Anda di halaman 1dari 4

Naskah Dialog Diskusi

Kelompok 3

Moderator : “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita berkat dan rahmatnya sehingga kita dapat berkumpul ditempat yang nyaman
dan dalam keadaan sehat wal'afiat. Pada kesempatan kali ini kita akan melakukan diskusi dengan
tema pendidikan, untuk mengambil keputusan tentang ujian nasional. Sebelumnya saya akan
memperkenalkan petugas yang terlibat dalam diskusi hari ini. Di sebelah kiri saya, dengan Alisa
Zulhulaifa sebagai notulen, di sebelah kanan saya Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru Raisya Mutia
Nazwa dan bersamanya pendamping kepala dinas Jahra sebagai narasumber dan penyaji kita, dan
saya sendiri Rizky Rahmawati Putri sebagai moderator yang akan membantu jalannya diskusi hari ini.
Dan sebelumnya, saya ingin berterima kasih kepada para peserta yang sudah berkenan menghadiri
diskusi kita hari ini. Untuk memulai diskusi, sekarang saya akan mempersilahkan narasumber untuk
menyampaikan makalahnya tentang ujian nasional. Waktu saya persilahkan.”

Narasumber 1 : “terimakasih untuk saudari moderator yang sudah memberikan saya waktu untuk
menyampaikan makalah saya tentang

Sekolah kembali normal, bagaimanakah nasib UN?

Setiap tahunnya, para siswa yang mendekati kelulusan, yaitu Siswa-siswi pada jenjang 6 SD, 3
SMP, 3 SMA atau sederajat akan mengikut Ujian Nasional. Tetapi, dengan maraknya kemunculan
virus Covid-19 sejak tahun 2020 di Indonesia mengakibatkan Pembelajaran Tatap Muka dan Ujian
Nasional ditiadakan. Bagaimana pendapat Anda di tahun 2022 ini?.

Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Presiden telah memutuskan
untuk membatalkan Ujian Nasional. Mendikbud menyampaikan tidak ada yang lebih penting
daripada keamanan dan kesehatan siswa serta keluarganya dimasa pandemi sekarang. Keikutsertaan
dalam UN tidak menjadi syarat kelulusan ataupun syarat seleksi masuk jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa
darurat Covid-19 dijelaskan bahwa sekolah yang telah melaksanakan Ujian Sekolah dapat
menggunakan nilai Ujian Sekolah tersebut untuk menentukan kelulusan siswa.”

Narasumber 2 :
“Kemudian pada tahun 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem
Makarim lagi-lagi mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 tahun 2021 tentang peniadaan
Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Akan tetapi, sebagai gantinya Mendikbud menciptakan program Asesmen
Nasional (AN) , yaitu program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, Madrasah dan program
kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Karena Ujian Nasional serta Ujian kesetaraan tidak
lagi dijadikan acuan untuk penentu kelulusan, pengganti standar kelulusan menurut pemerintah
adalah dengan menggunakan nilai rapor harian dan di tentukan oleh sekolah masing-masing.

Dan pada tahun 2022 ini, seperti yang kita ketahui, Pembelajaran Tatap Muka sudah kembali
diselenggarakan di banyak sekolah di Indonesia. Dan salah satu upaya pencegah terjangkit virus
Corona yaitu vaksin, juga sudah banyak disalurkan ke masyarakat mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Tidak lupa juga protokol kesehatan yang digalakkan di hampir semua tempat. Perlahan-
lahan aktivitas masyarakat pun sudah bangkit seperti semula. Melihat kondisi sekarang yang sudah
hampir kembali normal, tentu saja kita akan bertanya-tanya apakah Ujian Nasional yang sebelumnya
ditiadakan karena kondisi darurat pandemi, akan kembali di selenggarakan pada tahun ajaran ini?

Mungkin itu yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan. Waktu saya
kembalikan kepada sang moderator.”

Moderator : “Terima kasih kepada penyaji yang telah menyatakan makalahnya tentang kondisi
pelaksanaan UN beberapa tahun belakangan ini. Ke sesi selanjutnya, kami akan membuka 2
pertanyaan. Dipersilahkan untuk para peserta menyampaikan pertanyaannya.”

Peserta 1 dan peserta 2 mengangkat tangan.

Moderator : “Dipersilahkan kepada peserta 1 untuk duluan bertanya.”

Peserta 1 : “Terima kasih kepada moderator yang sudah memberikan saya waktu untuk bertanya.
Menurut berita yang beredar, benarkah vaksin menjadi syarat wajib bagi para murid agar bisa
mengikuti PTM? Sekian pertanyaan saya, Terima kasih.”

Moderator : “Silahkan peserta selanjutnya untuk bertanya.”

