A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu menentukan kadar HCL melalui titrasi alkalimetri.
B. Dasar Teori
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan
diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis (Charles
W Keenan.1980:422). Alkalimetri, merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan
baku asam. Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat
digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya.
Dasar reaksi titrasi asam basa merupakan reaksi penetralan, pada titrasi larutan basa dengan larutan standar
asam (asidimetri) atau sebaliknya pada titrasi larutan asam dengan basa standar (alkalimetri). Pada
dasarnya titrasi ini bertujuan untuk menentukan banyaknya asam atau basa yang secara kimia tepat
ekuivalen (setara) dengan banyaknya basa atau asam di dalam larutan. Titik atau pada saat dimana keadaan
tersebut tercapai disebut titik ekuivalen atau titik akhir teoritis.
Untuk mengetahui saat tercapainya titik ekuivalen dalam suatu proses titrasi, digunakan suatu zat
penunjuk yang di dalam larutan mempunyai warna yang berbeda, tergantung dari besarnya konsentrasi ion
H+ yang terdapat di dalam larutan. Zat penunjuk tersebut dinamakan indikator netralisasi/indikator asam-
basa. Sifat penting dari indikator adalah terjadinya perubahan warna dalam larutan, baik yang bersifat asam
atau basa. Perubahan warna tersebut tidak terjadi secara drastis, tetapi tejadi secara perlahan-lahan sesuai
degan terjadinya perubahan pH larutan.
Larutan NaOH
0,1 M Memasukan 5
secukupnya mL Larutan HCl
dimasukan ke ke dalam
Erlenmeyer
dalam Buret
Mengamati
perubahan warna
menjadi merah Menentukan
muda dan dicatat kadar HCl
volume NaOH
yang diperlukan
( )
E. Pertanyaan
Jawab :
1. Fungsi dari penambahan Indikator PP dalam percobaan yaitu agar dapat menentukan
titik ekuivalen yang ada pada percobaan titrasi tadi
2. Rumus Titrasi Asam Basa
V1.M1 = V2.M2