
secara terprogram dan periodik, data belum tersaji secara baik dan
dokumentasi data baik dan tertib, informatip, dokumentasi belum
data tersaji secara baik dan dilaksanakan
informatip, updated, continuos
improvement
155
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.2. Pemilahan dan pemisahan material karantina
Pemisahan dan pemilahan terhadap material dalam masa karantina meliputi material yang belum
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
diperiksa, sudah diperiksa (ditolak atau diterima) dan material titipan
156
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.3. Identitas material
Pemberian kode material, nama material, expire date, satuan, golongan berbahaya, flamable dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
identitas yang lain
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
14 Identitas material sudah ada, Identitas material belum ada, sdh Dimungkinkan terjadinya duplikasi, dan kesalahan pada saat
sudah baku, sudah spesifik, sudah ada identitas tapi belum standart penggunaan material tersebut.
standart, identitas jelas dan
mudah dibaca, kerapian dan
estetika sangat baik, duplikasi 0
%, updated, continous
improvement
157
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.4. Stock Opname (Opname harian / stock count)
Melaksanakan pemeriksaan harian terhadap kesesuaian SOH gudang antara fisik dan catatan (Sistem
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Informasi Terpadu / SIT) yang dilakukan setiap hari pada akhir jam kerja dan hanya dilakukan terhadap
barang atau material yang bertransaksi (masuk atau keluar)
158
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.5. Prosedur penanganan dan penyimpanan material
Suatu pedoman baku tentang prosedur, tata cara penyimpanan dan tata cara penanganan, material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
dalam gudang
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
16 Prosedur penanganan dan Prosedur penanganan dan 1 Memiliki dampak uncomply terhadap Sistem Manajemen
penyimpanan material sudah penyimpanan material belum ada ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 atau SMK3
baku, aplikasi 100 %, mudah Sudah ada prosedure namun tidak Permenaker no. Per. 05/Men/1996. Selama ini prosedur
diakses, updated, continuous updated dan tidak dilaksanakan gudang masih menjadi bagian dari prosedur pengadaan.
improvement dengan baik
2 Terjadi kerusakan barang selama penyimpanan
159
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 1.3.3.6. Perencanaan dan proses pelaksanaan transaksi pergudangan (in dan out)
Rangkaian proses perencanaan dan proses pelaksanaan transaksi pergudangan yang meliputi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses penerimaan dan pengeluaran material, yang effektif, effisien serta terkendali dengan mengacu kepada
mekanisme dan aturan
160
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MATERIAL MANAGEMENT
Tahap Proses Manajemen Gudang
1.3.3.7. Identifikasi dan penanganan material dead stock, obsolete stock dan material return (material
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek
pengembalian bekas pakai)
Melakukan Identifikasi, monitoring dan pengendalian terhadap material dead stock, material obsolete
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses stock dan material return (pengembalian bekas pakai) secara terprogram, terdokumen dan ada tindak
lanjut
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
18 Identifikasi dan penanganan Identifikasi dan penanganan Jika terjadi penggantian equipment dengan spare parts baru,
material dead stock, obsolete material dead stock, obsolete stock maka equipment lama bekas pakai harus masuk gudang sebagai
stock dan material return sudah dan material return belum barang retur. Jika tidak ada Identifikasi dan penanganan material
dilaksanakan secara rutin dan dilaksanakan, belum tercatat, dead stock, obsolete stock dan material return (material
terjadwal, tercatat, terdokumen, belum terdokumen. pengembalian bekas pakai) terhadap proses ini, atau ada proses
data tersaji dengan baik dan tertib, Informasi-informasi penting material tetapi tidak optimal maka material lama bekas pakai tidak
updated, dilakukan pengkodean gudang (dead stock, obsolete terkendali keberadaannya, sehingga memiliki dampak uncomply
secara khussus, data base SIT, stock) tidak sampai ke user, terhadap peraturan. Hal ini terkait dengan penerimaan, dimana
ada tindak lanjut. continuos pelaksanaan tidak konsisten. jika tidak dilakukan pengendalian akan berdampak ke area
improvement penerimaan dimana manajemen gudang tidak akan pernah
mencatat aktivitas yang terjadi (tidak pernah terjadi aktivitas cross
check). Padahal bisa jadi material lama bekas pakai masih bisa
direkondisi dan suatu saat bisa dipakai kembali. Sehingga timbul
inefisiensi.
161
IDENTIFIKASI RISIKO
162
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - System Equipment Reliability Prioritization (SERP)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.1.2. Penetapan kriteria ranking
Kriteria:
- biaya operational
- produksi/availability
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses - kualitas produk
- safety and lingkungan
- peraturan pemerintah
- efisiensi produksi
163
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - System Equipment Reliability Prioritization (SERP)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.1.3. Workshop SERP
Workshop untuk membahas:
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses - nilai sistem dan peralatan menurut kriteria ranking
- kehadiran Subject Matter Expert (SME) dan Manajemen/Spv
164
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - System Equipment Reliability Prioritization (SERP)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.1.4. Hasil (MPI / Maintenance Prioritization Index)
MPI telah tersusun dengan komprehensif dan mudah dipahami, serta menggambarkan kondisi nyata dari plant
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
5 Jika SERP tidak ada dan tidak dipahami maka MO tidak bisa membuat
SOP OH (Standard job, resourcers, identifikasi risiko Lingkungan & K3)
sebagai bentuk keterlibatan terhadap proses continuous improvement
dan selanjutnya tidak bisa mengkoordinasikan SOP OH dengan WPC
(SIT / Sistem Informasi Terpadu)
165
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.1. Definisi sistem dan unjuk kerja yang dibutuhkan yang dibutuhkan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Sistem dan kriteria unjuk kerja Sistem belum terdifinisi Lingkup sistim serta peralatan yang ada didalamnya tidak terdefinisi dengan
harus sudah jelas. dengan jelas serta kebutuhan jelas. Begitu juga dengan unjuk kerja yang dibutuhkan, sehingga apabila terjadi
unjuk kerja belum ada failure tidak segera akan diketahui effeknya terhadap sistem secara
keseluruhan.
166
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.2. Identifikasi equipment yang membutuhkan FMEA
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar prioritas system dan equipment yang membutuhkan FMEA.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
6 Daftar prioritas system dan Tidak memiliki daftar FMEA akan dilakukan pada asset yang salah, karena prasyarat utama dari
equipment telah dibuat identifikasi equipment, FMEA adalah bahwa langkah pertama dilakukan terhadap asset yang memiliki
berdasarkan MPI (Maintenance termasuk di dalamnya system nilai tertinggi dari proses SERP
Prioritization Index) dan kebutuhan dan equipment yang rusak
plant pada saat ini. (shutdown), beroperasi di
bawah kapasitas serta dugaan
kerusakannya
167
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.3. Jadwal workshop FMEA
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Penjadwalan kegiatan workshop FMEA
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
7 Terdapat penjadwalan kegiatan Tidak ada penjadwalan atau Tidak menghasilkan FMEA atau paling tinggi menghasilkan rekomendasi
workshop FMEA dan dijalankan pelaksanaan kegiatan selalu FMEA dengan kualitas yang kurang baik & akurat. Akibat selanjutnya aktivitas
secara konsisten ada hambatan misalnya tidak pemeliharaan yang dilakukan juga salah.
tepat waktu, kurang lengkap
informasi atau masih dibuat
per kasus saja.
168
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.4. Workshop FMEA
Kualitas workshop untuk menggali data:
- mengidentifikasi kerusakan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses - mengidentifikasi penyebab kerusakan
- mengidentifikasi efek kerusakan
- merumuskan Failure Defense Task (FDT) untuk dieksekusi
169
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.5. Tentukan assumsi dan groundrules yang akan digunakan untuk menganalisis
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
9 Sudah tersedianya assumsi dan Kegiatan FMEA belum didasari Hasil tidak dapat dijadikan acuan dan berpotensi untuk terjadinya silang
ketentuan yang jelas untuk dengan assumsi dan pendapat.
dijadikan referensi kegiatan FMEA ketentuan-ketentuan standar
yang telah disepakati.
170
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.6. List Individual Komponen atau berbagai fungsi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
10 Daftar seluruh komponen ataupun Daftar komponen atau fungsi Komponen atau fungsi pada sistem tersebut tidak teregistrasi dengan baik,
fungsi pada sistem tersebut sudah belum ada atau tidak lengkap sehingga akan sulit untuk memahami fungsinya secara baik. Berpotensi untuk
tersedia secara lengkap. Daftar komponen atau fungsi terjadinya kesalahan dalam pengelompokan kedalam sistem yang lain.
sudah ada dan sudah lengkap
namun belum dipahami
171
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.7. Pengembangan Blok Diagram / Fault Tree Analisis
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
11 Tersedia methode / Petunjuk untuk Analisa Keandalan belum Analisa tidak dilakukan secara detail dan menyeluruh karena kegagalan secara
melakukan Analisa Keandalan dilakukan berdasarkan finansial akan berdampak besar
misalnya berdasarkan Blok methoda yang ditentukan (Blok
Diagram atau Fault Tree Analysis Diagram / Fault Tree analysis)
namun tidak up to date
Analisa Keandalan sudah
dilakukan berdasarkan
methoda yang ditentukan (Blok
Diagram / Fault Tree analysis)
namun tidak up to date
172
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.8. Device an Analysis worksheet.
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
12 Informasi tentang kerusakan Analysis work sheet belum Akan sulit untuk melakukan ranking berdasarkan dampak dan frekwensi
/kegagalan setiap komponen tersedia. Analisis worksheet kerusakan dan melakukan tindakan perbaikan yang paling tepat.
berikut dengan informasi lain yang sudah tersedia namun tidak
terkait harus sdh terecord pada standard
Analysis worksheet.
173
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.9. Ratio FMEA oleh external dan internal
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Perbandingan penyelesaian FMEA oleh pihak ketiga dan dari internal unit
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
13 Di bawah 5 % dikerjakan oleh tim Lebih dari 95% dikerjakan oleh 1 Alokasi resource yang mahal, jika hubungan dengan pihak eksternal
internal pihak ketiga. Pihak ke tiga menyangkut pembiayaan.
mengerjakan 95% namun tidak
2 Proses pembelajaran tim internal terhambat, karena tidak ada
kompeten
kreativitas, analisis, pengambilan keputusan
174
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.10. Pengukuran Efektifitas hasil untuk meningkatkan Keandalan Unit.
