Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA
“ PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA ’’

Dosen : Ns. Almuntahanah, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Abang Albert SNR2222
2. Abang Alex SNR 22226072
3. Kakak Resti SNR 2222

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Pontianak, 2023
,

Kelompok 7

VI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................VI
DAFTAR ISI......................................................................................................................IX
DAFTAR TABEL...............................................................................................................X
DAFTAR SKEMA.............................................................................................................XI
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................XII
BAB I.................................................................................................................................13
PENDAHULUAN..............................................................................................................13
A. Latar Belakang.......................................................................................................13
B. Tujuan....................................................................................................................15
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................17
A. Tanaman Obat Keluarga........................................................................................17
B. Fungsi Tanaman Obat Keluarga............................................................................25
C. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga...................................................................25
BAB III...............................................................................................................................25
PENUTUP..........................................................................................................................25
A. KESIMPULAN......................................................................................................26
B. SARAN..................................................................................................................26
Karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan kepada aspek lain tentang
tanaman obat. Diantaranya pengetahuan tentang kandungan kimia didalamnya,
tahapan pengolahannya hingga teknik pengkonsumsian tanaman obat tersebut.......26
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................27

IX
DAFTAR TABEL
Halaman

..........................................................................................................................

X
DAFTAR SKEMA
Halaman

XI
44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu

wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi

ini ternyata mampu memicu munculnya berbagai bentuk UKBM, salah

satunya adalah TOGA (Tanaman Obat Keluarga) (Permenkes No 75, 2014).

Tanaman obat keluarga atau biasa disebut TOGA sebelumnya tanaman obat

keluarga biasa disebut dengan nama apotek hidup. Tanaman obat keluarga

merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang dapat ditanam

dipekarangan rumah atau lingkungan rumah. Tanaman obat yang dipilih

biasanya tanaman yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama atau

obat-obatan ringan seperti demam dan batuk. Keberadaan tanaman obat

dilingkungan rumah sangat penting, terutama bagi keluarga yang tidak

memiliki akses mudah kepelayanan medis seperti klinik, puskesmas

ataupun rumah sakit. Tanaman obat-obatan dapat ditanam dalam pot-pot atau

dilahan sekitar rumah. Dengan memahami manfaat dan khasiat dan jenis

tanaman tertentu, tanaman obat menjadi pilihan keluarga dalam memilih

obat alami yang aman(Savitri A, 2016)

Tumbuh - tumbuhan telah menjadi sumber penting sebagai pengobatan

sejak ribuan tahun yang lalu. Penggunaan tumbuh - tumbuhan untuk

penyembuhan merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di

12
13

dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di setiap

daerah dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

sebagai obat. Sejarah awal mengapa tumbuhan digunakan sebagai obat

sulit untuk ditelusuri, namun demikian ada pendapat bahwa suatu

tumbuhan digunakan sebagai obat didasarkan pada tanda-tanda fisik

(bentuk, warna, dan rasa) yang ada pada tumbuhan atau ada pada bagian

tumbuhan tersebut, dan tanda–tanda tersebut diyakini berkaitan dengan

tanda- tanda penyebab penyakit yang akan diobatinya(Ronald, 2006).

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi daya

rumahan yang berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam upaya

peningkatan kesehatan baik dalam upaya preventif, promotif maupun

kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya. Umumnya TOGA

dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan untuk gangguan

kesehatan ringan berdasarkan gejala, ramuan khusus untuk lansia, memelihara

kesehatan ibu, meningkatkan gizi anak (Kemenkes RI, 2011)

Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat alam merupakan salah

satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi

tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan

karena telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam

rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat maka

pemanfaatan obat tradisional termasuk tanaman obat perlu diupayakan

sebaik- baiknya. Salah satu usaha penyebarluasan tanaman obat sekaligus

13
14

pelestariannya, dilakukan melalui program Tanaman Obat Keluarga

(TOGA).Pengembangan TOGA ini sangat bermanfaat sebagai bagian upaya

preventif dan kuratif peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Serta

diharapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat ekonomi lemah yang

tidak mampu membeli obat kimia.

Pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang lebih alami oleh

masyarakat Indonesia, secara turun- temurun sebagai warisan budaya bangsa.

Tanaman obat tradisional digunakan dan dilaporkan secara empirik oleh

masyarakat bermanfaat meningkatkan kesehatan dan pengobatan berbagai

penyakit.( Santoso SO, 1992) Penggunaan tana- man obat secara tradisional

semakin disukai karena efek samping yang rendah, efek yang saling

mendukung dengan obat tradisional lain, lebih sesuai untuk berbagai penyakit

metabolik dan degeneratif.(Katno PS, 2008) Selain itu, obat tra- disional dapat

diperoleh, diramu dan ditanam sendiri tanpa tenaga medis.( Wakidi, 2003) Oleh

sebab itu, pemanfaatan tana- man obat perlu digalakkan guna meningkatkan ke-

mandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, TOGA

juga bermanfaat untuk mem- perbaiki gizi keluarga dan dapat menjadi sumber

pendapatan masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemanfaatan dan

keterampilan menanam tanaman yang termasuk sembilan jenis tanaman

14
15

obat unggulan, diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan mengenai

TOGA dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2. Tujuan Khusus

a. Pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk mengobati masalah

kesehatan lebih banyak digunakan. Oleh karena itu sebaiknya kepada

masyarakat untuk membudi dayakan dan mengembangkan tanaman

obat keluarga secara mandiri di halaman dan pekarangannya masing-

masing, khususnya yang bermanfaat untuk kesehatan

b. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam

memanfaatkan tanaman obat keluarga untuk kesehatan, dengan cara

lebih banyak lagi menambah wawasan, ilmu pengetahuan, teknologi

dan informasi tentang tanaman obat keluarga hingga meracik,

mengkonsumsi dan khasiatnya.

c. memanfaatkan tanaman obat kelurga untuk kesehatan masih sebatas

untuk mengobati bila mengalami masalah kesehatan, padahal yang

paling baik yaitu memanfaatkan tanaman obat keluarga sejaka masih

dalam kondisi sehat dengan mengkonsumsi tanaman-tanaman obat

keluarga yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan (promotif)

dan yang berkhasiat untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit

pada (preventif).

15
16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanaman Obat Keluarga

1. Definisi Tanaman Obat Keluarga

a. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil pengalaman seseorang terhadap

sesuatu. Dalam konteks ini, pengetahuan berarti pemahaman atau

keahlian yang diperoleh seseorang melalui pengalaman pribadi.

Definisi ini menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari

pengalaman pribadi terhadap suatu hal atau fenomena (Darsini et al.,

2019).

TOGA adalah tanaman obat keluarga, yang dahulu disebut

sebagai “Apotik Hidup”. TOGA merupakan beberapa jenis tanaman

obat pilihan yang dapat ditanam di pekarangan rumah atau

lingkungan rumah. Tanaman obat yang dipilih biasanya tanaman

yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama untuk penyakit

ringan seperti demam dan batuk. Keberadaan tanaman obat di

lingkungan rumah sangat penting, terutama bagi keluarga yang tidak

memiliki akses mudah ke pelayanan medis seperti klinik, puskesmas

ataupun rumah sakit. TOGA dapat dibudidayakan dalam pot-pot atau

di lahan sekitar rumah dalam skala kecil dan menengah, yang

selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat

16
17

untuk menunjang peningkatan kesehatan masyarakat, dan sekaligus

dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga. Kondisi alam

Indonesia memungkinkan banyak jenis tanaman obat yang berguna

bagi kesehatan dapat tumbuh subur di berbagai wilayahnya.

b. Jenis-Jenis Tanaman Obat Keluarga

Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga

adalah jenis- jenis tanaman yang memenuhi kriteria seperti: disebutkan

dalam buku pemanfaatan tanaman obat, lazim digunakan sebagai obat

di daerah permukiman, tumbuh dan hidup dengan baik di daerah

permukiman, dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya:

buah-buahan, dan bumbu masak, jenis tanaman yang hampir punah, dan

jenis tanaman yang masih liar (Tukiman, 2004).

