Anda di halaman 1dari 5

1.

Angklung ( Jawa Barat )

Pixabay/
triyugowicaksono
Ketika Mama ditanya jenis-jenis alat musik tradisional khas Indonesia, mungkin akan
langsung kepikiran angklung. Yup, alat musik yang berasal dari Tanah Sunda ini terbuat dari
bilah bambu yang disusun.
Cara memainkannya angklung adalah dengan digoyangkan. Nantinya, keluar bunyi akibat
dari getaran pada badan pipa bambu. Memainkannya juga tidak bisa sendiri; harus beramai-
ramai supaya tercipta nada yang harmonis. Itu sebabnya Mama biasa menjumpai orkestra
angklung.
Meskipun identik dengan Jawa Barat, daerah lainnya di Indonesia juga memiliki angklung
versi mereka sendiri lho, seperti Angklung Banyuwangi, Angklung Gubrag, Angklung Bali,
dan lainnya.
Tidak hanya itu saja, alat musik tradisional khas Indonesia yang satu bahkan populer di luar
negara lho, Ma. Banyak sekali warga negara asing yang tertarik untuk belajar
memainkannya.

2. Sasando
Instram.
Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, juga memiliki alat
musik tradisional, Ma. Namanya adalah sasando. Alat
musik yang satu ini punya bentuk yang terbilang cukup
unik.
Bagian tengahnya terbuat dari bilah bambu yang
dilengkapi rentangan dawai. Serta, terdapat ruang
resonansi yang terbuat dari daun lontar sebagai ciri
khasnya.
Karena memiliki dawai, sasando dimainkan dengan
cara dipetik layaknya harpa ataupun kecapi. Namun,
memainkannya tidak segampang yang dikira. Butuh
keterampilan dan latihan yang serius dalam
menciptakan harmonisasi teknik dan perasaan
sewaktu memetik senar. Hal ini supaya bunyi yang
dihasilkan terdengar merdu dan enak di telinga.
3. Tifa
Instagram.com/dof_percussion
Berbeda dengan angklung dan sasando,
untuk mendengar alunan melodi dari alat
musik tradisional khas Indonesia ini, maka
harus dipukul terlebih dahulu.
Sering dimainkan ketika upacara adat, tifa
sendiri berasal dari daerah Papua dan
Maluku. Alat musik mirip kendang tersebut
dibuat dari kayu Lenggua yang bagian
isinya telah dikosongkan.
Meskipun memiliki alat musik tradisional
yang sama, terdapat sedikit perbedaan
antara tifa Papua dan Maluku. Untuk tifa
Maluku sendiri, tidak terdapat pegangan di
bagian tengah dan bentuknya lebih mirip
seperti tabung. Lain halnya dengan tifa
Papua, terdapat pegangan dan bentuknya
tampak lebih melengkung.
Selain itu, Suku Asmat sangat handal
memainkan alat musik tradisional khas
Indonesia ini juga. Bahkan, tifa identik
dengan kaum laki-laki suku Asmat.

4. Kolintang
Instagram.com/kolintang
Sekilas, kolintang mirip
sekali
dengan xylophone atau
gambang. Hal ini karena
kolintang juga terdiri dari
kayu-kayu yang disusun.
Mereka tidak diletakkan
sembarangan ya, Ma,
melainkan disusun
sesuai panjangnya.
Bahan kayu yang
digunakan pun tidak
asal, yakni memakai
kayu bandaran, kayu
telur, dan kayu kakinik.
Berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, salah satu alat musik tradisional khas Indonesia ini
dimainkan dengan cara dipukul. Memang bunyi yang dihasilkan merdu, namun akan lebih
sedap lagi jika kolintang dibunyikan secara bersama-sama.
Selain itu, kolintang bukan hanya berfungsi sebagai ikon alat musik daerah semata ya, Ma.
Ia juga digunakan sebagai pengiring upacara adat, tari, lagu, hingga orkestra.
5. Talempong
Instagram.com/zharif.hezarpili
Dari Minahasa, mari bertandang ke Tanah
Minangkabau di mana ada alat musik
tradisional yang disebut talempong. Bahan
dasarnya adalah kuningan dan bentuknya
mirip sekali seperti bonang yang dapat
dijumpai pada gamelan. Meskipun begitu,
bunyi talempong memiliki ciri khas tersendiri,
Ma.
Dibunyikan dengan cara dipukul, talempong
sering digunakan untuk mengiringi tarian
tradisional, seperti tari piring, tari payung,
dan tari pasambahan. Tidak hanya itu,
instrumen musik yang satu ini juga kerap
hadir dalam arak-arakan ketika menyambut
tamu istimewa.
Biasanya, talempong tidak dimainkan
sendiri, tapi bersama alat musik khas
Minangkabau lainnya, meliputi serunai,
saluang, ataupun gandang.

