Anda di halaman 1dari 11

JIUBJ

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi


Volume …, Nomor …, …….. 2019, (Halaman …. - …..)
DOI 10.33087
ISSN 1411-8939 (Online) | ISSN 2549-4236 (Print)

Analisis Pengembangan Minat, Bakat, dan Karakter Siswa Sekolah Menengah


Atas Negeri 2 Muara Sugihan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam
Puji Laraswati1, Muhammad Izman Herdiansyah2
Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia1,2
e-mail: Pujilaraswati4@gmail.com; m.herdiansyah@binadarma.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana minat, bakat, dan karakter siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan. Kegiatan
ekstrakurikuler rohani Islam bertujuan untuk membentuk para peserta didik yang bekarakter Islami serta upaya
memotivasi pengamalan ibadah di sekolah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana
minat, bakat, dan karakter siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan melalui kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif.
Instrumen penelitian menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan trianggulasi. Dan analisa data
menggunakan reduksi, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan sudah
cukup baik dalam mengembangkan kemampuan dalam diri siswa dari minat, bakat dan karakter siswa. Bisa
dilihat dari proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam itu sendiri dimana terdapat beberapa
program dari program harian (Shalat Dhuha dan Dzuhur berjamaah dan membaca Al-Qur’an), program
mingguan (Kajian Keislaman, Muhadhoroh, Qiro’ah, Shalat jum’at berjamaah, dan bersih-bersih musholla),
program bulanan (dzikir berjamaah), dan program tahunan (perayaan hari besar Islam). Program-program ini
membuat siswa semakin tertarik untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki.

Kata kunci : Minat, Bakat, Karakter, Kegiatan Ekstrakurikuler, Rohani Islam

ABSTRACT
The background in this research is to find out how the interests, talents, and character of students through
Islamic Spiritual extracurricular activities at SMAN 2 Muara Sugihan. Islamic spiritual extracurricular activities aim
to form students with Islamic character as well as efforts to motivate the practice of worship in schools. The
formulation of the problem in this study is how are the interests, talents, and character of the students of SMAN 2
Muara Sugihan through Islamic Spiritual extracurricular activities. The type of research used in this research is
qualitative research. Research instruments using observation, interviews, documentation, and triangulation. And
data analysis using reduction, data presentation and data verification. The results showed that Islamic Spiritual
extracurricular activities carried out at SMAN 2 Muara Sugihan were good enough to develop students' abilities in
terms of interests, talents and student character. It can be seen from the process of implementing Islamic
Spiritual extracurricular activities itself where there are several programs from daily programs (Dhuha and Dzuhur
Prayers in congregation and reading the Qur'an), weekly programs (Islamic Studies, Muhadhoroh, Qiro'ah, Friday
Prayers in congregation, and cleaning the prayer room), monthly program (dhikr in congregation), and annual
program (celebration of Islamic holidays). These programs make students more interested in developing the
abilities they have.

Keywords : Interest, Talent, Character, Extracurricular Activities, Spiritual Islam

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupannya di era
globalisasi dan berguna untuk mengembangkan potensi diri. Pendidikan merupakan bagian penting
dari proses pembangunan nasional. Pendidikan juga dijadikan sebagai investasi dalam
pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diri diyakini
sebagai faktor pendukung manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan. Dalam
kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai dasar bagi masyarakat yang ingin maju
dan berkembang. Oleh sebab itu pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara
(Mulyasa, 2013:18).
Sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar berlangsung, baik di dalam kelas ataupun
di luar kelas. Pelaksanaannya pun ada yang berupa kegiatan intrakurikuler yang dilakukan di jam
pelajaran sekolah dengan teratur dan terjadwal dan ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan
diluar jam pelajaran guna mengembangkan kecerdasan serta bakat peserta didik yang dipilih
berdasarkan minat.Hampir setiap sekolah memilih kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan oleh
sekolah untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik dan sebagai tempat aktualisasi diri pada peserta
didik.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah yang
bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan
1
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

kemandirian peserta didik secara optimal untuk menduung pencapaian tujuan pendidikan (Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017:6). Kegiatan ekstrakurikuler pada
dasarnya merupakan kegiatan yang bersifat pengembangan. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler
biasanya dilakukan secara terbuka dan lebih memerlukan inisiatif peserta didik sendiri dalam
pelaksanannya. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini merupakan salah satu realisasi dari proses
belajar mengajar, baik di jam pelajaran sekolah maupun di luar jam pelajaran sekolah untuk
menambah dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan keagamaan, sehingga diharapkan mereka
dapat meraih prestasi belajar setinggi-tingginya.
Kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam merupakan sarana dalam menumbuhkan motivasi dan
membentuk karakter tanggungjawab siswa yang diharapkan berpengaruh positif terhadap
kehidupannya secara pribadi dan sosial. Selain itu, motivasi atau minat belajar menjadi acuan penting
dalam membentuk karakter tanggung jawab, dimana seorang siswa diharapkan mampu memberi
perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) Negeri 2 Muara Sugihan merupakan salah satu sekolah
yang membentuk kegiatan yang bernafaskan Islam atau disebut Rohani Islam. Kegiatan Rohani Islam
merupakan kegiatan ekstrakurikuler, tujuan diadakan kegiatan tersebut adalah agar siswa senantiasa
memiliki sikap disiplin, tanggung jawab dan santun. Yang paling utama untuk meningkatkan keimanan
dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT.
Kegiatan rohis yang dilakukan di sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler berupaya untuk
menanamkan budi pekerti dalam bentuk perbuatan melalui penanaman sikap disiplin, bertanggung
jawab, dan religius untuk dapat diamalkan dikehidupan sehari-hari sebagai bentuk dari budi pekerti
yang dimiliki olehnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Minat
Menurut KBBI, pengembangan merupakan suatu usaha untu meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan pelatihan.
Minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian atau bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan atau gembira.
Minat akan terlihat dengan baik jika mereka bisa menemukan objek yang disukai dengan tepat
sasaran serta berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat juga harus memiliki objek yang
jelas untuk mempermudah kemana arahnya seseorang harus bersikap dan menuju objek yang tepat
(Anggraini, 2020).
Menurut Walgito, karakteristik minat yaitu munculnya sikap positif terhadap suatu objek,
adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari suatu objek tersebut dan mengandung suatu
pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi
minatnya. Definisi lain dari ahli lainnya menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Rostiana, 2018).