Tanaman obat yang sering ditanam di pekarangan adalah: sirih,

kunyit, jahe, temulawak, kembang sepatu, daun dewa, sambiloto,

beluntas, jambu biji, belimbing wuluh, bunga kenop, cengkeh, delima,

jeruk nipis, kumis kucing, manggis, dan tomat. Pemanfaatan TOGA

umumnya untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut

gejala- gejala umum seperti demam, panas, batuk, sakit perut, dan gatal-

gatal (Ridwan, 2007)

NO Jenis Tanaman Obat Bagian Yang dimanfaatkan Cara Pemanfaatan Manfaat Pengobatan

1 Sirih Merah Daun

17
18

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Belum semua obat dari bahan alam yang digunakan dalam

pengobatan tradisional terbukti secara klinis mampu menyembuhkan

penyakit.Saat ini cukup banyak penelitian yang telah dilakukan untuk

membuktikan adanya efek farmakologi suatu bahan alam. Selain

membuktikan efeknya secara ilmiah, penelitian tersebut juga

melindungi masyarakat jangan sampai masyarakat mengkonsumsi

18
19

suatu bahan alam yang diyakini dapat mengobati suatu penyakit tetapi

ternyata tidak mempunyai efek apapun terhadap penyakit yang derita

Uji klinis sangat diperlukan sebagai bukti ilmiah dalam

pengembangan obat bahan alam. Sediaan jamu yang hanya

berdasarkan pengalaman dan warisan nenek moyang harus diuji

secara preklinis dan klinis sehingga produknya dapat dikembangkan

menjadi obat herbal terstandar (OHT) dan Fitofarmaka.( Dalimartha

S, 2000)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) telah

menetapkan sembilan tanaman obat unggulan yang diteliti secara

komprehensif mulai dari ekstraksi, standarisasi, uji preklinik dan uji

klinik. Uji tanaman obat ini dilakukan pada penderita di beberapa

rumah sakit di Indonesia Sembilan tanaman obat yang telah dilakukan

uji klinik adalah :

1. Sambiloto (Andrographis paniculata) Ekstrak sambiloto

diuji sebagai terapi anti kanker di Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

2. Jambu biji (Psidium guajava) Ekstrak daun jambu biji telah

diuji klinis di RS Dr Soetomo Surabaya sebagai obat

untuk meningkatkan trombosit pada penderita demam

berdarah.

3. Jati belanda (Guazuma ulmifolia) Ekstrak daun jati belanda

juga diuji sebagai antihiperlipidemia di RSCM Jakarta.

19
20

4. Cabe jawa (Piper retrofactum) Cabe jawa juga di uji di

RSCM sebagai penambah vitalitas pria (androgenk).

5. Temulawak (Curcuma domestica) Ekstrak rimpang

temulawak diuji klinis di RSUD Bantul Sleman Yogyakarta

sebagai antihiperkolesterolemia, antirheumatic dan

peningkat nafsu makan

6. Jahe merah (Zingiber officinale) Ekstrak rimpang jahe

merah telah diuji klinis di Rumah Sakit Hasan Sadikin

(RSHS) Bandung sebagai anti kanker atau anti

neoplasma.

7. Kunyit (Curcuma domestica) Ekstrak rimpang kunyit diuji

klinis di RSUD Bantul Sleman Yogyakarta sebagai

antihiperlipidemia.

8. Mengkudu (Morinda citrifolia) Ekstrak buah Mengkudu

diuji klinis di RSCM sebagai antidiabetik.

