com/
N e ger i 5 M en a r a
Oleh : Ahm ad Fuadi
Ebook : Dewi KZ
htt p:/ / kangzusi.com/ htt p:/ / dewi- kz.info/
htt p:/ / kang-zusi.info htt p:/ / cerita-silat .co.cc/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
set iap hari. Kalau t ert arik, mungkin sekolah ke sana bisa jad i
pert imbangan…”
Aku termenung sejenak membaca surat ini. Aku ulang-ulang
membaca usul ini dengan suara berbisik. Usul ini sama saj a
dengan masuk sekolah agama juga. Bedanya, merant au jauh
ke Jaw a dan mempelajari bahasa dunia cukup menarik hat iku.
Aku berpikir-pikir, kalau akhirnya aku t et ap harus masuk
sekolah agama, aku t idak mau madrasah di Sumat era Barat .
Sekalian saja masuk pondok di Jawa yang jauh dari keluarga.
Ya bet ul, Pondok Madani bisa j adi jalan keluar ket idakjelasan
ini.
Tidak jelas benar dalam pikiranku, sepert i apa Pondok
Madani it u. Walau begitu, akhirnya aku put uskan nasibku
dengan set engah hat i. Tepat di hari keempat , aku put ar
gagang pintu. Engselnya yang kurang minyak berderik. Aku
keluar dari kamar gelapku. Mat aku mengerjap-ngerjap
melawan silau.
“Amak, kalau memang harus sekolah agama, ambo ingin
masuk pondok saja di Jawa. Tidak mau di Bukittinggi at au
Padang,” kat aku di mulut pint u. Suara cempreng pubert asku
memecah keheningan Minggu pagi it u.
Amak yang sedang menyiram pot bunga suplir d i ruang
t amu t ernganga kaget. Ceret airnya miring dan menyerakkan
air di lant ai kayu. Ayah yang biasa hanya melirik sekilas dari
balik koran Haluan, kali in i menurunkan koran dan melipat nya
cepat -cepat . Dia mengangkat t elunjuk ke at as t anpa suara,
menyuruhku menunggu. Mereka berdua duduk berbisik-bisik
sambil ekor mat a mereka melihat ku yang masih memat ung di
depan pint u kamar. Hanya sos-ses-sis-sus yang bisa kudengar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rap at Tik us
Tidak ada w akt u lagi. Menurut informasi dari surat Pak Etek
Gindo, w aktu pendaft aran Pondok Madani dit ut up empat hari
lagi, padahal but uh t iga hari jalan darat unt uk sampai d i Jaw a
Timur. Tiket pesaw at t idak terjangkau oleh kant ung
keluargaku.
“Kit a naik bus saja ke Jawa besok pagi,” kat a Ayah yang
akan mengant arku.
Bekalku, sebuah t as kain abu-abu kusam berisi baju, sarung
dan kopiah sert a sebuah kardus mie berisi buku, kacang t ojin
dan sebungkus rendang kapau yang sudah kering kehit am-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hit aman. Ini rendang spesial karena dimasak Amak yang lahir
di Kapau, sebuah desa kecil di pinggir Bukitt inggi. Kapau
terkenal dengan masakan lezat yang berlinang-linang kuah
sant an.
Sebelum meninggalkan rumah, aku cium t angan Amak
sambil m int a doa dan mint a ampun at as kesalahanku. Tangan
kurus Amak mengusap kepalaku. Dari balik kacamatanya aku
lihat cairan bening menggelayut di ujung mat anya.
“Baik-baik di rant au urang, Nak. Amak percaya ini
perjalanan untuk membela agama. Belajar ilmu agama sama
dengan berjihad di jalan Allah,” kat a beliau. Wajahnya t ampak
dit egar-t e-garkan. Kat anya, cint a ibu sepanjang hayat dan
mungkin berpisah dengan anak bujangnya untuk bert ahun-
t ahun bukan perkara gampang. Sement ara bagi aku sendiri,
bukan perpisahan yang aku risaukan. Aku gelisah sendiri
dengan keputusanku merant au muda ke Jaw a.
Setelah merangkul Laili dan Safya, dua adikku yang masih
di SD, aku berjalan t idak menoleh lagi. Kut inggalkan rumah
kayu kont rakan kami d i t engah hamparan saw ah yang baru
dit anami it u. Selamat t inggal Bayur, kampung kecil yang
permai. Ha-laman depan kami Danau Maninjau yang berkilau-
kilau, kebun belakang kami bukit hijau berbaris.
Bersama Ayah, aku menumpang bus kecil Harmonis yang
terkentut -kentut merayapi Kelok Ampek Puluah Ampek. Jalan
mendaki dengan 44 kelok pat ah. Kaw asan Danau Maninjau
menyerupai kuali raksasa, dan kami sekarang memanjat
pinggir kuali unt uk keluar. Makin lama kami makin t inggi di
at as Danau Manin jau. Dalam sat u jam permukaan danau yang
biru t enang it u menghilang dari pandangan mat a. Bergant i
dengan horison yang didominasi dua puncak gunung yang
gagah, Merapi yang kepundan akt ifnya mengeluarkan asap
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
put ih bersih, at ap segit iganya dilapisi gent eng berw arna bat a
dan ubinnya berw arna semen mengkilat . Kusen, jendela dan
t iangnya dilaburi cat minyak hij au muda. Bangunan sederhana
yang t ampak bersih dan teraw at ini terdiri dari 14 kamar
besar. Bangunan ini semakin t eduh dengan beberapa pohon
rindang dan kolam air mancur di halamannya.
“Gedung ini salah sat u asrama mur id dan dikenal baik oleh
semua alumni, karena set iap anak t ahun pert ama akan t inggal
di asrama yang bernama AlBarq, yang berart i pet ir. Kami ingin
anak baru bisa menggelegar sekuat pet ir dan bersinar
seterang pet ir,” t erang pemandu kami. Mat a Raja yang berdiri
di sebelahku berbinar-binar.
Tur berlanjut ke bagian selat an pondok, melewat i barisan
pohon asam jaw a yang berbuah lebat bergelant ungan.
“Sebagai tempat yang mement ingkan ilmu, kami punya
perpust akaan yang lengkap. Koleksi ribuan buku berbahasa
Inggris dan Arab kami pusat kan di perpust akaan yang kami
sebut makt abah at au library,” kat a Burhan sambil menunjuk
ke bangunan ant ik ber-bent uk rumah Jawa. “Tolong dijaga
suara ya.”
Dari pint u dan jendela yang terbuka lebar, kami melongok
ke dalam. Tidak ada suara kecuali kresek-kresek lembar kert as
dibolak-balik. Ke mana mat a memandang, aku lihat hanya
t umpukan buku, dinding ke dinding, langit -langit ke lant ai.
Beberapa orang asyik membaca di meja kayu yang berjejer-
jejer di sela-sela rak buku. Dulmajid t idak hent i-hent i
mendecakkan lidah sambil menggeleng-geleng kepala.
“Kami punya kompet isi sepakbola yang ket at dan diadakan
sepanjang t ahun. Semua pert andingan bahkan selalu
dilengkapi koment at or langsung yang menggunakan bahasa
Inggris dan Arab,” kat a Burhan dengan penuh semangat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mulai t erkesan dengan apa yang ada di PM. Tapi hari ini pula
aku kecut , karena aku t idak siap dengan ujian masuk.
Aku t angkupkan buku matemat ika yang belum selesai aku
baca ke mukaku. Aku hela napas berat . Malam semakin larut .
Di hari H, ribuan calon siswa, t ermasuk aku, Dulmajid dan
Raja berkumpul di aula unt uk ujian t ulis. Senjat a kami hanya
sebuah niat untuk belajar di PM, sebat ang pulpen, dan
sepotong doa dari para orangtua murid yang mengint ip-
ngint ip kami dengan cemas dari sela-sela p int u dan jendela
aula.
Soal demi soal aku coba jaw ab dengan t unt as. Semua hasil
kerja keras belajar dua hari dua malam dan sisa-sisa ingat an
bert ahun-t ahun di SD dan MTsN aku kerahkan. Besoknya aku
menjalani uj ian lisan yang t idak kalah melelahkan dan
membuat kepala berat . Aku t idak yakin hasilnya, t api aku
merasa t elah memberikan yang terbaik.
Hanya sat u hari setelah ujian, t epat tengah malam, sepuluh
papan besar digot ong dari dalam kant or panit ia ujian dan
disusun berjejer di depan aula. Hasil uj ian m asuk! Malam but a
it u, orangtua dan calon murid yang sudah t idak sabar
berkerumun dan berdesak-desakan dari sat u papan ke papan
yang lain. Sekonyong-konyong, Ayah yang ikut berdesakan
bersamaku merangkulku dengan kagok. Tangannya
mencengkeram bahuku kencang. Di kampungku memang
t idak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang
ayah. “Alif, nama kamu ada d i sini,” kat anya dengan napas
terengah-engah. Dia berjinjit menunjuk baris nama dan nomor
ujianku. Alhamdulillah, aku lulus.
Aku senang sekali bisa lulus dan menyelesaikan t ant angan
ini. Tapi di saat yang sama, pikiranku melayang ke Randai.
Mungkin saat in i dia sedang mengukur celana abu-abunya di
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Mulai hari ini aku akan membaca kamus ini halaman per
halaman,” kat a Raj a samb il mengepalkan t angan. Hobi
ut amanya membaca buku, at au tepat nya kamus tebal ini. Di
kemudian hari, hobi ini t erbayar tunai. Dia paling lancar
menjawab pert anyaan-pert anyaan guru Bahasa Inggris. Kalau
bicara Inggris, suaranya sengau-sengau sepert i orang
selesma.
Makhluk paling raksasa di kelas adalah Said Jufri yang
berasal dari Surabaya. Lengannya yang legam sebesar t iang
telepon dan berbuku-buku oleh otot keras sert a dit umbuhi
bulu-bulu panjang kerit ing. Bajunya yang berbahan jat uh
mencet ak dada dan bahunya yang kekar. Rambut hit am ikal,
alis t ebal, kumis melint ang, fitur hidung dan t ulang pipinya
tegas melengkapi w ajah Arabnya. Dia memang ket urunan
kelima dari saudagar Arab yang mendarat dan menet ap di
kawasan Ampel, Surabaya. Walau berw ajah Arab, t api medok
suroboyoan. Walau umurnya baru 19 t ahun, w ajahnya sepert i
bapak-bapak berumur 40 t ahun.
“Wakt u SMA, aku anak nakal, sekarang aku insyaf dan ingin
belajar agama,” kat anya sambil t ersenyum lebar. Mat anya
yang dilingkupi bulu yang lent ik berkejap-kejap. Wah, ini dia
yang disebut Pak Sut an yang ada di bus kemarin. Anak nakal
di sekolahkan di pondok, bat inku.
“Mari kit a dekap penderit aan dan berjuang keras menuntut
ilmu, supaya kit a semakin kuat lahir dan bat in,” kat anya
memberi mot ivasi di depan kelas t anpa ada yang memint a.
Ant ara mengert i dan t idak kami mengangguk-angguk t akzim.
Dia mant an anak nakal yang aneh.
Tidak salah kalau dia yang paling dew asa di ant ara kami.
Karena it u kami secara aklamasi memilihnya j adi ket ua kelas.
Selama set ahun ke depan, dia selalu menjawab keluh kesah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Tenang bos. Kat a buku ini Kiai Rais it u sepert i “mat a air
ilmu” . Mengalir t erus. Dalam seminggu ini past i kit a akan
mendengar dia memberi petuah berkali-kali,” jaw ab Raj a
penuh harap.
Raja benar. Setelah berbagai kat a sambut an dan beberapa
pengumuman t ent ang laba koperasi, kant in dan dapur umum,
Kiai Rais kembali naik panggung.
“Anak-anakku. Mulai hari ini, bulat kanlah niat di hat i kalian.
Niat kan menunt ut ilmu hanya karena Allah, lillahi t aala. Mau
membulat kan niat kalian??”
“MAUUU!” terdengar koor dari ribuan murid di depan Kiai
Rais. Lalu, sejenak dia memandu kami menundukkan w ajah
dan memant apkan niat bersih unt uk menunt ut ilmu.
Allahumma zidna i I man w ar zuqna fahman… Tuhan
t ambahkan ilmu kami dan anugerahkanlah pemahaman…
Kiai Rais kembali me lanjut kan pidat o. “Menunt ut ilmu di PM
bukan buat gagah-gagahan dan bukan biar bisa bahasa asing.
Tapi menunt ut ilmu karena Tuhan semat a. Karena itulah kalian
t idak akan kami beri ij azah, t idak akan kami beri ikan, t api
akan mendapat ilmu dan kail. Kami, para ust ad, ikhlas
mendidik kalian dan kalian ikh laskan pula niat unt uk mau
dididik.” Tangan beliau bergerak-gerak di udara mengikut i
tekanan suaranya.
Aku menyikut rusuk Raja sambil berbisik, “Tidak ada ijazah?
Bagaimana maksudnya?”
Raja melirikku sekilas, “Maksudnya, PM t idak mengeluarkan
selembar ij azah sepert i sekolah lain. Yang ada adalah bekal
ilmunya. Ijazah PM adalah ilmunya sendiri.”
Jawaban yang t idak terlalu aku mengert i art inya sekarang.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
4. Baju Pramuka
5. Baju olahraga (kaos dan training pack)
6. Papan nama untuk disemat kan di baju. Lat ar belakang ungu
unt uk anak kelas 1. Wakt u pembuat an 10 menit.
Perlengkapan lain:
1. Shunduk, at au lemari kecil dengan kunci
2. Firash, kasur lipat
3. Kalam kaligraf i
“Kak, di mana saya b isa beli barang-barang in i?” t anyaku
pada Kak Iskandar.
“Semua tersedia lengkap di t oko koperasi di sebelah ruang
pert emuan. Kalau saya jad i kamu, saya akan berangkat
sekarang, karena ant rinya panjang,” jaw ab Kak Is.
At ang, Dulmajid, Raja, Baso, dan Said t ernyat a teman
sekamarku. Kami sepakat untuk belanja bersama. Sekit ar 200
met er dari asrama ada bangunan koperasi bert ingkat dua.
Tingkat sat u khusus t oko buku dan t ingkat dua unt uk segala
kebutuhan lainnya. Di at as pint u masuknya yang terbuka lebar
tertulis “St udent Cooperat ive”, lalu diikut i tulisan Arab yang
sangat art ist ik sehingga aku kesulit an membacanya. Tapi aku
yakin art inya kira-kira koperasi pelajar.
Tingkat satu lebih mirip gudang buku dari pada toko buku.
Set iap bagian dinding t ert ut up gundukan buku yang hampir
menyent uh langit -langit . Para pet ugas yang berambut cepak
sepert i bint ara polisi dengan gesit membant u para murid yang
membeli buku t ahun ajaran ini. Di sebuah sudut , t umpukan ini
menjelma sepert i pilar-pilar Yunani dengan balok-baloknya
berw ujud buku-buku set ebal 20 sent imeter. Semua buku
bert uliskan huruf Arab yang t idak bisa aku baca.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agen 007
Dengan kuping masih t erasa kembang-kempis, kami
terbirit -birit bergant i pakaian shalat dan berlari ke masjid jami.
Di masjid kami yang gagah ini set iap sore berhimpun 3 ribu
pelajar unt uk menyambut dat angnya azan Maghrib. Udara
diliput i dengungan yang t idak habis-habisnya ket ika 3000
mulut sibuk membaca. Memang kegiat an yang boleh kami
lakukan di masjid in i hanya dua, yait u membaca buku
pelajaran dan membaca Al-Quran.
Setelah lelah berakt ifit as sejak j am 4.30 subuh,
mempert ahankan kepala t et ap t egak dan mat a tet ap t erbuka
sungguh sebuah perjuangan maha berat. Apalagi, masjid kami
punya langit -langit t inggi sehingga sirkulasi udaranya sangat
baik dan senant iasa berhawa sejuk. Dengungan suara ribuan
orang mendaras Al-Quran malah menjadi sepert i dendang
pengant ar t idur yang mujarab.
Beberapa kepala mu lai t erlihat doyong, terangguk-angguk,
Di sebelahku Said t ampak benar-benar dalam kondisi yang
sangat nest apa. Dimulai dengan ayunan ringan kepalanya ke
arah depan, lalu ayunannya semakin berat sampai lehernya
layu dan dagunya menyent uh dada.
Aku menyikut nya beberapa kali. Set iap kali d ia t erlonjak
kaget dan buru-buru meneruskan membaca Al-Quran yang
dipegangnya. Apa boleh buat , baru dua baris yang t erbaca,
kepala kembali jadi ayunan. Bosan dengan upaya yang gagal,
aku menyerah dan membiarkan Said berayun-ayun terus.
Tiba-t iba saja, badan Said yang besar rebah ke samping
kirinya dengan bunyi gedebuk. Said yang segera t erbangun
kaget sekali menemukan dirinya dalam posisi set engah t idur.
Tapi dalam h it ungan kejapan mat a, laksana bola karet
raksasa, dia melent ing bangun ke posisi duduk lagi. Mukanya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di dind ing tergant ung pet a pondok, jadw al piket, dan lima
sent er besar. Di luar ruangan, terparkir rap i t ujuh sepeda on-
tel, berw arna hit am mengkilat , lengkap dengan lampu besar
dan emblem kuning bertuliskan “Kismul Amni-Securit y
Depart ment,” persis sepert i yang dipakai Tyson t adi. Mungkin
para penunggangnya merasa naik kuda layaknya sherif d i f ilm
koboi. Mungkin karena it ulah para kakak kelas kami
menggelari mereka “t he magnificent seven”, julukan buat
t ujuh jagoan pembela keamanan di film koboi yang pernah
aku tonton di acara Film Akhir Pekan TVRI.
Kant or keamanan pusat bisa dianggap sepert i Mabes Polri,
sekaligus ruang pengadilan versi PM. Dari sini berhimpun
segala macam telik sandi dan penegakan hukum. Selama 24
jam set iap hari, mereka inilah yang menjaga kedisiplinan dan
menegakkan at uran di PM.
Menyambut kami, berdiri t egak di depan pintu, adalah
Tyson sendiri. Kami digiring duduk ke kursi mahkamah yang
berjejer di depan meja besar. Di seberang meja dua kakak
bagian keamanan lainnya memandang kami d ingin samb il
melint ing kumis.
“AhKi. Kalian berenam, coba dengar. Awal dari kekacauan
hukum adalah ket ika orang meremehkan at uran dan t idak
adanya penegakan hukum. Di sini lain. Semua kesalahan past i
langsung dibayar dengan hukuman. Sebagai murid baru,
kalian harus mencamkan prinsip in i ke dalam hat i. Karena it u,
setelah mempert imbangkan kesalahan kalian, mahkamah in i
akan menambah hukuman supaya kalian jera,” kat a Tyson
dengan suara serius.
Dia berhent i. Sejenak menyelinap hening yang t idak
nyaman. Lalu dia meneruskan “Tolong hukuman ini dit erima
dengan ikhlas sebagai bagian dari pendidikan,” kali in i
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semakin resah dan tert ekan. Tapi aku juga t idak sudi unt uk
menyerah kepada nasib, dan dat ang sebagai orang kalah ke
depan Tyson, dan diganjar dengan 2 kart u t ambahan. Bet apa
hinanya.
Tadi pagi aku masih merasa cukup tenang, karena di ant ara
kami berenam masih ada 2 orang yang belum berhasil
menunaikan t ugas jasusnya. Yait u Dulmajid dan Raja. Tapi
ket ika kami keluar kelas, keduanya tersenyum-senyum senang
karena berhasil memergoki anak-anak kelas sebelah yang telat
masuk.
Apa boleh buat. Tinggallah aku sendiri dit emani dua
kart uku. Bukannya aku t idak usaha. Tadi pagi aku sampai
t idak mandi, hanya unt uk berkeliling dari saru kamar mandi ke
kamar mandi lain, unt uk melihat kalau ada yang memotong
ant rian at au sekadar buru-buru sehingga lupa memasang
papan nama. Nihil. Aku juga bergerak ke dapur umum unt uk
melihat orang yang t idak sengaja makan dan minum berdiri.
Heran, semuanya patuh.
Aku semakin panik, azan Ashar berkumandang t api kart uku
masih kosong. Aku hanya punya w akt u 3 jam sebelum tenggat
w akt u penyerahan ke Tyson. Kawan-kaw anku ikut prihat in.
Said dan Raja bahkan dengan gagah berani menyat akan siap
membant u untuk menjadi asist en jasus. Tapi aku berpikir,
t idak adil kalau mereka menjalankan bag ian dari hukuman
yang aku t erima. Kesalahan pribadi harus dibayar sendiri-
sendiri, Nafsi-nafsi. Nasihat Kiai Rais bert alu-t alu terdengar di
kepalaku, “Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka
dan maju. I’t imad ala nafsi, bergant ung pada diri sendiri,
jangan dengan orang lain. Cukuplah bant uan Tuhan yang
menjadi anut anmu”. Ya aku t idak boleh t ergantung kepada
belas kasihan orang lain. Aku menolak bant uan mereka
dengan halus.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sar un g d an Kur b an
“Akhi, lima menit lagi kamar harus kosong, w akt unya ke
Masjid.” seru Kak Is.
Pint u kayu kamar kami berget ar get ar digedornya. Kami
semua tergopoh-gopoh, t idak ada yang berani berleha-leha.
Tyson dan pasukan “The magnificent Seven” -nya past i t elah
berjaga-jaga, Aku segera menarik sarung dari lemari. Sepert i
yang t elah diajarkan Kak ls, dengan cepat aku langkahkan kaki
ke tengah bulat an sarung, dan aku angkat ujung sarung
pet inggi dada. Bagian yang bergaris-garis lebih gelap aku at ur
supaya berada di bagian belakang badan. Bagian at as dilipat
sedikit ke dalam unt uk menyesuaikan dengan t inggi badan.
.Wt … w rt.. hap . Sambil melent ingkan badan sedikit ke
belakang aku ayunkan kedua t angan bergant ian dengan cepat
unt uk melipat ujung sarung, pas di depan dada. Beberapa saat
aku gunakan unt uk memadat kan lipat annya dan memast ikan
ujung baw ah rapi rat a kiri kanan dan ujung baju masuk ke
dalam sarung.
Begitu semua t erasa pas, mulai aku gulung ujung sarung
dari at as sampai set inggi pusar. Sejenak, aku cek lagi kalau
semuanya t elah rapi dan licin, t idak ada gombak dan kusut .
Prosesi in i aku rut up dengan melingkarkan ikat pinggang di
at as gulungan t adi. Rapi j ali. Ujungnya simet ris, kuat , t idak
ada riak dan lembang yang berart i. Benar-benar sarung yang
gagah.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat -cepat memakai baju lebaran t ahun lalu, yang telah «ku
lipat di sebelah dipan sejak kemarin. Baju ini menyerupai
setelan tent ara berw arna hijau. Saku di dada dan perut sert a
cantolan di kedua bahu.
Ayah sendiri t ampil dengan kemeja biru pupus polos,
menyampirkan sarung bugis merah yang terlipat di bahu
kanannya dan sebuah kopiah hit am menyongkok kepalanya.
Inilah st andar gaya ninikik mamak pemuka adat . Ayahku
bergelar Kat ik Parpat iah Nan Mudo dan suku Chaniago.
Setelah menyant ap sarapan goreng pisang raja dan kat an Jo
karambia” sajian Amak, kami menuju jalan aspal sat u-sat unya
yang melint as di daerah Meninjau. “Ayo bergegas, pagi ini
hanya ada sat u bus ke ateh, ateh adalah sebut an unt uk semua
daerah di at as bukit dan di sekit ar Gunung Merapi dan Gunung
Singgalang.
Hari masih t erang t erang t anah, ket ika kami menumpang
bus PO Harmonis yang bermesin diesel, berukuran sedang,
berkerangka kayu dan punya jendela yang berumbai-rumbai
merah kuning oranye, mirip hiasan pelaminan m inang.
Tidak lama kemudian, bus sampai di kaki Kelok Ampek Puluh
Ampek, sebuah jalan mendaki t ajam dan mengular dengan 44
belokan pat ah-pat ah. Terkenal sebagai pengocok perut yang
ganas bagi penumpang yang berbakat mabuk darat .
Bus yang berkapasit as penuh ini menggerung-gerung ket ika
dipakaa mendaki t anpa hent i selama set engah jam lebih. Asap
hit am mesin diesel bus berukuran sedang ini melet up-let up
dan knalpot nya.
Wakt u it u, belum banyak bus yang punya t ape untuk
memut ar kaset Elly Kasim. Penggant i hiburan di perjalanan
adalah klakson yang bisa bernyanyi. Di sebelah supir ada t ut -
t ut yang t erhubung dengan slang ke badan mesin. Set iap tut
membunyikan nada berbeda mirip campuran suara klakson
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maa Haaza
Pelajaran w ajib yang selalu ada set iap hari, enam kali
seminggu adalah Lughah Arabiah. Bahasa Arab. Pelajaran in i
bagai obat ajaib yang bila kami t elan set iap hari selama t iga
bulan. Khasiat yang dijanjikan: lidah kami fasih berbicara Arab.
Aku masih ingat pelajaran pert ama dimulai dengan kalimat
sangat sederhana.
“Maa haaza?” t anpa ba-bi-bu, di hari pert ama Ust ad Salman
langsung berteriak nyaring di depan kelas. Intonasinya
bert anya, t angan kirinya memegang buku, jari kanannya
menunjuk ke t angan kiri. Sedangkan kami cuma t erbengong-
bengong kaget .
“Haaza kit aabun”. Telunjuk kanannya menunjuk buku yang
dipegang t angan kiri. Kami celingukan dan diam. Ust ad
Salman t erus mengulang monolog singkatnya beberapa kali
dengan terus memamerkan senyum sepuluh sent inya.
Lalu dengan gerakan t angan, dia mengisyarakat kan untuk
bersama-sama mengulang apa yang disebut kannya t adi
dengan keras. “Quuluu jamaaat an…. Maa haaza? Haaza
kit aabun.”
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selain kelas dari pag i sampai siang 6 hari sem inggu, kami
juga mengikut i t ambahan kelas sore untuk unt uk mendalami
mat a pelajaran pokok, khususnya unt uk bahasa Arab dan
Inggris.. Belum lagi sesi belajar malam yang diadakan d i kelas
oleh Ust ad Salman. Sement ara Kamis sore t idak ada pelajaran,
t api diisi dengan lat ihan Pramuka. Tapi dari semua hari, hari
yang paling mulia bagi kami adalah Jumat .
Thank Go d I t ’s Fr iday
Bagi kami, kemuliaan hari Jumat lebih dari hari f avorit Nab i
Muhammad. Bagi kami, kalimat t hanks God it ’s Friday bukan
basa-basi. Karena hari yang mulia in i adalah hari libur
mingguan kami di PM. Minggu dan Sabt u kami masuk kelas
sepert i biasa.
Jumat art inya bebas memakai kaos sepanjang hari, punya
w akt u unt uk ant ri berebut kran unt uk mencuci baju yang
sudah seminggu menggunung, bisa t idur siang membalas jam
t idur yang selalu t ekor, dan dapat menu makan dengan lauk
daging dit ambah segelas susu at au Milo, bahkan kacang hijau.
“Ayo Lif, mari kit a segera serbu dapur umum. Hari in i
menunya rendang…,” proklamir Said samb il mengangkat piring
dan gelas plast iknya t inggi-t inggi. Baju kaosnya lengket dan
masih basah set elah lari pagi. Bersamanya t elah lengkap para
Sahibul Menara.
Di PM, dapur t idak menyediakan alat makan, kami harus
membaw a piring dan gelas sendiri-sendiri. Unt uk
mendapat kan lauk kami harus membaw a potongan kupon
makan. Set iap bulan kami mendapat selembar kert as besar
sepert i kalender yang memuat angka dari sat u sampai t iga
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
puluh sat u. Set iap kali makan kami membaw a sobekan angka
yang sesuai dengan t anggal hari it u.
“Int adzir. Tunggu. Saya lupa di mana menaruh kupon
makan,” balasku sambil mengaduk-aduk lemari.
“Cepat , kit a akan kalah dengan asrama sebelah!”
“Iya, t api saya t idak punya kupon.”
“Ma fisy. Tidak ada. Ya nasib hari in i kurang baik,?
gumamku berlalu t anpa kupon pent ing ini. Aku pasrah, t idak
ada kupon t idak ada rendang. Sambil menenteng piring dan
gelas masing masing, kami berlari-lari kecil ke dapur umum.
Kalau kami t erlambat sedikit saja, ant rian bisa mengular
sampai ke halaman dapur.
Kami ant ri di depan loket makan yang mirip dengan loket
t iket keret a api. Di balik loket yang dibat asi kawat ini
menunggu t iga orang pet ugas, dua orang mbok berkebaya
dan bersarung Jawa dan sat u lagi Kak Saif, pengurus dapur
umum. Tugasnya berat : memast ikan semua orang di PM
mendapat kan makanan cukup set iap hari.
Mbok dapur pert ama menuang nasi, mbok kedua menuang
sayur dan susu cokelat dan Kak Saif seharusnya memberikan
yang aku tunggu-t unggu: rendang. Dengan muka memelas
aku menyorongkan piring berisi nasi. Dia t idak bereaksi sama
sekali melihat aku t idak memperlihat kan kupon.
“Maaf Kak, kupon saya hilang.”
“Akhi, sudah t ahu at urannya, kan? Tidak ada kupon t idak
ada rendang.”
“Baru sekali ini hilang, Kak.”
Dia menggeleng dengan muka dat ar sepert i t embok.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Abu Naw as d an Am ak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nada merat ap. Efeknya menjalar dalam ke urat hat iku. Aku
jiw ai dengan sepenuh hat i set iap bait -bait nya…
Ilahi last u lilfirdausi ahla, Walaa aejw a ‘ala naaril jah iim i
Fahabli t aubat an uaghfir dzunubi, Fainaka ghafirudz-dzanbil
‘adzimi….
Dzunubi mit slu a’daadir-rimali, Fahabli t aubat an ya Dzal
Jalaali, Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi, Wa dzanbi zaaidun
kaifa -ht imali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi at aak, Mwjirran b i dzunubi Wa qad
di’aaka Fain t aghfir fa ant a lidzaka ahlun, Wain t adrud aman
narju siw aaka
w ahai Tuhanku… aku sebetulnya t ak layak masuk surgaMu,
t api… aku juga t ak sanggup menahan amuk nerakaMu, karena
it u mohon terima t aubatku ampunkan dosaku, sesungguhnya
Engkaulah maha pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku bagaikan bilangan but ir pasir maka berilah
ampunkan oh Tuhanku yang Maha Agung. Set iap hari umurku
terus berkurang sedangkan dosaku terus menggunung,
bagaimana aku menanggungkannya
w ahai Tuhan, hambamu yang pendosa ini dat ang
bersimpuh kehadapanMu
mengakui segala dosaku mengadu dan memohon
kepadaMu
kalau engkau ampuni it u karena Engkau sajalah yang bisa
mengampun t api kalau t olak, kepada siapa lagi kami mohon
ampun selain kepada Mu?
Set iap bait aku lant unkan dengan sepenuh hat i, mohon
ampun kepada Tuhan dan mohon ampun kepada Amak.
Dadaku terasa lu ruh dan plong. Rasanya pengaduanku
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
04.00- 5.30
Kegiat an kami set iap hari d imulai jam 4. Agak susah
bangun sepagi ini. Wakt u ini diisi unt uk shalat Subuh
berjamaah di dalam kamar masing-masing. Kami bergant ian
menjadi imam unt uk t eman-teman sekamar. Setelah it u ada
prakt ek bahasa dan penambahan kosa kat a (Arab dan
Inggris), sert a membaca Quran.
05.30-07.00
Akt ifit as bebas. Digunakan unt uk pengembangan minat dan
bakat baik di bidang olahraga, kesenian, bahasa. Selain it u, ini
juga w akt u kami unt uk mandi, cuci, dan makan pagi. Kalau
sudah mencuci baju, biasanya t idak sempat sarapan.
07.00-12.30
Masuk kelas pag i. Tidak bisa t erlambat sedikit pun. Ada
jadw al ist irahat setengah jam yang bisa dipakai kalau belum
sempat makan pagi.
12.30-14.00
Shalat Zuhur berjamaah di kamar masing-masing dan
makan siang di dapur umum. Oya, unt uk makan kami baw a
piring dan gelas sendiri dan sebuah kupon makan unt uk
mendapat kan sepotong lauk. Lauknya sering sepot ong tempe
at au t ahu.
14.00-14.45
Masuk kelas sore unt uk pelajaran t ambahan pagi hari.
14.45-15.30
Shalat Ashar berjamaah dan membaca Al Quran di kamar.
15.30-17.15
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bung Kar no
Seandainya ada yang berdiri di pucuk menara masjid kami
yang sangat t inggi pada set iap malam Jumat , dia past i
mengira t elah terjadi demonst rasi, pemberont akan,
penyerangan, bahkan kudet a polit ik besar di PM. Bagaimana
pun malam it u seisi pondok riuh rendah dengan t eriakan-
teriakan penuh semangat, pukulan-pukulan di meja, teriakan
massa, dan tepuk t angan memekakkan telinga. Tiga kali dalam
seminggu, semua murid terlibat dalam sebuah rit ual gegap
gempit a: belajar pidat o.
Menurut ku, bila ingin mendapat kan pelat ihan hebat untuk
menjadi orat or t angguh dan singa podium, maka PM adalah
tempat yang t epat. Bagaimana t idak, t iga kali seminggu,
selama 2 jam kami diwajibkan mengikut i muhadharah, at au
lat ihfljy. berpidat o di depan umum. Set iap orang mempunyai
kelompolc pidat o berisi sekit ar 40 anak-anak dari kelas lain.
Set iap orang dapat giliran untuk berbicara 5 menit di depan
umum. Tidak hanya harus berpidato t anpa teks, bahkan
t ingkat kesulit annya dit ingkat kan dengan kewajiban harus
berpidato dalam 3 bahasa, Indonesia, Inggris dan Arab.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau dipukul rat a, set iap orang akan dapat giliran menjadi
pembicara ut ama set iap bulan. Minggu ini t iba giliranku, dan
kebagian pidato bahasa Inggris. Bulan lalu aku sudah
kebagian pidat o dalam Bahasa Indonesia. Sebuah pengalaman
menb&rkan karena pada dasarnya aku kurang nyaman di
depan publik, menjadi pusat perhat ian, apalagi sekarang
menyampaikan pidat o, dalam bahasa asing pula. Lima menit
bukan w aktu yang singkat , apalagi begitu berdiri d i depan
pendengar yang mendambakan pidat o membakar. Tapi, kali
ini aku berniat unt uk meningkat kan kualit as pidat oku dengan
berlat ih lebih banyak dan memint a Raja yang ahli pidat o
menjadi ment or.
Untuk menjadi speaker ada prosedurnya. Pert ama aku
harus menulis skrip pidat o dengan lengkap di sebuah buku
khusus. Empat puluh delapan jam sebelum pidat o, naskah
sudah harus diset or ke kakak pembimbing dari kelas 5 at au 6.
Hanya setelah naskahku diperiksa dan dit andat angani maka
aku bisa naik mimbar. Inilah repot nya, jadw al dan
kewajibanku padat sekali. Ada hapalan m ahfudzhat, lalu t ugas
membuat kalimat lengkap, t ugas pramuka, belum lagi baju
bersihku telah habis dan harus segera dicuci. Kapan aku punya
w akt u unt uk menulis naskah pidat o yang harus melalui riset
pust aka? Dalam bahasa Inggris lagi.
Telat menyetor naskah at au nekad t idak punya naskah
sama sekali, you are in a big t rouble. Di malam muhadharah
it u, ada banyak petugas pemeriksa naskah yang berkeliling
dari sat u kelompok ke kelompok yang lain. Tugasnya
memast ikan kalau para orat or hari ini t elah melengkapi
kewajiban mereka, skrip yang t elah dit andat angani
pembimbing. Hukuman berat menunggu para pelanggar.
Takut dengan potensi hukuman ini, dengan susah payah
aku berhasil menyelesaikan naskahku, set elah berkorban
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus pakai baju yang sama dua hari bert urut -t urut karena
t idak sempat mencuci dan sekali melew at kan mandi pagi.
Masalahnya, tenggatwakt u penyerahan t inggal 10 menit lagi,
dan kamar Kak Jamal, pembimbingku terlet ak jauh di ujung
barat PM. Tidak ada jalan lain, aku singsingkan sarung dan
berlari sekencangnya. Kak Jalai hanya geleng-geleng kepala
melihat ku t ersuruk-suruk berlari dat ang ke kamarnya unt uk
menyerahkan naskah ini. Bel berdent ang, tepat jam 4 sore:
deadline pengumpulan naskah. f mode it .
Tapi it u baru langkah pert ama. At uran mainnya, speaker
t idak boleh membaca naskah selama berpidat o, t api harus
menghapalkannya dengan fasih. Art inya, aku harus membaca
teks berulang-ulang supaya lengket di kepala. Supaya paten,
aku harus melakukan lat ihan pidat o di depan beberapa orang,
agar nant i t idak kagok ket ika berada di hadapan 40 orang.
Maka aku kumpulkan Sah ibul Menara, 5 kawanku di
pelat aran jemuran baju yang luas, di at as gedung asrama
Kordoba, unt uk menjadi penont on lat ihanku. Sebet ulnya ada
beberapa tempat lat ihan populer bagi calon speaker, yait u
dapur kosong, kelas kosong, dan tempat jemuran baju. Para
calon speaker biasanya akan prakt ek dengan berteriak-t eriak
kepada pendengar bisu sepert i bangku, meja, t iang, papan
t ulis sampai gant ungan baju. Aku memilih t empat jemuran
karena ruangan out door yang luas, t idak t erganggu orang lain
karena jauh dari keramaian, dan t idak t akut malu karena bisa
terlalu ekspresif. Maklum w ajahku past i t ert utup oleh baju-
baju jemuran yang berkibar-kibar dit iup angin.
Di. kelilingi jemuran berbagai rupa dan w arna, kawan-
kawanku duduk melingkar di lant ai dan aku berdiri d i t engah
dengan gaya seorang orat or. Pidatoku yang berjudul “The
Decandence of t he World, How Islam Solves It” aku
peragakan. Tapi t iga kali aku coba, t iga kali pula aku mandeg
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Masih menunduk, aku coba t arik napas yang dalam dan aku
ingat -ingat nasehat Raja: pandanglah mat a hadirin. Pelan-
pelan aku angkat w ajahku menghadap ke massa dan unt uk
beberapa det ik aku diam memat ung. Lalu pelan-pelan
pandangan aku edarkan kepara hadirin. Kat a Raja, in i
namanya commanding by eyes, t ips yang dibacanya di buku
Tunt ut an Menjadi Orat or Ulung. Lalu pelan-pelan aku
hembuskan napas dari dada lew at hidung. Ini saat nya angkat
bicara, dengan suara yang aku bulat -bulat kan dari perut ,
sepert i pet uah At ang.
“My beloved Madanian, Assalaaaamualaikum Warahma-
t ullaaaah i Wabarakaaat uh!” Suaraku terdengar menggeram
berat dari dalam perut . Sengaja aku ayun-ayunkan suara,
dengan t ekanan dan nada tert inggi di akhir kalimat salam.
Sert a mert a koor balasan salam mengaum, bersemangat .
Aku merangsek dengan jurus berikut nya. Lemparkan
pert anyaan provokat if, t api sederhana.
“Do you know w hy you are st upid?”
Tidak ada jaw aban. Hening. Tapi lamat -lamat terdengar
koment ar bisik-bisik t idak yakin. Jadi aku u lang lagi dengan
suara lebih lant ang.
“Do you know ?” aku ulang lagi, “Do you know ?”
Keheningan ret ak dan pecah menjadi gaduh. Para
pendengar mulai menggeleng-gelangkan kepala sampai
menjawab t idak jelas. Sebelum mereka bereaksi lebih jauh,
aku bom mereka dengan kat a-kat a: “Because you forget t he
alhadit s and Koran. Because you forget what Allah and his
prophet s t aught ust ”
Nada suaraku semakin meninggi set iap aku t ambahkan
jaw aban at as pert anyaan hipotet ik t adi. Ini adalah gaya Bung
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam kompet isi ini. Kat a Kak Is, post ur tubuhku yang kurus
kurang pas unt uk bert arung keras dengan t im lain. Alhasil, aku
menjadi anggot a t im penggembira unt uk melayani lat ihan t im
ut ama saja. Tapi it u saja sudah membuat ku senang. Apalagi
t im kami sekarang berpeluang masuk babak selanjutnya
setelah menang dua kali melaw an asrama lain dengan Said
sebagai t op scoret dengan t iga gol.
Di Man injau dulu, t idak ada lapangan bola yang bagus
unt uk lat ihan. Aku dan t eman masa kecilku belajar main bola
di at as t anah saw ah yang habis disabit . Setelah akar pad i
dibersihkan, t anah di saw ah itu berlubang-lubang, basah, dan
liat . Ket ika mengejar bola, sering kami t erjerembab karena
kaki kami melesak ke dalam t anah yang gembur. Keadaan
semakin parah ket ika hujan turun. Saw ah yang gembur
berlinang-linang dengan lumpur yang tebal. Risikonya semakin
gampang terpeleset dan berguling-guling di lumpur. Yang
terjat uh jadi bahan ejekan dan sorakan kami.
Setelah lelah bermain, kami t idak ubahnya sepert i kerbau
keluar dari kubangan. Supaya t idak dimarah i orangt ua karena
berlepot an t anah, kami mencebur dan berenang dulu di Danau
Maninjau. Badan boleh bersih, t api sayang bau lumpur t idak
bisa h ilang. Amak tet ap t ahu dan memarahiku sampai d i
rumah*
Sebaliknya, Said dengan semangat memilih hampir semua
cabang olahraga yang ada, mu lai silat , sepakbola dan t erakhir
body building. Aku t idak habis pikir bagaimana dia membagi
w akt u lat ihan. “Kalau diniat kan, semuanya bisa diat ur akhi,”
jaw abnya sambil bergegas memakai sepat u bola. Belakangan
dia menyerah juga dan hanya memilih 4 cabang olahraga.
At ang yang memakai kacamata bergagang tebal sepert i
Clark Kent , sesuai bakat nya, langsung larut dengan lat ihan-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Mana mungkin Kiai Rais main bola. Beliau itu kiai dan hapal
Quran pula,” sergah Baso dengan w ajah paling hakul yakin
yang dia punya.
“Main bola bukan barang haram, mungkin saja,” sangkal
Said agak kesal.
Kiai Rais adalah sosok yang bisa menjelma menjadi apa
saja. Set iap Jumat sore, di depan ribuan muridnya, sambil
mengehlfci elus jenggot nya yang rapi, dia dengan telat en
membimbing kami menafsirkan ayat -ayat Al-Quran dengan
cara yang sangat memikat . Pada kesempat an ini dia memakai
pakaian jubah put ih panjang, kopiah haji dan sorban t ersampir
di bahu, layaknya seorang syaikh pengajar di Masj id Nabawi.
Tidak salah, dulu dia menunt ut ilmu di Madinah Universit y.
Selain menggondol gelar MA di bidang t afsir, dia juga
menggondol pengakuan sebagai seorang haafiz, penghapal Al-
Quran.
Set iap aw al musim uj ian, dia kembali t ampil di podium aula
dengan gaya mot ivat or yang membakar semangat kami. Kali
ini t anpa sorban, dia memakai kemeja put ih, berdasi,
bercelana hitam, sepat u mengkilat dan memakai kopiah hit am.
Penampilannya pas sekali sebagai seorang administ rat or
pendidikan yang t erpandang. Mat anya mendelik-delik lincah,
mengingat kan aku pada salah sat u cit a-cit a profesiku dulu,
menjadi Habibie. Set elah mendengar dia bicara, rasanya apa
saja bisa kami t erjang dan pelajari.
Bagi Baso, Kiai Rais adalah kiai yang cocok jadi guru, bukan
pemain bola.
Sampai pada suat u hari, TOA pengumuman yang terpasang
di ujung koridor asrama kami beibunyi nyaring:
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, siswa kelas sat u bisa pucat pasi. Tim guru juga diperkuat
oleh pemain bert ahan Ust ad Abu Razi, dedengkot mabikori,
badan tert inggi pramuka di PM. Badannya bongsor,
bercambang, gempal, kira-kira sepert i Hulk, t api edisi w arna
hit am. Dengan t ongkrongan raksasa in i, penyerang mana pun
akan jeri unt uk menusuk pert ahanan law an.
Nah, yang paling dapat sambut an meriah adalah ket ika
Amir Tsani bert eriak, “Dan sebagai st riker ut ama t im guru,
fahuw a alkiram Kiai Rais…!” Suara Amir hilang tertelan tepuk
dan sorak-sorai seisi lapangan.
Kiai Rais masuk ke lapangan dengan t akzim dan melambai
sekilas ke arah penont on. Yang paling membuat aku
terperanjat adalah penampilannya. Surban bergant i topi
baseball, sarung bergant i celana t raining panjang berw arna
hit am, jubah bergant i kaos sepakbola bernomor sepuluh,
bert uliskan Maradona, pahlaw an Argent ina di Piala Dunia
1986. Yang masih sama adalah jenggot nya yang panjang
terayun-ayun set iap dia menyepak bola. Konon, ket ika dia
masih menjadi mur id sepert i kami, Kiai Rais adalah st riker
andalan PM, dan sering merobek gaw ang lawan dengan
tendangan kanonnya yang melengkung-lengkung.
Pert andingan berjalan seru. Awalnya t im kelas 6 t ampak
masih malu-malu berhadapan dengan guru mereka, apalagi
dengan Kiai Rais. Di paruh pert ama, Kiai Rais memperlihat kan
kemampuannya mengolah bola lengkung dan beberapa kali
mengancam pert ahanan lawan. Barulah menjelang t urun
minum Kiai Rais dengan lincah mampu meliuk-liuk melew at i
bert ahan lawan dan dengan gaya yang efisien, mencungkil
bola ke at as kepala kiper yang terlanjut maju.
…yarmi kurrah ila w asat , ilal yu sra, w a gooool.’ Teriak Amir
sang koment ator heboh.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berlian d ar i Belgia
Salah sat u bagian pent ing dari qanun adalah pengat uran
arus informasi yang sampai kepada kami para mur id. Agar
semua informasi mengandung pendidikan, semua saluran
hamil dikont rol dan disensor. Di PM, kami hanya bisa
membaca 3 koran nasional yang t elah disensor oleh bagian
keamanan dan pengajaran. Potongan kert as put ih dit empel
khusus di bagian tulisan yang disensor.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menulis surat ke luar negeri ini set iap hari bert umpuk-t umpuk
paket -paket dan amplop berisi barang cet akan dat ang dari
berbagai negara.
Sebulan yang lalu kami berenam sama-sama mengirim bp?
berapa surat unt uk dapat majalah grat is. Dari pengalaman
selama ini, barulah setelah sebulan ada kemungkinan jt oflfiMfg
dat ang. Sudah beberapa hari ini aku, Raja dan Said raj in
berdesak-desakkan dengan puluhan murid lainnya di
pengumuman penerima paket yang selalu diperbarui set iap
jam 4 sore. Hanya Said yang t inggi besar le luasa melihat
t anpa berjinjit -jinj it sepert i penguin sedang kasmaran.
“Alif dan Raja, kalian ada d i daft ar penerima barang t uh!”
teriak Said. Dia hanya but uh memanjangkan leher untuk bisa
membaca semua nama. Mat anya terus menuruni daft ar nama
sampai ke paling terakhir sebelum akhirnya menyerah.
“Nggak ada lagi… nggak ada lag i… Kapan ya BBC mengirim i
brosur liga Inggris,” keluhnya dengan w ajah sepert i anak TK
kehilangan mobil-mobilan.
Said memang sangat bersemangat mendapat kan segala
terbit an yang berhubungan dengan kompet isi sepakbola
Eropa, khususnya liga Italia dengan idolanya Marco van
Bast en dan Ruud Gullit dari AC Milan. Sebelumnya, dia t elah
dapat brosur dari liga Jerman dan Italia, t inggal Inggris yang
dinant i-nant inya.
Hari ini aku menerima t iga kiriman sekaligus. Dua amplop
put ih kecil dan sebuah amplop cokelat tebal diserahkan oleh
pet ugas sekret ariat setelah mencek papan namaku memang
sama dengan alamat penerima. Membuka bungkusan kiriman
luar negeri adalah sensasi yang sulit digambarkan. Senang,
harap-harap cemas, bangga, dan t idak sabar. Ujung amplop
berlabelkan “par avion” dan cap bergambar burung elang ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sah ir ul Lail
Kalau sudah dibakar oleh mot ivasi Kiai Rais, aku t et ap agak
grogi menghadapi ujian ini. Beda sekali dengan semua ujian
yang pernah aku rasai sebelum ini. Bebanku terasa berlipat
ganda, karena t erdiri dari ujian lisan dan t ulisan. Selain it u
pelajaran lebih sulit karena t idak dalam bahasa Indonesia.
Yang membuat aku gamang adalah kelemahanku dalam
bahasa Arab dan hapalan. Aku bahkan t idak t ahu apakah
kualit as bahasa Arab yang aku punya cukup unt uk membuat ku
naik kelas. Kalau belajar bersama, aku selalu minder dengan
kehebat an Baso dan Raja. Keduanya, terut ama Baso, sangat
gampang dalam menghapal. Sement ara kualitas bahasa
Arabnya t inggi dengan t at a bahasa dan kosakat a yang kaya.
Sement ara aku? Semua pelajaran bagiku adalah kerja keras
dan perjuangan. Yang aku syukuri, dua kawan cerdasku ini
orang baik yang selalu mau membantu dan berbagi ilmu.
Mereka masih bersedia berulang-ulang menerangkan bab-bab
yang aku t idak paham-paham berkali-kali. Aku mencoba
menghibur diri bahw a aku t idak sendiri. At ang, Dulmajid dan
Said juga punya masalah yang mirip, dan kami sangat
bert erima kasih kepada Baso dan Raja.
Maka, di diari t erpercayaku, aku t uliskan rencana konkrit
unt uk mengat asi masalah ujian ini. Yang pert ama, aku ingin
meningkat kan doa dan ibadah. Salah sat u hikmah ujian bagiku
ternyat a menjadi lebih mendekat padaNya. Bukankah Tuhan
telah berjanji kalau kit a memint a kepadaNya, maka akan
dikabulkan?
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Janji y ang dit awarkan vit amin dan segala macam pil membuat
aku selalu mau membelinya sekali-sekali.
Adapun t elur dan madu adalah resep rahasia Said.
Menurut nya, dengan mencampur kuning telur dan beberapa
sendok madu set iap pagi, akan menjaga st amina t ubuh unt uk
belajar sampai j auh malam.
Rencana lainnya, ya t idak lain t idak bukan, begadang dan
bangun malam unt uk belajar. Sahirul lail.
Sahirul lail maknanya kira-kira begadang sampai jauh
malam unt uk belajar dan membaca buku. Sebuah pepat ah
Arab berbunyi: Man t halabal fula sah iral loyali. Siapa yang
ingin mendapat kan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh
malam. Dan aku ingin mencari kemuliaan itu.
Ujian mulai besok, dan hari ini aku berjanji dengan Sahibul
Menara unt uk mencoba sahirul lail bersama. Setelah makan
malam, kami sibuk pergi ke kafet aria unt uk membeli
perbekalan. Pilihannya banyak, mulai dari kacang telur,
permen, mie, rot i, minuman manis, kopi dan gula. Tapi uang
di kant ongku terbat as. Selanjut nya, kami belajar malam
sepert i biasa sampai j am 10 malam. Kami t idur dulu unt uk
nant i bangun lagi dini hari.
“Kum ya akhi, Tahajjud,” bisik Kak Is, membangunkan aku
malam but a, sepert i permint aanku. Teng… teng… lonceng
kecil berdent ang dua kali d i depan aula. Jam 2 dini hari. Aku
menyeret badan unt uk bisa duduk sambil mencari-cari
kacamata di sebelah kasur. Dengan t ersaruk-saruk aku keluar
kamar yang temaram dan mengambil w uduk.
Aku membent ang sajadah dan melakukan shalat Tahajud.
Di akhir rakaat , aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang
panjang dan dalam. Aku coba memusat kan perhat ian kepada
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai kami dikejut kan lonceng berdent ang t iga kali. Jam t iga
subuh.
Raja dan Baso mengucek-ngucek mat a sambil menguap
lebar. Mereka segera mengundurkan diri masuk kamar. Said
sudah sulit dit olong dari cengkeraman kant uk, t api dia t idak
mau menyerah. Set iap buku yang dipegangnya jat uh ke lant ai
karena t ert idur, dia kembali memungut nya dan melanjut kan
membaca. Sement ara At ang dan Dulmajid t ampak masih
cukup kuat melawan kant uk. Aku juga t idak mau kalah. Walau
mat a berat , aku ingin menjalankan t ekad yang sudah aku tulis
di buku. Aku akan bekerja keras habis-habisan dulu.
Aku berdiri sambil mengulet untuk mengusir kant uk.
Setelah membasahi muka dan mengambil w udhu, kant ukku
lumayan reda. Set iap aku merasa harus menyerah dan t idur,
aku melecut diriku, “ayo sat u halaman lagi, sat u baris lagi,
sat u kat a lagi…” Akhirnya dengan perjuangan, aku bisa
menamat kan bacaanku. Dengan lega aku angkat buku it u dan
benamkan di w ajahku sambil berdoa, “Ya Allah t elah aku
sempurnakan semua usahaku dan doaku kepadaMu. Sekarang
semuanya aku serahkan kepadamu. Aku t aw akal dan ikhlas.
