Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/341391577

Pengaruh Intervensi Klub Bebas Anemia Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Gizi
Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Pada Remaja Siswi Di Kota Bandar Lampung,...

Artikel dalam Jurnal Ilmu Kedokteran Makedonia Akses Terbuka · Maret 2020

DOI: 10.3889/oamjms.2020.3287

KUTIPAN BACA

3 116

4 penulis, termasuk:

Reni Zuraida Judhiastuty Februhartanty

Universitas Lampung Pusat Pangan dan Gizi Regional SEAMEO

10 PUBLIKASI 28 KUTIPAN 59 PUBLIKASI 457 KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Beberapa penulis publikasi ini juga sedang mengerjakan proyek terkait berikut:

Proyek Tampilan Studi PhD saya

Program Nutrition Goes to School (NGTS) Lihat proyek

Semua konten setelah halaman ini diunggah oleh Reni Zuraida pada 11 Juni 2020.

Pengguna telah meminta penyempurnaan file yang diunduh.


Machine Translated by Google

Yayasan Ilmiah SPIROSKI, Skopje, Republik Makedonia


Akses Terbuka Jurnal Ilmu Kedokteran Makedonia. 25 Maret 2020; 8(E):36-40.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.3287
eISSN: 1857-9655
Kategori: E - Kesehatan Masyarakat
Bagian: Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Masyarakat

Pengaruh Intervensi Klub Bebas Anemia untuk Meningkatkan


Pengetahuan dan Sikap Gizi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi
pada Remaja Siswi di Kota Bandar Lampung, Indonesia

Reni Zuraida1 *, Nur Indrawati Lipoeto2 *, Masrul Masrul2, Judhiastuty Februhartanty3


1 2
Program Doktor, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia, Departemen Gizi, Fakultas
3
Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia, SEAMEO REFCON (Pusat Pangan dan Gizi Regional),
Universitas Indonesia, Kota Jakarta, Indonesia

Abstrak
Diedit oleh: Ksenija Bogoeva-Kostovska LATAR BELAKANG: Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi negara
Kutipan: Zuraida R, Lipoeto NI, Masrul, Februhartanty J.
Pengaruh Intervensi Klub Bebas Anemia untuk Meningkatkan
berkembang dan maju. Remaja berisiko tinggi terkena anemia. Intervensi berbasis sekolah penting untuk mengurangi anemia.
Pengetahuan dan Sikap Gizi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi
pada Remaja Siswi di Kota Bandar Lampung, Indonesia. Akses TUJUAN: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi klub bebas anemia untuk meningkatkan
Terbuka Maced J Med Sci. 25 Maret 2020; 8(E):36-40. https://doi.org/ pengetahuan dan sikap gizi pencegahan anemia defisiensi besi pada remaja siswi di Kota Bandar Lampung, Indonesia.
10.3889/
oamjms.2020.3287
Kata Kunci: Remaja; Anemia; Pengetahuan; Sikap; Pencegahan
METODE: Penulis melakukan eksperimen semu. Sampel penelitian terdiri dari 55 kelompok intervensi dan 47 kelompok
*Korespondensi: Nur Indrawati Lipoeto, Departemen Gizi, Fakultas kontrol siswi SMA di Kota Bandar Lampung. Kelompok intervensi mengikuti pendidikan gizi berbasis pendidikan gizi yaitu
Kedokteran, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia. Telp:
+6281319341057.
sesi klub bebas anemia selama 12 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak. Teknik pengambilan sampelnya adalah
Email: nurindrawatilipoeto@med.unand.ac.id proporsional random sampling. Sebelum dan sesudah program intervensi, kuesioner pengetahuan dan sikap diisi untuk
Diterima: 26 Juni 2019
Revisi: 25 Februari 2020 kedua kelompok. Uji-t sampel berpasangan digunakan untuk analisis data. p <0,05 dianggap sebagai efek yang signifikan
Diterima: 10 Maret 2020 secara statistik. Terakhir, data dikumpulkan dan dianalisis dengan program SPSS.
Hak Cipta: © 2020 Reni Zuraida, Nur Indrawati Lipoeto, Masrul,
Judhiastuty Februhartanty Pendanaan: HASIL: Penelitian ini diketahui sebelum dilakukan intervensi, tidak terdapat perbedaan signifikan mengenai pengetahuan
Mohon menyatakan jika penelitian ini tidak mendapat dukungan
finansial.
dan sikap pada kedua kelompok (p > 0,05). Setelah intervensi terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap yang
Kepentingan yang Bersaing: Para penulis telah menyatakan bahwa signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol (p <0,05).
tidak ada kepentingan yang bersaing
Akses Terbuka: Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan KESIMPULAN: Analisis ini mengkonfirmasi adanya pengaruh intervensi klub bebas anemia terhadap peningkatan
di bawah ketentuan Lisensi Internasional Creative Commons
Attribution NonCommercial 4.0 (CC BY-NC 4.0) pengetahuan dan sikap gizi pencegahan anemia defisiensi besi pada remaja siswi.