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
14 Pengukuran dilakukan oleh Tidak diukur atau belum 1 Tidak bisa menilai apakah FMEA telah dikerjakan atau tidak.
System Engineer secara mencantumkan referensi dan 2 Tidak bisa menilai apakah jika rekomendasi FMEA dikerjakan
terintegrasi dengan Sistem data pendukungnya. menghasilkan peningkatan kinerja asset yang dilakukan pekerjaan,
Informasi Terpadu (SIT). karena tidak adanya kontrol terhadap feed back yang diberikan oleh
pelaksana.
175
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.2.11. Rekomendasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
15 Temuan yang dilaporkan sudah Temuan belum dilengkapi Eksekutor tidak dapat melaksanakan tindak lanjut dengan baik
dilengkapi dengan rekomendasi dengan Rekomendasi
untuk tindakan selanjutnya.
176
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - Root Cause Failure Analysis (RCFA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.3.1. Daftar problem/Identify the unacceptable performance
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Daftar permasalahan yang belum diketahui akar permasalahannya dalam proses FMEA
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
16 Daftar problem sudah lengkap Daftar problem belum Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tidak maksimal
PLUS peringkat prioritas, schedule dikompilasi atau daftar
workshop RCFA dan diupload ke problem sudah ada tanpa
MIMS peringkat prioritas
177
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - Root Cause Failure Analysis (RCFA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.3.2. Workshop
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Dilengkapi Jadual dan peserta
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
17 Workshop terlaksana pada jadual Jadwal workshop berubah, Peserta yang hadir tidak dapat menemukan akar permasalahannya, sehingga
yang telah ditetapkan, dihadiri oleh beberapa personil kunci tidak menunda proses selanjutnya.
seluruh Undangan dan dapat hadir
terdokumentasi dalam daftar
kehadiran
178
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - Root Cause Failure Analysis (RCFA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.3.3. Identifikasi dan rekomendasi hasil RCFA
Akar permasalahan yang ditemukan, dokumentasinya dan ketepatan rekomendasi yang dihasilkan dari RCFA
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
179
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Failure Defense Planning (FDP) - Root Cause Failure Analysis (RCFA)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.3.4. Cost Benefit Analysis (CBA)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Perhitungan biaya yang bisa dihemat dari penyelesaian masalah dari RCFA
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
19 Tim dapat menyajikan CBA Pelaksanaan RCFA tidak Pelaksanaan RCFA berpeluang untuk menimbulkan kerugian.
sebagai dasar untuk pengambilan didukung dengan CBA
keputusan pelaksanaan RCFA Pelaksanaan RCFA didukung
dengan CBA namun tidak
akurat
180
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Baseline Audit
2.1.4.1. Melakukan pengambilan data melalui predictive tool technologi untuk semua peralatan berupa data
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek Vibrasi, thermography, oil analysis dll.
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
20 Data telah diambil secara kontinyu Proses pengambilan data Data tidak cukup sebagai bahan analysis, sehingga tidak bisa dibuat
dengan interval waktu yang belum terlaksana secara rekomendasi pemeliharaan. Pelaksanaan pemeliharaan akan tertunda.
memenuhi persyaratan dan telah kontinyu dengan interval waktu
terecord secara baik. yang memenuhi.
Proses pengambilan data telah
terlaksana secara kontinyu
dengan interval waktu yang
memenuhi namun tidak
terdokumentasi dengan baik
181
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Baseline Audit
2.1.4.2. Mengumpulkan Data Operasi berupa data gangguan, kerusakan, alarm, trip, derating, laporan hasil
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek gatecycle dan kondisi resource (fuel, lube oil, air)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
21 Data yang dibutuhkan telah Data tidak lengkap dan juga Perencanaan operasi dan pemeliharaan tidak akurat sehingga bisa terjadi
tersedia secara lengkap dan tidak akurat. missleading
akurat.
182
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Baseline Audit
2.1.4.3. Mengumpulan Data Pemeliharaan berupa history peralatan, jobcard feedback, laporan quality control.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek
183
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Baseline Audit
2.1.4.4. Melakukan workshop koordinasi (engineering, operasi dan Pemeliharaan) untuk membuat program
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek recovery terhadap peralatan yang masuk kedalam kategory merah dan kuning.
184
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.1. Setting Up Database Predictive Maintenance (PdM)
Setting Up data base Predictive Maintenance (Equipment & Technology Matric) berdasarkan SERP (System
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Equipment Reliability Prioritization) dan FMEA (Failure Mode & Effect Analysis)
185
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.2. Jadwal
Jadual bulanan pelaksanaan Predictive Maintenance, termasuk didalamnya resource manhours dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses peralatannya
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
25 Jadual tersusun lengkap dengan Belum ada jadual secara 1 Kontinuitas data untuk kepentingan analisa dan rekomendasi menjadi
resource dan secara konsisten mingguan, bulanan dan tidak terpenuhi.
dilaksanakan tahunan
2 Rentang waktu pengambilan data menjadi tidak konsisten, sehingga
Jadwal belum dibuat secara
kumpulan data yang dihasilkan menjadi tidak akurat.
konsisten, termasuk
perencanaan resourcenya. 3 Pengaturan resources (human, tools, time loading) menjadi terganggu
186
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.3. Persiapan Teknis Lapangan
Identifikasi dan persiapan pelaksanaan pekerjaan : manhours, skill, alat, metode, hubungan / koordinasi dengan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses bidang lain.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
26 Ada panduan persiapan yang Tidak ada panduan yang jelas 1 Karena tidak ada panduan yang jelas & dimengerti oleh pelaksana,
jelas, lengkap dan memenuhi dan dimengerti pelaksana maka area pengambilan data tidak konsisten . Padahal Salah satu
syarat persiapan yang baik untuk melaksanakan kerja syarat penting dari implementasi teknologi Predictive Maintenance
meliputi manhours, skill, alat & lapangan adalah bahwa saat pengambilan data dari waktu ke waktu harus
koordinasi antar bidang serta konsisten pada tempat yang sama, sehingga analisis yang dilakukan
dilaksanakan secara konsisten berdasarkan kumpulan data tersebut menjadi akurat.
2 Kemungkinan kesalahan mengoperasikan peralatan / tool Predictive
Maintenance (PdM)
187
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.4. Pengukuran (Monitoring)
Pengamatan kondisi peralatan dilakukan dengan mengukur level vibrasi, kondisi pelumasan, panas, impurities
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses dan lain - lain dengan menggunakan peralatan vibration monitoring, tribology tools, infra red dll.
188
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.5. Data Management
Penanganan data-data kondisi peralatan secara computerized dari data pengukuran dan data lainnya, termasuk
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses didalamnya membuat trend data, warning system dsb.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
28 Semua data computerized dan Data terkumpul dimanage dan 1 Manajemen data dan analisa yang dilakukan secara manual
termanage dengan baik dan dapat digunakan untuk melakukan menyebabkan inefisiensi waktu dan pemborosan kertas.
dimonitor dengan mudah sesuai analisa secara manual, tidak 2 Manajemen data dan analisa yang dilakukan secara manual umumnya
yang dibutuhkan dalam analisa menggunakan software hanya mendapatkan hasil overall dan tidak bisa digunakan untuk analisa
dan rekomendasi Predictive Maintenance yang akurat, sehingga hasilnya kemungkinan besar menjadi salah.
Terjadi kerusakan pada data Karakteristik yang dihasilkan tidak tepat.
storage
3 Manajemen data secara manual akan menyulitkan dari sisi
maintainance historical
4 Data yang disimpan hilang
189
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.6. Analisa & Rekomendasi
Analisa dari data terkumpul dan seluruh kondisi yang mempengaruhi operasi peralatan pembangkit dan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses memberikan rekomendasi kepada O/M
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
29 Analisa dari data terkumpul dan Analisa dilakukan sederhana 1 Analisa yang sederhana serta hanya menggunakan trend berpotensi
seluruh kondisi yang dengan hanya menggunakan menghasilkan analisa overall, sehingga tidak bisa menetapkan spektrum
mempengaruhi operasi peralatan trend data saja kelainan. Juga akurasi hasil analisa diragukan hasilnya, manakala trend
pembangkit dan memberikan Hasil analisa yang dilakukan data tidak akurat.
rekomendasi kepada Operation & tidak mencukupi untuk
Maintenance dijadikan rekomendasi kepasa 2 Analisa dengan menggunakan trend umumnya hanya menghasilkan
Operation & Maintenance hipotesa awal perihal batas waktu maksimal peralatan mampu
beroperasi.
