Pengingkaran Kewajiban
1. Hukuman Mati
Kontroversi hukuman mati sudah sejak lama ada di
hampir seluruh masyarakat dan negara di dunia.
Indonesia pun tak luput dari kontroversi ini. Sampai hari
ini pihak yang pro hukuman mati dan yang kontra
hukuman mati masih bersilang sengketa. Masing-masing
datang dengan rasional dan tumpukan bukti yang
berseberangan, dan dalam banyak hal sepertimewakili
kebenaran itusendiri.
Seharusnya kontroversi itu berakhir ketika UUD 1945
mengalami serangkaian perubahan. Dalam konteks
hukuman mati kita sesungguhnya bicara tentang hak-hak
asasi manusia yang dalam UUD 1945 setelah perubahan
masuk dalam Bab XA. Pasal 28A dengan eksplisit
mengatakan: Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Jadi, hak untuk hidup atau the right to life adalah hak
yang paling mendasar dalam UUD 1945. Hak untuk hidup
ini adalah puncak hak asasi manusia yang merupakan
induk dari semua hak asasi lain.
2. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada
12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi
menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka
yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto,
Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas
tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan
dada.Tragedi ini jelas merupakan pelanggaran HAM dan
Hak Warga Negara khususnya.
3. Pergusuran Rumah
Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi
setiap tahun. Tata ruang kota selalu menjadi alasan bagi
pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan
bagi sebagian warga kota itu.Kebijakan pemerintah
melakukan penggusuran ini dinilai sebagai bentuk
pelanggaran Hak Warga Negara.
2. Penerobosan wilayah
Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan
penerobosan batas
Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal
batas yang lebih kuat dan permanen sehingga tidak dapat
dipindah
Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak
bergantung pada negara tetangga sehingga penduduk di
wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan
3. Penyeludupan
Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya
mengawasi lalu lintas barang antar negara
Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan untuk
mengantisipasi penyeludupan barang illegal, karena
memasukkan barang tanpa dikenai pajak impor
Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian
seperti bandara, pelabuhan.
4. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )
Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
serta mengamalkannya
Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar
memperoleh dampak positifnya saja
Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq)
Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan
terhadap tanah air tercinta sertan menanamkan semangat
juang untuk membela bangsa, negara, serta
mempertahankan Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD
sebagai landasan konstitusional serta landasan Nusantara
sebagai landasan fisional
5. Penitrasi ( penyusupan budaya )
Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri
di era globalisasi
Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal,
misal membuka ekstrakulikuler sekolah
Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari
kebudayaan yang berasal dari berbagai suku bangsa di
Indonesia
Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan
menggunakan nilai-nilai Pancasila
6. Spionase
Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal
pabrik senjata, pembangkit listrik serta penyimpanan
dokumen rahasia negara
Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin
terjadi
Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara
Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun
udara yang dilakukan oleh TNI, AD, AL, AU
C. Jenis Pertahanan:
1.Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
2.Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman
nonmiliter/nirmiliter.
D. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam.
Keberagaman masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya
keberagaman budaya. Misalnya perbedaan suku bangsa
menyebabkan adat-istiadat, bentuk rumah, pakaian serta
kesenian yang memiliki ciri khas yang berbeda. Bangsa
Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan
budaya tersebut. Bangsa Indonesia sejak dahulu telah
dipersatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan yang ada pada suatu Negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Integrasi nasional
berasal dari dua kata, yaitu integrasi dan nasional. Integrasi
berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya
menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran
hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata
Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya
bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
Syarat Integrasi
Integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan
bagi Negara untuk membangun kejayaan nasional demi
mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu
Negara senatniasa diwarnai pertentangan atau konflik, maka
akan banyak kerugian yang diderita baik kerugian berupa fisik
materi, seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat maupun kerugian mental spiritual.
Seperti perasaan kekawatiran, cemas dan ketakutan bahkan
juga tekanan mental yang berkepanjangan.. Adapun syarat
keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai
berikut.