Oleh:
Kelompok 1
Desa Ngembat
DI DESA NGEMBAT
KECAMATAN GONDANG
Tim Mahasiswa:
1 Anisatul Ma'rifah 20181700229007
2 Nadya Khoirun Nisa' 20181700229027
3 Almar'atus Sholikhah 20181700229005
4 Nurlely Syahraini K. 20181700242026
5 Ummil Mudawiyah 20181700334021
6 Muklas Ridoi 20181700334014
7 Fajri Irwan Muhammad 20181700411008
8 Laila Aisya Zakiyah 20181700411012
9 Nailul Khal H.U 20181700101034
10 Hendrik Sukma T. 20181700101017
11 Miftahul Ulum 20181700102016
12 Syifa Safira 20181700102027
13 Elmi Zulvia Zahro 20181700126007
14 Rendra Tri Setya Putra 20181700126023
15 Atta Fatimatuz Zahro 20181700148019
16 Nurul Lailatul Mufidah 20181700148009
17 Nofrital 20181700231019
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV MEMBERDAYAKAN ASET DESA NGEMBAT MELALUI
PENJUALAN KOPI MURNI TANI BAROKAH: STRATEGI PEMASARAN
BERBASIS PO (PRE-ORDER).................................................................................. 30
A. Realisasi Pelaksanaan Program..................................................................... 30
B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program ............................................................ 31
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 33
A. Kesimpulan ................................................................................................... 36
B. Rekomendasi ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................... 39
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Desa
Secara umum keadaan di Desa Ngembat dapat diketahui dari proses
observasi di lapangan. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk
memperoleh informasi dan gambaran umum yang bertalian dengan Desa.
Ngembat sendiri merupakan sebuah Desa yang terletak di Kecamatan
Gondang, serta berada di bawah naungan pemerintahan Kabupaten
Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Desa Ngembat diakui secara resmi sejak
tahun 1945.1
Lingkungan Desa Ngembat memiliki iklim tropis yang bisa
dikategorikan memiliki hawa dingin. Kualitas udara di Desa Ngembat masih
tergolong baik, sebab nilai rata-ratanya berada di kisaran 20 hingga 23 AQI2
pada setiap harinya. Suhu rata-rata di Desa Ngembat tercatat di angka 30°
Celsius, dengan suhu tertinggi pernah mencapai 35° Celsius, serta suhu
terendah pernah berada di angka 23° Celsius.3 Berdasarkan kondisi cuaca
yang demikian, kemudian dapat berpengaruh terhadap curah hujan di Desa
Ngembat yang tergolong tinggi.
Selain gambaran umum singkat yang memiliki kaitan dengan Desa
Ngembat di atas, dari proses observasi didapatkan pula data terkait letak
geografis, kondisi demografis, sejarah dan tradisi Desa, serta beberapa aspek
penting lain yang berkaitan dengan Desa Ngembat.
B. Letak Geografis
Dilihat dari letak geografis, Desa Ngembat berada di dataran tinggi,
dengan ketinggian antara 500 mdpl hingga 800 mdpl. Desa Ngembat
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto mempunyai luas wilayah 134,713
Ha dan terbagi menjadi dua Dusun, yakni Dusun Ngembat seluas 67 Ha serta
Dusun Blentreng seluas 88 Ha. Desa Ngembat memiliki lahan pertanian
seluas 43 Ha, lahan tegal seluas 68 Ha, lahan pekarangan seluas 88 Ha, dan
1
Dikutip dari website resmi Desa Ngembat yang diakses pada 19 Maret 2022, link resmi
website: https://Ngembat.my.id/artikel/2016/8/26/sejarah-Desa
2
AQI (Air Quality Index) atau Indeks Kualitas Udara, merupakan satuan ukuran kualitas udara
di sebuah cakupan lingkungan tertentu. Lihat kategorisasi kualitas udara pada Afif Budiyono, Jurnal
LAPAN: ‘Indeks Kualitas Udara’, t. p., t.t., h. 9.
3
Pengukuran suhu untuk tanggal 23 Februari 2022 hingga 16 Maret 2022 dengan merujuk pada
laman website https://www.accuweather.com/id/id/Ngembat/2018883/march-weather/2018883
1
tanah kas Desa seluas 6 Ha.4 Lahan pertanian dan ladang yang luas serta
tanahnya yang subur menjadikan Desa Ngembat sebagai Desa dengan aset
alam yang sangat besar.
