Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA MEDIK

MODUL VI
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

Tanggal Praktikum : Senin, 01 November 2021

Kelompok C7

Nama/NIM Anggota Kelompok :

Aldila Fajar Oktriyanto 119260009


Alona Putri Salsabila 119260101
Faricha Elwarda A 119260115
Rahmiwati 119260056

PROGRAM STUDI FARMASI


JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020/2021
I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
secara kualitatif dengan serangkaian uji kimiawi

2. Mengetahui hasil uji positif yang terjadi pada identifikasi karbohidrat

3. Mengetahui nilai glukosa darah (glukosa puasa, glukosa 2 jam PP dan glukosa
sewaktu) dalam nilai normal

II. Prinsip Percobaan


2.1.Karbohidrat
Karbohidrat merupakan susunan dari suatu atom karbon dan air. Secara
umum, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polimer gula yang memiliki rumus
molekul Cn(H2O)m. Berdasarkan rumus molekul tersebut karbohidrat terdiri dari
atom C, H dan O. Karbohidrat merupakan suatu turunan dari aldehid atau keton
dari alcohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa
kompleks. (Girinda, 1986)
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi setiap makhluk hidup.
Tubuh manusia terdapat 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram yang
digunakan untuk membantu metabolism lemak dan protein. Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan terbentuk dari beberapa asam amino diantaranya gliserol
lemak dan Sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Karbohidrat mempunyai peran penting dalam menentukan karekteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain0lain. Karbohidrat dibagi
menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. (Sirajuddin,
2011)
2.2.Analisis Kualitatif
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat
dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yang lebih spesifik
dapat membedakan golongan karbohidrat. Banyak cara untuk mengetahui atau
mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasiheksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural,
sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif
jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksimolish.Uji molisch
adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini
untuksemua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan
hasil positif. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu-
naphthol yang terlarut dalam etanol 95%. Setelah pencampuran atau
homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahadituangkan melalui dinding tabung
reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atauhanya membentuk
lapisan. H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu. (Hutagalung, 2004)
2) Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan
mengontrol kondis-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan.
Pada analisa ini, karbohidra tdireduksi pada suasana asam. Disakarida juga
akan memberikan hasil positif bila didihkan cukup lamahingga terjadi
hidrolisis. Uji Barfoed menggunakan reagen Barfoed yang terdiri dari
tembaga asetat dan asam asetat glacial sebagai pereaksi. Diketahui bahwa
disakarida merupakan agen pereduksi yanglemah, mereka tidak membentuk
ion kupri pada reagen Barfoed yang ada dalam keadaan asam, sedangkan
monosakarida merupakan agen pereduksi yang kuat dan mampu membentuk
ion kupri dalam reagen Barfoed dalam keadaan asam karena itu uji
Barfoed ini digunakan untuk membedakan disakarida pereduksi dengan
monosakarida pereduksi dalam suatu sampel. (Poedjiaji, 1996)
3) Uji Fehling
Prinsip reaksi ini yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk
mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah
bata) setelah dipanaskan pada suasana basa (Benedict dan Fehling) atau
asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent)
seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat. (Hutagalung, 2004)
4) Matode Anthrone
Metode Anthone untuk analisis total karbohidrat yang paling umum digunakan
dalam analisis karbohidrat dengan menggunakan instrument spektrofotometer
UV-Visible. Metode anthore ini memiliki banyak keunggulan anatara lain
kesederhanaan ujinya, spektrumnya yang luas dan sensitifitasnya yang cukup
baik. (Hutagalung, 2004)
2.3.Analisis Kuantitatif
Kadar karbohidrat dalam berbagai bahan makanan dapat ditentukan dengan
berbagai cara, diantaranya cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau
biokimia dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk
polisakarida maupun oligosakarida memerlukan pendahuluan yaitu hidrolisis
lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini, maka bahan
dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan tertentu . (Poedjiaji, 1996)
Kadar gula darah adalah terjadinya suatu peningkatan setelah makan dan
mengalami penurunan di waktu pagi hari bangun tidur. Bila seseorang dikatakan
mengalami hyperglycemia apabila keadaan kadar gula dalam darah jauh diatas nilai
normal, sedangkan hypoglycemiasuatu keadaan kondisi dimana seseorang
mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal. Kadar gula darah
merupakan peningkatan glukosa dalam darah. Konsentrasi terhadap gula darah atau
peningkatan glukosa serum diatur secara ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan
melalui darah merupakan sumber utama energi untuk sel –sel tubuh.
Prinsip Pemeriksaan Glukosa Darah Metode GOD-PA itentukan setelah
oksidasi enzimatik dengan adanya glukosa oksidase. Hidrogen peroksida yang
terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone dengan katalisator
peroksidase menjadi zat warna quinonemine berwarna merah violet sebagai
indikator. (Rudi, 2013)