Perkenalan Penelitian sebelumnya diketahui terdapat perbedaan


yang signifikan tingkat pengetahuan dan sikap gizi pencegahan
anemia defisiensi besi pada remaja siswi [5], [6], [7]. Namun
Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi global pendidikan gizi hanya akan berdampak pada individu saja. Dalam
yang banyak terjadi pada remaja putri usia 15-19 tahun [1]. hal ini pengaruh pengetahuan tentang makanan sehat dapat
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, prevalensi anemia mendukung perilaku dan preferensi makanan sehat atau tidak sehat
sebesar 29,4%. Data Asia Tenggara tahun 2011 memperkirakan [8], [9].
41,9% prevalensi anemia. Di Indonesia, anemia pada remaja putri
merupakan salah satu masalah kesehatan. Terdapat 7,5 juta kasus Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa perilaku
anemia defisiensi besi dengan prevalensi anemia sebesar 22,7% makan remaja putri tidak hanya dilakukan melalui pendidikan gizi
[2]. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang saja namun juga harus didekati dengan seluruh faktor yang dapat
diperkirakan mempunyai prevalensi anemia sebesar 25,9% dan mempengaruhinya. Untuk itu diperlukan faktor penguat dan faktor
lebih tinggi dari prevalensi nasional (Depkes RI, 2013). pemungkin untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku baik
remaja putri.
Sangat penting untuk menjalankan program pendidikan
kesehatan pada perempuan untuk mencegah anemia defisiensi besi. Salah satu alternatif solusi untuk mengurangi anemia
Penting juga untuk melakukan program pendidikan kesehatan bagi defisiensi besi pada remaja siswi adalah dengan adanya klub bebas
perempuan sebelum menikah. Pendidikan kesehatan di sekolah anemia. Intervensi ini diperlukan karena melibatkan tiga komponen
memegang peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan besar yang mempengaruhi remaja siswi yaitu kelompok teman
sikap siswa [4]. sebaya, guru, dan

36 https://www.id-press.eu/mjms/index
Machine Translated by Google

Zuraida dkk. Intervensi Klub Bebas Anemia untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja Siswi

ibu (paradigma tripartit). Belum ada model penanganan Gadis sekolah remaja Populasi remaja putri
populasi (Kontrol) sekolah (Intervensi)
anemia pada remaja siswi yang menggunakan paradigma
tripartit dan dengan memaksimalkan peran ibu sebagai Skrining hemoglobin
Kriteria inklusi dan
pengawas makan di rumah dan guru sebagai fasilitator. eksklusi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh 47 responden 55 responden
intervensi klub bebas anemia untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap gizi pencegahan anemia defisiensi Data dasar:
Pelatihan guru
besi pada remaja siswi di Kota Bandar Lampung, Indonesia. Ekodemografi sosial
Status antropometri
Pengetahuan dan sikap Pelatihan ibu
Kadar hemoglobin

Kelompok kontrol Klub bebas anemia

Metode
12 minggu

Desain penelitian dan sampel penelitian


Penulis melakukan eksperimen semu. Rematri data akhir:
Sampel penelitian terdiri dari 55 kelompok intervensi dan Status antropometri
Pengetahuan dan sikap
47 kelompok kontrol siswi SMA di Kota Bandar Lampung. Kadar hemoglobin
Kelompok intervensi mengikuti sesi klub bebas anemia
berbasis pendidikan gizi selama 12 minggu, sedangkan Gambar 1: Prosedur penelitian

