Anda di halaman 1dari 5

Machine Translated by Google

Kemajuan Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Seri Jilid Nomor 534

Prosiding Konferensi Internasional Seni Bahasa dan Budaya ke-5 (ICALC 2020)

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Gerakan Dasar


Tari Tuping
*
Armayyeni Nurillia Marsim1 , Mulyanto2 , Sudiyanto3

1,2,3 Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia


*armayyeni7@gmail.com

ABSTRAK
Tari Tuping merupakan tarian yang berasal dari Lampung Selatan yang menggambarkan pasukan tentara. Tarian ini biasa dipentaskan pada
saat perayaan adat di daerah lampung selatan, khususnya di desa kuripan, kecamatan penengah, kabupaten lampung selatan. Tari tuping
terdiri dari 14 jenis gerak yang terdiri dari negakh, lelagoan, tikol, silat awal, cangget, tolak tebing, silat tikol, silat khalut, tepuk agas, lelagoan
lapah, silat mundukh, ngelap bawah, buka topeng, dan mulang. Gerakan ini diadopsi dari keseharian pasukan penari Tuping yang berbaur
dengan masyarakat dan juga berperan sebagai pramuka, sehingga gerakannya didominasi oleh Silat Lampung dan juga disisipi dengan
gerakan-gerakan yang lucu. Tari Tuping merupakan produk budaya masa lalu yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Pelestarian budaya tersebut dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Sehingga penari
tidak hanya bisa menari namun dapat belajar tentang budi pekerti yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai pendidikan
karakter yang terkandung dalam gerak dasar tari Tuping Lampung Selatan. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dimana data diperoleh
melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi literatur. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan ulasan
informan. Dari hasil analisis peneliti memperoleh 2 nilai pendidikan karakter dalam tari Tuping Lampung Selatan, yaitu: (1) nilai komunikatif
terlihat dari gerak Lelagoan dan Lelagoan Lapah, dan (2) nilai sosial Kepedulian ditemukan dalam gerakan Cangget.

Kata Kunci : Tari Tuping, gerak dasar, pendidikan karakter

1. PERKENALAN nilai juga dapat digunakan untuk menanamkan karakter pada anak.
Karena karakter sendiri mengacu pada serangkaian sikap, perilaku,
Pendidikan saat ini dihadapkan pada perkembangan kemajuan motivasi, keterampilan, dan menunjukkan bagaimana seseorang
teknologi informasi dan dihadapkan pada realitas sosial budaya berperilaku [2]. Tari sebagai pendidikan nasional juga mempunyai
yang sangat beragam. Pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan fungsi untuk mengembangkan karakter dan potensi peserta didik
keadaan masyarakat sekitar, dimana terdapat berbagai macam sesuai dengan karakter bangsa.
penyimpangan yang dilakukan. Seperti kenakalan remaja, tawuran Pendidikan karakter diungkapkan melalui seni tari,
antar kelompok dan berbagai akhlak menyimpang lainnya. Dalam
hal ini pendidikan diharapkan dapat menjadi wadah pembinaan Pendidikan karakter melalui seni tradisional dalam hal ini tari
generasi muda dengan membangun karakter secara langsung tradisional diharapkan dapat menumbuhkan mental dan rasa
maupun tidak langsung. Pendidikan karakter pada siswa dapat percaya diri setiap orang sehingga secara tidak langsung akan
dilakukan sedini mungkin, salah satunya dengan memasukkannya membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam
ke dalam pembelajaran di sekolah. tari tradisional yang dipelihara dan dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai-nilai tersebut berasal dari agama, Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional.
Pembelajaran tari di sekolah memahami nilai pendidikan tari
sesuai dengan kodrat anak yang mempunyai kecenderungan Yang melatarbelakangi pentingnya dilakukannya penelitian ini
bergerak dan lebih menyukai bahasa komunikatif yang baik. adalah karena kepedulian dalam pengelolaan karakter masyarakat
Pendidikan seni mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya yang semakin langka dan memprihatinkan. Kondisi ini menyebabkan
dengan yang lain, hal ini berkaitan dengan ciri-cirinya antara lain sebagian besar orang kehilangan jati diri. Krisis sosial dan budaya
multibahasa, multidimensi, dan multikultural. Ini mendidik ini disaksikan banyak orang. Menurunnya rasa hormat dan

Hak Cipta © 2021 Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Tekan SARL.


Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0 -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/. 1
Machine Translated by Google
Kemajuan Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Seri Jilid Nomor 534

ketaatan terhadap hukum, etika, moral dan kesusilaan sosial, diciptakan dengan makna tertentu, dimana seorang penata tari
serta semakin banyaknya konflik yang terjadi baik dari segi ingin menyampaikan sesuatu.
politik, suku dan agama. Untuk meningkatkan kesadaran
tersebut, perlu adanya pembinaan yang tidak hanya terbatas Gerak merupakan dasar ekspresi, oleh karena itu gerak
pada lingkungan sekolah atau kampus saja, namun juga ditemukan sebagai ekspresi pengalaman emosional yang
melalui kegiatan sosial masyarakat. Selain dapat menumbuhkan diungkapkan melalui medium irasional yaitu gerak tubuh atau
rasa percaya diri terhadap budaya yang ada pada setiap gerak seluruh tubuh. Tubuh merupakan alat utama dan gerak
kelompok masyarakat, juga dapat memberikan kontribusi tubuh merupakan media dasar dalam mengungkapkan ekspresi
dalam pendidikan karakter, salah satunya melalui tarian tradisional. seni tari. Aspek gerak yang wujud atau wujudnya disebut
ruang, ritmenya disebut waktu atau tempo, dan energinya
Tarian tradisional yang ada di daerah lampung sangat disebut energi atau tenaga.
beragam, salah satunya adalah tari Tuping. Tari Tuping
merupakan tarian yang berasal dari daerah lampung selatan. 2.2. Tari Tuping
Tarian ini berlatar belakang topeng yang mempunyai 12 (dua
belas) jenis karakter wajah yang masing-masing karakter Tari Tuping merupakan tarian yang berasal dari Lampung
melambangkan keahliannya masing-masing. Ciri-ciri wajah Selatan yang menggambarkan pasukan tentara. Tuping dalam
tersebut antara lain: 1) Tuping Irung Tebak/ hidung juling, (2) bahasa Indonesia artinya topeng. Tarian ini berlatar belakang
Tuping Irung Cungak/ hidung menengadah, (3) Tuping Luah topeng yang mempunyai 12 (dua belas) jenis karakter wajah
Takhing/ taring keluar, (4) Tuping Jangguk Khawing/ janggut yang masing-masing karakter melambangkan keahliannya
panjang tak beraturan, (5) Tuping Banguk Khabit/ mulut rata, (6) masing-masing. Ciri-ciri wajah tersebut antara lain: (1) Tuping
Tuping Bekhak Banguk/ mulut lebar, (7) Tuping Mata Sipit/ Irung Tebak/ hidung juling, (2) Tuping Irung Cungak/ hidung
mata sipit, (8) Tuping Banguk Kicut/ mulut bengkak, (9) Tuping menengadah, (3) Tuping Luah Takhing/ taring keluar, (4)
Pudak Bebai/ Wajah perempuan, (10) Tuping Jangguk Khawing/ janggut panjang tak beraturan, (5)
Tuping Mata Kedugok/ mata mengantuk, (11) Tuping Tuping Banguk Khabit/ mulut datar, (6) Tuping Bekhak Banguk/ mulut lebar, (7)
Matakicong/ mata satu, (12) Tuping Irug Pesek/ hidung pesek. Tuping Mata Sipit/ mata sipit, (8) Tuping Banguk Kicut/ mulut
bengkak, (9) Tuping Pudak Bebai/ Wajah Perempuan, (10)
Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten yang Tuping Mata Kedugok/ mata mengantuk, (11)
pada zaman dahulu ditempati oleh keratuan yaitu Keratun Tuping Matakicong/ mata satu, (12) Tuping Irug Pesek/ hidung
Darah Putih yang menjadi tonggak penyebaran agama Islam pesek.
di Provinsi Lampung. Salah satu keturunan Keratuan Darah
Putih, Radin Intan II merupakan salah satu pahlawan
nasionalisme yang menginspirasi sosok Tuping. Tari Tuping
sendiri masih dilestarikan sebagai warisan budaya masyarakat
Lampung Selatan khususnya di desa Kuripan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai


pendidikan karakter yang terkandung dalam gerak dasar tari
Tuping Lampung Selatan. Mengingat tarian ini merupakan
warisan budaya yang harus dilestarikan, maka sangat penting
untuk diteliti dan dijadikan sebuah karya ilmiah, dengan tujuan
sebagai bahan dokumentasi sekaligus memperkenalkan Gambar 1. Karakter Tuping (sumber: tim Dinas Pariwisata
keberadaan tari Tuping Lampung Selatan. Lampung Selatan)

Tarian ini merupakan salah satu warisan budaya yang


sering difungsikan sebagai bagian dari ritual perayaan
2. TINJAUAN PUSTAKA kebesaran adat di daerah lampung selatan, namun seiring
berjalannya zaman, tarian ini berubah fungsinya menjadi
2.1. Ragam Gerakan Tari hiburan bagi masyarakat. Tarian sendiri jika dikelompokkan
Gerak tari merupakan gerak tubuh yang selaras dan berdasarkan fungsinya dapat digunakan sebagai hiburan, alat
berirama sehingga menghasilkan karya seni yang dipertunjukkan komunikasi, upacara atau ritual, serta fungsi pendidikan. Tari
pada tempat dan waktu tertentu. Gerak dalam tari berfungsi dalam ranah posisi ritual berfungsi sebagai media terlaksananya
sebagai media komunikasi antara penata tari, penari dan juga acara, tanpa kehadirannya upacara tidak dapat berlangsung.
penontonnya. Tari dalam ranah hiburan berfungsi sebagai sarana untuk
Gerak dasar tari terdiri atas gerak tangan, gerak kaki, gerak mengungkapkan kegembiraan. Tari dalam ranah tontonan
kepala, dan gerak badan. Gerak juga dibedakan menjadi dua diciptakan dengan tujuan keindahan, sehingga mengutamakan
bentuk, yaitu gerak murni dan gerak bermakna[6]. Gerak murni kepuasan estetis. Tarian dalam peran pendidikan seni berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa dalam
yaitu gerak tubuh yang asal-asalan tanpa ada makna apa pun
yang melatarbelakanginya, gerak ini hanya mementingkan mewariskan warisan budaya,
seni atau keindahan. Sedangkan gerak yang bermakna adalah
gerak