Mudahkanlah ujianku besok. Amin.”
Dengan doa it u aku merasa t enang dan tent ram. Aku
kembali t idur dengan senyum puas. Tidak lama setelah itu aku
kembali dibangunkan Kak Is, kali ini unt uk shalat Subuh.
Belum pernah dalam hidupku melihat orang belajar
bersama dalam jumlah yang banyak di sat u tempat . Di PM,
orang belajar d i set iap sudut dan w akt u. Kami sanggup
membaca buku sambil berjalan, sambil bersepeda, sambil ant ri
mandi, sambil an-t ri makan, sambil makan bahkan sambil
mengantuk. Animo belajar ini semakin menggila begit u masa
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diganggu t ikus-t ikus pos. Dolar ini bisa dit ukar ke rupiah d i
bank besar terdekat,” t ulisnya. Aku melakukan sujud syukur
setelah menerima hadiah t idak t erduga ini. Ini mungkin yang
dimaksud Ust ad Faris, “Tuhan itu bisa mendat angkan rezeki
kepada manusia dari j alan yang t idak pernah kit a sangka-
sangka.”
Sore, set elah bermain voli d i depan aula, kami berselonjor
sant ai di baw ah menara favorit . Wajah basah dengan peluh,
t api rileks dan lepas. Kami benar-benar menikmat i menghirup
udara yang segar dan penuh kebebasan. Kecuali Baso. Dia
t idak ikut olahraga. Dan sekarang dia masih saj a memelot ot i
beberapa kert as soal uj ian, sambil sibuk bolak-balik melihat
buku pelajaran. Berkali-kali d ia mengangguk-angguk sambil
tersenyum sendiri. Aku t idak habis pikir, dengan kemampuan
photographic memorinya, dia t idak perlu cemas dengan hasil
ujian, apalagi harus mencek sepert i ini.
“Baso, bosan aku melihat buku-buku. Coba jauh-jauh dari
sin i,” keluh Said sambil memalingkan mukanya. Dia memang
t idak terlalu pede dengan hasil uj iannya k ali ini. Dan mengaku
merasa sakit perut set iap melihat soal ujian. At ang dan
Dulmajid mengangguk-angguk mendukung Said.
“Iya, sekali-sekali kit a libur belajar. Kini w akt unya sant ai
dan memikirkan libur,” t impal Raja. Raja jelas opt imis dengan
ujiannya, t api dia bukan t ipe yang harus mencek ulang
hasilnya lagi. Aku sendiri berpikir net ral, aku t ahu sebagian
ujianku kurang bagus, t api sebagian lagi cukup
menggembirakan.
Baso cuma mengangkat mukanya sejenak ke arah kami,
melempar senyum malas sekilas, dan kembali sibuk dengan
soal-soalnya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Angin sore bert iup mengget ar-get arkan bilah daun pohon
kelapa yang banyak t umbuh di sudut -sudut PM. Sejuk.
Mat ahari lindap tertut up aw an put ih yang berarak-arak d i
langit . Aku membaringkan diri di pelat aran menara sambil
menat ap aw an-aw an yang bergulung-gulung.
Dulu di kampungku, setelah puas berenang di Danau Ma-
ninjau, kami anak-anak SD Bayur duduk berbaris di bat u-bat u
hit am di pinggir danau sambil mengeringkan badan. Rambut
kami kibas-kibaskan unt uk menjatuhkan t it ik-t it ik air.
Sedangkan celana yang kuyup kami jemur di at as batu. Kalau
angin sedang t enang, permukaan air danau yang luas it u
laksana cermin. Memant ulkan dengan jelas bayangan bukit ,
langit , awan dan perahu nelayan yang sedang menjala rinuak,
ikan t eri khas Maninjau. Sambil menunggu celana kering, kami
punya permainan favorit . Yaitu t ebak-tebakan bentuk awan
yang sedang menggant ung di langit , di at as danau.
Kami berlomba menggambarkan awan-aw an it u mirip
binat ang at au w ajah orang dan saling menyalahkan gambaran
anak lain. Akhirnya memang bukan tebak-tebakan, t api lomba
membenarkan pendapat sendiri. Jarang kami punya kat a
sepakat apa bent uk awan it u karena semua t ergant ung
imajinasi dan perhat ian set iap orang. Ada yang melihat awan
sepert i naga, gajah, harimau, bahkan w ajah Bung Karno, Pak
Hart o, Pak Mul kepala sekolah kami, at au angku Dat uak Rajo
Basa, guru mengaji kami. Aku sendiri j arang melihat awan
menjadi bent uk makhluk hidup apalagi manusia. Aku lebih
sering melihat aw an-aw an sepert i pulau, benua at au pet a.
Kini di baw ah menara PM, imajinasiku kembali me lihat
awan-aw an ini menjelma menjadi pet a dunia. Tepatnya
menjadi darat an yang didat angi Columbus sekit ar 500 t ahun
silam: Benua Amerika. Mungkin aku terpengaruh Ust ad
Salman yang bercerit a panjang lebar bagaimana orang kulit
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Kalau aku, suat u ket ika nant i ingin menjalani jejak langkah
Thariq bin Ziyad, menapaki perjalanan Ibnu Bat ut ah dan jejak
ilmu Ibnu Rusyd di Spanyol. Lalu aku ingin melihat kehebat an
kerajaan Inggris yang pernah mengangkangi dunia. Aku
penasaran dengan cerit a dalam buku reading kit a, ada Big
Ben yang cant ik dan bagian rute jalan kaki dari Buckingham
Palace ke Trafalgar Square,” kat a Raja menggebu-gebu
kepada kami. Dia memang pencint a buku pelajaran Bahasa
Inggris dan hapal isinya dari depan sampai belakang.
At ang, Baso, Said dan Dulmajid ikut mendongak ke langit
karena penasaran melihat kami bert engkar tent ang awan. Dan
t idak ada sat u pun dari mereka yang set uju dengan bent uk
awan yang kami bayangkan. Masing-masing punya t afsir
sendiri.
At ang dan Baso merasa awan-aw an itu bergerumbul
membent uk kont inen Asia dan Afrika. Sejak membaca buku
tent ang peradaban Mesir dan Timur Tengah, keduanya tergila-
gila kepada budaya w ilayah in i. Kerap mereka terlibat diskusi
seru membahas soal sepert i Firaun ke berapakah yang disebut
di Al-Quran at au di manakah let ak geografis Nabi Adam
pert ama turun ke bumi.
“Menurut ku, tempat yang perlu didat angi itu Timur Tengah
dan Afrika, karena sering disebut dalam kit ab suci agama
samawi. Past i tempat ini menarik untuk didat angi. Apalagi
Mesir yang disebut ibu peradaban dunia. Ada Laut Merah,
Kairo, Pira-mid, dan sampai kampus Al Azhar. Siapa t ahu nant i
aku bisa kuliah ke sana,” t ekad At ang.
Jangan lupa dengan Iran, Iraq, India, dan negara lainnya.
Semua punya keunikan yang mengejut kan. Bagiku, w ilayah
Asia dan Afrika lebih menarik unt uk diselami,” kat a Baso
mendukung At ang.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejuk. Yang pert ama aku t anya ke At ang adalah di mana let ak
ITB. Kampus impianku dan Randai.
Pak Yunus adalah pegaw ai Pemda Bandung dan akt if di
Muhammadiyah. Kaca depan rumahnya menempel sebuah
st iker hijau dengan gambar mat ahari di tengahnya. “ Dari mulai
orang t ua saya sudah akt if di pengurus cabang
Muhammadiyah,” kat anya Pak Yunus.
Keluarga Yunus berkecukupan dan sangat menghargai seni.
Dinding rumah dipenuhi lukisan, rak buku disesaki buku
teater, melukis dan t ari. Beberapa majalah berbahasa Sunda
dan majalah Panjimas ada di meja t amu. Peragat rumahnya
rapi dan berw arna terang. Rumah At ang terlet ak di dekat
kampus Universit as Padjadjaran di kawasan Dipat i Ukur.
Kawasan ini hiruk pikuk dengan mahasisw a yang berseliw eran
masuk dan keluar gang. Menurut At ang, daerah sekit ar
rumahnya adalah lokasi favor it kos-kosan mahasisw a, karena
dekat ke kampus. “Bahkan dua kamar di paviliun rumahku ini
dijadikan tempat kos anak Unpad,” kat anya.
At ang t ernyat a sudah merencanakan sesuat u buat ku dan
Baso. Beberapa minggu lalu t ernyat a At ang dihubungi oleh
teman-teman SMA-nya yang sekarang akt if di komunit as
teater Islam dan seni Sunda di Universit as Padjaj aran. Mereka
biasa mengadakan pengajian di masj id Unpad Dipat i Ukur.
Begitu t ahu At ang akan pulang liburan, mereka langsung
mendaulatnya untuk mengisi acara pengajian bulanan minggu
ini.
Begitu kami menyat akan ikut ke Bandung, At ang langsung
mempunyai ide baru. Daripada hanya dia yang memberi
ceramah, dia memint a kami berdua juga ikut memberi kuliah
pendek, t api dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kami
berdua t idak punya pilihan selain set uju. Unt unglah kami t elah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Saya baru dapat info kalau kit a akan punya w arga baru
yang ist imew a di sin i. Seorang gadis caaaant ik.” Kat a cant ik
diucapkannya dengan hiperbolik. Kont an kami yang masih
sibuk membongkar koper masing-masing berhent i, menoleh ke
dia, menunggu cerit a selanjutnya.
“Nah, kalau cant ik aku bilang, baru kalian t ert arik
mendengar,” kat a Kurdi t erbahak menikmat i leluconnya
sendiri.
“Keluarga Ust ad Khalid baru pulang dari Mesir, dan mereka
akan t inggal di rumah dosen, t idak jauh dari sin i.”
“Lalu, apa hebat nya!” kat a kami protes.
“Nah, ini yang kalian t ak t ahu. Telah jadi legenda di
kalangan kakak kelas bahw a ust ad ini punya anak gadis cant ik
yang t idak jauh umurnya dengan kit a.”
“Wah!”
“Iya, jadi gosipnya kit a akan punya “put ri” di sin i.”
“Masih ingat t uan put ri yang aku cerit akan kemarin? Yang
anak Ust ad Khalid?” t anya Kurdi ret oris di t engah kamar suat u
sore.
Saat it u hampir semua anggot a kamar ada. Kami
mengangguk-angguk sambil sibuk menutup lemari masing-
masing, bersiap-siap ke masjid.
“Aku kemarin melihat dia di depan rumahnya,” lanjut Kurdi
bangga.
Kami meliriknya iri.
“Kalau melihat sih biasa. Banyak yang sudah pernah
melihat , dari jauh. Tapi yang t ahu namanya baru aku,” kat a
Kurdi berbinar-binar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Tapi, kan kalau ada niat ada jalan. Man jadda u/ ajada,
kan?” kat aku sekenanya. Dalam hat i, aku juga t ahu, jauh
panggang daripada api.
“Aku t rakt ir makrunah sebulan kau kalau sampai kenal
dengan dia,” t ant ang Raja menggebu-gebu sepert i biasa.
Makrunah adalah menu khas kant in PM berupa mie gemuk-
gemuk bergelimang kecap, baw ang goreng dan rajangan
cengek. Menu favorit di kant in kami.
“Oke, aku t idak t akut t ant anganmu. Akan kubukt ikan aku
bisa. Akhi semua, kalian dengar kan ya?” j awabku agak kesal.
Mat aku mengedarkan pandangan.
“Oke, janji. Tapi dengan syarat , ada gambar kau dengan
dia,” t ambah Raja cengengesan.
“Hah, bilang saja kau t idak berani. Kok pakai syarat aneh
segala macam.”
“Kalau gak mau ya sudah. Art inya gak berani. Tit ik. Take it
or leave it.”
“Kit a lihat saja nant i siapa yang menang!” kat aku mulai
sengit. Aku agak tersinggung dengan gaya bicara Raja yang
me-remehkanku. Aku t ahu dia memang lebih pint ar dan lebih
t ua. Tapi bukan berart i dia bisa selalu lebih baik.
Banyak keajaiban terjadi di dunia karena orang t elah
memasang t ekad dan niat , dan lalu mencoba
merealisasikannya. Aku pun percaya dengan man jadda
w ajada it u. Dan aku akan membukt ikan bahw a Raja salah dan
t idak boleh meremehkan aku sepert i it u. Aku akan membuat
pembukt ian. Kit a lihat saja nant i.
Sement ara aku dibakar emosi unt uk membukt ikan Raj a
salah, isu t ent ang Sarah semakin merajai pembicaraan sehari-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ampun lagi, leher layu At ang jadi tegak dan mat a yang 5 wat t
menjadi 100 w att. Mengerjap-ngerjap.
Dengan gaya otorit at if dan suara t egas sepert i perw ira
brimob, Tyson mengingat kan bahw a malam ini keamanan PM
ada di bahu kit a, karena it u t idak seorang pun boleh t idur
sepiring pun. Bagi yang t idur akan dipast ikan masuk
mahkamah keamanan pusat.
“Adik-adik, malam ini kalian harus lebih w aspada. Menurut
laporan kepolisian, sekarang musim pencurian. Dan
pencurinya bersenjat a,” kat a Tyson lant ang. Wajah kami
menjadi tegang.
“Kampung sebelah kit a sudah beberapa kali kecurian mulai
dari mot or sampai sapi. Dan seminggu yang lalu beberapa sapi
pondok hilang dari kandang yang t erlet ak di pinggir sungai.
Melihat kami memasang w ajah jeri, Tyson mencoba
menghibur. “Tapi jangan t akut, kami sudah menyiapkan
pasukan pat roli khusus dari ust ad dan murid Silat Tapak
Madani. Mereka akan berkeliling dari sat u pos ke pos lain.