190
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.7. Tindak Lanjut
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pelaksanaan, pengamatan atau perubahan schedule dan pekerjaan dari hasil analisa dan rekomendasi
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
30 Rekomendasi dilaksanakan secara Semua atau sebagian besar Performance peralatan dikawatirkan semakin menurun
konsisten dilengkapi dengan feed rekomendasi tidak
back bagi analizer dan telah ditindaklanjuti dan tidak ada
memberikan kontribusi positif bagi feed back untuk analizer.
performance peralatan Semua atau sebagian besar
rekomendasi tidak dapat
dilakukan dan ditindaklanjuti
serta tidak ada feed back
untuk analizer disebabkan oleh
faktor eksternal
191
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan RELIABILITY MANAGEMENT
Tahap Proses Predictive Maintenance (PdM)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.1.5.8. Cost and Benefit Analysis
Kalkulasi biaya pelaksanaan PdM dan hasil rekomendasinya dibanding dengan biaya yang akan timbul jika
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
pemeliharaan tidak terencana
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
31 Perhitungan Cost and Benefit Belum ada perhitungan Cost 1 Manajemen tidak memiliki dasar yang akurat untuk mengambil
dilakukan periodik atau per kasus and Benefit dalam kegiatan keputusan
secara baik dan menyeluruh serta Predictive Maintenance 2 Mengganggu pengaturan human resources
menghasilkan nilai positif dalam 3 Tidak mampu melihat kerugian yang ditimbulkan sampai katastropik,
efisiensi karena cost benefit analysis menghitung material sampai kejadian
ekstrim (katastropik)
192
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Shift Meeting
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.1. Shift Meeting
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kegiatan teragenda untuk mencapai koordinasi internal shift dan kesinambungan pergantian shift.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 Koordinasi internal shift secara Shift meeting tidak konsisten 1 Tidak terjadi koordinasi dan penyampaian informasi antara 1 shift
konsisten, tercapai koordinasi & dilaksanakan dan shift meeting jaga ke shift jaga berikutnya. Padahal, koordinasi dan penyampaian
kesepahaman tentang kondisi tidak terdokumentasi dengan baik. informasi ini sangat penting karena di dalamnya terdapat mandat
operasi dan tindakan yang sebagai berikut :
dilakukan. dan kesinambungan
pergantian shift menunjang A Membaca dan menganalisa laporan shift sebelumnya
kehandalan dan kontinyuitas B Melaksanakan evaluasi laporan gangguan yang terjadi
operasi serta menjadi budaya C Merencanakan & melaksanakan pekerjaan routine work operasi
Continuous Improvemen peralatan
D Briefing tugas khusus yang berkaitan dengan risiko K3 dan
kehandalan atau hal - hal lain yang berkaitan dengan risiko
operasi unit.
2 Karena tidak terjadi komunikasi dan penyampaian informasi, maka
jika terdapat peralatan yang abnormal bisa jadi dioperasikan oleh
shift berikutnya, sehingga kerusakannya bisa lebih parah.
193
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.2.1. Membuat rencana operasi jangka panjang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Perencanaan operasi jangka panjang
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Perencanaan pengoperasian Rencana operasi tidak dilakukan 1 Alokasi kebutuhan energi primer tidak bisa ditentukan jumlahnya
pembangkit jangka panjang dibuat sehingga mempengaruhi ketersediaan pembangkit.
dalam pengelolaan operasi
pembangkit, untuk menentukan 2 EOH mesin tidak dapat dihitung sehingga jadwal pemeliharaan dan
alokasi energi dan budget yang kebutuhan material pemeliharaan tidak dapat ditentukan yang
dibutuhkan. berakibat kehandalan pembangkitan menjadi terganggu
194
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.2.2. Membuat rencana daya mampu mingguan dan bulanan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Membuat rencana daya mampu
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Rencana daya mampu mingguan Rencana daya mampu mingguan Dengan tidak adanya atau tidak akuratnya rencana daya mampu, maka
dan daya mampu bulanan dan daya mampu bulanan tidak akan sullit untuk membuat rencana operasi dalam mengantisipasi kurva
tersedia dan siap untuk di tersedia atau tersedia namun bukan beban sistim.
informasikan kepada manajemen data yang paling mutakhir.
dan Pusat pengatur Beban.
195
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit
2.2.2.3. Mengoperasikan unit pembangkit dalam kondisi normal (seperti tertuang dalam SOP normal )
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.2.4. Mengoperasikan unit pembangkit dalam kondisi tidak normal (seperti tertuang dalam SOP tidak normal
)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pengoperasian unit pembangkit dalam kondisi normal dan tidak normal
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Pengoperasian mesin pembangkit SOP tidak dilaksanakan secara 1 Pada kondisi operasi normal bisa terjadi kesalahan operasi unit
dilakukan berdasarkan SOP konsisten pembangkit yang mengakibatkan terjadinya kerusakan peralatan
(normal dan tidak normal) yang dan membahayakan pengoperasian.
telah disusun agar pengoperasian
peralatan dilakukan secara baik 2 Pada kondisi operasi tidak normal bisa menyebabkan unit
dan benar pembangkit tidak bisa dioperasikan yang seharusnya bisa
dioperasikan dalam kondisi operasi derating/emergency.
196
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Pengoperasian, pengujian dan pengaturan jam kerja operasi peralatan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.3.1. s/d 2.2.3.3 Kehandalan (Pengoperasian, pengujian dan pengaturan jam kerja operasi peralatan)
Identifikasi kondisi operasi, pengujian/ pengaturan jam kerja operasi peralatan dgn change over untuk menjaga
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses kehandalan performa yang optimal; melakukan routine test peralatan sesuai jadwal (mingguan, 2 mingguan dan
bulanan) dan melakukan pengujian / performance test setelah perbaikan / overhaul.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Tersedia peta keandalan Pengoperasian Change over BOP 1 Tidak bisa diatur jam operasi masing-masing BOP sehingga
peralatan, pengujian dilakukan (Balance of Plant) tidak didesain pemeliharaan BOP tidak terencana dan berakibat kemungkinan
dengan terjadwal, melakukan dengan pola tertentu. Belum kerusakan BOP secara bersamaan untuk pemeliharaan breakdown.
change over peralatan dilakukan action untuk peningkatan
berdasarkan jam kerja operasi, kehandalan
2 Jika tidak dilakukan maka terjadi ketidaksiapan pada peralatan yang
terdapat evaluasi untuk
bersifat redundancy
peningkatan keandalan.
197
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan first line maintenance
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.4.1. Patrol Check & house keeping operasi
Kegiatan Patrol terencana untuk mengetahui gap / indikasi kelainan operasi dan menjaga kebersihan peralatan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
& lingkungan plant.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
6 Kegiatan-kegiatan Patrol Kegiatan Monitoring tidak 1 Pada saat unit sedang beroperasi, dilakukan patrol check dimana
terencana dilaksanakan sesuai dilaksanakan operator lokal mengawasi seluruh peralatan berfungsi dengan baik
jadual dan checklist 100% terisi dan dilakukan pencatatan sesuai parameter lokal. Jika patrol check
dilengkapi dengan catatan penting tidak dilaksanakan maka :
kondisi peralatan dan tindak lanjut A Peralatan tidak terpelihara & termonitor dengan baik.
jika terjadi kelainan pada
peralatan. dan kebersihan B Bisa jadi peralatan beroperasi dalam kondisi kritis tanpa
peralatan & lingkungan serta sepengetahuan operator
keselamatan pembangkit terjaga. C Berpengaruh langsung pada kinerja unit pembangkit, yaitu
meningkatnya EFOR dan menurunkan EAF
2 Jika tidak dilakukan house keeping, lingkungan sekitar peralatan
unit pembangkit tidak terjaga kebersihan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan risiko K3 dan lingkungan.
198
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan first line maintenance
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.4.2. Firstline maintenance / kecepatan penanganan gangguan
Kemampuan melakukan tindakan first line maintenance dan Termasuk ketepatan & kecepatan penanganan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
gangguan.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
7 Tindakan first line maintenance Tidak melakukan tindakan Kegiatan first line maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan
yang diperlukan senantiasa peralatan unit pembangkit pada kerusakan ringan. Misalnya pada kondisi
dilakukan, sesuai dengan gland bocor, maka operator harus mengetahui dan melakukan
prosedur. Melaporkan & pengerasan kembali pada gland tersebut dengan menggunakan
melaksanakan penanganan peralatan yang sudah tersedia. Jika hal itu tidak dilakukan maka bisa
gangguan secara tepat & cepat. berpotensi trip, terjadi kerusakan yang lebih parah dan meningkatnya
force derating.
199
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan first line maintenance
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.4.3. s/d 2.2.4.8. SOP Complay & Lap gangguan
Memastikan SOP yang update telah dilaksanakan dengan baik untuk menjaga keandalan dan efisiensi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
pembangkit. Setiap gangguan operasi ada laporan evaluasinya.
200
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.5.1. Entry Data Operasi & Kesesuaian ROH
Kemampuan untuk memastikan data operasi telah di entri dengan benar, konsisten dan valid, serta memastikan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ROH tercapai.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
9 Data operasi telah di entri dengan Tanpa melakukan cek data dan Jika tidak dilakukan entry data operasi dan kesesuaian ROH, maka tidak
benar, konsisten, valid dan up to Validasi bisa dilakukan complain jika terjadi statement derating oleh PLN
date, terdata base dan tersedia
tampilan trending data Serta
memastikan ROH tercapai.
201
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.5.2. Evaluasi kesiapan unit
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Melakukan evaluasi kesiapan terhadap unit terhadap rencana
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
10 Evaluasi kesiapan Unit dievaluasi Belum dilakukan evaluasi. Atau 1 Tidak diketahui apakah terjadi deviasi terhadap rencana.
secara periodik dan dilakukan apabila telah dilakukan, namun
dengan metode yang telah terlambat dan tidak akurat 2 Penyebab terjadinya deviasi tidak diketahui dengan baik, sehingga
disepakati. Hasil evaluasi tersedia tidak akan ada rekomendasi tindakan perbaikan
pada waktu yang telah ditentukan.
3 Akan sulit untuk membuat rencana operasi yang akurat.
202
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.5.3. Evaluasi Spesific Fuel Consumption (SFC)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Melakukan evaluasi terhadap konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan rencana.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
11 Evaluasi konsumsi bahan bakar Konsumsi bahan bakar spesifik 1 Tidak diketahui apakah terjadi deviasi terhadap rencana.
dievaluasi secara periodik dan tidak dievaluasi secara periodik.
2 Penyebab terjadinya deviasi tidak diketahui dengan baik, sehingga
dilakukan dengan metode yang
tidak akan ada rekomendasi tindakan perbaikan
benar. Hasil evaluasi tersedia
3 Akan sulit untuk membuat rencana operasi berdasa merit sistem.
203
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.5.4. SOP Review
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kelengkapan SOP, Update, Sosialisasi, Simulasi.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
12 SOP lengkap, selalu dilakukan SOP tidak lengkap jika tidak dilakukan review maka tidak bisa menindaklanjuti rekomendasi
review Update, terdokumentasi untuk kepentingan continuous improvement bidang operasi.
dengan baik, mudah diakses, Rekomendasi ini umumnya berasal dari failure defense planning (FDP)
Sosialisasi kepada semua pihak setelah dilakukan RCFA / FMEA terkait adanya gangguan / kerusakan
terkait , telah dilakukan Simulasi pada equipment tertentu, dimana rekomendasinya bisa berupa pekerjaan
sehingga menjamin kehandalan pemeliharaan dengan metode yang lebih baru maupun perbaikan cara
operasi. operasional. Perbaikan cara operasional ini tertampung dalam SOP
review, sehingga jika tidak dilakukan akan menyebabkan kerusakan
berulang atau kerusakan yang lebih parah.