2
Machine Translated by Google
Kemajuan Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Seri Jilid Nomor 534

Menutupi dirinya selama perang tidak hanya sebagai Pendidikan karakter terdiri dari 18 komponen yang saling
pengintai tetapi juga sebagai penyerbu dan menyerang dengan berkaitan yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
berbagai ilmunya serta berpura-pura bertingkah lucu di kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat
masyarakat agar musuh tidak curiga dengan penyamarannya kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif,
agar bisa menyerang sebentar lalu menghindari masuk ke cinta damai, gemar membaca, peduli. tentang lingkungan
dalam hutan karena yang mereka gunakan hanyalah dedaunan. hidup, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Tujuan pendidikan
Tuping bagi masyarakat Lampung Selatan khususnya Keratuan karakter berupa respon individu, sosial, dan budaya yang
Darah Putih dimaksudkan sebagai Pasukan Gerilya Radin melingkupinya, untuk mampu menempa diri menjadi sempurna
Intan II yang ditugaskan pada 12 (dua belas) pos mulai dari sehingga potensi yang ada dalam diri berkembang secara
Selat Sunda sampai Tanjung Cina Kota Agung. maksimal. Pentingnya tujuan pendidikan karakter sebagai
wujud perilaku, dengan memberikan ruang bagi figur teladan
2.3. Pendidikan karakter dan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang. Hal ini
diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat terjadi secara
Karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan
optimal dan berjalan ke arah yang positif.
nilai interaksi manusia.
Karakter dapat berasal dari sifat bawaan dan pembiasaan
individu dengan lingkungannya yang terlihat melalui proses
sosialisasi dengan individu lain [9]. Karakter merupakan cara
3. METODOLOGI PENELITIAN
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu
untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam keluarga, Karya ilmiah ini merupakan hasil penelitian seni budaya
masyarakat, bangsa, dan negara. Nilai-nilai perilaku tersebut
khususnya tari Tuping di desa Kuripan Kecamatan Penengah
berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
Kabupaten Lampung Selatan.
manusia, lingkungan hidup, dan kebangsaan yang diwujudkan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data
dalam pikiran, sikap, perasaan, dan tindakan berdasarkan
dalam penelitian ini berupa nilai-nilai pendidikan karakter yang
norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
terkandung dalam gerak dasar tari Tuping Lampung Selatan,
Jadi dapat dikatakan pendidikan karakter adalah nilai-nilai
yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang mempunyai dengan sumber data berasal dari koreografer, seniman tari,
hubungan dengan lingkungan berdasarkan norma-norma yang dan penari pertama. Teknik pengumpulan data yang digunakan
ada di masyarakat. Norma-norma tersebut dapat mendukung adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka.
perkembangan siswa baik secara sosial, emosional, dan etika. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber
dan ulasan informan.

Fungsi pendidikan karakter meliputi (1) mengembangkan


potensi dasar menjadi manusia yang baik hati, berakal budi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan berperilaku bangsa, (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultural, (3) meningkatkan peradaban 4.1. Gerakan Dasar Tari Tuping
bangsa yang berdaya saing dalam pergaulan dunia.
Selain itu, pendidikan karakter juga mempunyai fungsi yang Tari tuping terdiri atas 14 jenis gerak yang terdiri atas
sangat vital dalam membentuk nilai-nilai moral pada peserta negakh, lelagoan, tikol, silat awal, cangget, tolak tebing, silat
didik. Nilai-nilai tersebut berasal dari agama, Pancasila, tikol, silat khalut, tepuk agas, lelagoan lapah, silat mundukh,
budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Secara khusus ngelap bawah, buka topeng, dan mulang . . Gerakan tersebut
pendidikan karakter mempunyai tiga fungsi utama, yaitu: (1) diadopsi dari keseharian pasukan penari Tuping yang berbaur
pembentukan dan pengembangan potensi; (2) dengan masyarakat dan juga berperan sebagai pramuka,
perbaikan dan penguatan; (3) menyaring. Ketiga fungsi utama
sehingga gerakannya didominasi oleh Silat Lampung dan juga
tersebut dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan potensi
disisipi dengan gerakan-gerakan yang lucu. Berdasarkan
peserta didik dalam penanaman nilai-nilai karakter.
analisis ciri-ciri geraknya, terdapat tiga jenis gerak tari yang
mengandung nilai pendidikan karakter, yaitu gerak Lelagoan,
Lapah, dan Cangget.

Tabel 1. Ragam Gerak Tari Tuping

1 Lelagoan 1-8 Kepala diangguk-anggukan


keatas dan ke bawah.

1-4 Tangannya dibaringkan didagu.

5-8 Tangann kanan direntangkan


kedepan.

1-2 Langkahkan kaki kiri ke depan


Hitungan 1-8 Hitungan 1-4 Hitungan 5-8 Hitungan 1-2
dan cundang diarahkan ke depan.

