Anda di halaman 1dari 3

Asal mula negari Minangkabau.

Pada jaman dahulu di daerah Sumatera barat tersebutlah sebuah kerajaan yang
bernama kerajaan pagaruyung, kerajaan yang makmur dan damai dipimpin oleh
raja yang bijaksana.

Suatu masa. Kerajaan Majapahit akan menaklukkan kerajaan pagaruyung. Sang


raja mendengar kabar tersebut dan mengumpulkan para penasihat kerajaan. Raja
yang bijaksana mendengarkan semua nasihat. Sampai pada salah satu penasihat
kerajaan.

" Paduka raja yang bijaksana. Kita sebaiknya menghindari pertumpahan darah
dan mengajak mereka untuk berunding. Jika mereka menolak. Kita ajak
bertanding kerbau"

Raja yang bijaksana menerima nasihat tersebut. Dengan segera sang raja
memerintahkan seluruh dayang dayang yang ada di Istana untuk mengenakan
pakaian yang indah dan membuat makanan yang lezat.

Sampailah pada hari di mana pasukan Majapahit dengan persenjataan lengkap


tiba di kerajaan pagaruyung tak berapa lama utusan raja beserta arak arakan
dayang yang cantik jelita tiba sambil membawa makanan yang lezat. Pasukan
Majapahit yang siap untuk menyerang melihat kejadian tersebut terheran heran.

" Selamat datang di kerajaan pagaruyung hamba diutus raja untuk menjamu
dan menghibur seluruh pasukan Majapahit." Ucop salah satu dayang.

Pasukan Majapahit mulai kehilangan semangat untuk berperang setelah


menyantap semua makanan lezat yang dihidangkan sambil ditemani oleh dayang
dayang. Setelah itu para Panglima perang diajak untuk menghadap raja
pagaruyung.

" Selamat datang tuan tuan di kerajaan pagaruyung" sambut sang raja dengan
ramah.

"Ada apa gerangan yang membawa tuan kemari?"


"Kami diutus oleh raja Majapahit untuk menaklukkan kerajaan pagaruyung."
Ucap Panglima perang Majapahit.

Sang raja memberikan penjelasan kepada Panglima perang Majapahit. Untuk


menghindari pertumpahan darah di Antara kedua belah pihak.

"Bagaimana kalau peperangan diganti dengan adu kerbau?"

Panglima perang Majapahit terdiam sejenak. Dikarenakan semangat berperang


sudah hilang. Maka Panglima perang Majapahit pun setuju.

"Baiklah paduka raja kami menerima tawaran paduka". Jawab Panglima perang
Majapahit.

Panglima perang Majapahit memilih seekor kerbau yang paling kuat dan besar,
sedangkan raja pagaruyung memilih seekor anak kerbau yang masih menyusu.
Sehari sebelum pertandingan tiba, anak kerbau tersebut tidak diberi makan dan
pada moncongnya dipasang pisau yang tajam.

Keesokan harinya pertandingan adu kerbau pun tiba. Kedua belah pihak
memberikan semangat pada kerbau aduan mereka. Kedua kerbau tersebut
dilepas kerbau milik kerajaan Majapahit terlihat beringas dan liar. Sedangkan
anak kerbau milik kerajaan pagaruyung dikarenakan tidak diberi makan sehari
sebelumnya segera memburu hendak menyusu pada kerbau besar itu karena
mengira induknya. Perut kerbau milik Majapahit pun terluka karena tusukan pisau
tajam yang dipasang di moncong anak kerbau tersebut.

Kerbau besar milik kerajaan Majapahit akhirnya roboh dan terkapar di tanah.
Penonton pun bersorak sorak gembira. Akhirnya pasukan Majapahit dinyatakan
kalah. Mereka pun kembali ke kerajaan Majapahit. Berita kemenangan kerajaan
pagaruyung yang mengalahkan Majapahit dalam adu kerbau menyebar.
Masyarakat menyebutnya minang kabau yang berarti menang kerbau.

Sejak itulah. Tempat adu kerbau tersebut dinamakan nagari Minangkabau,


yaitu desa yang bernama Minangkabau. Untuk mengenang kejadian tersebut,
penduduk membuat sebuah rumah yang atapnya menyerupai bentuk tanduk
kerbau. Pesan moral bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar di dalam
menyelesaikan masalah.

Anda mungkin juga menyukai