III. Alat dan Bahan


A. Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Gelas beaker
 Penjepit kayu
 Water bath
 Mikrokuvet
 Mikropipet
 Spektrofotometri UV/Vis
B. Bahan
 α-naftol
 Etanol
 Asam sulfat
 Antron
 Copper II sulfat
 Aquades
 Potassium sodium tartrate
 Natrium hidroksida
 Copper II asetat
 Asam asetat glasial
 Plasma heparin
 Glukosa standard
 Kit glukosa/ Glucose GOD- PAP

MSDS
Nama Zat Sifat Fisikokimia Bahaya Penanganan
Aquades Rumus molekul : H2O Tidak diklasifikasikan Jika terhirup: Cari udara
BM: 18.02g/mol sebagai bahan yang segar
Ciri: Berbentuk cair, berbahaya sesuai
tidak berwarna dan dengan Peraturan (EC) Jika kontak dengan kulit:
tidak berbau No : 1272/2008 Cuci bagian yang terkena
Densitas: 997 kg/m³ dengan pancuran air/air
Titik lebur: 0°C
Titik didih: 100°C
Jika kontak dengan mata:
Cuci dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit

Jika tertelan: Segera berikan


korban minum air putih
Serum Ciri: Berbentuk cairan, Bahaya yang Jika kontak dengan mata :
Heparin berwarna jernih diidentifikasikan Basuh dengan air sebanyak-
dengan produk ini banyaknya selama minimal
adalah terkait dengan 15 menit. Pastikan
kontaminasi biologis pembilasan memadai
dengan membuka kelopak
mata. Minta nasihat medis

Jika kontak dengan kulit :


Bilas dengan banyak air dan
sabun selama minimal 15
menit. Lepaskan pakaian
yang terkontaminasi dan
dapatkan bantuan medis.

Jika tertelan : Bersihkan


mulut dengan air asalkan
orang tersebut sadar. Minta
saran medis.

Jika terhirup : Pindahkan ke


udfara segar. Jika tidak
bernafas, berikan pernafasan
buatan. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Minta
saran medis.
Etanol Rumus molekul: Dapat menyebabkan Jika terhirup: Cari udara
C2H5OH BM: 46.07 mual dan muntah jika yang segar
g/mol tertelan
Ciri: Berbentuk cair, Jika kontak dengan kulit:
tidak berwarna, dan Dapat menyebabkan Cuci bagian yang terkena
berbau seperti alcohol iritasi mukosa ringan dengan pancuran air/air
pH: 7.0 jika terhirup
Titik lebur: - 114.5°C Jika kontak dengan mata:
Titik didih: 78.3°C Dapat menyebabkan Cuci dengan banyak air
Titik nyala: 12°C iritasi serius pada mata sedikitnya selama 15 menit
Densitas : 0.790-
0.793g/cm³ Cairan dan uap mudah Jika tertelan: Segera berikan
Koefisien partisi: log menyala korban minum air putih
Pow: -0.31
Kelarutan dalam air:
Pada 20°C tercampur
sepenuhnya
Glukosa Rumus molekul: Mudah terbakar jika Jika terhirup: Segera hirup
C₆H₁₂O₆ BM: 180.16 terdispersi membentuk udara segar
g/mol campuran eksplosif di
Ciri: Berbentuk padat, udara Jika kontak dengan kulit:
tak berwarna, tak Bilas kulit dengan air atau
berbau Titik lebur: pancuran air
146°C Densitas: 1.54
g/cm³ Kelarutan dalam Jika kontak dengan mata:
air: 470g/l pada 20°C Bilas dengan air yang
Koefisien partisi: log banyak
Pow: -3.24
Suhu menyala: 500°C Jika tertelan: Beri minum
kepada korban
Sodium Rumus molekul : Dapat korosif terhadap Jika terhirup: Hirup udara
Hidroksida NaOH logam. segar. Jika nafas terhenti
Berat molekul : 40.00 berikan napas buatan mulut
g/mol Menyebabkan kulit ke mulut atau secara
Ciri: Padatan berwarna terbakar yang parah dan mekanik. Berikan masker
putih kerusakan mata oksigen jika
Bau: Tidak berbau mungkin.Segera hubungi
pH: kira-kira > 14 pada dokter.
100 g/l 20 °C
Titik lebur: 319 - 322 Jika kontak dengan kulit:
°C Titik didih/rentang Tanggalkan segera semua
didih: 1.390 °C pada pakaian yang
1.013 hPa terkontaminasi. Bilaslah
Densitas: 2,13 g/cm3 kulit dengan air/ pancuran
pada 20 °C air. Periksakan ke dokter.