3
Machine Translated by Google
Kemajuan Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Seri Jilid Nomor 534

3-4 Langkahkan kaki kanan ke depan


dan cundang di pindahkan
kesebelah kiri.

5-6 Kaki kanan diangkat dengan arah


menghadap kesamping kiri,
cundang diletakkan diketiak
kiri dan tangan kanan diarahkan ke depan.
Hitungan 3-4 Hitungan 5-6
Kemudian cundang dikalungkan
dibelakang.
2 Lapah Lelagoan 1-2 Tangan kanan seolah memukul
lawan di depannya.

3-4 Tangan kiri seolah memukul


lawan di depannya.

5-6 Tangan kanan seolah memukul


lawannya.

Hitungan 1-2 Hitungan 3-4 Hitungan 5-6 Hitungan 7-8 7-8 Kedua tangan diletakkan
di samping membentuk siku-siku
ke bawah dan kaki sedikit
melompat kebagian belakang lalu
berlari seolah mengitari
lawannya.
5 Cangget 1-8 Tangan diayunkan keatas dan ke
bawah.

Cangget Kanan Cangget Kiri

4.2. Nilai Pendidikan Karakter Dalam Gerakan Dasar Tari sedang berkelahi dan bercanda. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang
selalu berkomunikasi dengan orang lain, baik secara visual maupun verbal.
Tuping
A. Nilai Komunikatif B. Nilai Kepedulian Sosial
Nilai kepedulian sosial lainnya yang tercermin dalam tari
Nilai komunikatif dalam tari Tuping Lampung Selatan
terlihat dari gerak Lelagoan dan gerak Lelagoan Lapah. Tuping Lampung Selatan adalah ragam gerak Cangget.
Komunikatif berarti mampu berhubungan dengan baik. Gerakan cangget memang dijadikan sebagai sarana
Pendidikan selalu memperhatikan dasar-dasar komunikasi sosialisasi kepada generasi muda dan tetua adat Lampung.
yang baik. Nama gerakan ini diadopsi dari pertemuan adat yang disebut
Nilai komunikatif berkaitan dengan tindakan yang menunjukkan rasa Cangget
senang berbicara, bersosialisasi, dan bekerja sama dengan orang lain.
Hal ini dapat menciptakan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. 5. KESIMPULAN
Nilai kebersamaan yang harus ditanamkan dan dipupuk
sangatlah sederhana yaitu berinteraksi, berbagi dan bersinergi. Tari Tuping merupakan tarian yang berasal dari Desa
Khuripan, Kecamatan Penengah, Kabupaten Lampung Selatan.
Tarian ini mempunyai 14 jenis gerak yang diadopsi dari
Berdasarkan ciri-ciri geraknya, macam-macam gerak keseharian pasukan Tuping yang berbaur dengan masyarakat
Lelagoan dan Lelagoan Lapah dalam tafsir sederhana terlihat dan juga sebagai pramuka. Berdasarkan analisis ciri-ciri
seperti sekelompok orang yang geraknya, terdapat

4
Machine Translated by Google
Kemajuan Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Seri Jilid Nomor 534

Terdapat tiga jenis gerak tari yang mengandung nilai pendidikan DOI:http://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/articl
karakter, yaitu ragam gerak Lelagoan, Lelagoan Lapah, dan Cangget. e/viewFile/1477/328

Nilai-nilai pendidikan karakter adalah nilai komunikatif dan nilai [10] Zubaedi. (2011). Konsep Desain Pendidikan Karakter dan
kepedulian sosial. Penerapannya di Lembaga Pendidikan. Jakarta: Grup Media
Kencana.
UCAPAN TERIMA KASIH [11] Samani, Muchlas., dan Hariyanto. (2017). Konsep dan Model
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Budiman Yakub,
SE., Prasetyo Waluyo Sejati, Bapak Darmawan yang telah turut
serta menjadi narasumber dalam penelitian ini. Tak lupa kami [12] Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan
ucapkan terima kasih kepada Universitas Sebelas Maret dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
ICALC serta reviewernya.
(2010). Pengembangan Pendidikan Kebudayaan dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
REFERENSI