204
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Pengelolaan bahan bakar dan bahan kimia
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.6.1. s/d 2.2.6.5. Pengelolaan Bahan Bakar
Perencanaan dan pengendalian persediaan Bahan Bakar untuk mencapai tingkat ketersediaan sesuai dengan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ketentuan yang ditetapkan Perusahaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
13 Perencanaan dan Pengendalian Perencanaan dan pengendalian Tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk operasional unit
Bahan Bakar sudah akurat Bahan Bakar belum dilaksanakan pembangkit pada periode tertentu, atau pemakaian bahan bakar melebihi
direncanakan memenuhi stock dan ketersediaan stock bahan / kekurangan pada periode tertentu.
aman kebutuhan operasi unit bakar tidak terprediksi dan atau
terjadi pembatasan beban
205
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Pengelolaan bahan bakar dan bahan kimia
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.6.6. Merencanakan kebutuhan bahan kimia
Perencanaan dan pengendalian persediaan kimia untuk mencapai tingkat ketersediaan sesuai dengan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
ketentuan yang ditetapkan Perusahaan
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
14 Perencanaan dan Pengendalian Perencanaan dan pengendalian 1 Tidak bisa memenuhi kebutuhan kimia untuk operasional unit
Kimia sudah akurat direncanakan Kimia belum dilaksanakan dan pembangkit pada periode tertentu, atau pemakaian kimia melebihi /
memenuhi stock aman kebutuhan ketersediaan stock kimia tidak kekurangan pada periode tertentu.
operasi unit terprediksi dan atau terjadi 2 Ketentuan pengelolaan barang-barang B3 harus diberi label MSDS
pembatasan beban (Material Safety Data Sheet) untuk memenuhi sistem manajemen
lingkungan dan SMK3 serta ketentuan proper
3 Bahwa komposisi bahan-bahan kimia harus disertakan COA
(Certificate of Analisys) untuk mengetahui komposisi/kandungan
kimianya
206
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Produksi
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7. Emergency Management
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
Apabila terjadi kondisi Emergency Kondisi darurat belum dikelola 1 Dapat terjadi black out.
(Darurat) sesuai ketentuan yang berlaku.
1 Pengelolaan pembangkit 2 Dapat terjadi kebakaran / ledakan
15 telah dilakukan sesuai
prosedur tanggap darurat.
2 Telah dilakukan koordinasi 3 Terjadi pencemaran
dengan pihak terkait
3 Pihak keamanan dan pihak 4 Terjadinya kecelakaan kerja serta gangguan kesehatan
terkait lainnya telah
dihubungi dan memahami
kondisi yang terjadi.
4 Telah dilakukan tindakan 5 Terjadinya gangguan keamanan dan kesalah pahaman dengan
pencegahan dan perbaikan pihak keamanan lokal maupun nasional
207
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7.1. Pelaporan Daya mampu mingguan dan bulanan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Melaporkan daya mampu mingguan dan bulanan ke P3B dan kantor pusat
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
16 Pembuatan dan penyampaian RDM Belum ada Rencana Daya Mampu 1 Jika belum ada Rencana Daya Mampu unit maka PLN tidak bisa
/RDB ( Rencana Daya Mampu ) Unit melakukan evaluasi kesiapan unit pembangkit sehingga kesulitan
tepat waktu dan tepat perencanaan. dalam memprediksi neraca daya sistem kelistrikan.
Tanpa terjadi revisi.
2 EOH mesin tidak dapat dihitung sehingga jadwal pemeliharaan dan
kebutuhan material pemeliharaan tidak dapat ditentukan yang
berakibat kehandalan pembangkitan menjadi terganggu
208
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7.2. Komunikasi dgn dispatcher & pelaporan.
Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan dispatcher Dilakukan oleh yang berwenang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
sesuai grid code/PPA (power purchase agreement)
209
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7.3. Pelaporan Gangguan Unit
210
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7.4 dan 2.2.7.5. Laporan Operasi
Kelengkapan dan keakuratan laporan yang dipakai sebagai evaluasi UP & Kantor Pusat, menggunakan fasilitas
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
SIT (Sistem Informasi Terpadu). Memberikan Acuan kebijakan Manajemen.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
19 Laporan tersedia lengkap dan Laporan kurang lengkap & tidak Tidak bisa melakukan evaluasi bila dibutuhkan keputusan yang cepat
akurat , konsisten dilaporkan awal tepat waktu
tepat waktu dengan evaluasi
memberikan acuan pada
kebijakan Manejemen. Laporan
menggunakan SIT perusahaan
menjadi database.
211
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan OPERATION MANAGEMENT
Tahap Proses Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 2.2.7.6.. Transaksi Energi/Setelmen
Download dan pembuatan berita acara serta ketepatan waktu upload data di web site. Agar transaksi energi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
dapat segera diproses .
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
20 Download dan pembuatan berita Download dan pembuatan berita Jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi kinerja losses atau
acara serta upload data di web acara serta upload data di web site pemakaian sendiri pembangkitan.
site perusahaan tepat waktu perusahaan sering salah & tidak
secara konsisten. Penyampaian tepat waktu.
Transaksi energi yang diproses
oleh pembangkitan tanpa terjadi
deviasi dalam toleransi terendah.
Database tersedia.
212
IDENTIFIKASI RISIKO
EFFICIENCY MANAGEMENT
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.1. Operator action
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kemampuan operator untuk meminimalkan controlable losses dan penurunan heat rate
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
1 Operator mampu mengoperasikan Pengoperasian pembangkit belum 1 Apabila operator tidak mempertimbangkan controlable losses
pembangkit dengan meminimalkan mempertimbangkan controlable maka akan dapat menurunkan efisiensi operasi peralatan dan
controlable losses serta mampu losses dan heat rate menambah beban pemakaian sendiri (PS) pembangkit
membuat keputusan-keputusan 2 Apabila operator tidak mempertimbangkan heat rate yang optimal
untuk mencapai heat rate optimal maka dapat menurunkan efisiensi unit pembangkit dan
menambah konsumsi bahan bakar
213
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.2.1. Baselining didasarkan pada data energy balance
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kemampuan untuk mengumpulkan data proses yang digunakan untuk memonitor kinerja plant.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Efisiensi operasi unit pembangkit Pengoperasian pembangkit tidak Jika tidak digunakan energy balance akan menyebabkan performance
memperhitungkan energy balance memperhitungkan energy balance peralatan pembangkit tidak dalam kondisi terbaik
pada seluruh peralatan pembangkit
214
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.2.2. Data Collection
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Kemampuan untuk mengumpulkan data proses yang digunakan untuk memonitor kinerja plant.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Sistem pengumpulan data otomatis Pengukuran yang digunakan Jika tidak ada data collection maka tidak bisa dibuat historical parameter
penuh digunakan secara efektif. sangat jelek operasi, dan tidak ada data untuk membandingkan performance
peralatan pada kondisi saat ini, sebelumnya dan pada saat komisioning.
215
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.2.3. Model based normalization
Kemampuan untuk menghitung data normalisasi, dengan meminimalkan efek dari kualitas masukan, laju
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
masukan dan kondisi operasi.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Normalisasi berbasis model telah Tidak ada dasar model Apabila tidak ada dasar model perhitungan normalisasi yang digunakan
dioptimalkan penuh. Tim efisiensi perhitungan normalisasi yang maka jika terjadi penurunan performance tidak bisa diketahui sumber
dalam organisasi mampu digunakan. kerusakan peralatan, serta tidak bisa mensimulasikan, menghitung dan
memodifikasi model apabila mendapatkan performance baru apabila telah dilakukan modifikasi atau
diperlukan. Terdapat kepercayaan inovasi.
diri yang tinggi untuk membuat
keputusan berdasarkan perhitungan
ini.
216
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.2.4. Performance Test
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses Pelaksanaan test untuk mengetahui performance effisiensi unit
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Performance test dilaksanakan Performance test tidak 1 Jika tidak dilakukan performance test maka tidak bisa melakukan
secara rutin (bulanan) untuk dilaksanakan secara konsisten monitoring peformance unit pembangkit serta tidak ada data untuk
mengetahui performance unit dan rekomendasi tidak akurat. melakukan evaluasi terhadap penurunan / peningkatan
sebagai dasar untuk deklare daya performance dari bulan ke bulan.
mampu bulanan dan mengetahui 2 Kesalahan rekomendasi tidak menghasilkan peningkatan
efisiensi pembangkit performance dan menyebabkan tindakan pemeliharaan menjadi
tidak efektif.
217
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan EFFICIENCY MANAGEMENT
Tahap Proses Peningkatan Efficiency
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 3.2.5. Identify corrective action.
Kemampuan untuk mengidentifikasi kegiatan korektif baik berupa pengaturan plant atau tindakan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
pemeliharaan.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
6 Melaksanakan corrective action untuk Corrective action tidak Apabila corrective action tidak segera dilakukan maka degradasi
memperbaiki penurunan performance dilaksanakan sesuai rekomendasi. performance terus berlanjut sehingga akan menyebabkan biaya operasi
unit pembangkit secara kontinu. dan pemakaian bahan bakar meningkat serta daya mampu dan
kehandalan menurun.
218
IDENTIFIKASI RISIKO
219
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Tinjauan Manajemen
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.2. Tinjauan Manajemen
Tinjauan manajemen merupakan suatu kegiatan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Sistem
Manajemen Terpadu ditinjau pada suatu selang waktu yang terencana; ditinjau kesesuaian, kecukupan
dan keefektifan penerapannya serta dinilai terhadap peluang perbaikan dan kebutuhan perubahan.
Tinjauan manajemen ini mencakup hasil audit, umpan balik pelanggan, kerja proses dan kesesuaian
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
produk, status tindakan koreksi dan pencegahan, perubahan yang dapat mempengaruhi Sistem
Manajemen Terpadu serta saran - saran perbaikan.