Bakat
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang.
Bakat peserta didik dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara genetik struktur
otak sangat ditentukan oleh cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya (Conny, 2007:11).
Bakat (aptitude) diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability)
yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud (Utami, 1999:17). Bakat adalah
suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti
musik, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin atau keahlian-
keahlian lainnya. (Yusfandaria, 2019)
Dalam hal ini, dapat diartikan setiap orang memiliki bakat dalam dirinya, namun bakat yang
ada merupakan bakat dasar sehingga masih memerlukan pengembangan dan pelatihan secara
seimbang agar bakat dapat terwujud dengan optimal. Secara lebih rinci, Sobur mengklasifikasikan
jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
bidang yaitu:
1. Bakat akademis khusus, misalnya bakat untuk memahami konsep yang berkaitan dengan
logika bahasa (verbal), angka-angka (numeric), dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif dan produktif, yaitu bakat dalam hal menciptakn sesuaru yang baru, misalnya
menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur, dan sejenisnya
3. Bakat seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak orang,
menciptakan lagu dalam waktu singkat, melukis dengan indah dalam waktu yang relatif
singkat.
2
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

4. Bakat psikomotorik, antara lain sepak bola dan bulu tangkis


5. Bakat sosial. Antara lain mahir melakukan negoisasi, menawarkan suatu produk,
berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam kepemimpinan (Eko & Pinton, 2020: 65-
66).
Pengembangan bakat perlu dilakukan dengan baik, agar bakat tersebut dapat membuahkan
hasil. Bakat yang tidak dikembangkan dengan baik hanya akan menjadi bakat yang terpendam dan
tidak ada memberikan dampak positif bagi seseorang. Pengembangan bakat peserta didik menjadi
tanggung jawab sekolah. Sekolah harus memberikan perhatian yang lebih dalam pusat pelayanan
agar dapat mengembangkan bakat peserta didik.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah dalam menggali dan mengembangkan
bakat anak antara lain:
1. Membuat ekstrakurikuler yang variatif
2. Melengkapi sarana dan prasarana
3. Bekerjasama secara aktof dengan orangtua
4. Sering mengadakan kompetisi
5. Membuat tim pemandu bakat
6. Mengikuti sertakan anak didik dalam ajang kompetisi diluar sekolah
7. Mendatangkan sang superstar lokal bahkan dunia
8. Mengadakan acara seminar bakat
9. Memberikan penghargaan kepada anak didik yang berprestasi (Fitri,2018)
Faktor pendukung pengembangan bakat dan minat siswa terdiri dari (Haryanto,2020), yaitu:
1. Faktor bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam bakat dan
minatnya sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak
dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari
orang tuanya.
2. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung
pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep
serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan bakat dan minatnya.
3. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu, seperti minat, motif
berprestasi, keberanian mengambil risiko, keuletan dalam menghadapi tantangan, kegigihan
atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor penghambat pengembangan bakat dan minat, (Conny, 2007:14). antara lain:
1. Sempitnya wawasan
2. Hilangnya kekuatan visi dan misi sekolah
3. Pasrah terhadap kekurangan dan keterbatasan
4. Sulitnya mencari bimbingan ahli
5. Disfungsi manajamen
6. Mandeknya kaderisasi
7. Terlalu materialis
8. Rendahnya kesadaran orangtua
9. Lemahnya sektor pendanaan
Dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam di SMAN 2 Muara
Sugihan terdapat kendala yaitu kurangnya sarana dan prasarana berupa kurangnya Al-Qur’an,
mukena, dan perlengkapan agama lainnya. Selanjutnya kurang dana dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler seperti perlombaan maupun acara-acara tertentu yang berhubungan dengan kegiatan
ekstrakurikuler rohani Islam. Dan yang terakhir kurangnya SDM yang ahli sehingga memperhambat
proses pengembangan bakat dan minat siswa.

Karakter
Pendidikan karakter ialah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma, 2011: 3). Selain itu, pendidikan
karakter adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan karakter terdiri atas nilai operatif, nilai-nilai yang berfungsi dalam praktek. Karakter yang
baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan (Zubaedi,
2011: 25).