[1] Ambarwangi, Sri. (2013). Pendidikan Multikultural di Sekolah [13] Daryanto dan Suryatri, Darmiatun. (2013).
melalui Pendidikan Seni Tradisional. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Jurnal Penelitian dan Pendidikan Seni Harmonia, Jilid Nomor
1. 13, DOI:
[14] Rosala, Dedi. (2016). Pembelajaran Seni Budaya Berbasis
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/
Kearifan Lokal dalam Upaya Membangun Pendidikan Karakter
artikel/lihat/2535
Siswa di Sekolah Dasar.
[2] Sudarso, Robert Choi. 2017. Nilai-nilai pendidikan karakter yang Irama Jurnal Seni Rupa dan Desain Beserta Pembelajarannya
terkandung dalam tarian tradisional suku Mentawai. Prosiding Nomor 1. Volume 2
TEP & PDs Transformasi Pendidikan Abad 21 Tema 7 Nomor DOI:https://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/articl
17 Halaman 1089. e/viewFile/5078/3539
1081 -
[15] Raharjo, Sabar Budi. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai
DOI:http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/s
Upaya Mewujudkan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan
ntepnpdas/article/viewFile/980/652.
Kebudayaan Volume 16 Nomor 3.
[3] Arisyanto, Pranesa., dkk. (2018). Pembelajaran Ekstrakurikuler DOI:https://www.neliti.com/publications/123218/p
Tari Untuk Menumbuhkan Karakter Siswa SD Negeri akhir Pendidikan-k Karakter-sebagai-]-mencipta-
Gayamsari 02 Semarang. akhlak-mulia
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Jilid 3
[16] Sejati, Prasetyo Waluyo (47). Penari Pertama, wawancara
Nomor 1.
pada tanggal 28 Maret 2017 di Sanggar Intan, Desa Kuripan,
DOI:http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/artic
le/lihat/4062 Kecamatan Penengah, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung.
[4] Tim Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung
[17] Trilling dan Fadel. (2009). Keterampilan abad ke-21:
Selatan. (2015). Sejarah Lampung Selatan.
pembelajaran untuk kehidupan di zaman kita. Jossey Bass: AS.

[18] Afryanto, Suhendi. (2013). Internalisasi Nilai-Nilai Kebersamaan


[5] Hadi, Y. Sumandiyo. (2007). Koreografi dari
melalui Pembelajaran Seni Gamelan (Pendidikan Karakter
Bentuk, Teknik dan Isi. Yogyakarta.
Bagi Siswa). Jurnal Seni & Budaya Jilid Nomor Tahap 23, 1.
[6] Khasanah, Nurul. (2009). Tarian nusantara.
Bekasi: Azka Pers. Doi:https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/art
artikel/tampilan/85/85
[7] Mustika, I Wayan. (2013f). Teknik Dasar Gerakan Tari Lampung.
Bandar Lampung: Percetakan & penerbitan Anugrah Utama [19] Yakub, Budiman (61). Pembina Keratuan Darah Putih,
Raharja (AURA). diwawancarai pada tanggal 23 Februari 2020 di rumahnya,
Desa Kuripan, Kecamatan Penengah, Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung.
[8] Hidayatullah, Riyan. (2017a). Pengantar Seni Pertunjukan.
Yogyakarta: Arttex.

[9] Harmawati, Yuni., dkk. (2016). Nilai Budaya Tradisi Dieng Culture
Festival Sebagai Kearifan Lokal Untuk Membangun Karakter
Bangsa. Jurnal Seni Masyarakat Perkotaan Volume 3 Nomor
2.

Anda mungkin juga menyukai