Hasil dari tinjauan manajemen mencakup keputusan dan tindakan untuk perbaiakn pada keefektifan
Sistem Manajemen Terpadu dan proses - prosesnya; perbaikan pada produk berkaitan dengan
persyaratan pelanggan serta sumber daya yang diperlukan.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
2 Tinjauan Manajemen dilakukan disertai Tinjauan manajemen tidak dilakukan 1 Jika tinjauan manajemen tidak dilakukan maka
analisa dengan menggunakan tools continuous improvement / peningkatan secara
analisis. Manajemen melakukan berkelanjutan di bidang mutu, lingkungan dan K3
kebijakkan untuk mengeliminasi tidak akan terjadi.
ketidaksesuaian atau deviasi rencana
realisasi setiap program yang sudah 2 Jika tinjauan manajemen tidak dilakukan, maka tidak
dimandatkan. Kebijakkan tersebut terbukti ada media untuk mengendalikan dan memelihara
efektif garis – garis besar Kebijakan Perusahaan sehingga
tujuan dan sasaran Sistem Manajemen Terpadu yang
telah ditetapkan tidak bisa tercapai.
220
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Tinjauan Manajemen
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.2. Tinjauan Manajemen
Tinjauan manajemen merupakan suatu kegiatan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Sistem
Manajemen Terpadu ditinjau pada suatu selang waktu yang terencana; ditinjau kesesuaian, kecukupan
dan keefektifan penerapannya serta dinilai terhadap peluang perbaikan dan kebutuhan perubahan.
Tinjauan manajemen ini mencakup hasil audit, umpan balik pelanggan, kerja proses dan kesesuaian
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
produk, status tindakan koreksi dan pencegahan, perubahan yang dapat mempengaruhi Sistem
Manajemen Terpadu serta saran - saran perbaikan.
Hasil dari tinjauan manajemen mencakup keputusan dan tindakan untuk perbaiakn pada keefektifan
Sistem Manajemen Terpadu dan proses - prosesnya; perbaikan pada produk berkaitan dengan
persyaratan pelanggan serta sumber daya yang diperlukan.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Jika tinjauan manajemen tidak dilakukan , maka tidak
ada media untuk melakukan koordinasi untuk
melaksanakan review manajemen dan audit internal
terhadap Kebijakan Perusahaan serta tujuan,
sasaran dan program pelaksanaan di bidang mutu,
lingkungan dan K3
4 Jika tinjauan manajemen tidak dilakukan, maka tidak
ada salah satu faktor pendorong penting untuk
melakukan pembaharuan terhadap seluruh dokumen
Sistem Manajemen Terpadu (Manual, Prosedur,
Instruksi Kerja dan Formulir) yang disesuaikan
dengan perkembangan kondisi operasional.
221
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pemahaman (Awareness)
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.3. Pemahaman (Awareness)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
3 Semua personal yang terlibat dalam SMT Pemahaman SMT (Sistem Manajemen Jika tidak dilakukan pemahaman secara komprehensive
(Sistem Manajemen Terpadu) memahami Terpadu) baru pada tim inti oleh semua pihak di lingkungan perusahaan / lingkungan
dengan baik serta (development team ) saja. kerja, maka akan terjadi hal - hal sebagai berikut :
mengimplementasikannya secara
konsisten dan menjdi bagian dari aktivitas 1 Kebijakan Perusahaan tidak bisa diimplementasikan
kerja sehari-hari sehingga menjadi contoh dengan baik.
untuk unit sejenis. 2 Tidak akan pernah terjadi pembiasaan untuk
membaca, mengerti dan menjalankan dokumen
Sistem Manajemen Terpadu sesuai dengan bidang
kerja masing - masing. Dokumen yang dimaksud
adalah Manual Perusahaan, Prosedur, Instruksi Kerja
dan Formulir.
3 Tidak mampu memahami tugas dan melaksanakan
pekerjaan sesuai Prosedur, Instruksi Kerja dan
Formulir yang sudah ditetapkan
4 Tidak mampu mengajukan usulan perbaikan / revisi
dokumen bila dianggap perlu
5 Tidak mampu melakukan tindakan perbaikan dan /
pencegahan dengan segera apabila menemukan
suatu ketidaksesuaian
222
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pengendalian Dokumen
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek Pengendalian Dokumen
Suatu kegiatan yang memastikan bahwa semua prosedur telah terdokumentasi; adanya persetujuan
dokumen; terjadi peninjauan dan persetujuan ulang untuk perubahan dokumen; telah dilakukan
identifikasi dokumen (perubahan dan revisi); semua dokumen telah terdistribusi kepada yang berhak
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
menerima; memastikan semua dokumen dapat dibaca dan mudah dikenali; telah dilakukan identifikasi,
distribusi dan pengendalian dokumen eksternal serta telah dilakukan identifikasi dan pengendalian
dokumen kadaluarsa.
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Automisasi Dokumen sudah dibangun dan Tidak ada pengendalian dokumen atau Apabila tidak ada pengendalian dokumen atau dokumen
diimplementasikan lebih dari 1 tahun dan dokumen masih manual dan tidak masih bersifat manual dan tidak terpelihara, akan terjadi hal -
dinilai baik menurut stake holder. terpelihara. hal sebagai berikut :
1 Tidak ada pedoman untuk mengatur semua
persyaratan wajib pengendalian dokumen Sistem
Manajemen Terpadu, misalnya mulai dari identifikasi
kebutuhan dokumen sampai dengan pengendalian
dokumen yang kadaluwarsa dan berlaku bagi
dokumen internal dan eksternal di lingkungan
223
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.1. Pengendalian Supplier dan Pihak Ke-3
Pengendalian supplier atau pihak ke - 3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mata rantai
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses supply chain management berdasarkan Tata Kelola Unit Pembangkitan, yang dipetakan berdasarkan 5
tingkat keberhasilan proses bisnis procurement yaitu mutu, lingkungan, K3, harga dan waktu.
224
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.1. Pengendalian Supplier dan Pihak Ke-3
Pengendalian supplier atau pihak ke - 3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mata rantai
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses supply chain management berdasarkan Tata Kelola Unit Pembangkitan, yang dipetakan berdasarkan 5
tingkat keberhasilan proses bisnis procurement yaitu mutu, lingkungan, K3, harga dan waktu.
225
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.1. Pengendalian Supplier dan Pihak Ke-3
Pengendalian supplier atau pihak ke - 3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mata rantai
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses supply chain management berdasarkan Tata Kelola Unit Pembangkitan, yang dipetakan berdasarkan 5
tingkat keberhasilan proses bisnis procurement yaitu mutu, lingkungan, K3, harga dan waktu.
226
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SISTEM
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2004 DAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS
18001:1999 dan Permenaker No. Per. 05/Men/1996)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.2. Ijin Safety (Safety Permit)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
7 1 Unit memliki Prosedur Ijin Tidak ada safety permit, atau prosedur Apabila tidak ada safety permit atau implementasi safety
Keselamatan dan Kesehatan Kerja safety permit telah ada tetapi tidak permit tidak dikendalikan serta tidak berjalan dengan optimal
untuk memastikan semua dijalankan, atau tidak ada pengendalian. maka bisa dimungkinkan terjadi hal - hal sebagai berikut :
pekerjaan yang mempunyai risiko
K3 tinggi dapat dikendalikan sesuai
dengan norma-norma kerja aman.
3 Unit telah menerapkan safety 2 Pekerja / mitra kerja atau siapapun yang bekerja
permit untuk pekerjaan panas (hot TIDAK AKAN TERLINDUNGI dari kecelakaan dan
work permit), pekerjaan di atau kerusakan properti, terutama sebagai akibat
ketinggian, pekerjaan di ruang suatu proses kerja yang mengandung resiko tinggi
terbatas, pekerjaan di air
/kedalaman.
4 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
227
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.3. Sistem Isolasi dan Penormalan serta Log Out dan Tag Out
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
8 1 Unit memiliki Prosedur Isolasi dan Tidak ada sistem isolasi & penormalan Jika sistem isolasi dan penormalan serta Log Out Tag Out
Penormalan serta Sistem Log Out serta Log Out Tag Out, atau telah ada tidak ada, atau telah ada tetapi tidak diimplementasikan dan
dan Tag Out sistem tetapi tidak dijalankan dan tidak dikendalikan dengan baik, maka kemungkinan akan terjadi
ada pengendalian. hal - hal sebagai berikut :
2 Unit telah mengidentifikasi
kegiatan pemeliharaan ataupun
operasi yang memerlukan isolasi
dan penerapan LOTO
3 Unit telah membuat kartu tagging 1 Sistem yang ada tidak bisa memastikan / menjamin
untuk semua kegaiatan yang keselamatan personil yang berada di tempat kerja.
memerlukan proses LOTO
4 Unit telah menyediakan semua 2 Sistem yang ada tidak mampu menjaga kondisi
fasilitas/peralatan yang diperlukan peralatan / mesin yang ada di lokasi tempat kerja
untuk kegiatan isolasi dan pada saat peralatan / mesin tersebut tidak boleh
penormalan dioperasikan karena sedang dalam perbaikan /
5 Prosedur ditinjau ulang secara pemeliharaan
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
228
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.4. Pengendalian Combustable Material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
9 1 Unit memliki Prosedure Tidak ada manajemen atau Apabila combustible material tidak dikendalikan, maka
Penanganan Combustible pengendalian terhadap combustible kemungkinan akan terjadi hasl - hal sebagai berikut :
Material., yang meliputi material
pengangkutan, penyimpanan,
pemakaian dan pengamanan.
2 Unit telah melaksanakan 1 memungkinkan terjadinya tumpahan / ceceran yang
identifikasi seluruh combustible dapat mencemari lingkungan
material yang digunakan dalam
kegiatan operasi dan
pemeliharaan.
