Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL

Judul : Faktor Kritis yang Mempengaruhi Efisiensi Solar Sel

(Critical Factors That Affecting Efficiency of Solar Cells)

Pengarang : Furkan Dincer, Mehmet Emin Meral

Asal Jurnal : SciRP Jurnal Smart Grid and Renewable Energy, 2010, 1, 47-50
Doi:10.4236/sgre.2010.11007 Published online May 2010 (
http://www.SciPP.org/journal/sgre)

Reviewer : Nama dan no. BP Mhs.

I. Isi Paper

A. Latar Belakang
Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan energy listrik membuat Sel
surya menjadi pembangkit energy listrik yang tentunya akan menambah pasokan
listrik untuk kebutuhan konsumen. Semenjak isu pertama kali menjadi kajian
tentang energi surya pada tahun 1979 hingga sekarang telah menimbulkan industri
global yang mampu menghasilkan dari kapasitas terpasang tambahan per tahun
sebanyak gigawatt (GW) [1].
Pembangkit listrik dengan sistem sel surya juga telah mendapat perhatian
besar dalam penelitian dan pengembangan karena bisa menjadi salah satu solusi
yang mungkin untuk masalah lingkungan seperti pemanasan global , polusi udara,
hujan asam, penipisan ozon,perusakan hutan, dan emisi zat radioaktif [2].
Penggunaan energi ini dengan mengubah cahaya matahari yang masuk ke
Sel surya sehingga menghasilkan listrik arus searah. Untuk memaksimalkan dan
meningkatkan efisiensi energy listrik dari cahaya matahari, maka ada beberapa
factor kritis yaitu : factor efisiensi perubahan suhu sel, efisiensi perubahan energy
dan penerapan pelacakan titik maksimum daya.
Diharapkan, dengan mengkaji faktor- faktor kritis yang mempengaruhi
efisiensi dari energy listrik dari energy suryaini dapat memaksimalkan daya yang
dihasilkan, dan yang mana dapat membantu kebutuhan akan energy listrik yang
meningkat pada saat ini.

B. Rumusan Masalah
Seiring dengan tingginya pencemaran lingkungan akibat dari pembangkit energy
listrik fosil yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global, maka energy listrik
sel surya dapat mengurangi hal tersebut dengan kita memaksimalkan sel surya
tersebut.
Bagaimana menggunakan MPPT untuk melihat beberapa faktor kritis yang
mempengaruhi efisiensi kerja sel surya.

C. Tujuan
Tujuan kajian pada paper ini adalah membuat sel surya menjadi pembangkit
energy listrik yang tentunya akan menambah pasokan listrik, dan mengajak untuk
selalu peduli terhadap lingkungan dengan memaksimal pembangkit energy terbaru.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari kajian ini tentunya dapat menjadi acuan kita
bagaimana cara meningkatkan efisiensi dari sel surya dan factor yang
mempengaruhinya.
Kita bisa merancang suatu Pembangkit listrik tenaga surya yang mempunyai
kemampuan konversi energi yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah. Dan
telah menerima perhatian besar dalam penelitian, karena menjadi salah satu solusi,
yang mungkin untuk masalah lingkungan sehingga akan mengurangi dampak dari
pencemaran lingkungan seperti pemanasan Global.

E. Metode
Metode yang dilakukan dalam kajian ini bagaimana cara meningkatkan
efisiensi energy listrik dari sel surya dengan melihat tiga factor yaitu :
1. Perubahan temperatur sel
2. Efisiensi konversi energi untuk sel surya.
3. Penggunaan Pelacakan titik maksimum Daya ( MPPT )

F. Hasil Kajian
1. Hasil yang didapat dari kajian ini yaitu ;
a). Efek suhu adalah hasil dari suatu karakteristik yang melekat dari sel surya.
Sel surya cendrung menghasilkan lebih tinggi tegangan sebagai suhu turun,
dan sebaliknya kehilangan tegangan dalam suhu tinggi.
b). Konversi efisiensi energy meningkat dengan mengurangi refleksi dari insiden
cahaya.
c). Fungsi MPPT adalah untuk mengubah beban setara dengan mengambil array
sel surya, dan menyesuaikan titik kerja array, dalam rangka meningkatkan
efisiensi.

