Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk keanekaragaman


sumber daya alam, meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies, maupun gen di
suatu tempat. Pada dasarnya keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam
terhadap suatu benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur
maupun jumlah.
Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup, jadi Keanekaragaman Hayati dapat
di artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman mahluk hidup yang bisa terjadi akibat
adanya Perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur,
penampilan dan juga sifat-sifatnya.
TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati terjadi dengan tingkatan mulai dari organisme yang rendah hingga
tingkat organisme yang tinggi. Tingkatan tersebut ialah sebagai berikut:

1. TINGKAT GEN
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies
makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di
dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun
fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan
berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:


 Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan lain-lain
 Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga manalagi, mangga
golek, dan lain-lain
 Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor, durian monthong,
dan lain-lain.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:


 Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog, anjing german
shepherd, dan lain-lain
 Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing sphinx, dan lain-lain
 Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan lain-lain.
2. TINGKAT SPESIES
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:
 Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang buah (Musa
paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
 Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma
domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:


 Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis, diantaranya kucing
leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris), dan kucing hutan (Felis
chaus) dan Genus Bos pada sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa
(Bos Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
 Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus) dan
Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).

3. TINGKAT EKOSISTEM
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan
iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan
lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan bervariasi pula.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:
 Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di
dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
 Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat hewan juga salah satunya beruang.
PROTISTA
Apa Itu Protista?
Dalam dunia taksonomi, Protista dikenal sebagai salah satu kingdom, yaitu kingdom
Protista.Hal itu diusulkan pertama kali oleh Georg A. Goldfuss, seorang pakar Biologi asal
Jerman pada tahun 1830-an, yang memperkenalkan istilah protozoa (protista) dan
mengusulkannya agar dipisah dari makhluk hidup lainnya. pada tahun 1860-an, John Hogg,
seorang ahli Biologi asal Inggris menemukan istilah Protoctista dan memasukkannya ke dalam
empat kingdom.
Hingga saat ini menjadi enam kingdom, Protista masih berdiri sendiri membentuk suatu
kingdom dan dipisahkan dari makhluk hidup lainnya.
Menurut Irnaningtyas, dalam buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Protista adalah organisme
eukariotik (memiliki membran inti), umumnya uniseluler, dan hidup soliter atau berkoloni.
Jadi, selnya sama seperti kingdom eukariotik lainnya: Animalia, Plantae, dan Fungi.
Ketika ada organisme yang mirip dengan kingdom eukariotik lainnya, tetapi tidak tergabung ke
dalam kingdom tersebut, maka ia akan masuk dalam kingdom Protista.

Karakteristik Protista
Seperti yang gue sampaikan sebelumnya, bahwa anggota kingdom ini sangat beragam.
Hal itu membuat karakteristik anggotanya juga beragam nih, guys.
Ada yang uniseluler, ada juga yang multiseluler. Ada yang heterotrof, tapi ada juga yang
autotrof.
Nah, supaya Sobat Zenius lebih jelas dan mudah dalam memahaminya, coba pahami penjabaran
karakteristik berikut ini.
 Organisme eukariotik.
 Umumnya bersifat uniseluler, namun ada juga yang multiseluler.
 Bentuk tubuh sangat beragam.
 Melakukan respirasi secara aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk kelangsungan
hidupnya.
 Hidup soliter dan berkoloni.
 Kebanyakan hidup di perairan (laut maupun perairan tawar).
 Ada yang hidupnya bebas, ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain.
 Bergerak seperti hewan, mempunya klorofil seperti tumbuhan, dan memiliki siklus
hidup dan reproduksi seperti jamur.

Struktur Tubuh Protista


Barusan kita udah tau pengertian dan ciri-cirinya. Belum lengkap rasanya ketika kita
belum tau seperti apa sih gambaran dari kingdom yang satu ini itu.
Nah, sekarang aku mau memberitahu elo tentang struktur tubuh dari kingdom unik ini.
Perhatikan gambar di bawah ini ya!

Struktur tubuh Euglena, salah satu anggota kingdom Protista (sumber gambar: readbiology.com)
Dari gambar di atas, kita bisa tau seperti apa struktur tubuh dari Protista. Karena termasuk
dalam organisme eukariotik, jadi mereka memiliki inti sel yang dikelilingi oleh organel-organel
lainnya pada sitoplasma. Seperti RE (retikulum endoplasma), badan golgi, mitokondria,
kloroplas, dan vakuola.
Dilansir dari ThoughtCo, bahwa RE dan badan golgi ini berperan penting dalam sintesis protein
dan eksositosis molekul seluler.
Mitokondria berfungsi untuk memberikan energi bagi sel. Sedangkan, kloroplas berfungsi dalam
proses fotosintesis.