3 Unit telah melengkapi semua 2 Jika material tersebut bersifat cair, memungkinkan
combustible material dengan terjadinya tumpahan / kebocoran / ceceran yang bisa
MSDS dan pemberian label yang secara langsung mencemari lingkungan dan sulit
sesuai. dalam proses pembersihan apabila dalam lokasi
tempat penyimpanan bahan kimia / B3 / bahan yang
mudah terbakar tersebut dibawah tidak tersedia
berupa secondary containment
229
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.4. Pengendalian Combustable Material
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Ada pemisahan penyimpanan 3 Karena tidak ada manajemen atau pengendalian
combustible material dengan kurang baik, maka tidak ada pengetahuan tentang
material non combustible pengelolaannya, sehingga bisa jadi wadah drum / can
/ jerigen besi / plastik untuk material bahan kimia / B3
/ bahan yang mudah terbakar yang sudah kosong,
5 Prosedur ditinjau ulang secara
tidak ditumpuk maksimal dalam 2 tingkat, atau jika
berkala atau selalu direvisi
materialnya bersifat cair dan harus ditempatkan
menyesuaikan perkembangan
dalam wadah drum / can / jerigen besi / plastik / kaca
organisasi.
tidak diletakkan dalam posisi berdiri dan ditumpuk (1
tingkat)
230
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.5. Pengendalian Alat Pelindung Diri (APD)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
10 1 Unit memiliki Prosedur Tidak ada prosedur penanganan Alat Apabila prosedur APD tidak ada, atau telah ada tetapi
Pengendalian APD, yang meliputi Pelindung Diri, atau telah ada sistem kepemilikan alat pelindung diri tidak dikendalikan dengan
identifikasi, penyediaan, tetapi tidak dikendalikan dengan baik. baik, maka kemungkinan akan terjadi hal - hal sebagai
pendistribusian, pemakaian, berikut :
pemeliharaan, monitoring dan
penyimpanan.
2 Unit telah melaksanakan 1 Karyawan yang menangani pekerjaan langsung yang
identifikasi kegiatan dan seharusnya berhak menerima atau memiliki
persyaratan APD yang harus inventaris peralatan keselamatan kerja / pelindung
digunakan. diri tidak menerima peralatan tersebut
3 Unit telah melaksanakan 2 Karyawan bersikap sembrono dengan TIDAK
sosialisasi persyaratan APD dalam merawat dan memelihara alat pelindung diri (APD)
semua kegiatan kepada seluruh yang diterimanya, agar selalu dalam keadaan baik,
karyawan, mitra kerja dan tamu. bersih dan laik pakai
231
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.6. Pengendalian Keamanan Lingkungan Kerja
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
11 1 Unit Memiliki Prosedur Tidak ada prosedur pengamanan Jika tidak ada pengendalian keamanan lingkungan kerja,
Pengendalian Keamanan lingkungan kerja, atau telah ada sistem maka dimungkinkan terjadi hal - hal sebagai berikut :
Lingkungan Kerja, yang meliputi tetapi tidak dijalankan dan tidak ada
identifikasi lokasi kerja dan pengendalian.
persyaratan keamanan kerja,
pemeriksaan peralatan/kondisi
lingkungan kerja, dan
pengendalian keamanan
lingkungan kerja untuk menjamin
lingkungan kerja
2 Unit telah melaksanakan 1 TIDAK MAMPU MEMBERIKAN PENGAMANAN
identifikasi lokasi kerja dan YANG OPTIMAL di lingkungan kerja untuk
persyaratan lingkungan kerja yang menciptakan kondisi yang aman, tenteram dan tertib
aman. dalam rangka penyelenggaran kegiatan pekerjaan
3 Unit telah melakukan sosialisasi 2 TIDAK TERBANGUN sadar keamanan yang tinggi
kepada seluruh karyawan, mitra
kerja, dan tamu tentang
persyaratan lingkungan kerja yang
aman.
232
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.6. Pengendalian Keamanan Lingkungan Kerja
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Unit telah melaksanakan 3 TIDAK MAMPU MEMBANGUN ATAU MEMILIKI jiwa
pemeriksaan rutin kondisi korsa sebagai keluarga Perusahaan dalam upaya
keamanan lingkungan kerja secara membangun ketahanan Perusahaan
berkala dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan dengan baik.
233
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.7. Pengendalian Pekerjaan Panas (Hot Work)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
13 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur pekerjaan panas, Menyebabkan timbulnya atau pemakaian panas secara
Aman untuk pekerjaan yang atau telah ada prosedur tetapi tidak langsung atau yang dapat mempengaruhi / membahayakan
berhubungan dengan sumber dijalankan dan tidak ada pengendalian. unit pembangkit (tangki, vessel, pipa, dsb) atau peralatan
panas. lainnya yang berisi atau pernah berisi bahan-bahan beracun
atau mudah terbakar dan meledak, atau pemakaian sumber
2 Unit telah mengidentifikasi jenis listrik. Termasuk dalam proses ini adalah pekerjaan
pekerjaan atau kegiatan yang pemeliharaan yang menghasilkan bahan beracun dan
termasuk dalam Pekerjaan Panas mudah terbakar sebagai hasil dari pemakaian atau
(Hot Work). timbulnya panas
234
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.8. Pengendalian Pekerjaan Dalam Ruang Terbatas (Terowongan, Vesel, tangki, dll)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
14 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur pekerjaan dalam Jika pekerjaan dalam ruang terbatas tidak dikendalikan
Aman untuk pekerjaan pada ruang ruang terbatas, atau telah ada prosedur maka :
terbatas tetapi tidak dijalankan dan tidak ada
2 Unit telah mengidentifikasi jenis pengendalian. 1 Bisa jadi bekerja tanpa rekomendasi / ijin kerja atau
pekerjaan atau kegiatan yang mengabaikan rekomendasi / ijin kerja yang
termasuk dalam Pekerjaan Dalam menyatakan bahwa ruang-ruang tersebut aman dari
Ruang terbatas gas-gas beracun dan eksplosif serta kandungan
oksigennya cukup
3 Unit telah menyediakan semua 2 Bisa jadi akan lalai dalam memeriksa keadaan dan
peralatan /fasilitas yang diperlukan sifat muatan/isi di dalam ruang terbatas sebelum
untuk pengamanan Kerja Dalam dimulai pekerjaan
Ruang Terbatas
4 Unit telah mensosialisasikan 3 Bisa jadi lalai dalam mengeluarkan isi atau sisa
Prosedur kepada pihak-pihak muatannya termasuk kemungkinan lalai untuk
terkait, karyawan, mitra kerja dan membebaskan gas dari ruang uap tanki
tamu.
5 Prosedur ditinjau ulang secara 4 Tidak memperoleh pengawasan pekerjaan / dari
berkala atau selalu direvisi petugas K3 yang harus selalu menjaga secara terus
menyesuaikan perkembangan menerus di luar ruangan, sementara pekerjaan
organisasi. berlangsung
235
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.8. Pengendalian Pekerjaan Dalam Ruang Terbatas (Terowongan, Vesel, tangki, dll)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
5 Bisa terkena setrum apabila lalai dalam membuat
hubungan ke tanah (grounding) untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan metal apabila pekerjaan
tersebut diperkirakan menimbulkan bahaya listrik
statis yang menyebabkan suatu kebakaran atau
ledakan.
236
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.9. Pengendalian Pekerjaan Pada Ketinggian
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
15 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur pekerjaanpada Apabila pekerjaan pada ketinggin tidak dikendalikan dengan
Aman untuk pekerjaan pada ketinggian, atau telah ada prosedur tetapi baik, maka mungkin akan terjadi hal - hal sebagai berikut :
ketinggian tidak dijalankan dan tidak ada
2 Unit telah mengidentifikasi jenis pengendalian. 1 Pekerjaan berlangsung TANPA REKOMENDASI dari
pekerjaan atau kegiatan yang petugas / Supervisor K3 guna dipastikan bahwa
termasuk dalam Pekerjaan pada pijakan tempat dimana pekerja melakukan aktivitas
Ketinggian diatasnya harus benar-benar kuat menahan beban
237
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.10. Pengendalian Pekerjaan Bawah Air
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
16 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur pekerjaan bawah air, Apabila pekerjaan bawah air tidak dikendalikan, maka
Aman untuk Pekerjaan Bawah Air atau telah ada prosedur tetapi tidak dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai berikut :
dijalankan dan tidak ada pengendalian.
2 Unit telah mengidentifikasi jenis 1 Pekerjaan TIDAK DILAKUKAN oleh personel yang
pekerjaan atau kegiatan yang kompeten dan telah mendapatkan pendidikan khusus
termasuk dalam Pekerjaan Bawah bagi penyelam yang ditunjukkan dengan sertifikat
Air
3 Unit telah menyediakan semua 2 TIDAK MENDAPAT PENGAWASAN dari petugas K3
peralatan /fasilitas yang diperlukan yang menunggu di atas, apabila sewaktu-waktu ada
untuk pengamanan Kerja Bawah keadaan yang tidak terduga dan membutuhkan
Air bantuan/pertolongan pada saat pekerjaan
penyelaman dilakukan
4 Unit telah mensosialisasikan 3 Kondisi personil yang melakukan pekerjaan
Prosedur kepada pihak-pihak penyelaman TIDAK TERKONTROL, padahal personil
terkait, karyawan, mitra kerja dan harus dalam kondisi sehat baik fisik maupun mental
tamu.
5 Prosedur ditinjau ulang secara 4 PEKERJAAN BERLANGSUNG TANPA PERALATAN
berkala atau selalu direvisi PENGAMANAN YANG MEMADAI SEPERTI tabung
menyesuaikan perkembangan oksigen, life jacket, pelampung dan tali
organisasi.
5 TIDAK DILAKUKAN STERILISASI SEHINGGA AMAN
DARI POTENSI BAHAYA akibat lalai dalam
memasang rambu - rambu.
