Anda di halaman 1dari 2

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil studi terhadap Peta Lahan Pertanian Pangan
Kabupaten Musi Banyuasin ini antara lain adalah :
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional No 686 Tahun 2019 tentang Lahan Baku
Sawah, luas lahan baku sawah di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu 34.646
ha.
2. Berdasarkan garis batas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang terbaru
sesuai Jaringan Informasi Geospasial Daerah (JIGD) luas lahan sawah
berdasarkan LBS berkurang seluas 1.071 ha.
3. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No. 866/Menhut-II/2014, di Kabupaten Musi Banyuasin telah ditetapkan
hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi yang dapat dikonversi, hutan
produksi terbatas, suaka margasatwa, taman nasional dan taman nasional
laut dengan total luas kawasan hutan yaitu 654.440,97 ha.
4. Berdasarkan arahan rencana pola ruang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin
2016 - 2036 terdapat arahan rencana kawasan pertanian tanaman pangan
seluas 131.307,44 ha.
5. Jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2020 yaitu 622.206
jiwa dengan kepadatan penduduk yaitu 43,61 jiwa/km 2, dengan laju
pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 yaitu sebesar 1,00 %, maka
proyeksi penduduk 20 tahun kedepan yaitu pada tahun 2042 berjumlah
sekitar 1.966.245 jiwa.
6. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, kebutuhan luas lahan padi
sawah dalam pemenuhan kebutuhan pangan ideal penduduk Kabupaten
Musi Banyuasin hingga tahun 2042 adalah 50.219,28 ha.
7. Luas KP2B Kabupaten Musi Banyuasin seluas 40.544,68 ha terdiri dari
LP2B seluas 33.809,66 ha dan LCP2B seluas 6.735,02 ha.

143
5.2 Saran

Berdasarkan kajian dalam penelitian ini, strategi dalam melindungi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten Musi Banyuasin selain terkait perlindungan
terhadap lahan pertanian juga terkait peningkatan produktivitasnya, maka dapat
direkomendasikan antara lain:
1. Insentif yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait
insentif bagi LP2B dapat tersalurkan dengan tepat agar tidak memicu
terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.
2. Dibutuhkan penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur pendukung seperti
saluran irigasi, pintu air, JUT, embung dan lainnya pada sawah yang
menjadi LP2B maupun LCP2B agar dapat meningkatkan produktivitas dan
untuk mengembangkan lahan-lahan sawah baru dengan tingkat
produktivitas yang tinggi.
3. Jaminan harga jual GKP atau beras yang tidak menurun pada saat panen.
4. Dengan telah ditetapkan LP2B dan LCP2B yang akan diwujudkan maka
diharapkan dapat diperhitungkan dengan tepat kebutuhan pemberian benih
unggul dan pupuk subsidi.
5. Dapat diperhitungkan kebutuhan pemberian bantuan Alat Mesin Pertanian
(ALSINTAN).
6. Dibutuhkan kemudahan koordinasi dengan instansi terkait yang
bertanggung jawab terhadap pemiliharaan dan penyediaan sistem irigasi.
7. Kebutuhan akses transportasi terkait pemasaran hasil pertanian (Khususnya
di Kecamatan Lalan) dapat direncanakan dan disediakan dengan tepat.

144

Anda mungkin juga menyukai