kelompok kontrol tidak. Teknik pengambilan sampelnya


adalah proporsional random sampling. Kriteria inklusi ukuran porsi, menyusun menu sesuai kebutuhan gizi, dan
adalah sebagai berikut: (a) Menarche, (b) tidak hamil, (c) menilai status gizi dengan metode antropometri (indeks
tidak ada riwayat penyakit kronis atau infeksi atau kelainan massa tubuh [BMI]/umur). Selama 12 minggu tahap
darah (tuberkulosis, malaria, talasemia, leukemia, dan implementasi model ini, guru dipilih dan ibu-ibu remaja
anemia aplastik), (d) bukan alkohol dan /atau konsumsi putri memainkan perannya masing-masing. Guru sebagai
obat-obatan dan merokok, dan (e) tidak mengonsumsi fasilitator dan ibu sebagai pendamping makan rematik di
suplemen multivitamin-mineral serupa. rumah. Remaja putri akan mendapatkan pendidikan gizi
terkait upaya pencegahan anemia defisiensi besi. Sebelum
dan sesudah program intervensi, kuesioner pengetahuan
Definisi operasional dan sikap diisi untuk kedua kelompok.
Variabel penelitian ini antara lain variabel bebas
adalah pendidikan gizi berbasis klub bebas anemia dan
variabel terikat adalah pengetahuan dan sikap pencegahan
anemia gizi besi pada remaja sekolah.
Analisis data
Uji-t sampel berpasangan digunakan untuk
analisis data. p <0,05 dianggap sebagai efek yang
Prosedur penelitian signifikan secara statistik. Terakhir, data dikumpulkan dan
Prosedur penelitian penelitian ini ditunjukkan dianalisis dengan program SPSS.
pada Gambar 1.

Teknik pengumpulan data Hasil


Dalam penelitian ini, informed consent disiapkan
untuk melindungi responden dan peneliti ketika melakukan
penelitian. Penelitian ini telah mendapat persetujuan Tabel 1 diketahui rerata usia remaja putri SMA
Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada kelompok intervensi adalah 15,1 tahun dengan rerata
dengan No: 4489A/UN26.8/DL/2017. masa menstruasi 6,5 hari, sedangkan rerata usia remaja
Kelompok intervensi mengikuti sesi klub bebas anemia putri SMA pada kelompok kontrol adalah 15,3 tahun. dan
berbasis pendidikan gizi selama 12 minggu. Model ini rata-rata lama haid adalah 6,4 hari. Karakteristik agama
mengembangkan peran guru dalam cara memberikan dan etnis baik dalam kontrol maupun intervensi sama
informasi mengenai pentingnya upaya pencegahan dengan yang didominasi Islam dan didominasi etnis Jawa
anemia defisiensi besi dan memantau kesehatan remaja. dan Lampung. Untuk pendidikan orang tua, sebagian
Para ibu diberikan informasi cara menyiapkan makanan besar adalah ayah
yang baik mengandung zat besi dan menyiapkannya berdasarkan

Akses Terbuka Maced J Med Sci. 25 Maret 2020; 8(E):36-40. 37


Machine Translated by Google

E - Kesehatan Masyarakat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Masyarakat