Secara batas teritorial, dari arah utara Desa Ngembat berbatasan
langsung dengan Desa Jatidukuh, arah barat dengan Desa Jembul kecamatan
Jatirejo, arah selatan dengan pegunungan Buthak dan hutan konservasi, serta
arah timur dengan Desa Dilem. Jalan akses masuk ke Desa Ngembat secara
umum berbentuk cor beton, dengan sebagian aspal yang masih rusak dan
berlubang.
C. Kondisi Demografis
Bertalian dengan demografi, dalam ranah sosial politik, pemerintahan
Desa terbagi lagi menjadi lingkup yang lebih kecil, seperti dusun, RT, dan
RW. Desa Ngembat sendiri memiliki dua dusun, yakni dusun Ngembat dan
Blentreng. Pembagian secara rinci masing-masing RT dan RW di Desa
Ngembat dapat dilihat pada tabel 1.5
Tabel 1
Data Demografi Berdasar Populasi Per Wilayah
Nama
No. Dusun RW RT KK L+P L P
Kepala/Ketua
1 Blentreng 225 686 348 338
2 001 11 36 19 17
3 002 2 7 3 4
4 003 2 7 2 5
5 004 1 3 2 1
6 005 2 7 5 2
7 006 1 2 1 1
8 007 3 10 6 4
9 002 212 643 324 319
10 004 1 3 2 1
4
Buku Profil Desa Ngembat terbitan tahun 2018.
5
Sumber tabel dari laman website Desa Ngembat, dengan link:
https://Ngembat.my.id/first/wilayah
2
11 005 65 200 113 87
12 006 88 272 131 141
13 007 58 168 78 90
14 003 1 4 3 1
15 001 1 4 3 1
16 005 0 0 0 0
17 007 0 0 0 0
18 006 1 3 2 1
19 005 1 3 2 1
20 007 0 0 0 0
21 005 0 0 0 0
22 Ngembat 184 589 296 293
23 000 1 3 0 3
24 002 1 3 0 3
25 001 175 560 285 275
26 001 45 134 63 71
27 002 54 169 90 79
28 003 40 147 72 75
29 004 35 107 58 49
30 007 1 3 2 1
31 002 7 24 10 14
32 002 1 7 3 4
33 003 3 6 2 4
34 004 0 0 0 0
35 005 0 0 0 0
36 006 2 7 4 3
37 007 1 4 1 3
38 006 1 2 1 1
39 001 1 2 1 1
Total 409 1275 644 631
3
Gambar 1
Data Demografi Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2
Pekerjaan Penduduk Desa Ngembat
Jumlah
Kode Kelompok
N %
4
12 Industri 1 0,08%
15 Karyawan Swasta 144 11,29%
19 Buruh Harian Lepas 2 0,16%
20 Buruh Tani/Perkebunan 18 1,41%
23 Pembantu Rumah Tangga 2 0,16%
26 Tukang Batu 1 0,08%
65 Guru 1 0,08%
81 Sopir 1 0,08%
84 Pedagang 1 0,08%
85 Perangkat Desa 2 0,16%
88 Wiraswasta 152 11,92%
Jumlah 1275 100,00%
Belum Mengisi 0 0,00%
Total 1275 100,00%
D. Sejarah Desa
Nama Ngembat adalah sebuah sebutan yang diambil dari sekelompok
rumah terpencil yang berada di atas perbukitan (sekarang ada di sebelah barat
Desa Ngembat). Dikarenakan mengalami keterbatasan air dan sulitnya
menjangkau sumber mata air kala itu, maka sekelompok keluarga tersebut
berusaha mencari tempat yang banyak sumber airnya. Singkat cerita,
ditemukanlah sebuah tempat landai, hingga kelompok keluarga tersebut lalu
berpindah ke tempat itu, dan hingga kini nama Ngembat terbawa sebagai
nama Desa Ngembat yang dikenal masyarakat.6
Selain penamaan Desa Ngembat, dalam hal sejarah lazim merujuk
kepada kisah-kisah masa lampau, sebab, setiap daerah pasti memiliki cerita
rakyat yang menceritakan sebab musabab penamaan daerah tersebut. Sama
6
Dikutip dari website resmi Desa Ngembat yang diakses pada 19 Maret 2022, link resmi
website: https://Ngembat.my.id/artikel/2016/8/26/sejarah-Desa
5
halnya dengan daerah-daerah lain, Desa Ngembat juga memiliki cerita rakyat
yang diceritakan secara turun temurun. Cerita tersebut menjelaskan tentang
tempat-tempat di Desa Ngembat seperti Kali Segaluh, Hutan Jokromo, Candi
Pari, Kali Keduyo, dan tempat-tempat lainnya.