2. Hasil bahasan dari paper.


Pembangkit listrik tenaga surya secara umum didefinisikan dengan proses
munculnya tegangan listrik antara dua elektroda yang ditempatkan pada suatu
sistem berupa bahan padat atau cair setelah sistem ini dikenai cahaya. Secara
praktis perangkat fotovoltaik dibentuk dari semikonduktor hubungan pn dikenal
sebagai sel surya. Sebuah penampang sel surya yang khas ditunjukkan pada
Gambar 1. Bahan semikonduktor sel surya harus mampu menyerap sebagian
besar dari spektrum matahari.
Efek fotolistrik pertama kali dicatat oleh fisikawan Perancis, Edmund
Bequerel, pada tahun 1839, yang menemukan bahwa bahan-bahan tertentu akan
menghasilkan sejumlah kecil listrik pada saat terkena cahaya [4,5]. Teori sel surya
adalah efek cahaya dari bahan semikonduktor. Efek matahari adalah fenomena dari
material semikonduktor dalam menyerap energi surya, dan kemudian lubang
elektron dipicu oleh foton yang terpisah dan menghasilkan gaya gerak listrik.
Gambar 1. Skematik dari penampang sel surya

Gambar 2. Rangkaian ekivalen dari sel surya

Karakteristik I-V dari sel surya berubah sesuai dengan intensitas sinar matahari S
(W/ m2) dan temperature t (º C), yaitu I = f (V, S, t). Menurut teori elektronik, ketika
beban adalah resistensi murni, rangkaian ekivalen sebenarnya dari sel surya adalah
seperti pada Gambar 2 [6]. IL adalah arus yang disuplai oleh sel surya.

[ (
I =I L −I 0 exp
AkT )
q ( V + I RS )
]
−1 −
V + I RS
RSH
(1)
dan arus dioda Id ,[6],

[
I d=I 0 exp ( )
q (V + I RS)
AkT
−1
]
dimana:
I, arus beban
IL, arus fotovoltaik,
I0, arus saturasi balik
q, muatan listrik,
k, konstanta Boltzmann,
T, temperatur absolut, Faktor, kualitas dioda
RS, resistansi seri,
RSH, resistensi paralel

Parameter lain yang penting adalah tegangan open circuit Voc

V OC =
kT
q
ln
( )
IL
I0
+1 ≈
kT
q
ln
IL
I0 ( )
(2)

Gambar 3 memperlihatkan kurva karakteristik I-V bersamaan dengan kurva daya


yang memperlihatkan titik maksimum dari daya.

Gambar 3. Kurva Karakteristik I-V dari modul crystalline silicon dengan variasi
daya
Faktor Efisiensi Sel Surya
a). Temperatur Cell
Seiring dengan peningkatan temperatur, celah band intrinsik dari
semikonduktor menyusut, dan tegangan rangkaian terbuka (VOC) menurun
mengikuti temperatur tegangan pn yang dipengaruhi pada faktor dioda q/kT.
Oleh karena itu, sel surya memiliki koefisien temperatur negatif VOC(β). Selain
itu, hasil output daya yang lebih rendah memberikan photocurrent yang sama
karena pembawa muatan dibebaskan pada potensial yang lebih rendah. Dari
hasil perhitungan, penurunan hasil VOC , secara teoritis menghasilkan daya
maksimum yang lebih kecil Pmax = ISC x VOC dari arus hubung singkat ISC yang
sama [8].
Disamping itu itu, seiring dengan peningkatan temperature dimana
celah band intrinsik dari semikonduktor menyusut yang berarti lebih banyak
energi yang diserap karena persentase cahaya yang lebih besar baru bisa
memiliki energi yang cukup untuk menaikkan pembawa muatan dari band
valensi ke band konduksi. Hasil dari arus photocurrent yang lebih besar,
sehingga Isc meningkat, dan sel surya memiliki koefisien temperatur positif ISC
(α) [8]. Gambar 4 menunjukkan karakteristik IV dan PV pada pencahayaan
konstan dengan perubahan temperatur [9].

Gambar 4. Kurva karakteristik I-V dan P-V dari sel surya

b). Efisiensi Konversi Energi


Efisiensi konversi energi sel surya (η, "eta") adalah:persentase daya
dikonversi (dari cahaya yang diserap ke energi listrik) dengan daya yang
dikumpulkan, ketika sel surya dihubungkan ke rangkaian listrik. Persamaan
ini dihitung menggunakan rasio titik daya maksimum, Pm, dibagi oleh radiasi
cahaya masukan (E, dalam W/m2) di bawah standar kondisi pengujian dan
luas permukaan sel surya (Ac di m2) [11].