Jika kontak dengan mata:


Bilaslah dengan air yang
banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.

Jika tertelan: Beri air


minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran
pengobatan. Hanya di dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif dan
konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
Asam Rumus molekul: Dapat korosif terhadap Jika terhirup: Cari udara
sulfat H2SO4 logam yang segar
BM: 98,08 g/mol
Ciri: Berbentuk cairan, Menyebabkan kulit Jika kontak dengan kulit:
tak berwarna, tak terbakar yang parah dan Cuci bagian yang terkena
berbau kerusakan mata dengan pancuran air/air
Titik lebur: 25°C
Titik didih: -20°C Jika kontak dengan mata:
Densitas: 1,84 g/cm³ Cuci dengan banyak air
Kelarutan dalam air: sedikitnya selama 15 menit
pada 20°C larut
pH: 0,3 pada 49 g/l Jika tertelan: Segera berikan
korban minum air putih
α-naftol Rumus molekul: Berbahaya jika tertelan. Jika terhirup: Cari udara
C10H8O yang segar
BM: 144,17 g/mol Toksik jika terkena
Ciri: Berbentuk kulit. Menyebabkan Jika kontak dengan kulit:
padatan, berwarna biru iritasi kulit. Cuci bagian yang terkena
muda, berbau seperti dengan pancuran air/air
alkohol Dapat menyebabkan
Titik lebur: 95-96°C reaksi alergi pada kulit. Jika kontak dengan mata:
Titik didih: 278-280°C Cuci dengan banyak air
Densitas: 1,28 g/cm³ Menyebabkan sedikitnya selama 15 menit
Tekanan uap: 2,3 hPa kerusakan mata yang
pada 100°C serius. Jika tertelan: Segera berikan
Titik nyala : 125 °C korban minum air putih
Dapat menyebabkan
iritasi pada saluran
pernafasan.

Dapat menyebabkan
kerusakan pada organ
(Ginjal) jika tertelan.

Sangat toksik pada


kehidupan perairan
dengan efek jangka
panjang.
Anthrone Rumus molekul: Menyebabkan iritasi Jika terhirup: Cari udara
C14H10O kulit. yang segar
BM: 194,23 g/mol
Ciri: Berbentuk Menyebabkan iritasi Jika kontak dengan kulit:
padatan, berwarna mata yang serius. Cuci bagian yang terkena
kuning muda, tak dengan pancuran air/air
berbau Dapat menyebabkan
Titik lebur: 155-158 °C iritasi pada saluran Jika kontak dengan mata:
Titik didih: 721 °C pernafasan. Cuci dengan banyak air
Densitas curah: 450 sedikitnya selama 15 menit
kg/cm³
Jika tertelan: Segera berikan
korban minum air putih
Copper II Rumus molekul: Beracun jika tertelan Jika terhirup: Hirup udara
Sulfat CuSO4.5H2O segar. Jika nafas terhenti:
BM: 249,68 g/mol Sangat beracun bagi berikan napas buatan mulut
Ciri: Berbentuk padatan kehidupan akuatik ke mulut atau secara
kristal, berwarna biru, mekanik. Berikan masker
tak berbau Sangat beracun bagi oksigen jika
Titik didih: terurai kehidupan akuatik mungkin.Segera hubungi
menjadi oksida tembaga dengan efek jangka dokter.
pada 650 °C panjang
Titik lebur: 560 °C Jika kontak dengan kulit:
Densitas: 2286 kg/m³ Tanggalkan segera semua
pH: 4,0 (3,2%) pakaian yang
Suhu terdekomposisi: > terkontaminasi. Bilaslah
110 °C kulit dengan air/ pancuran
air. Periksakan ke dokter.