E. Tradisi Desa
Jika berbicara tradisi, Desa Ngembat tentu sangat kaya akan tradisi.
Masyarakat Desa Ngembat sendiri masih memegang teguh tradisi-tradisi yang
diajarkan oleh sesepuh dan nenek moyang Desa. Melihat dari sekian banyak
tradisi di Desa Ngembat, mayoritas terletak pada segi sosial kemasyarakatan.
Beberapa tradisi Desa yang ditemukan selama masa KKN adalah sebagai
berikut:
1. Tradisi Rewang di Acara Pernikahan
Warga Ngembat memiliki tradisi yang bisa dibilang lazim di
kalangan masyarakat Jawa, namun unik jika dipandang oleh selain
masyarakat Jawa. Tradisi tersebut adalah rewang dalam acara pernikahan.
Rangkaian proses rewang itu cukup banyak, beberapa yang menarik
perhatian adalah penempatan pohon pisang yang sudah berbuah di depan
rumah orang yang akan melaksanakan pernikahan.
Selain itu, ada tradisi membuat jenang (dodol) hingga 30 Kg
(jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan). Jenang tersebut dimasak
dalam wajan besar yang ditaruh di atas 3 pangkal batang pisang dengan
perapian berupa kayu yang dibakar. Proses pembuatan tersebut memakan
waktu hingga 4 jam lebih, secara bergantian setiap orang–baik orang tua,
pemuda, lelaki, maupun perempuan–yang rewang dan rumahnya
berdekatan dengan keluarga sang mempelai, saling bahu membahu untuk
mengaduk jenang hingga matang. Budaya tersebut berjalan di Blentreng
sejak dahulu.
Selain itu Desa Ngembat juga mempunyai budaya pernikahan
dini. Angka pernikahan dini di Desa Ngembat masih sangat tinggi.
Banyak sumber yang kami temui menjelaskan budaya tersebut mulai dari
tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah Desa Ngembat, warga dan
anggota karang taruna Desa Ngembat.
2. Tradisi Melayat
Masyarakat Desa Ngembat memiliki rasa solidaritas dan jiwa
sosial yang tinggi. Kehidupan sehari-hari mereka jalani dengan
kerukunan dan senantiasa bercengkerama bersama dan rasa kepedulian
6
yang tinggi kepada sesamanya. Perilaku penuh kepedulian itu tidak
sebatas pada sesama masyarakat yang masih hidup saja, akan tetapi ketika
ada salah satu warga yang meninggal dunia, seluruh masyarakat yang ada
di Desa Ngembat berbondong-bondong untuk melakukan takziyah.
Perilaku yang demikian menjadi tradisi yang bagus dan tergolong
unik, sebab di daerah lain tidak ada yang mempunyai tradisi tersebut.
Daerah lain jika ada warga yang meninggal dunia, yang datang melayat
hanyalah kerabat dekat, tetangga, dan beberapa teman saja, bukan seluruh
warga desa. Tradisi tersebut menjadi contoh yang baik bagi desa-desa lain
untuk melanggengkan sikap peduli dan peka sosial yang tinggi.
F. Aspek Pendidikan
Dalam sudut pandang pendidikan, masyarakat Ngembat secara realitas
masih berada di titik yang bisa dikatakan belum ideal jika merujuk pada
standarisasi generasi industri 4.0. Akan tetapi, secara umum pendidikan di
Desa Ngembat bisa dikatakan sudah berkembang. Rata-rata penduduknya
menempuh pendidikan formal hanya sampai jenjang SD. Beberapa sampai
jenjang SMP dan SMA, serta sedikit yang melanjutkan hingga jenjang sarjana
maupun magister serta doktor. Data terkait pendidikan di Desa Ngembat
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2
Grafik Pendidikan di Desa Ngembat
7
8
Tabel 3
Pendidikan Dalam KK
Kode Kelompok Jumlah
nominal Persentase
1 Tidak/Belum Sekolah 301 23,61%
2 Belum Tamat SD/Sederajat 142 11,14%
3 Tamat SD/Sederajat 583 45,73%
4 SLTP/Sederajat 174 13,65%
5 SLTA/Sederajat 70 5,49%
7 Akademi/Diploma III/S. Muda 1 0,08%
8 Diploma IV/Strata I 4 0,31%
Jumlah 1275 100,00%
Belum Mengisi 0 0,00%
G. Aspek Kesehatan
Kondisi kesehatan rata-rata masyarakat Desa Ngembat tergolong
sangat baik. Hampir tidak ditemukan–dari proses observasi lapangan–
masyarakat yang mengalami sakit parah apalagi kronis. Hal ini, sedikit
banyak disebabkan oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat
Desa, yakni merupakan makanan dan minuman yang minim bahan kimia
sintetis. Gaya hidup sehat masih dipegang teguh oleh seluruh masyarakat
Desa Ngembat.