238
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.11. Pengendalian Pekerjaan Pada Instalasi Gas (Explosif dan Combustible)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
17 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur pekerjaan pada Timbul eksplosif / atau ledakan atau kebakaran khususnya
Aman untuk Pekerjaan Pada instalasi gas, atau ada prosedur tetapi untuk pekerjaan yang menghasilkan panas, seperti
Instalasi Gas tidak dijalankan dan tidak ada pengelasan
2 Unit telah mengidentifikasi jenis pengendalian.
pekerjaan atau kegiatan yang
termasuk dalam Pekerjaan Pada
Instalasi Gas
3 Unit telah menyediakan semua
peralatan /fasilitas yang diperlukan
untuk pengamanan Pekerjaan
Pada Instalasi Gas
4 Unit telah mensosialisasikan
Prosedur kepada pihak-pihak
terkait, karyawan, mitra kerja dan
tamu.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
239
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.12. Pengendalian Rokok (Smoking Kontrol)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
18 1 Unit telah membuat Prosedur Tidak ada prosedur pengaturan Setiap orang akan merokok di sembarang tempat, sehingga
untuk mengendalikan bahaya merokok, atau ada prosedur tetapi tidak mencemari udara dan mengganggu kenyamanan
kebakaran akibat rokok. dijalankan dan tidak ada pengendalian. lingkungan
2 Unit telah mengidentifikasi Area
Berbahaya yang dipersyaratkan
Bebas Api dan Rokok.
3 Unit telah menyediakan lokasi
khusus untuk merokok.
4 Unit telah menerapkan sangsi bagi
pelanggar ketentuan merokok
240
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.13. Pengendalian Kesehatan Lingkungan Kerja
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
19 1 Unit Memiliki Prosedur Tidak ada prosedur kesehatan Jika tidak ada pengendalian terhadap kesehatan lingkungan
Pengendalian Kesehatan lingkungan kerja, atau telah ada sistem kerja, maka dimungkinkan terjadi hasl - hal sebagai berikut :
Lingkungan Kerja, yang meliputi tetapi tidak dijalankan dan tidak ada
identifikasi lokasi kerja dan pengendalian.
persyaratan kesehatan kerja,
pemeriksaan faktor-faktor
kesehatan lingkungan kerja, dan
pengendalian faktor-faktor
kesehatan lingkungan kerja
2 Unit telah melaksanakan 1 Sistem yang ada tidak mampu memastikan bahwa
identifikasi lokasi kerja dan kesehatan lingkungan kerja dipantau kesesuaiannya
persyaratan faktor-faktor dengan peraturan perundangan, standar dan
kesehatan kerja seperti (tingkat pedoman yang berlaku dan terkait serta tidak mampu
kebisingan, kelembaban, memastikan adanya sistem pelaporan, penyelidikan
penerangan, kualitas udara, dan penanganan penyakit akibat kerja
temperatur, design peralatan kerja
yang memenuhi ergonomis, bau,
dll).
3 Unit telah melakukan sosialisasi 2 Pemantauan kesehatan lingkungan kerja tidak
kepada seluruh karyawan, mitra dilaksanakan secara teratur dan konsisten, akibatnya
kerja, dan tamu tentang kesiapan alat - alat pemantau juga tidak handal.
persyaratan lingkungan kerja yang
sehat.
241
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.14. Pengendalian Alat Angkat, Angkut , Bejana Bertekanan dan Instalasi Penangkal Petir
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
20 1 Unit mempunyai Prosedur Tidak ada prosedur alat angkat, angkut, Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap Alat Angkat,
Pengendalian Alat Angkat, Angkut , bejana tekan dan instalasi penangkal Angkut , Bejana Bertekanan dan Instalasi Penangkal Petir,
Bejana Tekan dan Instalasi petir, atau ada prosedur tetapi tidak maka bisa dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
Penangkal Petir. dijalankan dan tidak ada pengendalian. berikut : 1) Lalai dalam melakukan resertifikasi atau tidak
memiliki program dan jadwal untuk melakukan resertifikasi
terhadap peralatan tersebut
2 Unit telah mengidentifikasi semua
jenis alat angkat, angkut , bejana
tekan dan instalasi penangkal petir
yang menurut peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
harus dikendalikan dan diuji serta
disertifikasi kelayakan operasinya
secara berkala.
242
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.14. Pengendalian Alat Angkat, Angkut , Bejana Bertekanan dan Instalasi Penangkal Petir
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
4 Operator Alat Angkat, Angkut dan
Bejana Bertekanan telah
mendapatkan pelatihan dan
mempuyai SIO (Surat Ijin
Mengoperasikan) dari Instansi
yang berwenang.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
243
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.15. Pegendalian Pekerjaan pada Lokasi Bertegangan
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
21 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur alat angkat, angkut, Apabila tidak dilakukan pengendalian dalam pekerjaan pada
Aman untuk Pekerjaan pada bejana tekan dan instalasi penangkal lokasi bertegangan, maka dimungkinkan akan terjadi hal -
Lokasi Bertegangan. petir, atau ada prosedur tetapi tidak hal sebagai berikut : 1) Pekerjaan yang akan dilakukan tidak
dijalankan dan tidak ada pengendalian. mendapat rekomendasi / pengawasan dari petugas K3 ; 2)
2 Unit telah mengidentifikasi jenis
Pekerjaan akan dilakukan oleh personil yang tidak kompeten
pekerjaan atau kegiatan yang
atau oleh karyawan yang tidak diberi wewenang yang
termasuk dalam Pekerjaan
diijinkan berada dalam ruangan distribusi listrik (switch gear)
Bertegangan
dan di dalam lokasi yang tertutup ; 3) Akan lalai untuk
3 Unit telah menyediakan semua melakukan penggemboka, off listrik maupun lock out tag out
peralatan /fasilitas yang diperlukan apabila peralatan digerakkan oleh tenaga listrik dan sudah
untuk pengamanan Pekerjaan tidak beroperasi dengan aman ; 4) Lalai dalam melakukan
Bertegangan pemeriksaan terhadap semua sambungan kabel atau
4 Unit telah mensosialisasikan stekernya dari kemungkinan adanya tanda-tanda kerusakan
Prosedur kepada pihak-pihak atau bagian-bagian yang terlepas ; 5) Lalai dalam
terkait, karyawan, mitra kerja dan melakukan isolasi ganda atau melengkapi dengan ground
tamu. fault circuit interrupter (GFCI) apabila peralatan listrik
5 Prosedur ditinjau ulang secara tersebut bersifat portable ;
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
244
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
SISTEM MANAJEMEN TERPADU (SISTEM MANAJEMEN MUTU, SISTEM MANAJEMEN
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan
LINGKUNGAN DAN SISTEM MANAJEMEN K3)
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.16. Pengendalian Risiko Radiasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
22 1 Unit telah membuat Prosedur Kerja Tidak ada prosedur Pengendalian Dapat terjadi risiko kesehatan
Aman untuk Pekerjaan dengan radiasi, atau ada prosedur tetapi tidak
Risiko Radiasi dijalankan dan tidak ada pengendalian.
2 Unit telah mengidentifikasi jenis
pekerjaan atau kegiatan yang
termasuk dalam Pekerjaan dengan
Risiko Radiasi
3 Unit telah menyediakan semua
peralatan /fasilitas yang diperlukan
untuk pengamanan Pekerjaan
dengan Risiko radiasi
4 Unit telah mensosialisasikan
Prosedur kepada pihak-pihak
terkait, karyawan, mitra kerja dan
tamu.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
245
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.17. Pengendalian Fire Fighting and Protection System
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
23 1 Unit memiliki Prosedur Tidak ada prosedur fire fighting dan 1 Pada saat dibutuhkan sistem tidak bekerja
Pengendalian Fire Fighting and protection system, atau ada prosedur sebagaimana mestinya, sehingga dapat
Protection System yang meliputi tetapi tidak dijalankan dan tidak ada menimbulkan kerugian yang sangat besar.
identifikasi peralatan, cara pengendalian.
pengoperasian, pemeriksaan,
pengujian dan pemeliharaan, untuk
menjamin semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik pada
kondisi darurat.
2 Unit telah mengidentifikasi semua 2 Kondisi sistem unpredictable, sehingga sulit
jenis peralatan, spesifikasi teknik, menghindari terjadinya forceoutage dan Sulit untuk
jumlah dan lokasi semua fire membuat perencanaan pemeliharaan yang
fighting and protection system yang dibutuhkan.
ada di unit.
3 Hasil pemeriksaan , pengujian dan 3 Sebagai akibat dari tidak adanya dokumentasi, akan
pemeliharaan didokumentasikan berpotensi terjadinya ketidaktepatan lingkup
pekerjaan dan sumber daya yang dibutuhkan disaat
dilakukan aktifitas pemeliharaan.
4 Ada Program Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
dan Pengujian.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
246
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.18. Pengendalian APAR dan APAT
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
24 1 Unit memiliki Prosedur Tidak ada prosedur APAR & APAT, atau Apabila tidak melakukan pengendalian terhadap APAR dan
Pengendalian APAR dan APAT, ada prosedur tetapi tidak dijalankan dan APAT, maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
yang meliputi identifikasi, tidak ada pengendalian. berikut : 1) lalai dalam melakukan pemeliharaan seperti
penyediaan, penempatan, pembersian tabung dan lingkungan kerja, menjaga fisik
pemeriksaan, pengujian dan tabung dari karatan, segel cartridge masih terpasang dengan
pemeliharaan dan pengisian ulang baik dsb ; 2) Peralatan tidak siap manakala akan digunakan
APAR dan APAT. untuk kondisi darurat karena tidak dilakukan pengetesan
2 Unit telah mengidentifikasi semua
jenis APAR dan APAT, jumlah,
spesifikasi teknis, tanggal
pengadaan/isi ulang, dan lokasi
penempatan.
3 Unit telah melakukan pemeriksaan
dan pengujian rutin dan mencatat
semua hasil pemeriksaan dalam
kartu pemeriksaan.
247
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi K3
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.5.19. Pengendalian Kotak PPGD (P3K)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
25 1 Unit mempunyai Prosedur Tidak ada prosedur Akotak PPGD (P3K), Apabila tidak dilakukan pengendalian kotak PPGD (P3)
Pengendalian Kotak PPGD (P3K), atau ada prosedur tetapi tidak dijalankan maka akan dimungkinkan tidak mampu memberi
yang meliputi identifikasi, dan tidak ada pengendalian. pertolongan yang harus dilakukan dengan segera kepada
pengadaan, pendistribusian, penderita sakit atau cidera / kecelakaan yang memerlukan
monitoring dan penarikan obat penanganan medis dasar akibat tidak tersedia obat - obat
kadaluwarsa. dasar sesuai ketentuan filling kotak P3K
2 Unit telah melaksanakan
identifikasi kebutuhan
obat/perlengkapan PPGD (P3K)
yang sesuai untuk semua
lokasi/kegiatan di unit.