Pm
η= (3)
Ex A C

Efisiensi konversi energi masih rendah, sehingga membutuhkan


daerah yang luas untuk isolasi yang cukup dan meningkatkan perhatian
mengenai rasio dari energi yang dibutuhkan untuk produksi sel dibandingkan
energi yang dikumpulkan [12]. Peningkatan efisiensi konversi energi dari sel
surya dilakukan dengan mengurangi pantulan cahaya, dimana terdapat dua
metode yang digunakan. Salah satunya adalah pengurangan pantulan
cahaya dengan lapisan antireflection, dan lainnya adalah pengaturan cahaya
dengan desain tekstur permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi
panjang gelombang cahaya secara signifikan dapat meningkatkan spektral
sensitivitas dari fotodioda silikon dari UV mendalam dan melalui sebagian
besar daerah yang tampak. [13].
Modul surya memiliki respon spektral yang berbeda tergantung pada
jenis modul. Oleh karena itu, perubahan dari radiasi spektral mempengaruhi
pembangkit energi listrik tenaga surya tersebut [14]. Spektrum matahari dapat
didekati dengan “black body” (benda hitam) dengan temperature 5900 K yang
menghasilkan spektrum yang sangat luas mulai dari ultraviolet sampai
mendekati inframerah. Di sisi lain, semikonduktor hanya dapat mengkonversi
foton dengan energi yang mempunyai band gap dengan efisiensi yang baik.
Foton dengan energi yang lebih rendah tidak terserap dan foton dengan
energi yang lebih tinggi dikurangi dengan energi gap oleh thermalisasi
pembawa muatan foton. Kurva efisiensi dibandingkan band gap untuk
mendapatkan nilai maksimal diperlihatkan pada Gambar 5 [3].
Gambar 5. Ketergantun
gan Efisiensi Konversi pada band gap semikonduktor

c). Maximum Power Point Tracking


Saat ini, efisiensi transformasi listrik sel surya sangat rendah yaitu
sekitar 14%. Efisiensi sel surya harus ditingkatkan dimana salah satunya
adalah dengan metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) MPPT
dioperasikan pada konverter DC-DC dengan efisiensi tinggi yang
menghasilkan output daya yang optimal dan sesuai. Karakteristik I-V yang
dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 5. Arus foton (IL) yang dihasilkan sama
dengan arus diproduksi oleh sel pada open circuit (V = 0).
Tidak ada daya yang dihasilkan oleh sel pada kondisi open circuit ataupun
short circuit. Daya P maksimum (P) yang dihasilkan oleh perangkat konversi
diperoleh sesuai karakteristik. Hal ini ditunjukkan grafis pada Gambar 6,
dimana posisi titik daya maksimal ditunjukan oleh luas daerah persegi.
Faktor pengisian diberikan oleh persamaan: [15].
Pmax V m I m
ff = = ( 4)
V OC V OC I l

dimana, Vm dan Im adalah tegangan dan arus pada titik maksimum daya.
Ketika tegangan output dari sel fotovoltaik sangat rendah, arus output
arus berubah sedikit seiring perubahan tegangan output, sehingga sel
fotovoltaik mirip dengan sumber arus konstan. Ketika tegangan melebihi nilai
kritis dan terus naik, arus akan jatuh secara tajam, dimana sel fotovoltaik
mirip dengan sumber tegangan konstan.

Gambar 6. Kurva Karakteristik I-V solar sel ideal

Selama tegangan output terus meningkat, output listrik memiliki titik daya
maksimum. Fungsi MPPT adalah mengubah rangkaian ekivaken beban dari
sel fotovoltaik, dan menyesuaikan titik kerja dari sel fotovoltaik, agar sel
fotovoltaik tetap bekerja pada titik daya maksimum walaupun temperatur dan
intensitas cahaya berubah-ubah [6].
II. Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan :
a). Kajian ini yang isinya didapat hanya dari penelitian literatur saja,dan tidak
dilakukan penelitian lapangan

b). Tidak dijelaskan penerapan dari pembangkit listrik energy dari cahaya matahari,
ini sudah berapa persen didunia,

c). Tidak diberikan gambaran tentang efisiensi standard dari sel surya.