Tabel 1: Karakteristik responden pencegahan anemia defisiensi pada remaja siswi (Tabel 3 dan
Ciri Intervensi 15.1 Kontrol 4).
Usia (tahun), rata-rata (min-maks) (13.9–16.3) 6.5 (3.0– 15.3 (14.1–17.0)
Periode menstruasi (hari), rata-rata (min-maks) 12.0) 6.4 (3.0–11.0) Tabel 3: Perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap antara kelompok
Agama, f (%)
Islam intervensi dan kontrol sebelum dan sesudah intervensi
54 (98,18) 1 43 (91.49)
Kristen (1,82) 0 1 (2.13)
Hinduisme 3 (6.38)
Variabel Skor Intervensi nilai p
Etnis, f (%)
Jawa Pengetahuan Pra-tes 44,80 0,107
25 (45,45) 22 (46.81)
Pasca tes 79,65 <0,001*
lampung 17 (30,91) 6 14 (29.79)
Sikap Pra-tes 66,49 0,327
palembang (10,91) 3 2 (4.26)
Sunda Pasca tes 69,76 0,019**
Pengendalian 41,53 44,37 65,38 67,13
(5,45) 1 3 (6.38)
Batak (1,82) 0 2 (4.26) *Signifikan, p<0,001, **signifikan, p<0,05
Bali 3 (6.38)
Yang lain 3 (5.45) 1 (2.13) Tabel 3 diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
Pendidikan ayah, f (%)
Dasar 0 1 (2.13) skor pengetahuan dan sikap yang signifikan pada kedua
SMA 19 (34,55) 24 (51.06)
kelompok sebelum intervensi (p > 0,05). Namun terdapat
Sekolah sarjana 27 (49,09) 8 15 (31.91)
Lulusan sekolah (14,55) 0 5 (10.64) perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan dan sikap
Doktoral 1 (2.13)
Pendidikan ibu, f (%)
pada kedua kelompok setelah intervensi.
Dasar 1 (1,82) 1 (2.13)
Sekolah Menengah Pertama 1 (1,82) 1 (2.13) Tabel 4 diketahui setelah dilakukan intervensi terdapat
SMA 19 (34,55) 21 (44.68)
Sekolah sarjana 26 (47,27) 6 19 (40.43)
perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap yang signifikan antara
Lulusan sekolah (10,91) 5 (10.64) kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05).
Pekerjaan ayah, f (%)
Pegawai Negeri Sipil 15 (27,27) 1 15 (31.91)
Buruh (1,82) 0 1 (2.13)
Petani 1 1 (2.13) Tabel 4: Perbedaan skor rata-rata pengetahuan dan sikap antara kelompok
Petugas layanan (1,82) 2 1 (2.13)
Pedagang
intervensi dan kontrol
(3,64) 30 6 (12.77)
Pengusaha (54,55) 4 21 (44.68) Variabel Intervensi Kontrol
Yang lain (7,27) 2 (4.26) Pra Posting ÿ P Pra Posting ÿ P
Pekerjaan ibu, f (%)
Pengetahuan
Pegawai Negeri Sipil 14 (25,45) 12 (25.53) Rata-rata 44,80 79,65 Minimal 34,85 <0,001* 41,53 44,37 2,84 0,106
Ibu rumah tangga 27 (49,09) 2 26 (55.32) 24,25 52,00 Maksimal 67,75 100,00 16.00 23.70
Pedagang (3,64) 4 3 (6.38) 59,25 74,66
Petugas layanan (7,27) 7 0
Sikap
Yang lain (12,73) 6 (12.77) Rata-rata 66,49 69,76 Minimal 3.27 <0,001* 65,38 67,13 1,74 0,018**
Pendapatan keluarga, f (%) 55,00 56,00 Maksimal 81,00 85,00 51.00 48.00
Berpenghasilan rendah 0 1 (2.13) 81.00 82.00
Pendapatan menengah 55 (100,00) 46 (97,87)
*Signifikan, p<0,001, **signifikan, p<0,05

dan pendidikan ibu pada kelompok intervensi adalah sekolah Perbedaan skor boxplot pengetahuan dan sikap
pascasarjana; kontras dengan kelompok kontrol adalah sekolah antara kelompok intervensi dan kontrol ditunjukkan pada Gambar
menengah atas. Pekerjaan ayah didominasi oleh wiraswasta 2 dan 3.
dan PNS yang keduanya terbagi dalam dua kelompok. Sebagian
besar ibu responden adalah ibu rumah tangga pada kedua
kelompok. Pendapatan keluarga pada kelompok intervensi
sebagian besar berada pada kategori sedang (>5 juta – 10 juta
rupiah), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar
berada pada kategori rendah (0–5 juta rupiah).
Tabel 2 diketahui kurang dari separuh responden
kelompok intervensi dan kontrol mempunyai status gizi
berdasarkan IMT dengan klasifikasi underweight dan normal.
Remaja perempuan yang mengalami defisiensi energi kronik
baik pada kelompok intervensi maupun kontrol sama yaitu
sebesar 61,82% dan 61,70%. Tingkat anemia responden
dengan sedang sebanyak 25,45% pada kelompok intervensi
dan 8,52% pada kelompok kontrol.
Gambar 2: Perbedaan skor boxplot pengetahuan antar intervensi
Tabel 2: Status gizi dan kelompok kontrol
Status gizi Intervensi Kontrol
Status gizi (indeks massa tubuh), f (%)
Berat badan kurang 22 (40,00) 17 (36.17)
Normal 23 (41,82) 8 25 (53.19)
Kegemukan (14,55) 1 1 (2.13)
Obesitas 1
Obesitas 2
(1,82) 1
(1,82)
4 (8.51)
0
Diskusi
Defisiensi energi kronis, f (%)
Defisiensi Energi Kronis Tingkat 34 (61.82) 29 (61.70)
Anemia 21 (38.18) 18 (38.30)
Normal
Dalam penelitian ini diketahui, terdapat perbedaan
Sedang (Hb: 8,0–10,0 g/dl), f (%) 14 (25.45) 4 (8.51)
Rendah (Hb: 10,1–119 g/dl), f (%) 41 (74.55) 43 (91.49) signifikan tingkat pengetahuan dan sikap antara kelompok
Hb: Hemoglobin.
intervensi dan kontrol. Penelitian sebelumnya menemukan
Pengaruh intervensi klub bebas anemia untuk bahwa pendekatan pendidikan gizi diberikan kepada siswa
meningkatkan pengetahuan dan sikap gizi besi melalui pemberdayaan guru di sekolah