Sebagai sarana untuk layanan kesehatan, di Desa Ngembat terdapat
sebuah Ponkesdes. Ponkesdes yang ada di lingkungan kantor kepala Desa,
menjadi satu-satunya penopang aspek kesehatan di Desa Ngembat. Ponkesdes
di Desa Ngembat berdiri sejak tahun 2004.7 Baru kemudian pada tahun 2007
disertifikasi oleh PNPM, sebab ponkesdes masuk ke dalam Program
7
Hasil wawancara dengan Pak Sutris (Kepala Desa Ngembat) di Kantor Kepala Desa, pada 8
Maret 2022.
9
Pengembangan Kecamatan. Ponkesdes Desa Ngembat memiliki bangunan
dengan luas 6 x 10 m, dijaga dan dioperasikan oleh tenaga kesehatan yang
berasal dari Puskesmas kecamatan Gondang. Pelayanan kesehatan yang
diberikan tergolong lengkap, yaitu sebagai berikut:
1. Balai Pengobatan (BP)
2. Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
3. Pelayanan KB (Keluarga Berencana)
4. Tes gula darah
5. Tes asam urat
6. Tes kolesterol
H. Aspek Ekonomi
Perekonomian di Desa Ngembat bertumpu pada sektor pertanian.
Dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan ketersediaan lahan dari
Perhutani yang dipebolehkan untuk dikelola oleh warga, menjadikan Desa
Ngembat sebagai Desa dengan hasil panen yang melimpah. Hasil pertanian
tersebut mulai dari padi, jagung, ketela, dan porang. Selain pertanian juga ada
hasil perkebunan seperti kopi, alpukat, durian, kelengkeng, dan lain
sebagainya. Sebagian warga juga memiliki hewan ternak yakni sapi. Selain
pertanian, peternakan, dan perkebunan, warga Ngembat juga berwirausaha
menjalankan usaha tertentu sebagai tumpuan ekonomi mereka masing-
masing.
Tabel 4
Lembaga Ekonomi Desa Ngembat
Jumlah
Nama Pengurus dan
No. Jumlah/Unit Keterangan
Lembaga Anggota
Kelompok
1. 3 10
Simpan Pinjam
Jasa Lembaga
2. - -
Keuangan
Industri Kecil
3. 1 2 Industri Makanan
dan Menengah
Usaha Jasa
4. - -
Pengangkutan
5. Usaha Jasa dan 31 31 Usaha toko, warung
10
Perdagangan serba ada, toko
kelontong, usaha
peternakan, perikanan
Tukang kayu, tukang
batu, tukang jahit,
Usaha Jasa
6. 31 31 tukang service
Keterampilan
elektronik, tukang
pijat/urut/pengobatan
I. Realita Keagamaan
Aspek keagamaan yang terdapat di Desa Ngembat bisa dibilang
beragam. Sedikitnya ada tiga Agama yang eksis di desa Ngembat. Ketiga
Agama itu adalah Islam, Hindu, dan Budha. Penganut ketiga Agama tersebut
tetap rukun dan saling toleransi. Data terkait keagamaan di Desa Ngembat
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Keragaman Agama
Jumlah
Kode Kelompok
N %
1 Islam 1216 95,37%
2 Kristen 5 0,39%
4 Hindu 54 4,24%
Jumlah 1275 100,00%
Belum Mengisi 0 0,00%
Total 1275 100,00%
11
BAB II
PENERAPAN METODE ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT
8
Tim Penyusun LPPM IKHAC, Buku Pedoman KKN 2022: Metodologi PKM Assets Based
Community Development, Mojokerto: LPPM IKHAC, (2021), h. 17.
12
desa Ngembat yang meliputi tahlil, istighosah, diba’, dan Kegiatan kuliah tujuh menit
(KULTUM) dalam acara Isro’ Mi’roj, dan Menjadi Khotib dan Bilal sholat Jum’at.