3
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi ujian, dan teknik-teknik
menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu
berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungannya kotor dan seterusnya.
Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar
mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal (Anwar, 2018:12).
Sekolah mempunyai peran yang cukup strategis dalam upaya pengembangan karakter siswa,
supaya berakhlak mulia. Sebab di sekolahlah para siswa sehari-hari menimba ilmu dan pengetahuan,
aktif bersosialisasi, dan berlatih mengekspresikan diri. Dengan berbagai aktifitas tersebut kalau
diarahkan dengan betul, tentu akan membawa hasil yang positif. Sebaliknya kalau tidak ada
pengarahan, akan dapat membawa hal-hal yang negatif. Oleh karena itu, kegiatan di sekolah baik
kurikuler maupun ekstrakurikuler harus dimanfaatkan sebagai sarana dalam rangka pendidikan
karakter. Salah satunya adalah program ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha sadar dan terencana
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi
pekerti yang terpuji. Seorang individu dikatakan mempunyai kepribadian baik, maka ia harus
menampilkan tindakan-tindakan terpuji sebagai manifestasi dari sifat-sifat kepribadiannya yang positif.
Sebaliknya, perilaku dan perbuatan seseorang yang buruk lahir dari sifat kepribadian yang buruk
juga. Sejumlah sifat kepribadian menurut psikologi merupakan sifat-sifat yang positif bagi perilaku
peserta didik sehari-hari.
Materi kegiatan pada ekstrakurikuler rohani Islam dapat dipakai untuk melatih siswa sehingga
mempunyai karakter yang baik. (Zubaedi, 2011:45). Kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Ta’aruf (perkenalan)
Melalui kegiatan ini siswa diajarkan untuk saling memperkenalkan diri sehingga saling
mengenal dan menghargai orang lain. Dan hal ini dapat menumbuhkan nilai karakter toleransi
dan bersahabat / komunikatif
2. Tes baca tulis Al-Qur’an (siswa baru)
Pada kegiatan ini siswa dites kemampuannya dalam hal baca tulis Al-Qur’an, sehingga siswa
mengetahui kemampuannya dan kemampuan siswa lain. Hal ini dapat menumbuhkan
karakter religius, menghargai prestasi dan gemar membaca
3. Tilawah dan Tahsin Al-Qur’an
Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk memperbagus bacaan (sesuai makhraj) dan tajwid serta
mengkaji Al-Qur’an. sehingga kalau hal ini dilakukan dengan rutin, akan menumbuhkan sikap
religius, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, gemar membaca
4. Latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Melalui kegiatan ini, siswa dilatih tentang dasar-dasar kepemimpinan, sehingga hal ini akan
menumbuhkan sikap disiplin, kerja keras, kreatif, amndiri, demokratis.
5. Latihan kader Da’i
Dengan kegiatan ini, siswa dilatih/dikader untuk menjadi da’i yang mampu memberi contoh
dan mengajak menuju kebaikan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap religius,
jujur, bersahabat/komunikatof, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab
6. Pesantren kilat
Pesantren kilat, dapat diisi dengan materi keagamaan dan ditambah dengan materi semangat
kebangsaan, sehingga dapat menumbuhkan sikap religius, jujur, semangat kebangsaan,
cinta tanah air.
7. Tadabbur dan takaffur alam
Dengan kegiatan ini, diharapkan lebih memahami hari-hari besar Islam dan dilibatkan dalam
panitia peringatan. Dengan demikian akan menumbuhkan sikap religius, kerja keras, dan
bertanggung jawab
8. Peringatan hari-hari besar Islam
Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan lebih memahami hari-hari besar Islam dan dilibatan
dalam panitia peringatan. Dengan demikian akan menumbuhkan sikap religius, kerja keras,
tanggung jawab
9. Bakti sosial
Pada kegiatan ini, siswa dilibatkan secara aktif, sehingga dapat menumbuhkan sikap peduli
lingkungan, peduli sosial tanggung jawab
10. Pentas seni Islam
Dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap religius, kreatif dan tanggung
jawab
11. Bersih-bersih masjid
Melalui kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan rasa
tanggung jawab
4
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

12. Majalah dinding rohis


Dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap religius, sikap dingin, kerja keras,
kreatif, rasa ingin tahu dan gemar membaca
13. Bulletin rohis
Melalui kegiatan ini, diharapkan akan menumbuhkan sikap religius, sikap disiplin, kerja keras,
kreatif, rasa ingin tahu dan gemar membaca
14. Kotak amal rohis
Dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap peduli sosial
15. Studi wisata rohani dan studi banding atau sharing
Dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap rasa ingin tahu
16. I’tikaf ramadhan
Dengan kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap religius, disiplin, dan kerja keras
17. Buka puasa bersama
Melalui kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap bersahabat/ komunikatif dan peduli
sosial
18. Menerima dan mendistribusikan zakat
Dari kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap jujur, kerja keras, peduli sosial dan
bertanggung jawab
19. Pemotongan hewan qurban
Dari kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap jujur, kerja keras, peduli sosial dan
bertanggung jawab
20. Akses web Islami dan Bedah Buku
Dari kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan sikap religius dan gemar membaca.
(Kurinasih, 2018:21) Pembentukan budi pekerti yang diterapkan pada ekstrakurikuler rohani
Islam yaitu :
1. Pembentukan dari perkataan
Kata-kata berupa harapan yang dapat dirasakan dalam beberapa cara yang berbeda,
termasuk apa yang dinyatakan serta bagaimana sebuah kata diungkapkan dan diucapkan.
Dalam pembentukan ucapan yang baik ialah dengan memberikan contoh dalam berbicara
agar dalam berucap baik dengan sesama teman maupun yang lebih tua memiliki tatakrama
sheingga ucapan tersebut terkesan lembut sehingga perkataan yang pantas untuk diucapkan
serta santun ketika didengarkan serta tidak berbohong.
2. Sikap
Sikap merupakan bentuk yang mewakili dari perasaan yang berkaitan dengan perilaku
seseorang contohnya jujur. Jujur merupakan sikap yang didasari dengan perkataan tidak
bohong dan menjadikannya selalu dipercaya oleh orang lain (Asmani, 2011:36)
Pembentukan budi pekerti dalam bentuk sikap dilakukan dengan cara peneladanan ang
diberikan oleh guru sebagai orang yang harus diikuti, hal ini bertujuan agar dapat membentuk
budi pekerti dalam bentuk sikap. Dalam sikap ini ialah sikap jujur, tolong menolong serta
bertanggung jawab serta sopan santun terhadap siapapun. Setiap kegiatan yang dilakukan
bertujuan untuk penanaman budi pekerti dalam bentuk sikap.
3. Perbuatan
Asmani menjelaskan bentuk perilaku atau terbagi menjadi 3 bagian :
a. Disiplin, ini merupakan perbuatan yang mencermin ketepatan waktu dan tidak pernah
melanggar aturan lembaga pendidikan.
b. Religius, perbuatan dan hati yang selalu didasari dengan nilai-nilai atau norma-norma
keagamaan .
c. Tanggung jawab, inilah perbuatan yang harus dimiliki seseorang melaksanakan
tanggung jawab dan kewajibannya, sebagaimana seharusnya terhadap Allah, dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan (Asmani, 2011:36)

Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis


Menurut Moh.Uzer Usman mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah
dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang telah dimiliki oleh peserta didik dari berbagai bidang studi. (Usman dan Setyowati, 2017:22)
Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan peserta didik, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat
dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Paling tidak, selain
mengembangkan bakat dan minat peserta didik, ekstrakurikuler diharapkan juga mampu memupuk
bakat yang dimiliki peserta didik. Dengan aktifnya peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler,
5
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

secara otomatis mereka telah membentuk wadah-wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin
komunikasi antar anggotanya dan sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas
kegiatan ekstrakurikuler. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler baik secara perorangan maupun
kelompok diharapkan dapat meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun luar
sekolah. (http://penelitian-tindakankelas,29/6/2022)
Adapun pengertian kegiatan ekstrakurikuler keagamaan atau rohis adalah berbagai kegiatan
yang diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan
ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar diluar kelas, serta untuk mendorong
pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan perkataan lain, tujuan dasar
adalah untuk membentuk manusia terpelajar dan bertakwa kepada Allah Swt. Jadi selain menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan, peserta didik juga menjadi manusia yang mampu menjalankan
perintah-perintah agama dan menjauhi segala larangan-Nya (Departemen Agama Republik
Indonesia, 2005: 9).
Dalam pengembangan dan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan tentu tidaklah
mudah hal ini karena banyak faktor yang mendukung maupun menghambat program tersebut.
(Hamalik, 2017:27) Adapun faktor pendukung program ekstrakurikuler rohani Islam adalah sebagai
berikut :
1. Tersediannya sarana prasarana yang memadai
2. Memiliki manajemen pengelolaan yang baik
3. Adanya semangat pada diri siswa
4. Adanya komitmen dari kepala sekolah, guru, serta siswa itu sendiri
5. Adanya tanggung jawab
Sedangkan faktor penghambat dari program ekstrakurikuler rohani Islam adalah sebagai berikut :
1. Sarana prasarana yang kurang memadai
2. Dalam pengelolaan kegiatan cenderung kurang terkoordinir
3. Siswa kurang responsif dalam mengikuti kegiatan
4. Tidak adanya kerjasama yang baik dari kepala sekolah, guru dan para siswa itu sendiri
5. Kurang adanya tanggung jawab (Departemen Agama RI, 2005: 32.)

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Metode kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya (Khoiri, 2018: 143). Metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti yaitu berupa penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif bertujuan untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau suatu masalah yang menarik perhatian, dengan cara
sistematis serta disajikan dalam bentuk naratif. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif ini
diharapkan penelitian tentang Implementasi Ekstrakurikuler Rohis di Sekolah Menengah Atas Negeri
2 Muara Sugihan, mampu memahami fenomena atau objek masalah yang meliputi pelaksanaan
program-program dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya. Kemudian fenomena atau
objek masalah tersebut dibahas secara ilmiah yaitu bersifat rasional, empiris, dan sistematis.
Lokasi atau tempat penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu berada di Jalur 16 Jembatan
3, Margomulyo 1 jalur 16, Kec. Muara Sugihan, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan.
Penelitian mengunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Penelitian
Implementasi Ekstrakurikuler Rohis di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan
menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman. Analisis data menurut Miles dan Huberman
menyatakan bahwa “data reduction, data display, and conclusion drawing / verifivation”. Analisis data
terdiri dari tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi data, tampilan data dan
penarikan kesimpulan / verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstrakurikuler Rohis adalah salah satu wadah untuk mengembangkan minat dan bakat serta
membentuk disiplin dan karakter siswa yang bernafaskan religius. Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
Rohani Islam (ROHIS) banyak memberi manfaat bagi peserta didik. Selain memperdalam ilmu
agama, ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) ini juga dapat membina mental peserta didik supaya
mentalnya menjadi mental Islami. Kegiatan yang dilakukan bernuansakan Islami, seperti shalat
sunnah Dhuha dan Zuhur berjamaah, Membaca surat-surat pilihan, Kajian Islam, Muhadhoroh,
Qiro’ah, bersih-bersih musholla, memperingati hari besar Islam dan sebagainya.
Pengembangan Minat dan Bakat siswa dalam program ekstrakurikuler Rohani Islam berjalan
baik namun ada beberapa hal yang kurang mendukung, sebagaimana pernyataan Bapak Ahmadi
sebagai berikut :“Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam di SMAN 2 Muara Sugihan,
mendapat tanggapan yang serius dan positif, karena rohani Islam dapat membantu pada guru dalam
6
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