Tugas kalian adalah menjaga pos masing-masing. Kalau ada
apa-apa, beri isyarat dengan peluit . Siapa yang mendengar
peluit harus meniup peluit nya sendiri, sehingga nant i menjadi
pesan berant ai buat semua orang,” kat anya lugas samb il
membagikan peluit berw arna merah kepada set iap orang.
Said, yang merupakan t im int i Tapak Madani memang
sudah beberapa hari ini sibuk dengan lat ihan khusus. Bahkan
malam ini pun dia t idak ikut bersama kami di pos, karena dia
bagian dari pasukan pat roli khusus t adi.
Briefing selesai. Aku dan Dulmajid mendapat pos di pinggir
Sungai Bambu, di pojok t erujung PM. Begit u bubar dari
briefing, kami menyerbu kant in untuk mempersiapkan
perbekalan unt uk menemani ronda malam ini. At ang yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengobrol seru t ent ang cit a-cit a masa depan. Aku ingin
menjadi Habib ie at au w art aw an, dan Dul ingin menjadi dosen.
Aku ingin kuliah di Bandung, Dul ingin ke Surabaya, supaya
dekat ke Madura, kat anya.
Wakt u t erus bergulir. Sekit ar jam dua pagi, aku
menghabiskan t egukan terakhir kopi yang t ersisa. Dan
perlahan t api past i, kant uk dat ang lagi. Takut t ert angkap
basah oleh Tyson yang sering
Jangan ngantuk terus melakukan razia, kami membuat
pakt a untuk t idur bergant ian set iap 30 menit . Seingat ku, pakt a
ini hanya berjalan sat u put aran, dan set elah itu aku tidak ingat
ada giliran lagi. Kami berdua benar-benar terjerumus dalam
t idur yang pulas.
Sekonyong-konyong, but ir-but ir dingin dan basah menerpa
mukaku berulang-ulang. Aku gelagapan dan memaksa
mengungkit kelopak mat a yang terasa seberat bat u.
Pandanganku kabur dan rasanya masih melayang-layang.
Samar-samar sebuah telapak t angan yang kukuh mendekat ke
mukaku. Jari-jarinya t iba-t iba menjent ik. Aku tergeragap. Dan
mukaku sekali lagi basah oleh air.
“Qiyaman ya akhi5ll” yang punya t angan it u menggeram.
Geraman yang kukenal. Geraman Tyson. Ya Tuhan. Tangan
kirinya memegang botol air yang digunakan unt uk membasahi
mukaku. Melihat aku bangun, sekarang dia menjent ikkan air
ke muka Dul yang segera mencelat dan t erjengkang dari
kursinya karena kaget.
Tangannya bergerak cepat memilin kuping kami. “Amanah
menjaga PM kalian sia-siakan. Sampai ketemu di mahkamah
besok!” kat anya dengan desis murka samb il berlalu dengan
sepeda hit amnya ke dalam gelap malam. Ah, alamat aku
menjadi jasus lagi. Kant ukku t iba-t iba punah.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masalah kecil buat ku. Tapi dengan t angan berpeluh, t iba-t iba
ini menjadi sulit .
Akhirnya pemot ret an selesai. Mungkin karena kasihan
melihat aku yang gugup, aku diajak bicara agak sant ai oleh
Ibu Saliha.
“Kalau lihat logat nya, ananda Alif bukan dari Jawa. Dari Su-
mat era kah?”
“Iya Bu. Saya dari Sumat era Barat , t epatnya di Maninjau, d i
pinggir danau t empat Buya Hamka lahir.” Aku memberi
informasi sebanyak mungkin tent ang diriku. Ujung mat aku
berusaha menangkap ekpresi Sarah.
Tiba-t iba Sarah menyeletuk, “Aku pernah melihat foto
Danau Maninjau yang bagus itu di buku geografi. Kat a guruku,
di sana ada pembangkit list rik t enaga air yang besar sekali
ya?” Dia bert anya dengan bahasa Indonesia yang beraksen
Arab. Sejak kecil merant au ke Arab memang berhasil
membuat aksen yang unik.
Belum lagi aku menjawab, dia berjalan cepat ke arah pet a
Indonesia yang t ergantung di dinding. Telunjuk kanannya
mencoba mencari-cari di mana Danau Maninjau. Sesaat dia
berput ar-put ar dan t ampaknya t idak past i. Dari jauh aku
t unjukkan lokasi kampungku.
Ust ad Khalid yang dari t adi diam melihat dengan rasa ingin
t ahu yang besar.
“Saya juga punya teman dari Maninjau ket ika belajar d i
Mesir, namanya Gindo Marajo.”
“Masya Allah, Pak Etek Gindo it u paman saya, Ust ad!”
jaw abku kaget bercampur senang.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah dihent ikan. Sudah dua minggu ini, set iap hari aku rajin
berdesak-desakkan di depan panel w esel t adi. Bahkan bisa
beberapa kali sehari, w alau aku t ahu, daft ar itu t idak akan
berubah sampai besok. Tapi demi ket ent raman bat in dan
kedamaian kantong, mat aku t idak bosan mengadakan ritual
membaca ulang daft ar naik, t urun, naik lagi, sampai hapal.
Tet ap saja namaku t idak.
Mengikut i gaya Said, t adi sehabis Maghrib aku melapor
kepada Tuhan kalau t elah jat uh muflis. Bangkrut . Dan doaku
cuma sat u: ya Tuhan, dat angkanlah w esel buat ku hari in i,
setelah selesai shalat Maghrib di masjid, aku ke panel ini.
Pet ugas wesel selalu memasang daft ar penerima hari ini ket ika
kami masih shalat Maghrib di masjid.
Ket ika sampai di panel, suasana sudah t elah beberapa
menit berdesakkan, aku pas di depan panel. Aku pun segera
ke sekian kalinya. Said juga bersamaku, yang t inggi, dia t idak
perlu berdesakkan sampai maju kedepan. Tidak lama
kemudian Said menemukan namainya sebagai penerima
paket , bukan wesel. Namaku tet ap dukkan kepala diam dan
keluar dari kerumunan unt uk kembali ke asrama. Paling t idak
sehari lagi aku harus bert ahan t anpa duit . Semoga hari esok
membaw a w esel.
Tiba-t iba Said berteriak, “Lif, nama ant a ada” Darahku
tersirap.
“Mana, mana mungkin, t adi sudah aku baca t iga kali”
“Ini… in i… bukan w esel, t api di baw ah daft ar paket .” Hah,
berdoa wesel dapat paket ? Daripada t idak sama sekali, paket
juga t idak apa, pikirku. Apapun yang Engkau beri, aku terima
dengan ikhlas ya Rabbi.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bert emu Amak, Ayah, Laili dan Safya. Dan juga Randai. Sat u
t ahun yang sangat sibuk ini t erasa begit u singkat Libur akan
sangat menyenangkan. Tapi diam-diam aku merasa t idak
sabar unt uk segera kembali ke PM bulan Syaw al depan.
A Dat e o n t he At lant ic
Samudera At lant ik, Desember 2003
“Would you like somet hing to drink, Sir?” t awar sebuah
suara merdu beraksen Brit ish yang lengket . Aku tergeragap
dan mengucek-ngucek mat a. Pelan-pelan bagai lensa aut o
focus, pandanganku menajam. Seorang perempuan berambut
merah sebahu berdiri dengan mengibarkan senyum. Tangan
kirinya memegang poci kopi dan kanannya poci t eh. Kedua
ujung poci mengepulkan asap t ipis-t ipis.
“A cup of tea would be lovely” sahut ku. Aku agak memaksa
menggunakan gaya orang Brit ish yang kat anya suka
menggunakan kat a “lovely”.
“Cert ainly, Sir.” Dia mencurahkan isi poci put ihnya .ke
cangkirku. Aroma teh camomile yang nyaman meruap,
menyent uh hidungku. Aku seruput minuman hangat ini
iambat -lambat . Masya Allah, nikmat nya t ak terkat a.
Kenikmat an ini lengkap dengan pilihan in-f light entert ainment
yang lengkap. Aku mengambil earphone dan sibuk dengan
remot e cont rol, mengabsen acara yang menarik hat i.
Penerbangan Washington DC – London dengan Brit ish
Airways sungguh nyaman. Aku t ert idur nyenyak hampir 4 jam.
Sebuah t idur yang penuh mimpi. Mimp i yang deras dengan
kenangan hidupku masa lalu bersama 5 orang bocah
nusant ara yang terdampar di sebuah kampung di Jawa dalam
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hari it u kami pest a kurma. Hari ini juga hari besar bagi
kami, karena inilah posisi puncak dari et ape terakhir reli
panjang kami menjelajah padang ilmu di PM. Hari ini kami
akan menerima amanat pent ing dari Kiai Rais.
Setelah it u kami berbondong-bondong masuk ke aula. Di
at as panggung telah t erpampang spanduk besar dan indah
bert u-liskan: Selamat Naik ke Kelas Puncak. Kiai Rais dan
guru-guru senior telah menempat i kursi mereka masing sambil
membagi-bagi senyum dan guyon. Suasana sangat
menyenangkan dan membanggakan.
Naik kelas enam berart i k ami t elah melejit ke puncak rant ai
makanan. Kami adalah murid paling senior, paling berkuasa,
paling bebas, dan t idak ada lagi keamanan yang memburu*
Yang berhak menghukum hanyalah para ust ad dari Kant or
Pengasuhan. Kami adalah su iivivor dari seleksi alam bert ahun-
t ahun merasai hidup milit an di PM. Boleh disebut kan dengan
bangga, kami manusia pilihan unt uk ukuran PM.
Kekuasaan kami sangat riil dan meliput i semua bidang,
mulai dari urusan penyediaan makan buat w arga PM, masalah
wesel sampai keamanan. Pendeknya, mandat kami adalah
menjalankan roda kegiat an PM dari hulu ke hilir. Tampuk
kekuasaan ini kami dapat kan ket ika naik kelas 5, set elah
pergant ian organisasi pengurus siswa. Kini jabat an ini akan
segera kami serahkan ke adik kelas kami dua bulan lagi.
Sedangkan kami siswa kelas 6 disuruh fokus semat a unt uk
belajar mempersiapkan uj ian akbar. Pelajaran dari kelas 1-6
diujikan dalam uj ian marat on 15 hari.
Kiai Rais t ampil di mimbar dengan air muka sejernih telaga.
“Anak-anakku semua. Mari kit a bersyukur kit a telah diberi
jalan oleh Tuhan untuk bersama melangkah sampai sejauh in i.
Selamat at as naik ke kelas enam. Tujuan akhir kalian t idak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mau dalam posisi t ert ekan ini secelah kelas 5 beberapa bulan
lalu membuat show yang luar biasa juga.
Kiai Rais sampai perlu melambai-lambaikan t angan untuk
memint a kami tenang.
“Anak-anak, jangan senang dulu. Ada yang lebih pent ing
dari it u semua. Yait u imt ilum, ujian akhir kelas enam. Semua
mat a pelajaran yang pemah diaj arkan dari kelas sat u sampai
kelas enam akan diujikan. Tidak ada pilihan lain, kalian harus
belajar keras, sekeras kalian mempersiapkan Class Six Show !”
Kali ini, kami semua memasang muka memelas. Suara
“ooooo” pun berkumandang. Kami membayangkan perjuangan
panjang belajar siang malam menghadapi ujian. Di PM, uj ian
selalu heboh dan berat . Tapi di ant ara it u semua, ujian kelas
enam dianggap yang paling berat . Kami t elah menyaksikan
selama in i bagaimana kakak-kakak kelas 6 bert arung sengit
unt uk menaklukkan ujian penghabisan. Sebuah “ujian di at as
ujian.”
Hanya Baso yang t ampak ant usias dan bertepuk t angan.
Dia memang selalu menjadi minorit as dan melawan arus.
Kiai Rais t ersenyum melihat kami memasang muka rusuh.
“Anak-anakku. Ini akan jadi t ahun tersibuk dan terbaik
kalian. Kami yakin kalian mampu menjalankannya. Mulailah
dengan bismiliah dan selalu amalkan man jadda w ajada”
Kiai kami t ercint a memang selalu t ahu bagaimana
membujuk dan melambungkan semangat kami. Kami berdiri
dan bertepuk t angan menghormat i beliau dan mensyukuri
kenyat aan menjadi kelas enam. What a big deal
Naik ke kelas enam membuat kami bisa melihat hidup di PM
sepert i seekor burung yang melihat darat an dibawahnya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hari berikut nya giliran Raja yang dipanggil ke KP. Ket ika
keluar ruangan dia senyum-senyum sendiri kepada kami
Sahibul Menara.
“Kalian t ebaklah, jadi apa aku ini?”
“Jadi bagian informasi pusat ?”
“Bukan.”
“Ket ua bahasa untuk asrama Al-Barq?”
“Bukan. Aku dipercaya jadi anggot a The Three Muskftt jflH
kat anya bersemangat. Three Musketeers adalah julukan kami
di PM bagi t iga orang penggerak bahasa pusat . Mereka yang
menjaga program pengembangan bahasa dan menjaga
kedisiplinannya. Mereka hakim t ert inggi unt uk menghukum
para pelanggar bahasa. Tiga orang ini punya kemampuan
bahasa Arab dan Inggris yang superior dan menjadi role
model unt uk semua murid.
Bagiku, Raja t elah lama menjadi role model. Sejak di PM,
dia seorang yang sangat menggebu mendalami aneka bahasa,
khususnya bahasa Inggris. debat adalah bidang lain yang dia
asah.
Berkali-kali dia menyabet juara dalam lomba public
speaking ant ar asrama dan kelas, baik bahasa Indonesia,
Inggris at au Arab.
Aku, At ang, Baso dan Dulmajid harap-harap cemas. Apakah
kami akan diberi kepercayaan juga duduk di kepengurusan elit
at au jadi pengurus asrama, at au bahkan jadi prolet ar, julukan
bagi murid yang t idak dapat jabat an formal. Aku sendiri
berpikir, akan bagus dapat kesempat an, t api kalau t idak, aku
juga siap menjadi prolet ar—dengan ikhlas. Kesempat an sangat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi kalau dit anya masalah bahasa. Aku sangat suka belajar
bahasa Inggris dan Arab. Menjadi penggerak bahasa adalah
pilihan yang tepat . Tapi aku juga suka menulis dan menjadi
redaktur majalah. Melan jut kan karier report er sejak kelas sat u
dulu.
Melihat aku bingung memilih, t idak biasanya Ust ad Torik
kooperat if, “Kalau masih bingung bisa dicoba dulu barang
sebulan”. Akhirnya aku sepakat akan mencoba menjadi
penggerak bahasa selama 1 bulan.
At ang yang pernah bercit a-cit a menjadi bagian penerimaan
t amu, mendapat kepercayaan menjadi Dew an Kesenian Pusat .
Selama beberapa t ahun ini, j iw a seni yang mengalir deras d i
t ubuh At ang terus berkembang. Dia t idak membat asi diri
dengan t eater saja. Dia menerobos seni lain dengan belajar
musik, seni kaligraf i, sampai pantomim. Tahun lalu, dia
bahkan masuk ke dunia lain lagi, mendalami apa it u seni
t asafuw dan sufi melalu i buku-buku Al-Ghazali. Kombinasi un ik
ant ara seniman dan sufi ini membuat karya t eaternya
sekarang lebih sprit ual. Sat u W yang masih membuat dia w as-
w as adalah dia masih harus bekerja keras unt uk menajamkan
hapalan dan bahasa Arabnya.
Dulmajid, kawan Maduraku yang lugu dapat jabat an yang
mungkin paling t epat : salah seorang dari lima redakt ur
majalah Syams. Selama in i dia adalah sosok yang selalu seriu s
dan keras hat i unt uk merebut t arget -t arget nya. Misalnya, dia
rela 1 bulan berturut -turut di perpust akaan hanya unt uk
mendalami zanah sejarah Marco Polo dan Ibnu Bat ut ah. Kerja
keras konsist ensi melayari pulau-pulau ilmu sepert i inilah yang
melejit kan intelekt ualit asnya. Dari keluasan perbendaharaan
bwp an, teori dan informasi ini, dia menulis dengan gegap
gempit a. Tulisan ilmiahnya bertebaran di berbagai media
sekolah kami.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sek am I t u Bernam a I TB
Sepert i janjiku pada Ust ad Torik, aku mencoba menjalankan
t ugas sebagai penggerak bahasa asrama. Tugasku adalah
memast ikan disiplin bahasa dit egakkan, kat a baru dan
memeriksa cat at an anggot a asrama. Selain it u juga ‘
merangkap sebagai hakim di mahkamah bahasa. Posisiku
hanya unt uk sat u asrama, sement ara “Three Musket eers”
mengat ur disip lin bahasa unt uk segenap penduduk PM.
Kini aku menjadi hakim di depan murid-murid muda yang
masuk ke dalam ruangan mahkamah dengan t akut -t akut . Aku
menyuruh mereka duduk pasrah di tengah kamar yang
kosong. Aku bert anya apa kesalahan mereka. Kalau mereka
menggeleng, maka karcis laporan j asus aku bacakan. Lalu
mereka kuhukum supaya jera. Selain mendapat t ugas.
pelanggar lain, hukuman buat mereka untuk berdiri memat ung
di t engah koridor yang penuh orang yang lalu lalang. Mereka
harus berteriak-t eriak, “Aku t idak akan lagi” selama setengah
jam. Tapi setelah beberapa kali menjadi hakim bahasa sepert i
ini, aku t ahu kalau aku mengadili dan menghukum orang.
Aku segera melapor ke Ust ad Torik dahkan aku ke majalah
Syams, bergabung dengan Dulmajid yang t elah 2 minggu
t inggal di kant or majalah, sebuah ruangan yang sangat
st rategis di sebelah t empat penerimaan t amu. Tempatnya
yang t inggi di lant ai dua memungkinkan kami melihat sit uasi
PM.
Aku baru saja pulang dari percet akan unt uk memast ikan
plat unt uk majalah kampus yang akan naik cet ak telah beres.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jarangnya. Said dan Tat ang yang relat if dekat masih sering
dapat kunjungan. Kalau penasaran bagaimana rasanya
mendapat t amu, aku mengajak Raja dan Baso unt uk melewat i
kantor bagian penerimaan t amu. Iseng saja, mau melihat
siapa saja yang dapat t amu dan siapa saj a t amunya.
Walau bukan t amu sendiri, melihat teman dapat t amu juga
sudah senang.
Kilas 70
Selain Sahibul Menara, kawan karibku adalah diari-diariku.
Aku sudah menulis d iari sejak berumur 12 t ahun. Selama sat u
t ahun, aku bisa menamat kan sat u sampai dua buku diari.
Awalnya aku melihat Amak rajin menulisi sebuah buku tebal
yang kemudian aku lihat judulnya “Agenda 1984″ . Menurut
Amak, isinya gado-gado: rekaman cat at an pent ing kehidupan,
bat as pelajaran kelas yang diajarnya, cat at an pengeluaran
pent ing, cat at an belanja di pakan dan pot ongan-potongan
pet uah religius yang didengarnya di pengajian induak-induak
setelah subuh di Surau Payuang, sebuah mushola kecil di
Nagari Bayur, Man injau.
Ent ah kenapa kemudian aku juga t ert arik dengan ide untuk
menuliskan macam-macam hal dalam sebuah buku yang bisa
diisi set iap hari. Lalu aku mulai mencoba membuat diari
dengan sebuah buku t ulis isi 100 halaman. Isi awalnya: kesan-
kesan t ent ang guru dan t eman, pot ongan kliping koran
khususnya tent ang sepakbola dan film, jadw al main bola,
ringkasan pelajaran di sekolah, dan karikat ur-karikat ur
seadanya rekaan t anganku.
Aku ingat suat u hari ket ika masih sekolah di Maninjau.
Setelah pulang sekolah sore hari, aku dengan t idak sabar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
head-line tent ang acara besar apa hari ini, profil alumn i sukses
yang sedang berkunjungan ke PM dan cerit a dan foto lucu
seput ar peringat an ini. Set iap hari kami bergant ian meliput
dan menulis acara besar hari in i.
Hari in i aku dapat t ugas pent ing, meliput dan
mewawancarai Panglima ABRI Jenderal Subono yang akan
hadir dalam seminar pendidikan agama dan st abilitas nasional.
Jenderal in i amat dit unggu-t unggu, apalagi dia sosok yang
sedang naik daun dengan koment arnya yang tegas tent ang
dw i fungsi ABRI. Ust ad Salman bilang “do your best ”. Aku
sendiri belum punya st rategi untuk melakukan t ugas ini.
Aku lalu berdiri d i pinggir aula bersama belasan w art aw an
media nasional yang t ampak sangat antusias. Pak Panglima
yang bert ubuh t inggi besar dan berbalut pakaian milit er penuh
emblem dan bint ang berkilat -kilat ini keluar dari j ip berwarna
hijau t ua khas t ent ara. Wajahnya yang tegas dan penuh
otorit as menjadi lebih rileks ket ika disambut kiai dan guru d i
t angga aula. Lalu mereka bersama memeriksa barisan murid.
membaw a plang nama asal daerahnya, mulai dari Aceh
sampai Papua. Dia t erus dirubung oleh rombongan
pengant arnya dan para guru. Aku gelisah kapan bisa
melempar pert anyaan kepadanya. Telapak t anganku yang
mencengkram t ape kuat -kuat terasa licin oleh keringat dingin.
Tiba-t iba saja belasan w art awan yang berdiri bersamaku
bagai kawanan singa gurun bergerak ligat mengepung
Panglima. Aku si bocah hijau ini t ersaruk-saruk mengekor di
belakang gerombolan mereka. Tapi aku melihat celah. Tubuh
kecilku meliuk dan menyelinap menembus pagar manusia dan
segera berada tepat di depan Pak Panglima yang sibuk
menjawab pert anyaan w art awan lain yang bert ubi-tubi.
Pert anyaan mereka adalah problem dw ifungsi ABRI. Padahal
aku t idak tert arik isu dw ifungsi!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I t ’s Show Time
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
it u aku sibuk bot ak- balik dari belakang layar sampai ke kursi
penonton unt uk membuat report ase. Memang, aku dan juga
Dul merasa t idak berbakat t ampil di depan umum untuk acara
pert unjukan yang menghibur. Tapi At ang t ampaknya kasihan
melihat kami yang t idak punya masa depan dalam dunia
panggung. Dia lalu memberi kami berdua kesempat an unt uk
punya peran kecil di drama komedi pendek sebelum show
ut ama. Tugas aku dan Dul menjadi w art aw an yang
mewawancarai akt or ut ama. Achng-nya cuma menyorong-
nyorongkan t ape kecil ke depan w ajah tokoh ut ama sambil
bert anya bla-bla-bla. It u pun cuma sekit ar 15 det ik saja. Peran
kecil yang sekilas dan t idak pent ing. Tapi aku bersedia saja,
karena paling t idak aku nant i bisa cerit a pernah ikut t ampil di
panggung show ini.
Akhirnya dat ang juga w akt unya. Tepat jam 7.30 malam: It ’s
show t ime. Sebuah gong besar dipukul oleh Said di belakang
panggung. Bunyinya yang jumawa dan bergaung ke set iap
sudut ruangan bagai menyedot semua bunyi-bunyi lain. Suara
penonton yang t adi riuh, hilang pelan-pelan. Semua kini
hening. Semua mat a menat ap panggung. Lampu redup pelan-
pelan.
At ang memberi aba-aba ke belakang panggung, dan
perlahan-lahan layar dikerek ke at as. Panggung yang gelap,
sedikit -sedikit menjadi t erang. Memperlihat kan panggung
berlat ar belakang pa-dang pasir dan gunung-gunung pasir
yang terbuat dari karung-karung berisi k apas. Beberapa pohon
palem dalam pot di tempat kan di pinggir, unt uk mewakili
pohon-pohon kurma.
Tiga orang berdiri memat ung di tengah sett ing ini. Raj a
memakai j as panjang hit am dan dasi, sement ara rambutnya
berminyak berkilat -kilat disibak ke belakang. Kurdi dengan
baju t eluk belanga, kopiah hit am, dan sarung yang dilipat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sh aolin Temple
Tidak kering-kering rasanya bibir kami kelas enam
membicarakan bet apa suksesnya show kemarin. Cerit anya
beraneka rupa dari yang sebenarnya terjadi sampai yang
diragukan kesahihannya. Mulai dari Khair yang sempat akan
dicubit seorang penont on perempuan yang marah karena
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rahasia Baso
Setelah Class Six Show, kami menyerahkan semua
pengurus dan organisasi di PM ke murid kelas lima. Tugas
kami kin i hanya sat u: belajar unt uk menyambut ujian t erberat
yang pernah ada, ujian kelulusan PM. Ujian akan berlangsung
marat on dua pekan yang akan mengujikan semua pelajaran
dari kelas sat u sampai kelas enam. Bent uknya dua, ujian esai
dan ujian lisan.
Di ant ara kami berenam, kalau ada pemilihan gelar juara
raj in dan juara p int ar, maka kemenangan mut lak unt uk kedua
gelar it u akan direbut oleh Baso. Khusus unt uk kategori
kerajinan, juara dua, t iga, dan seterusnya adalah aku, Raja,
Dulmajid, At ang dan Said. Beda kami t ipis-t ipis saja.
Sement ara unt uk kat egori kepint aran, dengan sedikit otorit er,
juara duanya aku boleh bilang: Raj a dan aku, sement ara
At ang, Said dan Dulmajid bolehlah berbagi juara ket iga.
Hampir set iap w aktu kami melihat Baso membaca buku
pelajaran dan Al-Quran dengan sungguh-sungguh. It ulah yang
membuat kami heran. Dengan kesakt ian phot ographic
memorinya kami t ahu past i bahw a t anpa belajar habis-habisan
sepert i ini dia akan t et ap mudah menaklukkan ujian. Tapi dia
tet ap saja menghabiskan w aktu unt uk belajar-mengaji-shalat ,
lalu bel-ajar-mengaji-shalat .
Baru akhir-akhir ini saja dia mulai berolahraga, it u pun
bukan olahraga permainan. Tapi cuma lari. Dan samb il
membaw a buku. Dia bilang karena inilah olahraga paling
prakt is, dan bisa dia lakukan kapan saja, bahkan ket ika pakai
sarung sekali pun. Dan bisa sambil membaw a buku. Logika
yang menurut ku agak aneh.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdekat nya adakah aku. Dia t idak bisa lagi berjualan dan
hanya berist irahat di dalam rumah. Makannya saja diurus oleh
keluarga Pak Lat imbang. Mungkin sudah saat nya aku
membalas jasanya..,.”
Pandangannya jauh menembus jendela kamar, dan lalu
jat uh terpekur ke foto t adi.
“Aku sedang berpikir-p ikir kapan aku harus mengambil
keputusan unt uk meraw at Nenek dan pulang, mungkin
selamanya….”
Pulang? Dia menyebut -nyebut akan pulang selamanya. Aku
pernah berpikir pulang hanya karena surat Randai. Dia ingin
pulang karena ingin berbakt i kepada neneknya. Hat iku t idak
enak dan malu sendiri.
“Kalian t ahu aku sudah habis-habisan mencoba menghapal
Al-Quran. Sudah selama ini, aku baru hapal 10 juz, at au
sekit ar 2000 ayat . Aku ingin semuanya, lebih dari 6000 ayat .
Tahukah kalian, ada sebuah hadist yang mengajarkan bahw a
kalau seorang anak menghapal Al-Quran, maka kedua
orangtuanya akan mendapat jubah kemuliaan di akhirat nant i.
Keselamat an akhirat buat kedua orangtuaku…” Dia berhent i.
Kilau t adi akhirnya luruh. Menyisakan jejak basah di pipinya.
“Hanya hapalan… hanya hapalan Quran inilah yang bisa aku
berikan unt uk membalas kebaikan mereka kepadaku. Aku
ingin mereka punya jubah kemuliaan di depan Allah nant i,”
kat anya sambil memat ut -mat ut fot o it u, seakan baru pert ama
kali melihat nya.
Perasaanku t erget ar. Unt uk pert ama kalinya aku sadari
bahw a mot ivasi besar Baso menghapal Al-Quran adalah
pengabdian kepada orangt ua. Aku yakin t eman-t emanku yang
lain juga baru t ahu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
set iap barang yang pernah ada di suat u tempat dan kemudian
dipindahkan, maka masih ada jejak aura d i t empatnya semula.
Itulah yang kami rasakan sehari setelah Baso ruju’ ala
daw am. Pulang unt uk selamanya. Duduk di baw ah menara,
kami lebih banyak diam dan t ermenung. Hanya helaan-helaan
napas berat yang dikeluarkan lew at mulut yang terdengar. Aku
merasa kami semua baru sadar bet apa sakit nya kehilangan
teman. Kami bagai rahang yang kehilangan sebuah gigi
geraham. Rasanya Baso masih ada d i sini, t api dia t idak ada.
Hanya ada sebuah sudut berlubang di baw ah menara ini dan
di pedalaman hat i kami.
Bagiku, keberanian Baso unt uk nekad pulang t idak hanya
mengejut kan, t api juga menginspirasi. Dulu, keinginan keluar
dari pondok bagai ide yang jauh dan samar. Kin i set elah Baso
melakukannya, ide keluar it u t erang benderang dan ada di
depan mat aku.
Selain aku, t idak ada seorang pun di ant ara Sahibul Menara
lain yang merasa goyah dan berpikir-pikir unt uk keluar.
Kebanyakan mereka senang dan siap menamat kan PM.
Apalagi Baso yang selalu rajin belajar.
Kegelisahanku yang naik t urun ini karena aku memulai
perjalanan ke PM dengan setengah hat i. Sejujurnya, t iga
t ahun di J| §1 membuat aku jat uh hat i merasa amat berunt ung
dikirim ke sin i. Berkali-kali aku kat akan pada diri sendiri: aku
akan menunt askan sekolah di sini. Tapi aku juga t ahu, cit a-cit a
lamaku t idak pernah benar-benar padam. Cit a-cit a ingin
sekolah non agama. Walau sibuk dan senang dengan kegiat an
PM, aku kadang-kadang terbangun malam set elah bermimpi
keluar dari PM. Apalagi, kawanku, Randai, selalu berkabar dan
menjadi tolok ukur bagiku at as apa yang terjadi di luar sana.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus sabar menunggu set ahun lagi. Tapi aku t idak mau
bersabar set ahun lagi Aku akan tert inggal dua t ahun dari
Randai. Mungkin aku bisa memberont ak kepada Ayah dan
bilang bahw a anaknya juga punya keinginan sendiri.
Para Sahibul Menara beberapa kali dat ang merubungi aku
yang berbaring di kasur t ipis. Aku t elah mencerit akan semua
kegundahanku kepada mereka. Kaw an-kaw anku yang baik in i
mencoba membangkit kan semangat ku. Raja dan Dul paling
berapi-api mengompori aku t et ap menyelesaikan PM.
“Sudahlah Lif. Saya t idak ingin melihat dua kaw an dekat ku
hilang dalam sebulan,” kat a Raja dengan suara galak agak
mengancam. Said dan At ang t idak banyak bicara. Sebagai
lulusan SMA, mungkin mereka lebih dewasa dan mengert i
yang aku rasakan.
Dan seminggu kemudian, seorang pet ugas penerima t amu
dat ang melayang dengan sepeda kuningnya. Mendapat kanku
di sudut kamar sedang merenung. Dia menyerahkan sebuah
memo t amu, t ert ulis di sana:
Sisw a: Alif Fikri
Tamu: Fikri Kat ik Parpat iah Nan Mudo. Ayah dat ang!
Aku segera menuju tempat penerimaan t amu. Sudah
set ahun aku t idak bertemu Ayah. Dalam penglihat anku,
w ajahnya t idak banyak berubah, t api ubannya makin banyak
menyeruak, khususnya di kedua sisi kepalanya yang berambut
t ipis. Lebih jauh lagi, bahkan uban sekarang t elah menjajah
sampai ke kumis dan cambangnya. Wajahnya t ampak let ih
setelah perjalanan lint as Jaw a dan Sumatera.
Aku cium t angan beliau dan duduk di sampingnya, agak
lesu. Ayah hanya tert aw a t anpa bunyi dan berkat a,” Di
kampung lagi musim durian”. Lalu apa hubungannya dengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedat angan beliau? Tidak ada. Aku t ahu bet ul, kalau Ayah
berbicara di luar konteks, berart i dia sedang gelisah dan
mencari cara unt uk memulai pembicaraan.
Tapi urusan durian adalah salah sat u t ali penghubung
ant ara kami berdua. Sejak kecil aku dan Ayah selalu
menyambut musim durian dengan seluruh jiw a raga. Kami,
dua laki-laki di keluarga, adalah pencint a durian. Berdua saja
kami b isa menghabiskan belasan buah. Bukan cuma membeli
durian di p inggir j alan, kami berburu buah nikmat ini ke hut an
di Bukit Barisan. Banyak pohon durian yang telah dit anam
sejak dulu oleh nenek moyang keluarga ayahku di ladang di
pinggir hut an ini. Ayah selalu percaya, durian terbaik dat ang
dari kampungnya, dan yang terbaik di kampungnya adalah
durian dari t anah ladangnya. Dan yang terbaik di ladangnya
adalah durian yang mat ang di pohon, lalu jat uh dengan
sendirinya dan langsung dipungut di baw ah pokok pohonnya.
Memakai t opi anyaman pandan yang lebar dan menyelipkan
parang di pinggang, kami biasanya naik bukit di pagi hari.
Dit emani koor sikumboh71 yang bergaung dan uir-uir72 hut an
yang melengking bersahut -sahut an kami duduk berjam-j am di
dangau di tengah ladang durian. Menunggu. Kalau kami
beruntung, di tengah keheningan hut an, kami akan
mendengar suara sepert i t ali put us, disusul suara krosak daun-
daun dan gedebuk di t anah. Kami segera berlompat an keluar
dari dangau dan mencari asal bunyi gedebuk t adi. Begit u
menemukan durian yang jat uh it u, Ayah langsung membelah
kulit durinya yang keemasan. Bau w angi langsung meruap dari
dagingnya yang kuning dan lembut . Kami memakannya
hangat -hangat pakai t angan. Sebuah pengalaman ayah- anak
yang t idak akan aku lupakan. Hanya berlangsung beberapa
menit saja, t api sungguh nikmat . Inilah momen “durian
runtuh” yang sebenarnya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Langit malam ini berisi bulan sabit dan gugusan bint ang oli
berkelap-kelip. Angin semilir bulan Sept ember mengalir sejuk
sampai ke hat i. Setelah kedat angan Ayah yang menjanjikan
ujian persamaan SMA, aku menjadi sangat bersemangat
menghabiskan bulan-bulan terakhirku di PM. Tidak terkecuali
menyambut malam bersejarah ini.
Kami, semua kelas enam, berkumpul di aula unt uk
mendengar pet uah pent ing Kiai Rais. Suara ocehan kami yang
sepert i sepasukan lebah madu t iba-t iba senyap sepert i dihalau
angin. Seorang maju ke podium.
“Kalau PM adalah seorang ibu, maka PM sekarang sedang
hamil t ua. Mari kit a raw at kehamilan bersama sampai
melahirkan,” buka Kiai Rais dengan air muka berbinar.
“Anak-anakku, kalianlah jabang bayi yang sedang
dikandung PM. Kalau lu lus, kalian lahir dari rah im PM unt uk
berjuang dan membaw a kebaikan unt uk masyakat . Dan proses
persalinan yang menent ukan adalah imt ihan nihai—uj ian
pamungkas. Inilah uj ian yang paling berat yang anak-anak
temui di PM, dan bahkan mungkin sepanjang hidup kalian.”
Setelah berdiam diri sebent ar, Kiai Rais melanjut kan.
“Unt uk mendukung persiapan ujian in i, membuat suasana
belajar dan saling membant u, kit a akan mengadakan sebuah
pusat persiapan ujian. Mulai malam in i, semua murid kelas
enam, harus pindah ke aula ini. Anggap ini adalah ruang
belajar, ruang diskusi, ruang kelas, bahkan kamar t idur kalian.
Selama sebulan, set iap hari kalian berkumpul di aula in i sambil
dibimbing para guru senior. Selama sebulan ke depan, t idak
akan ada ada kelas…”
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kat a-kat a Kiai Rais t enggelam oleh riuh tepuk t angan kami
semua. Tidak ada kelas selama sebulan adalah kenikmat an
luar biasa.
Kiai Rais kemudian menut up sambut annya dengan
memimpin doa bersama unt uk kami semua. “Allahumma t fdna
ilman w arzucjna fahman… Tuhan t ambahkan ilmu kami dan
anugerahkan pemahaman kepada kami…”
Koor amin yang panjang dan khusyuk kami lant unkan
dengan penuh perasaan dan harapan.
Sejak malam it u, kami bolak-balik membaw a berbagai
barang mulai buku sampai kasur ke rumah baru kami yang
luas: aula. Gedung ini t elah memainkan peran pent ing dalam
kehidupan kami. Mulai dari menjadi t empat acara pekan
perkenalan PM t iga t ahun lalu, panggung lomba pidato, saksi
kekalahan Icuk Sugiart o, tempat kami menerima t amu-t amu
pent ing sampai menjadi saksi sejarah kehebat an aksi
panggung kami di Class Six Show . Kali ini, aula mendapat
julukan baru: Kamp Konsent rasi.
Aku mendapat kelompok belajar dengan lima orang t eman
dari kelas lain. Kami d iberi k avling t empat di sudut barat aula.
Di kavling in ilah kami akan menghabiskan w akt u sebulan ke
depan. Buku-buku sampai kasur lipat kami boyong ke kavling
yang dit andai dengan meja-meja belajar yang disusun
membent uk segi empat . Lant ai kosong di t engah segi empat
it u menjadi ruang t idur kami. Set iap kelompok didampingi oleh
seorang ust ad pembimbing yang selalu menyediakan w akt u
jika kami bert anya tent ang pelajaran apa saja yang belum
kami mengert i. Dan ust ad ini juga memast ikan kami hadir d i
kamp ini dan memberikan mot ivasi kalau diperlukan.
Pembimbing kelompokku ternyat a Ust ad Naw aw i, sang t ukang
set rum.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aula ini t erus berdengung dengan suara rat usan orang yang
belajar unt uk menghadapi ujian akhir. Semarak dan riuh
rendah. Sekilas menyerupai kamp pengungsian para ilmuw an.
Ke mana mat a aku edarkan, yang t ampak adalah meja yang
dipenuhi t umpukan buku, gelas kopi dan baju-baju yang
digant ung dan anak-anak muda yang sibuk berdiskusi
bersama at au khusyuk membaca buku pelajaran. Unt uk lebih
menyemarakkan suasana, kami juga menempelkan spanduk
berbagai kat a mot ivasional d i dinding aula. Misalnya: “man
t halabal ula sah iral loyali74″ , “buku yang t ebal dimulai dari
huruf pert ama di halaman pert ama”, dan tent u saja “man
jadda w ajada”.
Det ak kehidupan di aula in i benar-benar 24 jam. Ada yang
belajar siang dan malam t idur, t api ada juga yang
kebalikannya lebih suka belajar malam dan siang t idur. Yang
jelas, kami dipaksa unt uk fokus belajar. Tidak ada kegiat an
lain yang dibolehkan buat kami selain belajar dan olahraga
menjelang Maghrib. Kalau capek belajar, kami boleh t idur-
t iduran sebent ar, asal t et ap berada di dalam aula. Kalau sudah
semakin banyak kepala
Siapa yang ingin mendapat kan kemuliaan, akan bekerja
sampai j auh malam y ang layu k arena mengantuk, Ust ad Torik
memut ar musik dengan beat kencang unt uk menyegarkan
semangat kami.
Di kiri meja belajarku, t iga t umpukan buku menggunung
t inggi. Inilah semua buku pelajaran dari kelas sat u yang harus
aku baca ulang unt uk menghadapi ujian akhir. Sement ara di
sebelah kanan, suplai energi unt uk belajar keras. Ada kotak
kopi, gula, mult i vit amin dan madu. Di baw ah meja ada sat u
kardus mie, kalau perut lapar setelah siang malam belajar.
Selama masa persiapan ujian yang melelahkan secara fisik dan
ment al, aku memang cukup terobsesi dengan vit amin dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewi-kz.info/