Berikut beberapa dokumentasi yang berkaitan dengan proses enkulturasi:
13
14
15
Proses enkulturasi yang dilakukan oleh kelompok kami kemudian
menghasilkan hal yang signifikan. Pemerolehan data menjadi semakin mudah, dan
informasi terkait aset-aset yang ada di Desa bisa diketahui dengan detail. Berlanjut
pada aset, klasifikasi aset dalam metode ABCD dibagi menjadi lima macam.
Pertama, aset individu, kedua, aset fisik (infrastruktur), ketiga, aset alam, keempat,
aset sosial, kelima, aset ekonomi. Penjelasan kelima aset tersebut akan dipaparkan
pada bagian selanjutnya.
A. Aset Individu
Aset individu yang dimaksud pada bagian ini adalah berkaitan dengan
keragaman pekerjaan warganya.9 Berdasarkan hasil observasi, pemetaan aset
individu di Desa Ngembat sendiri adalah petani padi, petani porang, petani
rebung, petani jagung, petani kopi, petani durian, pencari madu, tukang las, dan
penyedia layanan Wi-Fi. Selain aset yang telah disebutkan, mayoritas warga
Desa Ngembat juga memiliki keterampilan individu yang bisa menjadi sarana
pemasukan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keterampilan
individu tersebut di antaranya adalah tukang las besi. Selain itu, ada pencari
madu, proses pencarian madu dilakukan di hutan yang berbatasan langsung
dengan Desa.10
Kedua keterampilan ini merupakan usaha sampingan, sebab dilakukan
hanya bila ada orderan. Pekerjaan sampingan ini hanya ditekuni oleh beberapa
orang saja. Dalam proses pengerjaannya, kedua keterampilan ini dilakukan
secara individual (perorangan). Selain kedua keterampilan ini, aset individu
yang termasuk kategori pekerjaan sampingan adalah petani porang. Disebabkan
proses panen yang sampai hitungan tahun, membuat mayoritas petani porang
mencari pekerjaan lain yang bisa menambah pundi-pundi ekonomi. Menurut
informasi dari banyak warga, pekerjaan yang bisa dilakukan setiap hari adalah
mencari rebung di hutan.
Selain yang disebutkan di atas, Desa Ngembat memiliki aset individu
yang beragam, beberapa di antaranya sebagai berikut:
9
Ibid., h. 34.
10
Sumber data merupakan salah satu pihak pencari madu, yakni Bapak Rusmadi yang notabene
menjabat sebagai Ketua Tahura Ngembat, serta Penanggung Jawab Rumah Kopi di lingkungan
Bumdes Ngembat. Proses pemerolehan data dilakukan dengan metode Appreciative Inquiry
(Pertemuan Apresiatif) pada hari Sabtu, 5 Maret 2022.
16
Tabel 6
Aset Individu Desa Ngembat
19
tidak terlalu luas dengan toilet dan tempat wudlu’ yang kurang
memadai.
Meskipun dalam keadaan yang kurang baik warga telah
terbiasa melakukan kegiatan Sholat Jum’at di masjid tersebut
ketimbang di masjid lainnya. Selain Sholat Jum’at kegiatan
keagamaan lain juga dilakukan di masjid tersebut seperti Sholat
Jama’ah, tadarrus Jum’at Legi pagi hari, peringatan Isra’ Mi’raj serta
hari besar Islam lainnya, tahlilan, yasinan, Sholawat rutinan Grup
Sholawat Dusun Blenteng, pengamalan sholawat Wahidiyah,
d. Masjid Sadar Billah
Masjid Sadar Billah terletak di Dusun Blentreng Desa
Ngembat. Pada mulanya masjid tersebut berupa musholla kecil dan
dalam keadaan yang kurang baik hingga dilakukan renovasi dengan
bantuan dana dari beberapa pihak musholla tersebut kini berubah
menjadi masjid yang cukup luas dan dalam keadaan baik. Toilet
dengan jumlah yang memadai serta halaman parkir yang lebih luas
dari masjid Darul Iman.
Di Masjid Sadar Billah terdapat beberapa kegiatan keagamaan
Islam seperti Diba’an, rutinan Rijalul Ansor yang berisi sholawat
Nabi, pembinaan muallaf, peringatan Isra’ Mi’raj, Khatmul Qur’an,
dan lain sebagainya.
10. Pura Arga Putra
Pura tersebut berdiri sekitar tahun 1970an, dan direnovasi tahun
2016. Pura tersebut masih beroperasi hingga saat ini yang setiap
kegiatannya diikuti sekitar 15 KK tersebar dari dusun Blentreng dan
dusun Ngembat.