Selain organel yang terdapat pada gambar di atas, ada juga Protista yang memiliki lisosom,
biasanya sih banyak terdapat pada Protista mirip hewan.
Fungsinya untuk membantu mencerna bahan organik yang masuk ke tubuh.
Perlu Sobat Zenius ketahui, bahwa organel tertentu ada yang ditemukan di beberapa jenis
Protista, ada juga yang tidak ada pada Protista lainnya. Jadi, emang sesuai sama
klasifikasinya gitu, guys.

Klasifikasi Kingdom Protista


Nah, kira-kira bagaimana klasifikasi kingdom protista?
Dalam beberapa kasus, seringkali ditemukan makhluk hidup yang ciri-cirinya mirip dengan
animalia, tetapi ia bukan termasuk bagian dari kingdom animalia.
Atau ia mirip dengan anggota kingdom plantae atau fungi, tetapi tidak masuk ke dalam
kingdom-kingdom tersebut.
Nah, gue udah bilang sebelumnya bahwa mereka yang termasuk organisme eukariotik tetapi
tidak bergabung dalam kingdom animalia, plantae, atau fungi, maka akan masuk ke dalam
kingdom Protista.
Sehingga, klasifikasi kingdom yang satu ini jika dilihat dari ciri-cirinya, maka akan sangat
beragam, ada yang mirip hewan, jamur, bahkan tumbuhan.

Beberapa contoh anggota (Dok. toppr.com)

Protista Mirip Hewan (Protozoa)


Protista mirip hewan disebut juga dengan protozoa. Protozoa ini diambil dari bahasa Yunani,
yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan. Itulah mengapa jenis ini
memiliki kedekatan dengan hewan.
Sifatnya hampir sama seperti hewan, yaitu heterotrof atau tidak dapat membuat makanannya
sendiri dan bisa bergerak aktif.
Berikut ini merupakan klasifikasi dari protozoa:

 Rhizopoda (Sarcodina)
Protozoa jenis ini umumnya ditemukan di daerah perairan, baik tawar maupun asin. Mereka
memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu) yang membantunya untuk mengubah-ubah
bentuk dan menangkap serta menelan makanan.
Rhizopoda bereproduksi dengan cara pembelahan biner.
Contoh: Amoeba sp.

 Flagellata (Mastigophora)
Sesuai dengan namanya, protozoa jenis ini bergerak dengan flagel atau bulu cambuk. Mereka
ada yang hidup secara bebas dan parasit.
Contoh: Euglena sp.
 Ciliata (Ciliophora)
Protozoa jenis ciliata memiliki silia atau bulu getar di seluruh tubuhnya. Silia membantu mereka
untuk bergerak dan menggerakan makanan agar bisa masuk mulutnya.
Mereka termasuk organisme akuatik. Mereka termasuk dalam organisme heterotrof yang tidak
bisa membuat makanannya sendiri. Ciliata ini memiliki dua inti sel, yaitu makronukleus dan
mikronukleus.
Mereka bereproduksi dengan cara aseksual (membelah diri) dan seksual (konjugasi, yaitu
menempelkan tubuh dan saling bertukar inti).
Contoh: Paramaecium sp.

 Sporozoa
Protozoa jenis ini memiliki siklus hidup yang seperti spora.
Contoh: Plasmodium sp.

Protista Mirip Jamur

Ilustrasi protista mirip jamur (Dok. Pixabay).


Protista mirip jamur memiliki sifat heterotrof dan bisa membentuk struktur filamen. Mirip
jamur banget ‘kan? Namun, Protista mirip jamur tidak bisa dimasukkan ke dalam kingdom
Fungi, karena ia tidak bisa menghasilkan kitin.
Dinding selnya terdiri dari selulosa, lebih mirip dengan alga (Protista mirip tumbuhan), tidak
seperti jamur. Mereka juga berkembang biak dengan membentuk spora.
Sama seperti jamur, mereka juga tidak bergerak ya, guys.
Berikut ini Klasifikasi dari Protista Mirip Jamur

 Myxomycota (Jamur Lendir)


Protista yang satu ini merupakan organisme saprofitik, mereka memakan materi yang mati dan
telah membusuk, yap disebut pengurai.
Myxomycota termasuk organisme multiseluler yang memiliki banyak inti.
Biasanya, ciri-ciri dari myxomycota adalah makroorganisme atau bisa dilihat dengan mata
telanjang, karena ukurannya sekitar 1-2 cm, dan ada beberapa yang berukuran besar. Umumnya
memiliki warna cerah, seperti kuning, coklat, dan putih.
Contoh: Physarum polycephalum.