3 Unit telah mendistribusikan Kotak
PPGD (P3K) ke semua lokasi
/tempat kerja sesuai
kebutuhannya.
4 Unit melakukan pemeriksaan
berkala, dan ada mekanisme untuk
memastikan bahwa
obat/perlengkapan selalu tersedia
dan yang kadaluwarsa telah ditarik
dari lokasi.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
248
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.1. Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
26 1 Unit memiliki prosedur Tidak ada prosedur pengendalian B3, Berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
pengendalian bahan berbahaya atau ada prosedur tetapi tidak dijalankan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
dan beracun dan tidak ada pengendalian.
2 Unit telah melaksanakan
identifikasi B3 yang dikelola
terutama semua Bahan Kimia yang
digunakan dalam operasi dan
laboratorium dilengkapi dengan
MSDS.
3 MSDS diletakkan pada tempat
yang mudah dibaca dan dipahami
oleh karyawan.
4 Petralatan dan instrument
pengendali proses berfungsi
dengan baik dan dalam keadaan
terpelihara.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
249
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.2. Pengendalian Limbah B3
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
27 1 Unit memiliki prosedur Tidak ada prosedur pengendalian limbah Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap limbah B3
pengendalian limbah bahan B3, atau ada prosedur tetapi tidak maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai berikut : 1)
berbahaya dan beracun (B3) dijalankan dan tidak ada pengendalian. Limbah B3 yang dihasilkan dari proses produksi akan
2 Unit telah melaksanakan membahayakan dan mencemari lingkungan serta anggota
identifikasi Limbah B3 yang masyarakat ; 2) pembuangan & pengelolaan limbah B3 tidak
dihasilkan dari semua kegiatan dilakukan secara aman karena tidak mengikuti peraturan
operasional unit. yang berlaku. 3) Contoh limbah cair B3 adalah : larutan
3 Unit telah memiliki Gudang pekat bekas analisa, tumpahan bahan kimia, sisa contoh air
Penyimpanan Sementara Limbah dan cucian peralatan analisa, tumpahan minyak bakar dan
B3. pelumas baik yang baru maupun bekas pakai yang
dikelompokkan menjadi cair organik asam dan basa. Juga
4 Unit telah memiliki Ijin Gudang
limbah yang berupa ceceran/tumpahan ataupun bocoran
penyimpanan Sementara Limbah
bahan kimia yang berupa limbah cair anorganik
B3 yang masih berlaku
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
250
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.3. Pengendalian Limbah Cair Berminyak
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
28 1 Unit memliki Prosedur Tidak ada prosedur pengendalian limbah Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap limbah cair
Pengendalian Limbah Cair cair berminyak, atau ada prosedur tetapi berminyak maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
Berminyak tidak dijalankan dan tidak ada berikut : 1) Limbah cair berminyak yang dihasilkan dari
2 Unit telah mengidenttifikasi sumber pengendalian. proses produksi akan membahayakan dan mencemari
penghasil limbah cair berminyak lingkungan serta anggota masyarakat ; 2) pembuangan &
pengelolaan limbah car berminyak tidak dilakukan secara
3 Unit memiliki fasilitas pengolah aman karena tidak mengikuti peraturan yang berlaku. 3)
limbah cair berminyak (oil Contoh limbah cair berminyak adalah hasil drain /
separator). pengurasan BBM Solar yang terkontaminasi air laut.
4 Semua limbah cair berminyak
diolah di fasilitas pengolah limbah
(oil separator) sebelum dibuang ke
lingkungan
5 Fasilitas pengolah limbah dipantau
dan dipelihara untuk memastikan
dapat berfungsi dengan baik.
251
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.4. Pengendalian Limbah Cair Proses /Operasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
29 1 Unit memliki Prosedur Tidak ada prosedur pengendalian limbah Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap limbah cair
Pengendalian Limbah Cair cair proses operasi, atau ada prosedur proses maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
Proses/Operasi tetapi tidak dijalankan dan tidak ada berikut : 1) Limbah cair proses yang dihasilkan dari proses
2 Unit telah mengidenttifikasi sumber pengendalian. produksi akan membahayakan dan mencemari lingkungan
penghasil limbah cair Proses serta anggota masyarakat ; 2) pembuangan & pengelolaan
limbah cair proses tidak dilakukan secara aman karena tidak
3 Unit memiliki fasilitas pengolah mengikuti peraturan yang berlaku.
limbah cair proses (Waste Water
Treatment Plant)
4 Fasilitas pengolah limbah dipantau
dan dipelihara untuk memastikan
dapat berfungsi dengan baik.
252
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.5. Pengendalian Limbah Cair Domestik /Limbah Sanitasi
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
30 1 Unit memliki Prosedur Tidak ada prosedur pengendalian limbah Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap limbah cair
Pengendalian Limbah Cair cair domestik / limbah sanitasi, atau ada domestik maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
Domestik prosedur tetapi tidak dijalankan dan tidak berikut : 1) Limbah cair domestik yang dihasilkan dari proses
2 ada pengendalian. produksi atau rumah tangga perusahaan akan
Unit telah mengidenttifikasi sumber
membahayakan dan mencemari lingkungan serta anggota
penghasil limbah cair Domestik
masyarakat ; 2) pembuangan & pengelolaan limbah cair
3 Unit memiliki fasilitas pengolah domestik tidak dilakukan secara aman karena tidak
limbah cair domestik (Seawage mengikuti peraturan yang berlaku.
Treatment Plant)
4
Fasilitas pengolah limbah dipantau
dan dipelihara untuk memastikan
dapat berfungsi dengan baik.
5 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
253
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.6. Pengendalian Limbah Padat Non B3 (Limbah Padat Domestik)
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
30 1 Unit memliki Prosedur Tidak ada prosedur pengendalian limbah Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap limbah padat
Pengendalian Limbah Padat Non padat Non B3, atau ada prosedur tetapi Non B3 maka dimungkinkan akan terjadi hal - hal sebagai
B3 (Limbah Domestik) tidak dijalankan dan tidak ada berikut : 1) Limbah padat Non B3 yang dihasilkan dari
2 pengendalian. proses produksi atau rumah tangga perusahaan akan
Unit telah mengidenttifikasi sumber
membahayakan dan mencemari lingkungan serta anggota
penghasil limbah padat domestik
masyarakat ; 2) pembuangan & pengelolaan limbah padat
3 Unit memiliki fasilitas Non B3 tidak dilakukan secara aman karena tidak mengikuti
penampungan (TPS) limbah padat peraturan yang berlaku. Limbah padat terdiri dari sampah
non B3 . bekas perbaikan atau penggantian unit dan instalasi berupa
4 Unit telah memisahkan sampah : potongan pipa, plat besi, bahan isolasi/asbes, kaleng,
organik dan sampah anorganik drum, plastic, karet, fiber, resin, filter dll pada unit
5 pembangkit, kemasan bekas dan limbah dapur ( non kimia )
Fasilitas pengolah limbah dipantau
dan dipelihara untuk memastikan
dapat berfungsi dengan baik.
6 Prosedur ditinjau ulang secara
berkala atau selalu direvisi
menyesuaikan perkembangan
organisasi.
254
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
Bidang Tata Kelola Unit Pembangkitan SISTEM MANAJEMEN TERPADU
Tahap Proses Pengendalian Operasi Lingkungan
Tahap Sub Proses / Kegiatan / Proyek 4.6.7. Pengendalian Emisi Gas Buang
Definisi Sub Proses / Kegiatan / Proses
No. Sasaran Pernyataan Risiko Penjelasan
31 1 Unit memliki Prosedur Tidak ada prosedur pengendalian emisi 1 Fungsi atmodfir sebagai heat balance akan
Pengendalian Emisi Gas Buang gas buang, atau ada prosedur tetapi terganggu, sehingga akan terjadi global warming
tidak dijalankan dan tidak ada
2 Unit telah mengidenttifikasi sumber 2 Berdapak terhadap kesehatan
pengendalian.
penghasil Emisi Gas Buang
255
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Tabel Nilai OC,PT,PQ,SF,RC dan PE
MENGHITUNG SCR = (OC2 + PT2 + PQ2 + SF2 + RC2 + PE2) / 6
FACTOR NILAI KONDISI
OPERATIONAL COST (OC) 10 > Rp 50 juta
Biaya pemeliharaan equipment 8 Rp. 49 - 25 juta
yang dimaksud rata-rata dalam 6 Rp 24 - 10 juta
tiga tahun terakhir 4 Rp 9 - 5 juta
2 < Rp 5 Juta
PROCESS THROUGHPUT (PT) 10 Seluruh Unit Pembangkit akan shut down / trip
Dampak kerusakan pada 8 Unit Trip
equipment (System), terhadapa 6 Unit de-rating < 50 %
operasi Unit (Power Plant) 4 Unit de-rating > 50 %
2 Tidak ada dampak
PLANT EFFICIENCY (PE) 10 Kerusakan berdampak besar ke penurunan efisiensi unit pembangkit
5 Kerusakan berdampak kecil ke penurunan efisiensi unit pembangkit
1 Kerusakan tidak berdampak ke efisiensi unit pembangkit
256
LAMPIRAN 2
Nilai OCR (Operational Critically Ranking)
Failure of equipment will result in:
or
10 - No back-up
8 - 50 % redundancy
6 - 100% redundancy
4 - Greater than 100% redundancy
257
LAMPIRAN 3
Nilai AFPF (Asset Failure Probability Factor)
10 - The asset is highly unreliable.
8 - The asset fails several times per year.
6 - The asset fails on occasion (at least once per-year).
4 - There is a slight probability of asset failure.
2 - The asset is highly reliable.
258
LAMPIRAN 4
CONTOH HASIL REKAPITULASI DATA
(Hasil pemodelan dan Performance test)
259
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Kepala
Satuan Manajemen Risiko PT. PLN (Persero)
DIDY POERIADI
260