11. Alat Pembakar Sampah Tanpa Asap
12. Penampung Air Milik PAMSIMAS
13. Jalan cor beton hingga dusun Ngembat
20
Berikut ini beberapa potret terkait aset fisik yang ada di Desa Ngembat:
Gambar 4 Gedung Ponkesdes Desa Ngembat
21
Gambar 6 Pendopo (Balai Desa Ngembat)
22
Gambar 8 Pembakar Sampah tanpa Asap
23
D. Aset Alam
Aset alam di Desa Ngembat sangat melimpah, tumbuhan apapun dapat
tumbuh subur. Aset alam Desa Ngembat mayoritas berbentuk lahan hutan milik
warga. Banyak warga sekitar yang mengklaim tanah di Desa Ngembat memiliki
kadar humus yang sangat tinggi. Beberapa aset alam di Desa Ngembat adalah
sebagaimana berikut:
1. Lahan milik warga di Lingkungan Hutan
2. Persawahan
3. Hutan di bawah naungan Tahura
4. Lahan Progresif milik BUMDes
5. Sungai
6. Pegunungan Buthak
7. Biji Kopi
8. Buah Pisang
9. Buah Durian
E. Aset Ekonomi
Aset dalam ranah ekonomi merupakan hal yang penting bagi
kelangsungan hidup masyarakat desa. Parameter ekonomi biasa digunakan
dalam pengukuran kesejahteraan bagi suatu daerah. Hal ihwal ekonomi menjadi
sangat akrab di telinga setiap orang, sebab sebuah keniscayaan bahwa orang
hidup pasti membutuhkan ekonomi. Seorang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi. Aset ekonomi di suatu desa menjadi penentu apakah desa
itu masuk kategori tertinggal, berkembang, maju, atau mandiri. Berikut ini
pemaparan aset ekonomi yang ada di Desa Ngembat:
Tabel 7
Aset Ekonomi Desa Ngembat
24
BAB III
PENENTUAN ASET SEBAGAI PROGRAM UNGGULAN
11
Sumber data dari Ketua BUMDes Desa Ngembat, yakni Bapak Aris, pemerolehan data dengan
metode pendekatan Appreciative Inquiry dan yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2022.
26
2. Pengolahan terbanyak dalam sekali proses pernah mencapai puluhan
kilogram, kurang lebih di angka 25kg.
3. Kopi Tabar pernah dibeli sebanyak 25kg oleh seorang teman dekat dari
salah satu pengelola kopi tabar. Pembelian tersebut dilakukan dengan
sistem cash on delivery (pembayaran dilakukan ketika barang sudah
diterima pembeli). Pembelinya berasal dari Bandung, Jawa Barat.
4. Sejauh proses penjualan yang telah dilakukan, kopi tabar telah dijual
kepada perorangan, kafe-kafe, warung kopi, serta UMKM yang ada di
sekitar mojokerto, termasuk Kecamatan Puri, Mojosari, Pacet, dan
Dlanggu, bahkan Surabaya dan Bandung, yang semuanya adalah kenalan
dekat dari pihak pengelola kopi tabar itu sendiri. Beberapa dari konsumen
itu juga telah melakukan re-order (pemesanan kembali).
Dari hasil wawancara tersebut, menunjukkan pencapaian dari
penjualan kopi tabar yang sebenarnya sudah sangat baik. Penikmatnya sudah
lumayan banyak, bahkan ada yang beberapa melakukan re-order (pemesanan
kembali). Kisah sukses tersebut menjadi pemicu semangat untuk
membangkitkan dan mengembangkan usaha kopi tabar di Desa Ngembat.
C. Harapan Masa Depan
Berdasarkan pada hasil wawancara bersama pihak pengelola kopi,
kemudian terselip pesan dan kesan dari pihak kopi tabar, yakni terkait harapan
masa depan untuk kemajuan kopi tabar itu sendiri. Harapan untuk masa depan
yang diutarakan oleh pihak pengelola kami dapatkan dari proses perbincangan
yang semula wawancara, menjadi pendekatan dengan teknik appreciative
inquiry. Dalam perbincangan santai tersebut, kelompok kami menyelipkan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa kendala kopi tabar sehingga belum bisa dipasarkan secara komersil?
2. Apa harapan pihak pengelola kopi tabar untuk kemajuan kopi tabar ke
depannya?