38 https://www.id-press.eu/mjms/index
Machine Translated by Google

Zuraida dkk. Intervensi Klub Bebas Anemia untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja Siswi

secara signifikan meningkatkan kesadaran, sikap, dan


perilaku untuk mencegah anemia [6], [7].
Secara keseluruhan, pendidikan gizi pada siswa
di sekolah terkait program anemia melalui pemberdayaan
guru mempunyai potensi yang baik untuk mengubah pola
hidup sehat dengan gizi seimbang pada remaja di Indonesia.
Oleh karena itu, sangat disarankan agar pembelajaran dan
penyampaian materi tentang anemia dan gizi di SMA perlu
memuat pesan yang tepat dan update sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan bagi para repatriat.

Kesimpulan
Gambar 3: Perbedaan skor boxplot sikap antar intervensi
dan kelompok kontrol

Analisis ini mengkonfirmasi adanya pengaruh


mampu mengubah aspek pengetahuan dan sikap siswa ke
intervensi klub bebas anemia terhadap peningkatan
arah yang positif [11]. Penelitian lain mengungkapkan
pengetahuan dan sikap gizi pencegahan anemia defisiensi
bahwa intervensi pendidikan gizi yang tepat dapat mengubah
besi pada remaja siswi. Hasil penelitian ini merekomendasikan
gizi dan perilaku gaya hidup yang baik [12]. Penelitian
perlunya mengurangi anemia defisiensi besi dengan
tersebut juga menyatakan bahwa intervensi gizi berupa menerapkan intervensi klub bebas anemia yang menangani
pendidikan gizi dan promosi makan sehat serta pola hidup
anemia pada remaja siswi dengan memaksimalkan peran
sehat yang benar dapat meningkatkan konsumsi sayur dan ibu sebagai pengawas makan di rumah dan guru sebagai
buah, setelah mereka mengetahui dan memahami fasilitator.
manfaatnya.
Pendidikan gizi di sekolah merupakan salah satu
upaya untuk mencapai tujuan keluarga sadar gizi. Oleh
karena itu, remaja siswa di sekolah merupakan anggota
keluarga yang perlu mendapatkan informasi yang tepat
Ucapan Terima Kasih
tentang gizi. Pada penelitian ini, dalam pelaksanaan klub
bebas anemia, guru memberikan pendidikan gizi kepada Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
siswi anemia dengan menggunakan modul pendidikan gizi, staf Program Doktor Fakultas Kedokteran Universitas
sehingga memotivasi guru di sekolah menengah untuk Andalas Kota Padang, Indonesia, dan seluruh responden
menyampaikan materi gizi kepada siswanya. Selain itu, dalam penelitian ini.
metode pembelajaran yang berbeda setiap minggunya
menjadi trik agar rematerialize tidak bosan dalam mengikuti
program selama 12 minggu tersebut.
Pendidikan gizi masih sangat dibutuhkan oleh Referensi
remaja pada jenjang pendidikan formal, sebagai pintu
masuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi
remaja putri menuju tercapainya perilaku gizi seimbang dan 1. Angadi N, Ranjitha A. Pengetahuan sikap dan praktik tentang anemia pada
mencegah anemia pada remaja putri. Hal ini sejalan dengan remaja putri di daerah kumuh perkotaan Davangere kota Karnataka.

