Adanya tekanan yang sangat kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini,
menuntut perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan
permintaan pasar menuntut perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, fleksibel, dan
menempatkan produk tepat waktu di pasar tanpa mengabaikan standar kualitas sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman terhadap kondisi ini dan komitmen untuk
memuaskan pelanggan, mendorong perusahaan merancang proses produksi
sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan
pelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan waktu yang tepat.
Industri sebagai suatu sistem, mengintegrasikan empat hal penting dalam
keunggulan bersaing perusahaan yang meliputi: riset pasar, desain produk, proses
produksi, dan pemasaran produk, seperti yang disajikan pada Roda Deming pada
Gambar 7.1 di halaman berikut. Perbaikan kinerja bisnis modern mencakup
keseluruhan system industry mulai dari pemesanan material sampai dengan distribusi
produk kepada konsumen, pelayanan purnajual, dan desain ulang produk.
Berdasarkan hasil riset pasar, diperoleh informasi tentang keinginan
konsumen terhadap suatu produk. Dari informasi ini kemudian perusahaan
merancang desain produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Sertiap desain produk
menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi sehingga
produk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi pelanggan. Di samping itu,
proses produksi harus berjalan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan produk
berkualitas dengan biaya serendah mungkin.
Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output
bertanggung jawab untuk mneghasilkan produk dalam kulaitas dan kuantitas yang
telah ditentukan, tepat waktu, secara efektif, dan efisien. Dalam aktivitasnya dimulai
dari perencenaaan sampai dengan pengendalian dan evaluasi, fungsi ini harus secara
optimal mengubungkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan internal yang
dimiliki perusahaan. Kebijakan produksi dan operasi, kapasitas produksi (sumber
daya dan fasilitas), jadwal produksi, inovasi, dan peningkatan berkelanjutan harus
dikonsentrasikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, agar perusahaan memiliki
keunggulan dalam intensitas persaingan yang sangat ketat ini.
Waktu adalah salah satu komponen dalam keunggulan bersaing. Ketepatan
waktu dalam menyediakan produk di pasar adalah kebutuhan utama strategi bersaing
perusahaan. Terlambat menyediakan produk di pasar sama artinya dengan tidak
menyediakan sama sekali karena perusahaan telah kehilangan kesempatan dari
pelanggan memilih produk sejenis yang banyak tersedia di pasar. Perusahaan tidak
cukup hanya mengandalkan loyalitas pelanggan yang setia menunggu sampai dengan
produk yang dihasilkan perusahaan tersedia di pasar. Tetapi, yang lebih penting
menyediakan produk tepat waktu di pasar adalah penghargaan kepada pelanggan atas
loyalitasnya menggunakan produk perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya.
Tahap Kedua
Desain Produk
Keinginan Pasar
Tahap Keempat
Pemasaran dan
Pelayanan
Purna Jual
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
PRINSIP-PRINSIP UMUM
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit
ini, yang dapat dijadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan tugas
profesionalnya. Prinsip-prinsip tersebut antar lain:
1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan
operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan
untuk memastikan bahwa produk yang dihasilakan konsisten dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi bagian yang memerlukan
perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkkan dan menganalisis
data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan
perusahaan dalam menerapkan criteria yang telah ditetapkan.
3. Auditor harus mengklasifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas
produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan
dan membuat rekomendasi untu peningkatan. Di samping itu, auditor harus
mendiskusikan beberapa langkah perbaikan sebagai solusi atas kekurangan yang
masih terjadi dan merupakan tanggung jawab perusahaan untuk menentukan
langkah yang paling tepat untuk memperbaiki ketidaksesuaian tersebut.
TUJUAN AUDIT
Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk
mengetahui:
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan
(pasar)
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan
denga ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang
yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformmasi telah berjalan secara efektif dan efisien
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah
brjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihailkannya
produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, da waktu yang telah
ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dn operasi telah
melaksanakan aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan
persahaan.
MANFAAT AUDIT
Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilai
bagaimana fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Secara rinci audit ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berrkepentingan tentang
ketaatan dan kemampuan fungsi dan produksi dan operasi dalam menerapkan
kekbijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi
dan operasi yang telah dilakukan peruahaan serta hambatan-hambatan yang
dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai
tujuan produksidan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta
kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap
penncapaian tujuan perusahaan.