Kemudian, dari dua pertanyaan tersebut kami mendapatkan data terkait
kendala dan harapan pihak pengelola kopi, sebagai berikut:
1. Kendala yang pertama adalah kurangnya tenaga kerja di industri
pengolahan kopi tabar. Selain faktor SDM, faktor perizinan juga
memengaruhi perkembangan industri kopi tersebut. Perizinan pengolahan
sudah dikantongi, namun perizinan untuk mendistribusikan barang belum
dimiliki kopi tabar, hal ini membuat pihak pengelola belum berani
menjual kopinya secara komersil.
27
2. Pihak pengelola kopi tabar tentunya memiliki harapan supaya kopi yang
mereka produksi bisa dipasarkan secara luas. Selain itu, ada harapan dari
Bapak Rusmadi yang menurut kami sangat inovatif. Beliau berharap
untuk bisa membuka kedai-kedai kopi di Desa Ngembat dan daerah lain
jika memang memungkinkan, yang mana menggunakan konsep minum
kopi ala zaman dahulu, yakni antara kopi dan gulanya dipisah tidak
disatukan, serta gulanya menggunakan gula aren bukan gula pasir.
Berangkat dari harapan-harapan tersebut, maka kelompok kami
kemudian menemukan sebuah percikan semangat untuk berperan serta
membantu mewujudkan harapan-harapan tersebut. Berdasarkan beberapa
pertimbangan dan realitas di lapangan, kemudian kelompok kami menentukan
pilihan terhadap program unggulan. Kelompok kami memilih kopi tabar untuk
dijadikan program unggulan, dengan merujuk kepada harapan-harapan
masyarakat di Desa Ngembat, dengan maksud mengembangkan aset tersebut.
D. Strategi Pelaksanaan Program
Program kegiatan ini berorientasi pada ranah pemasaran dan pengenalan
produk. Proses pengembangan potensi kopi tabar dilakukan dengan cara
memfasilitasi pemasaran dan pengenalan kopi tabar ke masyarakat luar Desa
Ngembat, yang mana sejauh ini hanya dilakukan secara mulut ke mulut saja,
tanpa mendatangi target pasar yang sesuai. Rencana program kegiatan ini
disambut baik oleh masyarakat.
Program kegiatan pemasaran kopi tabar ini diawali dengan proses
kunjungan kepada pihak penanggung jawab kopi tabar, dalam hal ini adalah
Bapak Rusmadi. Selain itu, kelompok mahasiswa juga menemui Bapak Sutris
selaku kepala Desa. Kunjungan tersebut bermaksud meminta persetujuan dan
dukungan dari beliau berdua, dan pada akhirnya beliau berdua serta mayoritas
masyarakat mendukung dan memberi respons yang baik.
Setelah mendapatkan dukungan dan restu dari berbagai elemen
masyarakat Desa Ngembat, serta berdasarkan pertimbangan beberapa aspek,
maka kelompok kami berhasil menentukan jenis program kegiatan unggulan
yang akan dilakukan. Jenis program kegiatan ini adalah pemasaran kopi tabar
dengan menggunakan sistem pra-order. Sistem pra-order dianggap sesuai,
sebab dengan reputasi yang belum dimiliki kopi tabar, langkah pemasaran
pra-order ini akan bisa mengenalkan produk ke masyarakat luar Desa
Ngembat sekaligus memasarkan produk.
28
Dalam setiap program yang dilakukan, tentu harus membidik secara
tepat sasaran yang akan dituju. Hal ini akan menentukan hasil dari program
yang dilakukan. Meninjau pentingnya aspek tersebut, maka dalam program
pemasaran kopi tabar ini, kelompok kami telah menentukan khalayak sasaran
yang sesuai bagi program yang dilakukan.
Khalayak yang menjadi sasaran program pemasaran kopi adalah
UMKM, Kafe, dan Coffe Shop yang tersebar di sekitar Kecamatan Gondang,
Kabupaten Mojokerto. Kuantitas sasaran berjumlah 16 tempat. Daerah yang
menjadi sasaran pemasaran adalah Kecamatan Dlanggu, Kecamatan Pacet,
dan Kecamatan Trawas.