Kelebihan :
a). Kajian ini cukup menjelaskan perubahan dari faktor-faktor kritis meningkatkan
efisiensi sel surya untuk aplikasi yang lebih dapat diandalkan.
b). Faktor efisiensi Tenaga sel surya dijelaskan dengan berupa grafik sehingga
dapat lebih memahami kajian yang tertulis.

III. Saran Pengembangan Kajian


Untuk Kajian berikutnya dapat dilakukan pembahasan pengaruh factor intrinsic
terhadap efisiensi kinerja sel surya.

REFERENCES
[1] “Reporting Solar Cell Efficiencies in Solar Energy Materials and Solar Cells,” Solar
Energy Materials & Solar Cells, Elsevier Science, 2008.
[2] R.-J. Wai, W.-H. Wang and C.-Y. Lin, “High-Performance Stand-Alone Photovoltaic
Generation System,” Proceed- ings of IEEE Transactions on Industrial Electronics,
Vol. 55, No. 1, January 2008.
[3] A. Goetzberger, C. Hebling and H.-W. Schock, “Photo- voltaic Materials, History,
Status and Outlook,” Materials Science and Engineering, Vol. 40, 2003, pp. 1-46.
[4] February 2010. http://www.rise.org.au/info/Education/ SAPS/sps003.html
[5] February 2010. http://science.nasa.gov/headlines/y2002/ solarcells.html
[6] X.-J. Ma, J.-Y. Wu, Y.-D. Sun and S.-Q. Liu, “The Rese- arch on the Algorithm of
Maximum Power Point Tracking in Photovoltaic Array of Solar Car,” Vehicle Power
and Propulsion Conference, IEEE, 2009, pp. 1379-1382.
[7] N. M. Pearsall and R. Hill, “Photovoltaic Modules, Sys- tems and Applications,” In:
M. D. Archer, and R. Hill, Eds., Clean Electricity from Photovoltaics, World
Science, Vol. 1, 2002, pp. 1-42.
[8] February 2010. http://alumni.media.mit.edu/~nate/AES/ PV_Theory_II.pdf
[9] Y. Suita and S. Tadakuma, “Driving Performances of Solar Energy Powered Vehicle
with MPTC,” IEEE, 2006.
[10] February 2010. http://www.altestore.com/howto/Solar- Power-Residential-Mobile-
PV/Off-Grid-Solar-Systems/Electrical-Characteristics-of-Solar-Panels-PV-
Modules/a87/
[11] February 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell
[12] H. J. Queisser and J. H. Werner, “Principles and Technology of Photovoltaic Energy
Conversion,” Solid-State and Integrated Circuit Technology, October 1995, pp. 146-
150.
[13] T. Maruyama, Y. Shinyashiki and S. Osako, “Energy Conversion Efficiency of Solar
Cells Coated with Fluorescent Coloring Agent,” Solar Energy Materials & Solar
Cells, Elsevier Science, 1998.
[14] M. Nishihata, Y. Ishihara and T. Todaka, “Presumption of Solar Power Generation
Corresponding to the Change of Solar Spectrum, Photovoltaic Energy Conversion,”
Proceedings of the 2006 IEEE 4th World Conference, Vol. 2, May 2006, pp. 2168-
2171.
[15] S. Capar, “Photovoltaic Power Generation for Polycrystalline Solar Cells and
Turning Sunlight into Electricity Thesis,” Engineering Physics, University of
Gaziantep, July 2005.
TUGAS BESAR

PPML ATAU TDL

JUDUL JURNAL

NAMA MHS
NO. BP

LOGO UNES

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS EKASAKTI

PADANG

BULAN 2016
TUGAS MHS

SIFAT : TUGAS BESAR

MATAKULIAH : PPML ATAU TDL

DIPRESENTASIKAN : SEBELUM UJIAN UAS, SESUAI JADWAL

PERKULIAHAN

BAHAN YANG DISERAHKAN : 1. Soft dan Hard Copy Rievew

2.Soft dan hard copy Jurnal

Catt : Bagi yang tidak melaksanakan sampai akhir perkuliahan. Nilai Semester

tidak di keluarkan.

Anda mungkin juga menyukai