TAHAP-TAHAP AUDIT
Tahap-tahap audit produksi dan operasi meliputi:
1. Audit pendahuluan
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
3. Audit lanjutan.
4. Pelaporan
5. Tindak lanjut.
Audit Pendahuluan
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan
yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, perusahaan, sejak
hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor
melakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel-
variabel yang mempengaruhinya. Variabel-variabel ini meliputi berbagai kebijakan
dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, praktik yang
sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan
dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.
Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditor
mendapatkan keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten
serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam
terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan audit
sebelumnya. Dengan menghubungkan permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk
tujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk mendapatkannya,
auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan dialami pada
audit lanjutan.
Pada tahap ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan
terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan
produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan
untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal
yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Di samping itu, analisis
terhadap hubungan kapabilitas potensial yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas
tersebut di dalam perusahaan sangat penting dalam proses audit.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor
menggunakan daftar pertanyaan (audit checklist) yang ditujukan kepada berbagai
pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.
Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari
ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telah
dilakukan.
Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam
kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan
rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas
kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian
hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut.
Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:
Tindak Lanjut
Melalui hasil survei pasar dan umpan balik yang diterima dari pelanggan, dapat
diidentifikasi peluang-peluang yang mungkin untuk dikembangkan, yang merupakan
selisih (kesenjangan) antara kebutuhan pasar dengan kemampuan industri untuk
memenuhinya. Menghubungkan peluang-peluang ini dengan kondisi internal
perusahaan, rencana induk produksi dan operasi mencerminkan berbagai usaha yang
akan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan mengoptimalkan
penggunaan sumber dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi dan
operasi dalam periode tertentu.
Jadwal produksi utama membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan
akan di buat, sesuai dengan rencana produksi. Jadwal produksi ini mendiskripsikan
berapa jumlah produksi yang harus dilakukan untuk setiap kelompok barang, kapan
produk tersebut harus sudah siap untuk diserahkan kepada konsumen, sumber daya
apa saja yang harus tersedia untuk menghasilkan produk sesuai dengan rencana
operasi perusahaan dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.
Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi
Tingkat Persediaan
Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies).
Untuk apa dan berapa besaran persediaan dibentuk, harus secara tegas terdiskripsikan
dalam kebijakan persediaan perusahaan. Kebijakan tentang persediaan bahan baku
harus memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tersebut. Menghubungkan
rantai nilai eksternal (pemasok dan pelanggan) dengan rantai nilai internal (proses
dan kerja sama antarfungsi di dalam perusahaan), menjadikan proses produksi
berjalan sangat efektif dan efisien. Proses produksi yang berjalan secara tepat dapat
meminimalkan berbagai pemborosan karena pemeliharaan fasilitas produksi
dilakukan dengan jadwal yang ketat dan bahan yang diolah sesuai dengan spesifikasi
mesin dan standar kualitas produk yang telah ditetapkan.
Tabel 7.1 Kriteria dan pengukuran variabel rencana induk dan operasi
Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatan
nilai tambah. Nilai tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang
diperoleh baik oleh perusahaan maupun pelanggan. Penerapan tekhnologi mutakir,
metode produksi inovatif dapat meningkatkan efisiensi proses. Peningkatan daya
guna produk dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada pelanggan yang
menggunakan produk tersebut. Faktor terpenting dalam usaha peningkatan nilai
tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien pada semua
tingkatan dalam perusahaan. Komitmen ini akan menyatukan usaha dari berbagai
komponen dalam perusahaan untuk hanya melibatkan aktivitas bernilai tambah
dalam operasinya. Dengan demikian aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah
(nonvalue added activity) harus dieliminasi semaksimal mungkin. Pada kondisi ini,
seluruh sumber daya (kapasitas) yang digunakan, memberikan nilai tambah kepada
perusahaan dan pelanggan, yang berarti operasional perusahaan telah secara
maksimal mampu menekan berbagai pemborosan yang terjadi.