Jika kontak dengan mata:


Bilaslah dengan air yang
banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.

Jika tertelan: Beri air


minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran
pengobatan. Hanya di dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif dan
konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
Potassium Rumus molekul: Bukan bahan atau Jika terhirup: Cari udara
Sodium KNaC4H4O6·4H2O campuran berbahaya yang segar
Tartrate BM: 282,1 g/mol menurut Peraturan (EC)
Ciri: Berbentuk No 1272/2008. Jika kontak dengan kulit:
padatan, berwarna Cuci bagian yang terkena
putih, tak berbau dengan pancuran air/air
Titik lebur: 75 °C
Titik didih: 220 °C Jika kontak dengan mata:
Densitas: 1,79 g/cm³ Cuci dengan banyak air
Kelarutan dalam air: sedikitnya selama 15 menit
630 g/l pada 20 °C
pH: 7,0-8,5 pada 50 g/l Jika tertelan: Segera berikan
25 °C korban minum air putih
Copper II Rumus molekul: Berbahaya jika tertelan Jika terhirup: Hirup udara
Asetat Cu(CH3COO)2. H2O segar.
BM: 199,6g/mol Menyebabkan
Ciri: Berbentuk kerusakan mata yang Jika nafas terhenti: berikan
padatan, berwarna hijau serius napas buatan mulut ke
sampai kebiruan, tak mulut atau secara mekanik.
berbau Sangat beracun bagi Berikan masker oksigen jika
Titik lebur: 115 °C kehidupan akuatik mungkin.Segera hubungi
Titik didih: 240 °C dengan efek jangka dokter.
Densitas: 1,88 g/cm³ panjang
Kelarutan dalam air: Jika kontak dengan kulit:
76,3 g/l pada 20 °C Tanggalkan segera semua
pH: 5-6 pada 50 g/l 20 pakaian yang
°C terkontaminasi. Bilaslah
kulit dengan air/ pancuran
air. Periksakan ke dokter.

Jika kontak dengan mata:


Bilaslah dengan air yang
banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.

Jika tertelan: Beri air


minum (paling banyak dua
gelas). Segera cari anjuran
pengobatan. Hanya di dalam
kasus khusus, jika
pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif dan
konsultasikan kepada dokter
secepatnya
Asam Rumus molekul: Cairan dan uap mudah Jika terhirup: Cari udara
Asetat CH₃COOH menyala. yang segar
Glasial BM: 60,05 g/mol
Ciri: Berbentuk cairan, Menyebabkan kulit Jika kontak dengan kulit:
tak berwarna putih, terbakar yang parah dan Cuci bagian yang terkena
berbau khas kerusakan mata. dengan pancuran air/air
Titik lebur: 16,6 °C
Titik didih: 118 °C Jika kontak dengan mata:
Densitas: 1,04 g/cm³ Cuci dengan banyak air
pH: 2,5 pada 50 g/l 20 sedikitnya selama 15 menit
°C
Tekanan uap: 20,79 hPa Jika tertelan: Segera berikan
pada 25 °C korban minum air putih
Titik nyala: 39 °C
Kit Ciri: Berbentuk cairan Berbahaya untuk Tanda-tanda: Menelan,
Glukosa pada suhu 20oC lingkungan. kontak dengan mata atau
/Glucose Titik lebur: 100°C kulit, menghirup (vial R1)
GOD-PAP Titik nyala: tidak dapat menyebabkan iritasi.
Liquid mudah terbakar (>60
oC) Pertolongan pertama: Jika
Tekanan uap pada 20 terhirup: Berikan udara
oC: 2350 Pa segar. Jika sulit bernafas
Tekanan uap pada 50 dapatkan bantuan medis.
oC: 92,87 (12,38 kPa)
Densitas pada 20 oC: Jika tertelan: Carilah nasihat
1046,1 kg/cm³ medis jika konsumsi
Viskositas dinamik: dicurigai.
1,09 cP
Viskositas kinematik: Jika terkena kulit: Segera
1,04 cSt bilas dengan banyak air.

