Di Susun Oleh :
X TAB 4
Kelompok 6
Ridwan Iswanto
Moch Fajar Habibullah
Muhammad Nur Ahdani
Muhammad Fadlan Al-Furqon
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pelanggaran Hak
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara” dengan tepat waktu. Dalam pembuatan
makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu yaitu. Bapak Yanto, S.Pd, M.Pd Selaku guru bidang studi mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas dan
membimbing dalam proses belajar-mengajar. Kami menyadari makalah ini masih
memiliki kekurangan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar dapat menulis makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini banyak sekali orang yang melanggar hak dan kewajiban mereka sebagai
warga Negara Indonesia baik secara sadar maupun tidak sadar. Pelanggaran hak dan
kewajiban yang dilakukan oleh warga Negara ini dapat merusak citra Negara itu
sendiri. Oleh karena itu kami akan membahas sedikit tentang pelanggaran hak dan
kewajiban serta cara menanggulanginya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini disusun agar pembaca mengerti hak dan kewajiban sebagai warga Negara
serta mengerti pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir
bahkan sebelum seseorang itu lahir. Setiap warga negara memiliki hak yang sama satu
sama lain tanpa terkecuali
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus
dari negara sebagai jaminan dijunjung tingginya sila ke-5 yaitu "Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia". Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam
konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik.
Namun dalam praktik atau kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan
slogan pemerintah untuk menarik simpati warga negara dan diajak untuk "bermimpi
bisa mendapatkan pengakuan akan hak-hak tersebut. secara utuh. Misalnya saja hak
warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi
impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli
hak-hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang
kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka diperhatikan
kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih
memihak kepada mereka Memang di dalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih
mengutamakan hak-hak daripada kewajiban-kewajiban asasi warga negara.
Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari negara dan
demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga negara. Penjaminan hak
dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam konstitusi negara,
dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak
selalu berjalan dengan mulus.
Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam melaksanakan
kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut beberapa
contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar
warga negara. Contoh Pengingkaran Kewajiban di Indonesia Pengingkaran kewajiban
warga Negara banyak sekalı bentuknya,mulai dari yang sederhana sampai yang berat,
diantaranya adalah:
a) Membuang sampah sembarangan.
b) Melanggar aturan lalu lintas, misalnya tidak memakai helm, tidak mempunyai SIM,
tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak membawa STNK dan sebagainya.
c) Merusak fasilitas Negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum, merusak
jaringan telepon, dan sebagainya.
d) Tidak membayar pajak kepada Negara, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir dan sebagainya.
e) Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara,misalnya
mangkir dari kegiatan siskamling
A. KESIMPULAN
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus
dari negara sebagai jaminan dijunjung tingginya sila ke-5 yaitu "Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia". Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam
konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik.
Namun dalam praktik atau kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan
slogan pemerintah untuk menarik simpati warga negara dan diajak untuk "bermimpi"
bisa mendapatkan pengakuan akan hak-hak tersebut secara utuh.
Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi
impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli
hak-hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan.
Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu
kapan mereka diperhatikan kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan
pemerintah yang lebih memihak kepada mereka. Negara akan dapat berjalan dengan
baik bila warga negaranya mendukung.
Ada beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada
beberapa hal yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada
beberapa hal yang menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang
menjadi hak dari warga negara.
Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam
konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik
Indonesia. Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila
antara negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan
proporsional.