Lean production, suatu metode produksi ramping, yang dikembangkan oleh produsen
yang menggunakan focus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara
signifikan member keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya. Metode
produksi ini menekankan kesempurnaan proses yang berjalan dengan mengeliminasi
celah-celah kesalahan yang masih terbuka. Untuk menunjang kesuksesannya, metode
ini mensyaratkan adanya proses belajar, kreativitas, kerja kelompok yang penuh
kemampuan semua pihak.
Keuntungan lean production, didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang
secara maksimal mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan keunggulan bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi:
Penghapusan Persediaan
Zero Defect
Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat
membantu karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya.
Persiapan proses produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah
terjadinya kegagalan dalam menghasilkan prosuk sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan.
Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat
(areal) dalam proses produksi. Penataan fasilitas produksi yang terintegrasi dengan
gudang penyimpanan bahan baku dan/atau produk jadi, dapat menghemat kebutuhan
tempat tanpa mengganggu jalannya proses produksi.
Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara
terus-menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-
aktivitas yang tidak berguna (tidak menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun
bagi perusahaan.
Jika Ya:
Periksalah ukuran produktivitas tersebut dan
hubungkan dengan rencana kinerja
perusahaan.
Jika Tidak:
Telusurilah bagaimana perusahaan memacu
produktivitas karyawannya.
Jika Ya:
Periksa standar minimal tersebut, apakah
realistis dihubungkan dengan keberadaan
karyawan dan kebutuhan kinerja perusahaan.
Jika Tidak:
Telusuri dasar penilaian yang digunakan
untuk menilai produktivitas karyawan
Jika Ya:
Nilai efektivitas dari penghargaan tersebut
dalam mendorong peningkatan produktivitas
karyawan.
Nomor Jawaban
Kuesioner dan Langkah Kerja Komentar
Qs Lk Ya Tidak
Jika Tidak :
Telusuri apa yang dapat mendorong
karyawan untuk mencapai produktivitas yang
lebih tinggi.
Jika Ya:
Periksalah bagaimana perusahaan
mengendalikan dan menilai pelaksanaan
tanggung ajwab tersebut.
Jika Tidak:
Telusurilah bagaimana perusahaan
memberdayakan karyawannya.
5 Apakah perusahaan melakukan evaluasi
harian terhadap kinerja individu/kelompok
karyawannya?
Jika Ya:
Periksalah standar evaluasi yang digunakan
dan apakah hasil evaluasinya disampaikan
kepada karyawan yang dinilai..
Jika Tidak:
Telusurilah bagaimana perusahaan
mengendalikan pekerjaan karyawannya.
Jika Ya:
Periksalah keakuratan pengelompokan
aktivitas tersebut dan ketaatan
penerapannya.
Jika Tidak:
Telusurilah bagaimana perusahaan menilai
bahwa suatu aktivitas adalah bernilai
tambah/tidak, baik bagi pelanggan maupun
bagi perusahaan.
Jika Ya:
Periksalah kemampuan karyawan dalam
memenuhi criteria tersebut dalam setiap
aktivitasnya
Nomor Jawaban
Kuesioner dan Langkah Kerja Komentar
Qs Lk Ya Tidak
Jika Tidak:
Periksalah standar yang digunakan
perusahaan sebagi pedoman dalam
beraktivitas.
Jika Ya:
Ikuti pengendalian proses produksi dan
operasi dalam perusahaan tersebut.
Jika Tidak:
Periksa program peningkatan kualitas
yang dilakukan perusahaan.
Jika Ya:
Periksa laporan tersebut dan nilai pada
bagian mana aktivitas tersebut paling
sering terjadi.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana perusahaan
mengendalikan berbagai aktivitas tidak
bernilai tambah.
Jika Ya:
Periksa biaya yang paling sering terjadi
dan hubungkan total biaya tidak bernilai
tambah tersebut dengan total harga
pokok penjualan, biaya administrasi dan
umum, serta biaya pemasarannya, lalu
hitung presentasenya.
Jika Tidak :
Telusuri bagaimana perusahaan
memperlakukan dan mengendalikan
biaya-biaya tidak bernilai tambah.
Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang
diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk
yang dihasilkan perusahaan. Pengendalian baha baku mencaku keseluruhan aktivitas
yang berhubungan dengan bahan baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan,
penanganan pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan bahan baku tersebut
digunakan (diolah) dalam proses produksi.