Jika terkena mata: Segera


bilas dengan banyak air.
IV. Prosedur Percobaan
A. Test Kualitatif untuk Karbohidrat
1. Test Molisch

2 ml Larutan Test

Ditambahkan 2 tetes larutan α-naftol (50 mg/ml dalam etanol, disiapkan segar)
disiapkan segar),

Ditambahkan kira-kira 1 ml H2SO4 pekat secara hati-hati.


disiapkan segar),

Diamati perubahan yang terjadi

Selesai

2. Reaksi dengan Antron

2 ml Larutan Antron (2 mg/ml)

Ditambahkan 5 tetes larutan test

Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi

Selesai

3. Test Fehling

2 ml Larutan Test

Ditambahkan 5 tetes reagen


Dikocok dan dipanaskan larutan pada tangas air 60C

Diamati perubahan yang terjadi

Selesai

4. Test Barfoed

2 ml Reagen Barfoed

Ditambahkan 1ml larutan uji

Dipanaskan hingga mendidih selama 1 menit dan


biarkan beberapa saat

Diamati perubahan yang terjadi

Selesai
B. Pemeriksaan Glukosa Darah (Metode Enzimatik/GOD/PAP)

Mikrokuvet

Blanko 1 ml, Standar 1 ml, Test 1 mL

Larutan kerja (dihangatkan pada 37 C selama 5 menit)

Dimasukkan 10 mikroL serum/plasma ke mikrokuvet test

Dimasukkan 10 mikroL standar ke mikrokuvet standar

Dicampur homogen dan dihangatkan pada 37C tepat


selama 5 menit atau diamkan 10 menit pada suhu kamar
(18-30C).

Dibaca Absorbansi Test (Abs. Test) dan Absorbansi


Standar (Abs. Std) terhadap Blanko reagensia pada
panjang gelombang 500 nm.
V. Pengolahan Data
A. Test Kualitatif untuk Karbohidrat
1. Test Molich
Prinsip : Ikatan glikosida akan dihidrolisis oleh asam sulfat pekat
menghasilkan monosakarida dimana kemudian terdehidrasi menjadi furfural
dan turunannya. Produk yang terbentuk kemudian membentuk kompleks
dengan α-naftol memberikan warna purple. Uji ini digunakan untuk test
keberadaan karbohidrat atau senyawa lain yang dengan asam sulfat pekat
menghasilkan furfural.
2. Reaksi dengan Antron
Prinsip : Reaksi dengan antron adalah uji umum lainnya untuk mengecek
keberadaan karbohidrat. Furfural hasil hidrolisis dan dehidrasi oleh asam
sulfat pekat direaksikan dengan antron, sehingga membentuk kompleks
berwarna biru kehijauan.
3. Tes Fehling
Prinsip : Karbohidrat dengan gugus keton atau aldehid bebas dapat
mereduksi Cu2+ dalam suasan basa menghasilkann endapan berwarna merah
(Cu2O).
4. Tes Barfoed
Reagen Barfoed bersifat sedikit asam dan hanya dapat mereduksi
monosakarida. Pemanasan yang terlalu lama dapat menyebabkan hidrolisis
disakarida sehingga memberikan reaksi positif palsu. Reagen Barfoed juga
mengandung ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi gugus keton atau aldehid
bebas dalam monosakarida.
B. Pemeriksaan Glukosa Darah (metode enzimatik/GOD/PAP)
DAFTAR PUSTAKA

Girinda, A. (1986). BioKimia I. Jakarta: Gramedia 41.


Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Poedjiaji, A. (1996). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Rudi, H. (2013). BioKimia. Jakarta: UI-Press.
Sirajuddin, S. (2011). Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Tabel Pengerjaan
Nama NIM Kontribusi
Aldila Fajar Oktriyanto 119260009 Alat bahan, MSDS

Alona Putri Salsabila 119260101 Perhitungan dan Tabel pengerjaan

Faricha Elwarda A 119260115 Cover, Tujuan, Prinsip, Dapus

Rahmiwati 119260056 Prosedur

Anda mungkin juga menyukai