9. Salam(Syzigyumpolyanthum).Ekstrak daun salam juga

dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita

diabetes, diuji di RSHS. (BPOM, 2014. BPOM, 2017)

2. Manfaat

a.

Pada saat anggota keluarga ada yang sakit, TOGA dapat

dijadikan sebagai alternatif obat tradisional yang paling mudah dicari,

murah serta memiliki efek samping yang jauh lebih rendah

20
21

dibandingkan obat-obatan kimia (Muhlisah, 2000). Dengan

memahami manfaat, khasiat dan jenis tanaman tertentu, tanaman obat

menjadi pilihan keluarga dalam memilih obat alami yang aman.

Menurut Kemenkes RI 2011, Secara garis besar, TOGA

banyak memberikan banyak manfaat yang dapat dilihat dari

kesehatan, lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yaitu :

1. Aspek Kesehatan

a) Pemeliharaan Kesehatan TOGA yang berperan sebagai

obat tradisional banyak digunakan sebagai upaya pencegahan. (Upaya

preventif).

b) Penanggulangan Penyakit Banyak TOGA yang sangat

bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dari suatu

penyakit seperti hipertensi dan diabetes.

2. Perbaikan Status Gizi

Ada TOGA yang dikenal sebagai tanaman buah-buahan dan

sayuran seperti papaya, pisang dan daun katuk namun dapat digunakan

sebagai obat.

3. Aspek Lingkungan

a) Kelestarian alam

Saat ini banyak simplisia nabati yang berasal dari tumbuhan liar

yang mana nantinya jika tidak dibudidayakan maka tumbuhan tersebut

akan punah dan kepunahan tersebut akan punah.

b) Penghijauan dan Estetika

21
22

Dengan menggalakkan penanaman tanaman obat,berarti juga

menggalakkan penghijauan. Tanaman obat yang tinggi dan tertata baik

dapat memberikan keindahan pada lingkungan.

4. Aspek Ekonomi

Peningkatan pendapatan masyarakatdesa.Tanaman obat dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat desa karena dengan menanam

tanaman obat tersebut masyarakat dapat menggunakan tanaman

tersebut sebagai obat namun tanaman obat tersebut dapat dijual

sehingga menambah penghasilan, selain itu tanaman obat tersebut

dapat diolah terlebih dahalu seperti menjadi minuman sachet sehingga

menambah nilai jual.

5. Aspek Sosial Budaya

Dengan penanaman TOGA merupakan upaya pelestarian budaya

leluhur dalam memelihara dan mempertahankan budaya masyarakat

Menurut Kemenkes 2011, jenis tanaman obat yang akan ditanam

harus memperhatikan hal sebagai berikut:

1. Tanaman itu harus lazim terdapat di suatu tempat

2. Tanaman yang mudah diperbanyak

3. Dapat dipergunakan untuk keperluan lain

4. Dapat diolah menjadi simplisia secara sederhana

5. Tanaman sudah terancam kepunahan

6. Tanaman masih liar dan perlu dibudidayakan

22
23

Menurut dr. Setiawan Dalimartha (2008), Tanaman TOGA ini

dapat dimanfaatkan sebagai bahan ramuan tradisional dimana bahan-

bahan tersebut diambil dari berbagai bagian dari tanaman tersebut.

Sebagai contoh tanaman TOGA berdasarkan

bagian yang digunakan adalah:

1. Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya

2. Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya

3. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan akarnya.

4. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbinya.

b. Pengolahan Tanaman Obat Keluarga

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan tanaman

obat antara lain adalah:

1. Bahan tanaman; bahan tanaman yang digunakan untuk obat

harus dalam keadaan segar. Jika digunakan bahan tanaman

yang kering, maka keadaan bahan harus baik. Bahan tanaman

dicuci terlebih dahulu dengan air sampai bersih sebelum

digunakan. Persyaratan tersebut tidak berlaku untuk ramuan

yang dicampur minyak dan ramuan bercampur bahan kering,

seperti serbuk atau pil,

2. Peralatan yang digunakan; peralatan yang akan dipakai, seperti

sendok, gelas, panci perebusan, saringan, botol, atau yang lain

dibersihkan terlebih dahulu. Begitupula setelah digunakan, alat

23
24

harus dibersihkan lagi karena adanya residu pada alat dapat

mendatangkan kuman penyakit,

3. Air; air yang digunakan adalah air masak dan bersih, kecuali

jika ramuan obat harus direbus terlebih dahulu maka dapat

digunakan air mentah yang bersih,

4. Jangka waktu pemakaian; mengingat kebanyakan

ramuan obat tradisional dibuat dengan cara direbus, diperas,

atau dimakan mentah, maka jika ramuan obat dibuat dengan

direbus maka hanya boleh disimpan sehari atau 24 jam dan jika

ramuan obat dibuat dengan perasan tanpa direbus, hanya boleh

disimpan selama 12 jam. Setelah jangka waktu tersebut,

sebaiknya ramuan obat dibuang dan dibuat lagi yang baru jika

memerlukannya, dan

5. Tindakan medis lainnya; meskipun pemakaian obat tradisional

dianjurkan sebagai tindakan pengobatan penyakit, maka tidak

berarti pengobatan medis atau dokter diabaikan, sehingga jika

penderita penyakitnya parah dapat dibawa ke rumah sakit/

puskesmas/dokter terdekat (Muhlisah, 2000).

B. Fungsi Tanaman Obat Keluarga

C. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga

Keberhasilan pemanfaatan TOGA ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan

masyarakat mengenai manfaat dari setiap jenis tanaman yang berkhasiat obat

terutama tanaman obat yang telah diteliti secara empiris. Selain itu juga

24
25

dipengaruhi oleh cara penggunaan masing-masing tanaman obat untuk

berbagai penyakit yang berbeda.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengetahuan tentang tanaman obat dapat ditingkatkan guna

memperluas pemanfaatan tanaman obat ditengah masyarakat.

Diantaranya pengetahuan tentang kegunaan tanaman obat, kandungan

kimia setiap bagian tanaman obat, pengolahan pascapanen, dosis penggunaan

dsb.

Problematika lain yang dijumpai adalah pemanfaatan tanaman obat

oleh masyarakat yang dirasa belum optimal dan masih sebatas pengalaman

empiris tanpa disertai informasi ilmiah terkait khasiat, keamanan, dan

pemanfaatan tanaman obat yang baik. Setiap perilaku kesehatan dapat dilihat

sebagai fungsi pengaruh kolektif dari pengetahuan, sikap, persepsi, sarana

prasarana, dukungan sosial dan peraturan perundangan (Pratiwi, 2016).

Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat dirasa belum optimal dan

masih sebatas pengalaman empiris tanpa disertai informasi ilmiah terkait

khasiat, keamanan, dan cara pembuatan obat tradisional yang baik. Edukasi

kepada masyarakat sangat diperlukan tentang bagaimana penggunaan obat

25
26

tradisional secara tepat berdasarkan pendekatan ilmiah yang berbasis bukti

(evidence-based). Kebutuhan edukasi kaitannya dengan evidence base dan

pelatihan dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan serta sikap

masyarakat dalam menggunakan tanaman obat secara tepat dan rasional.

B. SARAN

Karena itu perlu dilakukan peningkatan pengetahuan kepada aspek lain

tentang tanaman obat. Diantaranya pengetahuan tentang kandungan kimia

didalamnya, tahapan pengolahannya hingga teknik pengkonsumsian tanaman

obat tersebut.

Pemanfaatan TOGA dalam masyarakat diperlukan petunjuk sebagai acuan agar

tanaman obat dapat digunakan secara rasional, antara lain: ketepatan

takaran/dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan dan

ketepatan pemilihan bahan dengan Edukasi dan pelatihan guna meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga.