Penerimaan bahan baku harus sesuia dengan kebutuhan proses produksi. Material
Requirement Program (MRP) menjabarkan jadwal produksi, sehingga kebutuhan
bahan baku selalu terpenuhi pada saat proses produksi berjalan dan perusahaan tidak
menanggunh beban investasi yang besar dalam bentuk persediaan.
Penanganan bahan baku merupakan aktivitas sangat penting untuk memastikan
bahwa beabn yang diterima dari pemasok telah sesuai dengan kebutuhan standar
produk yang telah ditetapkan perusahaan. Aktivitas ini harus didukung dengan
peralatan memadai dan prosedur tertulis penanganan bahan, untuk menentukan
apakah bahan yang diterima harus diberikan kode khusus agar mudah ditelusuri
distribusi dan penggunaannya.
Inspeksi penanganan bahan harus melaui audit fisik barang yang diterima, untuk
menentukan kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang tealh ditentukan. Perusahaan
harus memiliki teknik sampling tertulis untuk pengambilan sampel yang kosnsiten
pada setiap pengujian. Penanganan bahan harus memisakan bahan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi untuk menghindari penggunaannya dalam proses produksi.
Setelah bahan dinyatakan memenuhi spesifikasi, penanganan berikutnya berkaitan
dengan penyimpanan yang memadai sehinggan barang tidak mudah rusak atau
terkontaminasi bahan-bahan lain. Kebujakan mendapatkan garansi dari pemasok
sampai bahan diolah dalam proses produksi,dapat menghindari kerugia yang terjadi
sebagai akibat kerusakan bahan sebelum masuk proses produksi.
Penempatan fasilitas dan peralatan harus sesuai dengan karakterisitik dan metode
produksi yang diterapkan, ehinggan arus material dalam proses produksi dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu pengelolaan fasilitas dan peralatan
produksi harus didukung oleh pedoman penggunaan dan pemeliharaan. Pedoman ini
berfungsi untuk melindungi operator dari kecelakaan akibat tidak bisa
mengoperasikan peralatan dan melindungi peralatan dari kerusakan karena jadwal
pemeliharaan dan perbaikan yang tidak tepat waktu.
Pengendalian Transformasi
Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengendalian transformasi memgang peranan penting untuk memastikan
bahwa proses yang efektif dan efisien. Pada pengendalian ini tugs seorang (tim)
pengendali kualitas (quality control) sangat penting untuk memastikan bahwa proses
yang berjalan menghasilkan produk yang tepat (kuantitas,kualitas,tepat waktu)
dengan pengorbanan yang minimum. Untuk mencapai tujua tersebut, pengendalian
ini mencakup pengesahan proses produksi dan pengendalian perubahan atas
permintaan; inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium dan
pemrosesan ulang.
Setiap proses produksi harus mendapatkan pengesahan dari bagian yang berwenang.
Perusahaan harus memiliki prosedur produksi secara tertulis, yangmemberikan
pedoman tentang hal-hal yang harus dipenuhi sebelum proses produksi dimulai.
Prosedur ini mencakup tentang kesiapan fasilitas produksi sebelum dioperasikan,
pejabat yang berwenang memberikan persetujuan dan pengesahan proses tersebut
dijalankan., individu (kelompok) yang melaksanakan dan/atau bertanggung jawab
atas proses yang dijalankan serta ketentuan-ketentuanlain yang mengatur jalannya
proses produksi terasuk penanganan jika terjadi kemacetan proses (bottleneck).
Pengendalian Kualitas
Berbagai aktivitas dalam menghasilkan produk sesuai dengan kualitas yang telah
ditetapkan, haru dirumuskan secara seimbangan dalam kebijakan kualitas
perusahaan. Aktivitas pencegahan dan penilaian yang merupakan aktivitas persiapan
untuk mencegah terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasinya, harus
dikelola dengan lebih baik karena pengelolaan yang tepat terhadap aktivitas-aktivitas
ini dapat secara signifikan menurunkan aktivitas sebagai akibat produk gagal
memenuhi standar kualitas. Laporan biaya kualitas dapat memberikan informasi
tentang bagaimana perussahaan mengelola aktivitas-aktivitas kualitasnya. Oleh
karena itu, laporan ini harus secara akurat menyajikan informasi tentang komposisi
biaya kualitas.