Anda di halaman 1dari 3

Makalah Teks Diskusi

Tugas Bahasa Indonesia Bab V : Teks diskusi


Kelompok 3

Disusun oleh :
Alisa Zulhulaifa
Jahra
Noor Meirina
Nurul Hikmah
Raisya Mutia Nazwa
Rizky Rahmawati Putri
Sazkia Farras Shabihah
Petugas yang terlibat dalam diskusi :

-Moderator : Rizky Rahmawati Putri

-Notulen : Alisa Zulhulaifa

-Narasumber : 1. Kepala dinas pendidikan Kotabaru Raisya Mutia Nazwa

2. Pendamping kepala dinas Jahra

-Para peserta : 1. Perwakilan dari SMPN 3 Kotabaru Noor Meirina

2. Perwakilan dari SMPN 2 Kotabaru Nurul Hikmah

3. Perwakilan dari SMPN 1 Kotabaru Sazkia Farras Shabihah

Materi diskusi :

Sekolah kembali normal, bagaimanakah nasib UN?

Setiap tahunnya, para siswa yang mendekati kelulusan, yaitu Siswa-siswi pada jenjang 6 SD, 3
SMP, 3 SMA atau sederajat akan mengikut Ujian Nasional. Tetapi, dengan maraknya kemunculan
virus Covid-19 sejak tahun 2020 di Indonesia mengakibatkan Pembelajaran Tatap Muka dan Ujian
Nasional ditiadakan. Bagaimana pendapat Anda di tahun 2022 ini?.

Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Presiden telah memutuskan
untuk membatalkan Ujian Nasional. Mendikbud menyampaikan tidak ada yang lebih penting
daripada keamanan dan kesehatan siswa serta keluarganya dimasa pandemi sekarang. Keikutsertaan
dalam UN tidak menjadi syarat kelulusan ataupun syarat seleksi masuk jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa
darurat Covid-19 dijelaskan bahwa sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat
menggunakan nilai Ujian Sekolah tersebut untuk menentukan kelulusan siswa.

Kemudian pada tahun 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem
Makarim lagi-lagi mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 tahun 2021 tentang peniadaan
Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Akan tetapi, sebagai gantinya Mendikbud menciptakan program Asesmen
Nasional (AN) , yaitu program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, Madrasah dan program
kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Karena Ujian Nasional serta Ujian kesetaraan tidak
lagi dijadikan acuan untuk penentu kelulusan, pengganti standar kelulusan menurut pemerintah
adalah dengan menggunakan nilai rapor harian dan di tentukan oleh sekolah masing-masing.

Dan pada tahun 2022 ini, seperti yang kita ketahui, Pembelajaran Tatap Muka sudah kembali
diselenggarakan di banyak sekolah di Indonesia. Dan salah satu upaya pencegah terjangkit virus
Corona yaitu vaksin, juga sudah banyak disalurkan ke masyarakat mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Tidak lupa juga protokol kesehatan yang digalakkan di hampir semua tempat. Perlahan-
lahan aktivitas masyarakat pun sudah bangkit seperti semula. Melihat kondisi sekarang yang sudah
hampir kembali normal, tentu saja kita akan bertanya-tanya apakah Ujian Nasional yang sebelumnya
ditiadakan karena kondisi darurat pandemi, akan kembali di selenggarakan pada tahun ajaran ini?
Sesi Tanya-Jawab

1. “Menurut berita yang beredar, benarkah vaksin menjadi syarat wajib bagi para murid agar
bisa mengikuti PTM?”
Jawaban : “Sudah jelas berita tersebut adalah HOAX. Seperti yang bisa kita lihat, masih ada
beberapa siswa yang belum melakukan vaksinasi covid-19 tetapi masih diperbolehkan untuk
mengikuti kegiatan PTM. Seluruh penghuni sekolah tetap wajib mengikuti protokol kesehatan,
baik yang sudah vaksin maupun yang belum. Dan peserta didik yang belum vaksin juga pasti
memiliki kendala tertentu yang menjadi alasan peserta didik tersebut tidak bisa melakukan
vaksinasi Covid-19. Vaksinasi tidak menjadi persyaratan bagi sekolah yang ingin menggelar
Pembelajaran Tatap Muka.”

2. “Mengutip dari paparan yang dibacakan tadi, penyaji sempat menyinggung tentang program
Asesmen Nasional. Apa itu Asesmen Nasional? Dan apa perbedaannya dengan UN?”
Jawaban : “Asesmen Nasional adalah evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk pemetaan
mutu sistem pendidikan pada satuan tingkatan pendidikan dasar dan menengah. Asesmen
Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Siswa yang mengikuti AKM dan
SK pada Asesmen Nasional adalah siswa kelas 5, 8, dan 11. Berbeda dengan UN yang hanya
diikuti oleh semua siswa tingkat akhir.”
Sanggahan ke-1 :
“Saya kurang setuju dengan program AN. Kenapa bukan siswa tingkat akhir saja yang diuji?
Menurut saya, kita harus mempertimbangkan seleksi siswa tingkat akhir sebelum mereka
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Para pelajar harus diuji dan lulus dari pendidikan
sebelumnya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Sanggahan ke-2 :
“Saya lebih memilih UN ditiadakan. Karena menurut saya UN sering membuat siswa-siswi
tertekan dan frustasi karena ujian selalu identik dengan belajar, belajar, dan belajar. Waktu kami
tidak bisa dihabiskan untuk belajar melulu. Dan Ujian juga selalu terpaku pada nilai, yang kadang
tidak semua murid mendapatkan hasil yang memuaskan.”

3. “Apa kelebihan AN dibandingkan dengan UN?”


Jawaban : “berbeda dengan UN, AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi siswa, guru,
maupun kepala sekolah. Sebab persepsi ini muncul selama pelaksanaan UN, misalnya ketika nilai
UN buruk maka siswa, guru, maupun citra sekolah akan terdampak karenanya. Persepsi ini yang
harus dibasmi. AN tidak membebani individu seperti UN. Yang jelas program baru dari
pemerintah ini lebih baik dari sebelumnya.”

Kesimpulan :
Diskusi pada hari Senin, 17 Januari 2022 berakhir dengan diambilnya keputusan
Ujian Nasional(UN) akan diganti dengan Asesmen Nasional(AN).

Anda mungkin juga menyukai