29
BAB IV
MEMBERDAYAKAN ASET DESA NGEMBAT MELALUI PENJUALAN
KOPI MURNI TANI BAROKAH: STRATEGI PEMASARAN BERBASIS PO
(PRE-ORDER)
31
Gambar 10 Produk Kopi Tabar
32
Gambar 11 Pemasaran Kopi Tabar
33
34
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Ngembat merupakan daerah pegunungan yang memiliki kekayaan
sumber daya alam yang melimpah. Adapun fasilitas yang tersedia di desa
Ngembat khususnya di bidang pedidikan meliputi PAUD, Sekolah Dasar, TPQ,
Madrasah Diniyah dan berbagai fasilitas lainnya. Aset yang dimiliki Desa
Ngembat berupa aset individu, aset sosial, aset fisik/ infrastruktur, aset alam
dan aset ekonomi sangat berpotensi dan dapat dikembangkan untuk
meningkatkan potensi SDA dan SDM di Desa Ngembat.
1. Aset Individu
Aset individu yang dimaksud adalah berkaitan dengan keragaman
pekerjaan warganya.12 Berdasarkan hasil observasi, pemetaan aset
individu di desa Ngembat sendiri adalah petani padi, petani porang, petani
rebung, petani jagung, petani kopi, petani durian, pencari madu, tukang
las, dan penyedia layanan Wi-Fi. Selain aset yang telah disebutkan,
mayoritas warga desa Ngembat juga memiliki keterampilan individu yang
bisa menjadi sarana pemasukan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
2. Aset Sosial
Penduduk desa Ngembat, merupakan kelompok masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai sosial. Hal itu terlihat pada rutinitas
masyarakat yang senantiasa berkumpul dan bercengkerama di sela-sela
waktu luang mereka. Kesolidan sosial antar masyarakat desa Ngembat
tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan desa yang lain. Selain
itu, banyaknya komunitas-komunitas dan perkumpulan sosial yang ada
juga menunjukkan bahwa masyarakat desa Ngembat sangat menjunjung
tinggi sikap sosialis.
3. Aset Fisik/ Infrastruktur
Aset fisik merupakan aset yang bersifat empiris (dapat dilihat
langsung). Aset fisik ini sangat berperan penting untuk menunjang
12
Tim Penyusun LPPM IKHAC, Buku Pedoman KKN 2022: Metodologi PKM Assets Based
Community Development, Mojokerto: LPPM IKHAC, (2021), h. 34.
36
kegiatan masyarakat dan menyokong berbagai kepentingan yang ada di
desa. Aset fisik yang dimiliki desa Ngembat sangat beragam, beberapa di
antaranya Balai Desa, Gedung Pendidikan, dll.
4. Aset Alam
Aset alam di desa Ngembat sangat melimpah, tumbuhan apapun
dapat tumbuh subur. Aset alam desa Ngembat mayoritas berbentuk lahan
hutan milik warga. Banyak warga sekitar yang mengklaim tanah di desa
Ngembat memiliki kadar humus yang sangat tinggi.
5. Aset Ekonomi
Aset ekonomi ini dapat mempercepat peningkatan pendapatan
financial dan taraf hidup masyarakat di Desa Ngembat. Salah satu
sumber pendaatan masyarakat Desa Ngembat yaitu pengolahan biji kopi
menjadi bubuk kopi dan dipasarkan secara offline maupun online dengan
nama Kopi “TABAR”. Adapun sumber pendapatan lainnya yakni
meliputi hasil panen dari jagung, porang dan rebung.
B. Rekomendasi
Kegiatan ini tentang pemberdayaan dalam rangka peningkatan
perekonomian masyarakat di Desa Ngembat. Setelah mengamati dan
mengobservasi lingkungan setempat, mahasiswa KKN Kelompok 1 Desa
Ngembat mempunyai pandangan dan ide untuk menjadikan komoditas sebagai
peningkatan perekonomian dan pendapatan desa diantaranya yaitu: 1)
pengolahan kopi, 2) pengolahan porang, 3) Wisata BUMDes
37
DAFTAR PUSTAKA
Website resmi Desa Ngembat yang diakses pada 19 Maret 2022, link resmi:
https://Ngembat.my.id/artikel/2016/8/26/sejarah-Desa
Hasil wawancara dengan Pak Sutris (Kepala Desa Ngembat) di Kantor Kepala
Desa, pada 8 Maret 2022.
Ketua BUMDes Desa Ngembat, yakni Bapak Aris, pemerolehan data dengan
metode pendekatan Appreciative Inquiry dan yang dilakukan pada tanggal 5 Maret
2022.
Tim Penyusun LPPM IKHAC, Buku Pedoman KKN 2022: Metodologi PKM
Assets Based Community Development, Mojokerto: LPPM IKHAC, (2021).
38
LAMPIRAN-LAMPIRAN
39