menanamkan akhlak dan mengembangkan minat dan bakat siswa, sehingga para siswa terarah dan
terjaha dari perilaku yang tidak baik. Selain dari itu keberadaan rohani Islam sangat besar
manfaatnya, sebab dapat dijadikan sebagai ajang promosi dan daya tarik dalam memajukan sekolah
baik diajang tingkat sekolah dan nasional dan sebagainya. Sekalipun keberadaan rohis sangat
banyak manfaatnya dan membantu siswa dalam mengembangkan minat dan bakat yang ada pada
diri siswa, keberadaannya belum sepenuhnya dapat diterima oleh para siswa hal tersebut terlihat dari
jumlah keanggotaan rohis yang kian hari kian berkurang. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa
minat siswa dalam mengikuti kegiatan rohani Islam masih rendah”.
Hal ini juga diperkuat oleh Pembina Rohis, Ibu Rumiyati, sebagai berikut:
“Dalam perkembangan dan pertumbuhan, pada awalnya mendapat tanggapan yang baik dan bagus,
hal itu dilihat dari antusias siswa dan siswi yang sekedar ingin mencari informasi tentang rohis, dan
siswa yang mencoba ikut bergabung dalam kegiatan tersebut. Seiring dengan perkembangannya hari
demi hari rohis pun menunjukkan eksistensinya dalam dunia pendidikan dan peranan dan fungsinya
dengan lingkungan sekolah. Berbagai program kerja yang disusun, kegiatan yang ditampilkan
sehingga memberikan warna tersendiri terhadap SMAN 2 Muara Sugihan, sehingga menjadi sebuah
kebanggaan dan daya tarik bagi siswa yang berminat untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Muara Sugihan. Hal tersebut terlihat dari antusias dan tanggapan yang positif dari para
orangtua, yang merasa bangga kepada anaknya terhadap perubahan yang baik terhadap akhlaknya,
yang lebih santun dan bersahaja. Namun, seiring dengan perkembangnnya, dan berbagai program
kerja yang ditampilkan, menjadi seolah jadi penghalang dan penghambat terhadap kegiatan lainnya
baik sekolah dan luar sekolah seperti pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Sehingga hari demi hari
perkembangan rohis terjadi perubahan dan terlebih dari keanggotaan yang mengakibatkan kegiatan
sering tidak terlaksana dengan baik dan sempurna”.
Berbagai masalah dan faktor yang menjadi penyebab rendahnya dan menurunya minat siswa
untuk bergabung dengan kegiatan rohani Islam. Diantara faktor yang mempengaruhi rendahnya dan
menurunnya minat siswa adalah terdapat program kerja mengikat siswa, seperti kegiatan harian
misalnya, dan mingguan. Selain dari itu menurunya dukungan dari orang tua dan keluarga lainnya,
hal yang menjadi alasannya adalah anak tidak lagi bisa membantu kegiatan orang tua dirumah
karena pulang sekolah sudah sore.
Alasan lain adalah takutnya para siswa terganggu waktu belajar dan menghambat
prestasinya dalam meraih impiannya. Namun yang menjadi faktor utama adalah kurangnya minat
siswa itu sendiri untuk bergabung dalam kegiaatan rohani Islam di tambah lagi lingkungan sekitarnya,
yang tidak mendukung. Dalam hal ini dapat dikategorikan pada faktor eksternal dan internal.
Dapat disimpulkan bahwa keberadaan ekstrakurikuler rohani Islam di Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Muara Sugihan mendapat tanggapan yang baik dan positif dari pihak sekolah,
walaupun sekolah belum memberikan fasilitas yang mendukung kegiatan rohani Islam itu, selain itu
terlihat minat siswa dalam mengikuti kegiatan rohani Islam masih rendah. Hal tersebut terlihat dari
presentasi jumlah siswa yang tergabung daripada jumlah siswa yang tidak bergabung dalam kegiatan
tersebut.
Pengembangan karakter Islami juga menjadi tujuan kegiatan Rohani Islam di Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan. SMAN 2 Muara Sugihan memberikan wadah bagi peserta
didik untuk menampung minat peserta didik dalam hal memperdalam ilmu agama, guna membentuk
karakter Islami dan penyaluran bakat serta peningkatan pengamalan ibadah.
Program kegiatan rutin ekstrakurikuler Rohani Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Muara Sugihan dibuat untuk mendidik karakter serta menanamkan nilai-nilai keagamaan khususnya
kepada anggota rohis. Berdasarkan tujuan ekstrakurikuler itu pula, program kegiatan rutin dibuat oleh
pembina bertujuan untuk menambah pengetahuan agama yang difokuskan kepada anggota rohis.
Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rumiyati selaku pembina Rohani Islam, sebagai
berikut :
“Program kegiatan rohis dibentuk oleh pembina dan pengurus rohis. Program ini dilaksanakan pada
kegiatan rutin rohani Islam yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai agama dan membimbing
siswa untuk mempunyai akhlakul karimah, melalui program kegiatan rutin yang dilaksanakan pada
hari kamis, anggota rohani Islam diharapkan bisa menjadi tauladan yang baik bagi teman-temannya”.
Ekstrakurikuler Rohani Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan memiliki
beberapa program yang disusun berdasarkan pelaksanaannya, yaitu :
1. Program Harian
a. Pelaksanaan Shalat Sunnah Dhuha
Pelaksanaan shalat dhuha dilaksanakan setiap hari di musholla sekolah, sebelum masuk jam
pelajaran pertama yaitu pada pukul 06.45 WIB. Pada pelaksanaan shalat dhuha para peserta
didik akan di atur langsung oleh pembimbing rohis. Hal ini disampaikan oleh Ibu Rumiyati,
sebagai berikut : “Program rutinitas harian di sekolah ada shalat sunnah dhuha berjama’ah,
7
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