tujuan prioritas Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan Kesehatan Masyarakat Int J Med Sci. 2014;5:416-9. https://doi.org/10.5455/
ijmsph.2016.2007201570
kesehatan masyarakat, salah satunya melalui perbaikan
2. Organisasi Kesehatan Dunia. Pedoman: Suplementasi zat besi setiap hari pada
gizi masyarakat melalui gerakan nasional penyadaran Wanita Dewasa dan Remaja Putri. Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia;
keluarga sadar gizi yang diupayakan atas dasar 2016. Tersedia dari: http://www.who.int/iris/
pemberdayaan masyarakat itu sendiri, termasuk menangani/10665/204761. [Terakhir diakses pada 22 Mei 2019].
pemberdayaan guru sebagai tenaga pendidik di sekolah. . 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian Kesehatan Dasar di
Perlunya penggunaan bahan ajar dan alat media penyuluhan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
atau pembelajaran tentang gizi di sekolah sesuai dengan https://doi.org/10.25133/jpssv27n1.003

standar pendidikan gizi. 4. Shojaeizadeh D. Sebuah studi tentang sikap pengetahuan dan praktik siswa
sekolah menengah di Qazvin tentang anemia defisiensi besi. Kesehatan
Masyarakat Iran J. 2001;30:53-6.
Penggunaan media intervensi yang lebih beragam akan
5. Sadeghifar J, Hasan J, Ahmad P, Shahla R, Sorayya A, Ramin M, dkk. Intervensi
meningkatkan skor pengetahuan kelompok intervensi edukasi pengetahuan, sikap dan praktik (KAP) pada siswi (SMA) di kota
dibandingkan dengan penggunaan media cetak saja [14]. Baneh tentang anemia defisiensi besi. Jentashapir J Ilmu Kesehatan.
Penelitian sebelumnya menemukan, dimana pendidikan gizi

Akses Terbuka Maced J Med Sci. 25 Maret 2020; 8(E):36-40. 39


Machine Translated by Google

E - Kesehatan Masyarakat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Masyarakat

2012;4:39-46. 10. Hijau LW, Kreuter MW. Perencanaan Promosi Kesehatan: Pendekatan
6. Mansourian M, Shafieyan Z, Qorbani M, Bazraki HR, CharkaziA, Asayesh Pendidikan dan Lingkungan. edisi ke-2 . London: Perusahaan
H, dkk. Pengaruh Pendidikan Gizi Berbasis Model HBM Terhadap Penerbitan Mayfield; 1991.
Anemia Pada Siswa Sekolah Bimbingan Perempuan Golestan. 11. Contento I. Pendidikan Gizi: Menghubungkan Penelitian, Teori, dan
J Kesehatan Pendidikan Promosi Kesehatan. 2013;1:49-54. Praktek. edisi ke-2 . Burlington: Pembelajaran Jones dan Bartlett; 2011.
7. Ghaderi N, Ahmadpour M, Saniee N, Karimi F, Ghaderi C, Mirzaei H. 12. DR Muda, Steckler A, Cohen S, Pratt C, Felton G, Moe SG, dkk.
Pengaruh pendidikan berdasarkan model keyakinan kesehatan (HBM)
Evaluasi proses merupakan hasil intervensi yang terkait dengan
pada perilaku pencegahan anemia di kalangan siswi Iran. Int J Pediatr.
sekolah dan komunitas: Uji coba aktivitas untuk remaja perempuan (TAAG).
2017;5:5043-52.
Pendidikan Kesehatan Res. 2008;23(6):976-86. https://doi.org/10.1093/
8. Di Noia J, Byrd-Bredbenner C. Buah dan sayur remaja dia/cyn029
asupan: Pengaruh dukungan dan moderasi keluarga dengan
PM Tengah:18559401
ketersediaan rumah hubungan dengan nilai-nilai afrosentris dan
preferensi rasa. J Acad Diet Nutrisi. 2013;113(6):803-8. https://doi. 13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian Kesehatan Dasar
org/10.1016/j.jand.2013.02.001 di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
PM Tengah:23545060 2016. https://doi.org/10.25133/jpssv27n1.003

9. Spronk I, Kullen C, Burdon C, O'Connor H. Hubungan pengetahuan gizi 14. Upadhyay S, Kumar AR, Raghuvanshi RS, Singh BB. Dampak pendidikan
dengan asupan makanan. Br J Nutr. 2014;111(10):1713-26. https:// gizi terhadap pengetahuan dan status hemoglobin wanita pegunungan
doi.org/10.1017/ di Negara Bagian Uttarakhand, India. Melayu J Nutr. 2011;17(3):347-57.
s0007114514000087
PM Tengah:24621991 PM Tengah:22655456

40 https://www.id-press.eu/mjms/index

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai