1. TINGKAT GEN
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies
makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di
dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun
fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan
berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan.
3. TINGKAT EKOSISTEM
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan
iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan
lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan bervariasi pula.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:
Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di
dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat hewan juga salah satunya beruang.
PROTISTA
Apa Itu Protista?
Dalam dunia taksonomi, Protista dikenal sebagai salah satu kingdom, yaitu kingdom
Protista.Hal itu diusulkan pertama kali oleh Georg A. Goldfuss, seorang pakar Biologi asal
Jerman pada tahun 1830-an, yang memperkenalkan istilah protozoa (protista) dan
mengusulkannya agar dipisah dari makhluk hidup lainnya. pada tahun 1860-an, John Hogg,
seorang ahli Biologi asal Inggris menemukan istilah Protoctista dan memasukkannya ke dalam
empat kingdom.
Hingga saat ini menjadi enam kingdom, Protista masih berdiri sendiri membentuk suatu
kingdom dan dipisahkan dari makhluk hidup lainnya.
Menurut Irnaningtyas, dalam buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Protista adalah organisme
eukariotik (memiliki membran inti), umumnya uniseluler, dan hidup soliter atau berkoloni.
Jadi, selnya sama seperti kingdom eukariotik lainnya: Animalia, Plantae, dan Fungi.
Ketika ada organisme yang mirip dengan kingdom eukariotik lainnya, tetapi tidak tergabung ke
dalam kingdom tersebut, maka ia akan masuk dalam kingdom Protista.
Karakteristik Protista
Seperti yang gue sampaikan sebelumnya, bahwa anggota kingdom ini sangat beragam.
Hal itu membuat karakteristik anggotanya juga beragam nih, guys.
Ada yang uniseluler, ada juga yang multiseluler. Ada yang heterotrof, tapi ada juga yang
autotrof.
Nah, supaya Sobat Zenius lebih jelas dan mudah dalam memahaminya, coba pahami penjabaran
karakteristik berikut ini.
Organisme eukariotik.
Umumnya bersifat uniseluler, namun ada juga yang multiseluler.
Bentuk tubuh sangat beragam.
Melakukan respirasi secara aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk kelangsungan
hidupnya.
Hidup soliter dan berkoloni.
Kebanyakan hidup di perairan (laut maupun perairan tawar).
Ada yang hidupnya bebas, ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain.
Bergerak seperti hewan, mempunya klorofil seperti tumbuhan, dan memiliki siklus
hidup dan reproduksi seperti jamur.
Struktur tubuh Euglena, salah satu anggota kingdom Protista (sumber gambar: readbiology.com)
Dari gambar di atas, kita bisa tau seperti apa struktur tubuh dari Protista. Karena termasuk
dalam organisme eukariotik, jadi mereka memiliki inti sel yang dikelilingi oleh organel-organel
lainnya pada sitoplasma. Seperti RE (retikulum endoplasma), badan golgi, mitokondria,
kloroplas, dan vakuola.
Dilansir dari ThoughtCo, bahwa RE dan badan golgi ini berperan penting dalam sintesis protein
dan eksositosis molekul seluler.
Mitokondria berfungsi untuk memberikan energi bagi sel. Sedangkan, kloroplas berfungsi dalam
proses fotosintesis.
Selain organel yang terdapat pada gambar di atas, ada juga Protista yang memiliki lisosom,
biasanya sih banyak terdapat pada Protista mirip hewan.
Fungsinya untuk membantu mencerna bahan organik yang masuk ke tubuh.
Perlu Sobat Zenius ketahui, bahwa organel tertentu ada yang ditemukan di beberapa jenis
Protista, ada juga yang tidak ada pada Protista lainnya. Jadi, emang sesuai sama
klasifikasinya gitu, guys.
Rhizopoda (Sarcodina)
Protozoa jenis ini umumnya ditemukan di daerah perairan, baik tawar maupun asin. Mereka
memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu) yang membantunya untuk mengubah-ubah
bentuk dan menangkap serta menelan makanan.