shalat dzuhur, dan nanti ada tadarus Al-Qur’an dan semua kegiatan ini saya langsung yang
memandunya”.
b. Pelaksanaan Shalat Dzuhur Berjamaah
Pelaksanaan sholat Zuhur dilaksanakan sesuai dengan waktu sholat setelah bel istirahat
sholat Zuhur, peserta didik keluar menuju masjid dan langsung mengambil air wudhu,
sebagaimana pernyataan Bapak Ahmadi, sebagai berikut :“Setelah bel istirahat berbunyi,
kami bersiap untuk mengatur peserta didik untuk menuju masjid melaksanakan sholat Zuhur
berjamaah”.
c. Membaca Al-Qur’an (Surah-surah pilihan)
Pelaksanaan program membaca Al-Qur’an merupakan program rutin di Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Muara Sugihan, yang dilaksanakan setelah pelaksanaan shalat sunnah dhuha.
Pada pelaksanaan membaca Al-Qur’an pada peserta didik juga dipandu dan diawasi
langsung oleh pembina rohis. Sebagaimana pernyataan Bapak Ahmadi, sebagai berikut :
“Setelah pelaksanan shalat dhuha itu ada pembiasaan membaca Al-Qur’an atau surat-surat
pilihan seperti Surat Al- Alaq setiap harinya disesuaikan dengan jadwalnya, pembina rohis
juga selalu memberikan motivasi dan semangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatas
keislaman”.
Dari informasi dan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa program harian pada
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohis yaitu pelaksanaan sholat sunnah dhuha
berjamaah, shalat dzuhur berjamaah dan membaca surat-surat pilihan. Cara atau teknik yang
pembina rohani Islam lakukan agar siswa lebih bersemangat dalam mengembangkan bakat
dan minatnya yaitu dengan memberikan motivasi dan semangat agar siswa tidak merasa
terbebani dengan kegiatan disekolah.
2. Program Mingguan
a. Kajian Keislaman
Kajian keislaman, kegiatan yang dilaksanakan setiap seminggu sekali. Tujuan kegiatan ini
agar peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang agama semakin luas, penanaman nilai
agama, serta penguatan iman. Kegiatan ini biasanya dipandu oleh guru PAI yang bertugas
sebagai pemateri. Hal ini disampaikan oleh Ibu Rumiyati, sebagai berikut: “Kajian ini
dilaksanakan sebagai kegiatan dalam menambah wawasan keagamaan, penguatan iman,
dan ada sesi tanya jawab sehingga peserta didik yang memiliki pertanyaan bisa dibahas
secara mendalam pada kegiatan kajian ini”. Bunga sebagai siswa juga mengatakan sebagai
berikut: “Kegiatan kajian keislaman yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler rohis
membuat saya semakin mendalami ilmu agama Islam dengan bertanya hal-hal yang masih
belum saya pahami dan bisa berdiskusi juga dengan teman sesama rohis”.
b. Muhadhoroh
Kegiatan ini dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu pada hari kamis (ba’da dzuhur).
Kegiatan ini selain bertujuan supaya peserta didik dapat memperoleh ilmu agama yang luas
juga diharapkan supaya peserta didik mampu terbiasa berbicara di depan umum. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan oleh pembina rohis, ibu Rumiyati sebagai berikut: “Setiap sabtu
setelah sholat dzuhur diadakan mudhadoroh dimana kegiatan ini bertujuan untuk melatih
peserta didik berani berbicara atau tampil di depan orang banyak”.
c. Qiro’ah
Kegiatan Qiro’ah adalah kegiatan seni membaca Al-Qur’an dengan merdu. Dari kegiatan ini
diharapkan akan muncul bibit-bibit unggul qori’ dan qori’ah dari peserta didik. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Ibu Rumiyati, sebagai berikut:“Qiro’ah merupakan kegiatan mingguan
yang bertujuan untuk mempelajari ilmu-ilmu tajwid dan seni dalam membaca Al-Qur’an sambil
sesekali mendengarkan murotal para qori”.
d. Pelaksanaan Shalat Jum’at Berjamaah
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali yaitu pada hari jum’at. Pada
pelaksanaan kegiatan ini para peserta diberikan tanggungjawab untuk menjadi imam dan
khatib pada shalat jum’at. Adanya kegiatan ini bertujuan untuk agar para peserta didik
mampu terbiasa berbicara di depan umum, mampu menjadi imam shalat berjama’ah serta
mampu bertangungjawab. Sebagaimana pernyataan Bapak Ahmadi, sebagai berikut : “Ketika
pelaksanaan shalat jum’at berjamaah biasanya yang menjadi imam dan khotib itu anak-anak
rohis”.
e. Bersih-bersih Musholla
Kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali, pada pelaksanaan kegiatan ini para anggota
rohis yang diberikan tanggungjawab guna membersihkan dan merapikan musholla sekolah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah supaya peserta didik dilatih untuk bertanggungjawab dan
senantiasa terbiasa hidup bersih. Hal ini disampaikan oleh ibu Rumiyati, sebagai berikut :
8
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