 Oomycota (Jamur Air)


Protista jenis ini kebanyakan hidup di air atau tanah yang lembap. Mereka bisa menjadi parasit
bagi tumbuhan atau hewan lain lho, guys.
Karena, mereka akan mendapatkan nutrisi dari organisme lain yang dihinggapinya.
Kalau di negara agraris seperti kita, jamur air ini sangat meresahkan para petani lho. Mereka
bisa menyebabkan berbagai penyakit pada tanaman petani, misalnya pada tanaman kentang

Protista Mirip Tumbuhan (Alga)


Kanal perairan yang dipenuhi oleh alga berwarna hijau (Dok. Pixabay).
Protista mirip tumbuhan juga dikenal sebagai alga atau ganggang. Seperti halnya tumbuhan, alga
bisa melakukan fotosintesis lho, guys.
Sedangkan, untuk jumlah selnya, alga bisa bersifat uniseluler (sel tunggal), multiseluler (banyak
sel dengan fungsi yang berbeda-beda, sehingga ada pembagian tugas di sana), dan koloni
(banyak sel, tapi tidak ada pembagian tugas/fungsi alias fungsinya sama semua).
Berikut ini Merupakan Klasifikasi dari Alga:

 Chrysophyta
Merupakan jenis alga yang memiliki warna coklat keemasan. Mereka hidup di air tawar, tanah
yang lembap, dan lautan. Pigmen warna yang dominan pada Chrysophyta adalah pigmen kuning
(karoten), klorofil a, dan klorofil c.

 Euglenophyta
Jenis euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagel atau bulu cambuk.
Mereka juga memiliki stigma yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan kloroplas untuk
membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis.
Namun, mereka akan berfotosintesis ketika memiliki cahaya yang cukup. Ketika mereka tidak
memiliki cahaya yang cukup, maka mereka akan melakukan perburuan makanan (heterotrof).
Pigmen dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil b, klorofil a, dan karoten.
Contoh: Euglenophyta.

 Dinoflagellata (Pyrrophyta)
Memiliki julukan lain yaitu ganggang api, dikarenakan kemampuannya yang bisa memancarkan
cahaya pada malam hari lho, guys. Dinoflagellata bisa meningkatkan jumlah populasinya pada
keadaan tertentu, misalnya saat suhu air tinggi, sehingga menjadi hangat dan kaya akan nutrisi.
Saat itulah pyrrophyta ini berkembang cukup signifikan. Hal ini ditandai ketika lautan atau
perairan berwarna merah kecoklatan.
Namun, hal itu bisa merugikan kehidupan organisme lain lho, karena kandungan oksigen dalam
air akan sangat berkurang, bahkan bisa juga beracun dan menyebabkan organisme perairan
lainnya mati.
Pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil a dan klorofil c.

 Chlorophyta
Biasa disebut sebagai alga hijau, chlorophyta memiliki warna tubuh kehijauan. Hal ini karena
pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh mereka adalah klorofil a dan klorofil b.
Di dalam tubuhnya, terdapat kloroplas yang berisi kumpulan klorofil untuk membuat
makanannya sendiri (autotrof). Bentuk anggotanya juga beraneka ragam, ada yang spiral, bulat,
bintang, dll.

 Phaeophyta
Protista yang satu ini merupakan ganggang cokelat. Mereka memiliki pigmen warna dominan
pada tubuh mereka, yaitu fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil c, dan karotenoid.
Struktur dari phaeophyta ternyata sangat mirip dengan tumbuhan, karena mereka memiliki akar,
batang, dan daun.

 Rhodophyta
Rhodophyta atau alga merah. Dari namanya aja kita udah bisa memastikan kalau alga ini
berwarna merah, iya ‘kan? Betul sekali, pigmen warna dominan yang terdapat pada tubuh
mereka adalah fikoeritrin (pigmen merah).
Umumnya, jenis rhodophyta ini hidup di lautan, sedangkan yang hidup di air tawar hanya
sebagian kecilnya saja.

Anda mungkin juga menyukai