Rhizopoda bereproduksi dengan cara pembelahan biner.
Contoh: Amoeba sp.
Flagellata (Mastigophora)
Sesuai dengan namanya, protozoa jenis ini bergerak dengan flagel atau bulu cambuk. Mereka
ada yang hidup secara bebas dan parasit.
Contoh: Euglena sp.
Ciliata (Ciliophora)
Protozoa jenis ciliata memiliki silia atau bulu getar di seluruh tubuhnya. Silia membantu mereka
untuk bergerak dan menggerakan makanan agar bisa masuk mulutnya.
Mereka termasuk organisme akuatik. Mereka termasuk dalam organisme heterotrof yang tidak
bisa membuat makanannya sendiri. Ciliata ini memiliki dua inti sel, yaitu makronukleus dan
mikronukleus.
Mereka bereproduksi dengan cara aseksual (membelah diri) dan seksual (konjugasi, yaitu
menempelkan tubuh dan saling bertukar inti).
Contoh: Paramaecium sp.
Sporozoa
Protozoa jenis ini memiliki siklus hidup yang seperti spora.
Contoh: Plasmodium sp.
Chrysophyta
Merupakan jenis alga yang memiliki warna coklat keemasan. Mereka hidup di air tawar, tanah
yang lembap, dan lautan. Pigmen warna yang dominan pada Chrysophyta adalah pigmen kuning
(karoten), klorofil a, dan klorofil c.
Euglenophyta
Jenis euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagel atau bulu cambuk.
Mereka juga memiliki stigma yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan kloroplas untuk
membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis.
Namun, mereka akan berfotosintesis ketika memiliki cahaya yang cukup. Ketika mereka tidak
memiliki cahaya yang cukup, maka mereka akan melakukan perburuan makanan (heterotrof).
Pigmen dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil b, klorofil a, dan karoten.
Contoh: Euglenophyta.
Dinoflagellata (Pyrrophyta)
Memiliki julukan lain yaitu ganggang api, dikarenakan kemampuannya yang bisa memancarkan
cahaya pada malam hari lho, guys. Dinoflagellata bisa meningkatkan jumlah populasinya pada
keadaan tertentu, misalnya saat suhu air tinggi, sehingga menjadi hangat dan kaya akan nutrisi.
Saat itulah pyrrophyta ini berkembang cukup signifikan. Hal ini ditandai ketika lautan atau
perairan berwarna merah kecoklatan.
Namun, hal itu bisa merugikan kehidupan organisme lain lho, karena kandungan oksigen dalam
air akan sangat berkurang, bahkan bisa juga beracun dan menyebabkan organisme perairan
lainnya mati.
Pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil a dan klorofil c.
Chlorophyta
Biasa disebut sebagai alga hijau, chlorophyta memiliki warna tubuh kehijauan. Hal ini karena
pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil a dan klorofil b.
Di dalam tubuhnya, terdapat kloroplas yang berisi kumpulan klorofil untuk membuat
makanannya sendiri (autotrof). Bentuk anggotanya juga beraneka ragam, ada yang spiral, bulat,
bintang, dll.
Phaeophyta
Protista yang satu ini merupakan ganggang cokelat. Mereka memiliki pigmen warna dominan
pada tubuh mereka, yaitu fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil c, dan karotenoid.
Struktur dari phaeophyta ternyata sangat mirip dengan tumbuhan, karena mereka memiliki akar,
batang, dan daun.
Rhodophyta
Rhodophyta atau alga merah. Dari namanya aja kita udah bisa memastikan kalau alga ini
berwarna merah, iya ‘kan? Betul sekali, pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh
mereka adalah fikoeritrin (pigmen merah).
Umumnya, jenis rhodophyta ini hidup di lautan, sedangkan yang hidup di air tawar hanya
sebagian kecilnya saja.