6. Saluang

/ Instagram.com/radin.afnim
Masih dengan Tanah Minangkabau, Sumatra Barat, selain talempong, terdapat juga yang
namanya saluang. Instrumen tersebut mirip seperti seruling sehingga cara memainkannya
dengan ditiup.
Sebuah saluang umumnya memiliki panjang sekitar 40–60 cm dan diameter 3–4 cm. Bahan
pembuatannya pun spesifik, yakni dari bambu tipis atau bambu telang. Hal ini karena jenis
tersebut dipercaya membuat saluang berbunyi lebih merdu, Ma. Menarik, ya?
7. Tehyan

Instagram.com/
ngobrolmusik
Apakah Mama pernah mendengar kata 'tehyan'? Kalau belum, itu merupakan salah satu alat
musik tradisional khas Betawi, Ma. Menurut sejarah, orang Tionghoa yang tinggal di Jakarta
semasa pemerintahan Hindia Belanda memperkenalkan alat musik yang satu itu.
Tehyan umumnya dibuat dari kayu jati. Bagian resonansinya terbuat dari batok kelapa. Alat
musik tradisional khas Indonesia yang satu ini dimainkan dengan cara digesek layaknya
biola. Dalam hal ini, senar yang ada digesek dengan sebuah alat khusus berserat.
Selain itu, Mama dapat menjumpai permainan musik tehyan terutama dalam kesenian
gambang kromong ataupun lenong betawi ondel-ondel.

8. Rebab

Instagram.c
om/taufikcandiansyah
Kalau orang Betawi punya tehyan, Tanah Sunda punya rebab nih, Ma. Termasuk ke dalam
salah satu alat musik tradisional khas Indonesia, rebab dipercaya datang dari Jazirah Arab.
Akhirnya bisa masuk ke Indonesia melalui jalur dagang.
Awalnya, rebab bisa dibilang cukup 'mewah' karena semua bagiannya terbuat dari tembaga.
Namun setelah masuk ke Indonesia, instrumen musik yang satu itu dimodifikasi.
Jadi, kayu nangka digunakan untuk leher, kayu berongga untuk bagian badan, serta kulit
ataupun usus sebagai penutup rongga tersebut. Dan tentu saja, rebab merupakan alat
musik kordofon (bunyinya dihasilkan dari dawai/senar) sehingga cara membunyikannya
adalah dengan digesek.
9. Sape

Instagram.com/sape_byfadly
Suku Dayak memiliki sebuah alat bersenar yang mirip kecapi milik orang Sunda. Namanya
adalah sape. Sesuai dengan namanya berasal dari bahasa lokal, sape bermakna "memetik
dengan jari", alat musik tradisional khas Indonesia ini dimainkan dengan dipetik.
Masyarakat suku Dayak percaya bahwa asal muasal instrumen tersebut bermula ketika
seorang pemuda terdampar di sebuah pulau di tengah sungai. Kemudian, ia mendengar
sebuah suara yang berasal dari sungai. Lantas, dirinya seolah mendapat ilham dan
terciptalah sape.
Untuk membuatnya, kayu yang digunakan biasanya diambil dari pohon meranti ataupun
jenis kayu lainnya yang kuat dan tahan lama. Selanjutnya, kayu akan dibentuk menyerupai
sampan dan ditambahkan ukiran motif kepala burung atau taring khas suku Dayak.
Di samping digunakan sebagai sarana hiburan, seseorang dapat memainkan sape untuk
menyalurkan perasaan senang, sedih, rindu, ataupun gembira.

10. Serune KaleInstagram.com/acehbergerak


Alat musik
tradisional
khas
Indonesia
yang terakhir
datang dari
Negeri
Serambi
Mekah,
Aceh. Adalah
serune kale,
sebuah alat
musik mirip
seruling
ataupun
klarinet yang
ditiup. Umumnya, orang Aceh memainkan serune kale di acara-acara tertentu, sebagai
iringan tarian, dan untuk menyambut tamu.
Selain itu, alat musik ini cukup mudah dikenali terutama karena warna hitam khasnya.
Bahan dasar untuk membuat serune kale sendiri terdiri atas kayu, kuningan, dan tembaga.

Anda mungkin juga menyukai