“Seluruh anggota rohis bertanggungjawab atas kebersihan mushollah sehingga anggota rohis
membagi jadwal siapa yang membersihkan musholla tiap minggunya.”
Dari informasi dan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bulanan pada
ekstrakurikuler rohis itu yang paling banyak kegiatannya seperti kajian Islam, Muhadhoroh,
Qiro’ah, pelaksanaan shalat jum’at berjamaah, dan bersih-bersih musholla. Kegiatan yang
mengasah kemampuan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler rohis ini seperti belajar
berpidato, mengasah kemampuan dalam bertanya pada kegiatan kajian Islam dan belajar
untuk selalu menjaga kebersihan tempat ibadah dan juga termasuk dalam proses penanaman
karakter siswa dalam bertanggung jawab menjalani tugasnya.
3. Program Bulanan (Dzikir Berjamaah)
Pada dasarnya pelaksanaan program dzikir berjamaah dilaksanakan sebulan sekali yaitu pada
hari jum’at. Namun program tersebut belum bisa terlaksana, disebabkan adanya keterbatasan
waktu. Kegiatan ini bertujuan supaya para peserta didik mampu termotivasi untuk meningkatkan
perngamalan ibadah. Sebagaimana pernyataan Ibu Rumiyati, sebagai berikut: “Program dzikir
berjamaah memang ada tapi untuk pelaksanaannya belum berjalan dikarenakan ada
keterbatasan waktu dan hal sebagainya”.
4. Program Tahunan (Perayaan Hari Besar Islam)
Perayaan Hari besar Islam merupakan kegiatan yang dilakukan setiap setahun sekali, kegiatan
ini bertujuan supaya para peserta didik mampu mengenal Islam lebih luas serta upaya
memotivasi pengamalan ibadah peserta didik. Hal ini disampaikan oleh Bapak Ahmadi, sebagai
berikut: “Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memotivasi pengamalan ibadah anak-anak,
dengan program ini anak-anak bisa dikontrol, dibimbing, mengembangkan dan meningkatkan
pengamalan ibadah anak-anak itu tadi”.

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) di Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Muara Sugihan terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanannya. Adapun
beberapa faktor pendukung dan penghambat berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa
informan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Peran Guru
Peran aktif guru sangat penting dalam menyadarkan nilai-nilai Islami sehingga terciptanya
suasana yang religius di sekolah. Sebagaimana pernyataan dari Anggota Rohis, Muhammad
Dedi sebagai berikut :“Faktor pendukung biasanya dari dewan guru, karena guru-guru itu
selalu menyadarkan dan mendorong semangat akan pentingnya kegiatan keagamaan rohis”.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Ibu Rumiyati, sebagai berikut: “Insya Allah kami
akan selalu mendukung kegiatan Rohis dengan memberikan motivasi dan mencontohkan suri
teladan yang baik buat peserta didik di sekolah”.
b. Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan program rohis perlu ditunjang dengan sarana prasarana, tanpa adanya sarana
prasarana atau tempat untuk kegiatan keagamaan di sekolah maka kurang lengkap. Hal ini
disampaikan oleh Pembina rohis, sebagai berikut : “Faktor pendukung Implementasi
ekstrakurikuler rohani Islam adalah fasilitas sekolah yang memadai. Dengan fasilitas yang
lengkap maka memudahkan setiap kegiatan dalam ektrakurikuler rohis dilaksanakan dari
kegiatan harian, mingguan dan seterusnya”.
Dari informasi dan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam
kegiatan ekstrakurikuler rohis di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan ada pada
faktor guru dan sarana prasarana. Dimana kedua faktor ini yang memperkuat pelaksanaan
kegiatan rohis menjadi baik.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat ini merupakan faktor menyebabkan ketidaklancaran pelaksanaan program.
a. Peserta didik
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program rohis yaitu pada peserta didik, yang mana
peserta didik sering terlambat datang ke sekolah dan suka bermalas-malasan untuk
mengikuti kegiatan rohis. Hal ini dinyatakan oleh Ibu Bapak Ahmadi, sebagai berikut:“Faktor
yang menghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohis itu ada pada diri peserta didik
itu sendiri yang mana seperti terkadang suka malas-malasan atau tidak bersemangat pada
pelaksanaan kegiatan rohis”.
Diperkuat dengan pernyataan Ibu Rumiyati, sebagai berikut:“Faktor penghambat yang paling
menonjol itu ada pada peserta didik, kadang-kadang mereka suka telat datang ke sekolah,
seperti pelaksanaan shalat dhuha yang menjadi rutinitas sekolah, nah saat itu mereka hanya

9
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

bisa mengikuti sebagian dari kegiatan tersebut, lalu mereka masih kurang sadar pentingnya
belajar agama”.
b. Dewan Guru
Faktor penghambat selanjutnya dalam pelaksanaan program rohis ialah kurangnya
pengawasan dari dewan guru. Sebagaimana pernyatan Ibu Rumiyati, sebagai berikut : “Untuk
faktor penghambatnya juga ada di pihak guru dan anggota rohis itu sendiri, jadi guru dan
anggota rohis itu masih kurang optimal dalam mengontrol dan mengawasi ketika
pelaksanaan kegiatan rohis sedang berlangsung”.
Dari informasi dan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohis di Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Muara Sugihan ini ada pada peserta didik dan guru itu sendiri. seperti peserta didik malas-
malasan dan guru yang kurang optimal dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.