Mengadakan pelatihan dengan Materi meliputi, evidence based dari tanaman

yang akan digunakan, teknologi pasca panen, cara pembuatan herbal instan dan

cara penyimpanan.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No. 75 tahun 2014 diunduh melalui :


http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_docman&task=cat_view&gid=52&Itemid=14 2

Ronald. (2006). Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung: Yrama Widya.

Savitri A. (2016). Tanaman Ajaib Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat
Keluarga)Mengenali Ragam dan Khasiat TOGA Meramu Jamu
Tradisional/ Herbal dengan TOGA. Bibit Publisher, Depok

Santoso SO.(1992) Perspektif pengembangan obat tradisional di Indonesia dalam


etik penelitian obat tradisional. Jakarta;. Hal:13.

Katno PS.(2008) Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat
tradisional. Yogyakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu,
Fakultas Farmasi, UGM.Hal.1-4].

Wakidi.(2003) Pemasyarakatan tanaman obat keluarga “TOGa” untuk mendukung


penggunaan sendiri “self medication”. Medan: Bagian Farmasi
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hal: 3.

Tukiman. (2004). Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan


Keluarga.

Ridwan. (2007). Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pertanian

Muhlisah,Fauziah.(2000).TamanObat Keluarga (TOGA).Jakarta:Penebar Swadaya

Savitri, Astrid. (2016). Tanaman Ajaib Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman
Obat Keluarga). Depok: Bibit Publisher.

27
28

Kementerian Kesehatan RI.(2011) 100 Top Tanaman Obat Indonesia. Jakarta:


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.(2014) Pedoman


Uji Klinik Obat Herbal. Jakarta: BPOM.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.(2017) Obat Bahan


Alam Indonesia.Program dan Kegiatan Penelitian Tanaman Obat
Indonesia.
Dalimartha, S.(2000) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Trubus Agriwidya.

Muhlisah, Fauziah.(2000).Taman Obat Keluarga(TOGA).Jakarta:PenebarSwadaya

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya Bonifasius Alex, mahasiswa Program Studi S1 Institut Teknologi dan

Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat bermaksud melakukan penelitian

yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak Rokok Dengan Perilaku

Merokok Di Dalam Rumah Di Dusun Mendung Terusan” .

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Tingkat

Pengetahuan Dampak Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Di

Dusun Mendung Terusan.

Segala informasi yang diberikan melalui kuesioner yang telah disusun oleh

peneliti dijamin kerahasiaannya dan peneliti bersedia bertanggung jawab apabila

informasi yang diberikan akan merugikan. Saudara berhak untuk bersedia ataupun

menolak menjadi responden apabila ada pernyataan yang tidak berkenan.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kesediaan saudara untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden penelitian dengan mengisi

28
29

kuisioner yang akan peneliti berikan. Saudara tidak perlu khawatir akan benar

atau salah jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu, berikanlah jawaban

yang jujur sesuai dengan apa yang saudara ketahui dan rasakan. Atas perhatian

dan kesediaan saudara, saya mengucapkan terima kasih.

Pontianak, Juli 2023


Peneliti,

Bonifasius Alex

29
30

INFORMED CONSENT

PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAMPAK ROKOK


DENGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH
DI DUSUN MENDUNG TERUSAN

Peneliti:
BONIFASIUS ALEX
NIM: SNR22226072

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2023

30
31

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PERAWAT

Saya, Bonifasius Alex, mahasiswa dari ITEKES MUHAMMADIYAH KALBAR

akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dampak Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Di Dusun Mendung

Terusan” .

Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak

Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Di Dusun Mendung Terusan”

Penelitian ini membutuhkan 80 responden, dengan menggunakan kuesioner

sebagai alat penelitian dimana kuesioner memiliki 29 poin. Berkaitan dengan

tingkat pengetahuan 19 pertanyaan, Berkaitan dengan perilaku merokok 10

pernyataan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan

bulan Desember tahun 2023.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Bapak/Ibu dapat mengikuti dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila

Bapak/Ibu sudah memutuskan memberikan izin untuk ikut serta dalam

penelitian ini, maka Bapak/Ibu diharapkan dapat mengisi dan

menandatangani lembar persetujuan. Bapak/Ibu juga dapat mengundurkan

diri dalam penelitian ini jika berubah pikiran atau tidak berkenan untuk

dilakukan penelitian.