Peserta 2 : “Terima kasih atas waktunya. Pertanyaan saya adalah : Mengutip dari paparan yang
dibacakan tadi, penyaji sempat menyinggung tentang program Asesmen Nasional. Apa itu Asesmen
Nasional? Dan apa perbedaannya dengan UN? Sekian.”

Moderator : “Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaannya. Sekarang saya mempersilahkan para


narasumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.”

Narasumber 1 : “Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan pertama terlebih dahulu. Sudah jelas
berita tersebut adalah HOAX. Seperti yang bisa kita lihat, masih ada beberapa siswa yang belum
melakukan vaksinasi covid-19 tetapi masih diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan PTM. Seluruh
penghuni sekolah tetap wajib mengikuti protokol kesehatan, baik yang sudah vaksin maupun yang
belum. Dan peserta didik yang belum vaksin juga pasti memiliki kendala tertentu yang menjadi
alasan peserta didik tersebut tidak bisa melakukan vaksinasi Covid-19. Vaksinasi tidak menjadi
persyaratan bagi sekolah yang ingin menggelar Pembelajaran Tatap Muka. Sekian jawaban dari saya,
untuk pertanyaan kedua akan dijawab oleh saudari Jahra.”

Narasumber 2 : “Izinkan saya untuk menjawab pertanyaan kedua. Asesmen Nasional adalah evaluasi
yang dilakukan oleh pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada satuan tingkatan
pendidikan dasar dan menengah. Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Siswa yang mengikuti AKM dan SK pada Asesmen Nasional adalah siswa kelas 5, 8, dan
11. Berbeda dengan UN yang hanya diikuti oleh semua siswa tingkat akhir.”

Peserta 2 : “Saya kurang setuju dengan program AN. Kenapa bukan siswa tingkat akhir saja yang
diuji? Menurut saya, kita harus mempertimbangkan seleksi siswa tingkat akhir sebelum mereka
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Para pelajar harus diuji dan lulus dari pendidikan
sebelumnya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.”
Peserta 3 : “Saya lebih memilih UN ditiadakan. Karena menurut saya UN sering membuat siswa-siswi
tertekan dan frustasi karena ujian selalu identik dengan belajar, belajar, dan belajar. Waktu kami
tidak bisa dihabiskan untuk belajar melulu. Dan Ujian juga selalu terpaku pada nilai, yang kadang
tidak semua murid mendapatkan hasil yang memuaskan.”

Peserta 1 : “Saya setuju dengan pendapat peserta 3, Ujian Nasional harus diganti..,”

Moderator : “Cukup. Harap tenang, peserta di perkenankan untuk duduk kembali.”

Peserta 3 mengangkat tangan.

Moderator : “Karena masih ada sedikit waktu, ada peserta yang bertanya, dipersilahkan.”

Peserta 3 : “Apa kelebihan AN dibandingkan dengan UN?”

Moderator : “Silahkan kepada narasumber untuk menjawab.”

Narasumber 1 : “Berbeda dengan UN, AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi siswa, guru,
maupun kepala sekolah. Sebab persepsi ini muncul selama pelaksanaan UN, misalnya ketika nilai UN
buruk maka siswa, guru, maupun citra sekolah akan terdampak karenanya. Persepsi ini yang harus
dibasmi. AN tidak membebani individu seperti UN. Yang jelas program baru dari pemerintah ini lebih
baik dari sebelumnya.”

Moderator : “Baiklah. Sebelum kita mengakhiri diskusi kita pada hari ini, mari kita beranjak ke sesi
selanjutnya, Yaitu sesi pengambilan keputusan. Para peserta diharapkan untuk mengemukakan
pendapatnya masing-masing, dan setelah itu kita akan mengambil kesimpulannya. Dipersilahkan dari
peserta pertama dan seterusnya.”

Peserta 1 : “Program AN sudah dirancang untuk jadi lebih baik daripada UN. Saya setuju dengan
AN.”

Peserta 2 : “Bagi saya, UN sudah seperti tradisi dalam sistem pendidikan Indonesia. Jadi, saya
memilih UN tetap harus dilaksanakan.”

Peserta 3 : “Saya memilih program Asesmen Nasional dijadikan sebagai pengganti UN.”

Moderator : “Karena para peserta sudah menyatakan pendapatnya dan keputusan sudah diambil,
sekarang saya akan membacakan kesimpulan pada diskusi kita kali ini.

Diskusi pada hari Senin, 17 Januari 2022 berakhir dengan diambilnya keputusan
Ujian Nasional(UN) akan diganti dengan Asesmen Nasional(AN).

Dengan diambilnya keputusan tersebut, maka berakhir sudah kegiatan diskusi kita pada hari ini.
Sekali lagi saya ucapkan Terima kasih kepada para peserta dan narasumber yang terhormat, yang
telah bersedia menghadiri diskusi kita kali ini. Diskusi saya tutup, wassalamualaikum warohmatulohi
wabarakatuh.”

Anda mungkin juga menyukai