Pengembangan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam selalu menjadi hal
yang prioritas karena itu tujuan dibentuknya kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam ini. Sebagaimana
pernyataan Pembina Rohani Islam, Ibu Rumiyati sebagai berikut :
“Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam pada awalnya dilaksanakan pada hari jumat,
tetapisetelah dimasukkan dalam program pengembangan diri, pelaksanaan kegiatan ditambah
menjadi 2 hari yakni pada hari kamis dan jumat. Hal ini dilakukan agar kegiatan ini lebih efektif dalam
mewujudkan visi misi sekolah yaitu religius. Dan melalui kegiatan ini diharapkan dapat membentuk
karakter siswa dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa, tidak hanya pada anggota
saja tetapi kepada seluruh siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan”.
Pada hari kamis kegiatan dilaksanakan pada jam 13.00-14.30 dalam kegiatan halaqah,
materinya sesuai dengan program yang telah dibuat oleh pembina. Sementara pada hari jumat
dilaksanakan setelah sholat umat, kegiatan yang dilakukan dengan adalah pengajian umum yang
semua petugasnya dipilih dari siswa secara bergantian pada tiap jumlahnya. Hal ini dilakukan untuk
melatih keberanian dan tanggung jawab atas tugas yang sudah dibebankan kepadanya serta
menjadikan anggota rohis sebagai tauladan bagi siswa yang lain, setelah acara selesai pembina
memberikan tambahan materi.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam adalah Kompetensi guru dalam mengajarkan nilai-nilai Islam dan sarana
prasarana yang memadai sehingga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam berjalan
dengan baik. Sedangkan faktor penghambatnya ada pada siswa yang kurang berminat dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam seperti malas-malasan dan tidak memperhatikan
penjelasan pembina Rohani Islam. Dan yang terakhir guru yang kurang mengawasi proses kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam di sekolah.
Guru yang memahami tugasnya, seperti mengajarkan, mencontohkan hingga mengawasi
kegiatan siswa menjadi hal yang sangat penting. Dengan begitu guru tidak menjadi penghambat
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam di sekolah. Diharapkan sekolah juga memberikan
perhatian lebih kepada kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam agar berjalan sebagaimana mestinya.
Guru diberikan arahan dan siswa pun juga selalu diingatkan akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler
Rohani Islam ini. Kerjasama antara beberapa pihak pun menjadi hal yang harus dilakukan, agar
tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara
Sugihan pun tercapai.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai Analisis Pengembangan Minat, Bakat, dan
Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Rohani Islam telah berjalan cukup baik, bisa dilihat dari pelaksanaannya yang disusun dalam
beberapa program, program harian (Shalat Dhuha dan Dzuhur berjamaah dan membaca Al-Qur’an),
program mingguan (Kajian Keislaman, Muhadhoroh, Qiro’ah, Shalat jum’at berjamaah, dan bersih-
bersih musholla), program bulanan (dzikir berjamaah), dan program tahunan (perayaan hari besar
Islam). Dimana program-program dalam kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam itu merupakan proses
pengembangan minat, bakat, dan karakter siswa. Minat siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam, Bakat yang dimiliki siswa dapat disalurkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam dan Karakter Islami yang harus dimiliki oleh seorang siswa di Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Muara Sugihan.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peran aktif guru dalam menyadarkan nilai-nilai
Islami siswa dan pengawasan secara menyeluruh sangatlah penting, sehingga tercipta suasana yang
religius di sekolah. Disisi lain sekolah harus meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana
yang memadai.
10
Judul Artikel (Arial 8pt) Nama Penulis (Arial 8pt)

DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan. 2007. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : PT Grasindo
Departemen Agama Republik Indonesia, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Depag RI, 2005), hlm. 9
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Skekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. iii
Eko Haryanto. 2020. Pengajaran Remedial Dalam Pendidikan Jasmani. Banjarmasin: Lambung
Mangkurat University
Fitri helena pulungan, dkk. 2018. Pelaksanaan pengembangan bakat siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler kursus kader dakwah (KKD) di MAN 1 Medan. Jurnal edu riligia, Vol. 2, No.
Zubaedi. 2011. Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya di sekolah. Bandung :
remaja rosdakarya ofset.
Hamalik, Oemar. 2017. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Indah Ayu Anggraini. 2020. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini di SD Adiwiyata.
Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan. Vol.2. No.1
Khoiri, Nur. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Semarang: Southeast Asian Publishing.
Kurninasih, Imas. 2018. Implementasi Kurikulum 2013: konsep dan penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Moh. Hambali and Mualim. 2020. Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer. Yogyakarta: IRCISOD.
Muhaimin. 2019. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 Tentang
Hari Sekolah.
Rostiana. 2018. Penelusuran Minat Bakat Siswa SMA di Yogyakarta. Jurnal Bakti Masyarakat
Indonesia. Vol.1. No. 1
Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta : PT
Grasindo.
Uzer, Moh. Usman dan Lilis Setyowati. 2017. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
W. Manja. 2017. Profesionalisasi Tenaga Pendidikan, Manajemen Pendidikan dan Pengajaran.
Malang: Elang Mas.
Yusfandaria. 2019. Upaya mengembangkan kemampuan bakat melalui layanan bimbingan karir
dengan strategi problem solving peserta didik kelas X IPS 2 SMAN 18 Palembang. Jurnal
Wahana Konseling, Vol.2, No.1.

11

Anda mungkin juga menyukai