31
32

B. Prosedur Penelitian.

Apabila Bapak/Ibu telah memberikan izin untuk berpatisipasi dalam

penelitian ini, maka akan diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan sebanyak rangkap dua, satu untuk Bapak/Ibu simpan dan satu

untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah Bapak/Ibu akan diminta

mengisi kuesioner sebanyak 29 pernyataan.

C. Kewajiban subjek penelitian

Sebagai subjek penelitian, Bapak/Ibu berkewajiban mengikuti aturan atau

petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas,

Bapak/Ibu dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Risiko dan Efek Samping dan penanganannya.

Penelitian ini tidak mempunyai risiko klinis terhadap responden.

E. Manfaat

Keuntungan yang didapatkan adalah dapat diketahui Hubungan Tingkat

Pengetahuan Dampak Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Di

Dusun Mendung Terusan” .

F. Kerahasian

Semua informasi yang berkaitan dengan indentitas Bapak/Ibu sebagai

responden akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa indentitas Bapak/Ibu.

G. Kompensasi

Peneliti tidak memberikan kompensasi.

32
33

H. Pembiayaan

Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti

tanpa meminta sedikitpun biaya pada responden.

I. Informasi Tambahan

Bapak/Ibu diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum

jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan

penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi peneliti Bonifasius Alex secara

langsung atau lewat telepon pada no.085651416328 atau melalui email

bonifasiusalex99@gmail.com.

33
34

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN UNTUK

KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh Bonifasius Alex

dari mahasiswa ITEKES MUHAMMAITAH KALBAR tentang “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dampak Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam

Rumah Di Dusun Mendung Terusan” .telah disampaikan kepada saya dan semua

pertanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan

penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Bonifasius Alex secara langsung

lewat telepon pada nomor HP. 085651416328 atau melalui email

bonifasiusalex99@gmail.com.

Saya sebagai responden:…………………. (kode diisi oleh peneliti)

SETUJU

Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanggal :……………………………………………….

Tanda tangan responden :…………………………………………….....

Nama responden :……………………………………………….

Tanda tangan saksi :………………………………………………

Nama Saksi :………………………………………………

34
35

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia

menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudara:

Nama : Bonifasius Alex

NIM : SNR22226072

Alamat : Dsn. Mendung Terusan RT003/RW006, Desa Samalantan,

Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang.

Mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat

Program Studi S1 Keperawatan dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dampak Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Di Dusun Mendung

Terusan” .

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela menjadi

responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

No.Responden: (diisi oleh peneliti)

MendungTerusan,2023

Responden

(……………………)

35
36

KUESIONER A
IDENTITAS RESPONDEN

Nama / Inisial responden :


Tanggal Pengisian :

Petunjuk pengisian:
1. Bapak/ibu/Saudara/I, bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum mengisi
kuesioner ini.
2. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia.
3. Mohon jawab pertanyaan berikut dengan apa adanya dan sejujur-jujurnya.
4. Jawaban bapak/ibu/Saudara/I, sekalian akan dijamin kerahasiaannya.
5. Terima kasih atas partisipasi anda.

Pendidikan terakhir : Tamat SD £


Tamat SMP £
Tamat SMU £
Tamat Perguruan Tinggi £

Usia : 25 - 49 Tahun £

36
37

KUESIONER B
Tingkat Pengetahuan

Petunjuk pengisian:
1. Bapak/ibu/Saudara/i, bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum mengisi
kuesioner ini.
2. Mohon jawab pertanyaan berikut dengan apa adanya dan sejujur-jujurnya.
3. Jawaban bapak/ibu/Saudara/i, sekalian akan dijamin kerahasiaannya.
4. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang disediakan dengan
option/pillihan: Benar / Salah

No Pertanyaan Benar Salah


1 Rokok tidak berbahaya bagi kesehatan
2 Rokok berbahaya bagi perokok itu sendiri
3 Bila anda merokok, asap rokok yang anda hembuskan itu
merupakan polusi udara bagi orang yang ada disekitar
anda.
4 Bila seseorang yang ada didekatmu bukan seorang
perokok tetapi dia ikut menghisap asap rokok yang kamu
hembuskan disebut dengan perokok pasif.
5 Di dalam rokok terdapat kandungan zat yang berbahaya
6 Salah satu kandungan rokok yaitu karbon monoksida
dapat mengikat diri dengan sel darah merah dan
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
7 Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti tar,
nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi kesehatan.
8 Nikotin dalam rokok tidak menyebabkan ketagihan pada
si perokok.
9 Rokok banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya
bagi kesehatan.

37
38

10 Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya


kanker paru.
11 Rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan
kanker paru.
12 Tidak ada hubungan yang berarti antara merokok
dengan kesehatan si perokok.
13 Rokok dapat mempengaruhi penyempitan pembuluh
darah yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah.
14 Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok.
15 Bahaya rokok terhadap kesehatan salah satunya adalah
pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut.
16 Merokok dapat menyebabkan impotensi (lemah
syahwat), menurunnya kekebalan individu dan kanker.
17 Rokok tidak berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan
mulut.
18 Terdapat peraturan undang-undang yang melarang
merokok ditempat umum, sarana kesehatan, tempat
kerja, tempat proses belajar mengajar, angkutan umum
19 Terdapat sedikit dampak positif yang ditimbulkan oleh
rokok.

38
39

KUESIONER C
Perilaku Merokok
Petunjuk pengisian:
1. Bapak/ibu/Saudara/i, bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum mengisi
kuesioner ini.
2. Mohon jawab pertanyaan berikut dengan apa adanya dan sejujur-jujurnya.
3. Jawaban bapak/ibu/Saudara/i, sekalian akan dijamin kerahasiaannya.
4. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang disediakan dengan
option/pillihan:
SL : Selalu ; Selalu melakukan (Tidak pernah tidak melakukan)
SR : Sering; Sering melakukan (Berulang kali namun pernah 1 atau 2
kali tidak melakukan)
KK : Kadang-kadang; Sekali-kali saja melakukan
TP : Tidak Pernah; Tidak pernah melakukan
No Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
1 Saya merokok terutama saat
merasa cemas/ gelisah/ jenuh /kesal
2 Saya merokok saat merasa
gelisah maupun tenang
3 Saya merokok jika mulut saya
terasa asam
4 Saya merokok kapan pun saya mau.
5 Saya merokok baik saat cuaca
dingin maupun panas.
6 Saya merokok terutama setelah
makan
7 Saya merokok terutama saat cuaca
dingin
8 Saya merokok dalam jumlah batang
yang terus bertambah dari hari ke
hari
9 Saya merokok terutama di tempat
sepi/tidak banyak orang
10 Saya menghisap rokok yang
memiliki kandungan nikotin dan tar
lebih banyak(seperti: rokok kretek)

Terima kasih atas partisipasi anda.

39
40

KENDALI BIMBINGAN

NAMA MAHASISWA : BONIFASIUS ALEX


NIM : SNR22226072
PEMBIMBING I : Ns. WURIANI, M.Pd., M.Kep
PEMBIMBING II : Ns. SURTIKANTI, M.Kep
.
MATERI PARAF
TANGGAL MASUKAN
BIMBINGAN PEMBIMBING

40
41

MATERI PARAF
TANGGAL MASUKAN
BIMBINGAN PEMBIMBING

41
42

42

Anda mungkin juga menyukai