Prolog
Cerita ini dimulai dari sebuah keluarga kecil yang berkecukupan yang mengutamakan kecerdasan
dalam akademik dan mengesampingkan hobi. Keluarga ini terdiri dari orang tua, kakak, tokoh
utama, dan adik. Tokoh utama ini bernama Nathan, yang memiliki sifat yang baik, penolong, setia
kawan, dan sedikit keras kepala. Orang tua mereka sibuk bekerja sehingga tidak memiliki banyak
waktu untuk bersama dengan mereka. Orang tua Nathan yang melihat nilai dan prestasi akademik
Nathan yang semakin hari semakin menurun menjaga Nathan agar terus Belajar untuk memperbaiki
nilainya dan menyuruh Nathan agar masuk ke universitas dan jurusan pilihan dari orang tuanya dan
mengabaikan pilihan universitas dan jurusan pilihan Nathan sendiri yaitu jurusan seni. Gimana
kelanjutan Nathan atas dirinya yang dikekang orangtuanya? Mari kita saksikan Drama natal Rena,
dan Parguru Malua dengan mengambil tema atas tema natal kita yaitu Arise and Shine.
Di malam hari, Nathan yang duduk sendiri di teras rumahnya sambil melamun,ntah apa yang di
pikirkan nathan pada saat itu. Namun di sela-sela lamunannya datanglah seorang gadis bernama
Mita menghampiri dia
Scene 01
Mita : BAHH!!!
Mita : Hehehe maaf Nat abis lu melamun. Btw lu gak PA? Lu kan udah lama gak PA
Mita : Hadeuh, ya sekarang lah Nat. Cepetan ganti baju nya, gue mau pergi ini
Akhirnya nathan mau mengikuti perkataan mita untuk pergi PA, lalu nathan masuk ke dalam
rumahnya untuk bersiap siap...........
Nathan : Hahaha namanya juga cowok, lagian kalo lama, entar lu marah, yuk pergi
Scene 02
Mereka pun pergi PA. Dan sekembalinya dari Gereja, mereka pulang berjalan kaki sambil berbincang-
bincang mengenai tugas sekolah. Tiba-tiba tak sengaja berpapasan dengan teman sekelas mereka
yang terkenal nakal disekolahnya...
Leo : Eh Nathan habis dari mana nih? Kita-kita mau pergi ini, mau ikut gak?
Nathan : Gue habis pulang PA nih, emangnya kalian mau pergi kemana?
Leo : Tempat biasa, lo pasti pernah dengar dari teman sekelas kita
Nathan :Hadeuh, kalian liat, gue berusaha untuk gak terjerumus kayak kalian, gue masih mau terus
belajar
Nathan : Gak Leo, gue masih mau ngerjain tugas, lagian gue sama Mita
Sembari percakapan nathan dan leo berlangsung Ray,Cindy, Maya malah asik berbisik bisik kecil
tentang mereka berdua
Mita : apaansih mereka, aneh, tiba-tiba ngomong kayak gitu. Belum lagi lo liat penampilan mereka
dan bagaimana mereka di kelas. Pokoknya jangan sampe lo ikut-ikut mereka
Nathan pun diam mendengarkan. Lanjut mereka membahas tugas sekolah mereka. Tak terasa, Mita
telah sampai di depan rumahnya
Mita : Nat duluan ya, jangan lupa berdoa sebelum belajar dan tidur, bahkan sebelum melakukan
aktivitas apa pun. Dan ingat pesan ku tadi, jangan sampai terjemus, oke?
Nathan : Oke Bu, sekarang Ibu masuk ya, dadah (sambil tertawa)
Scene 03
Nathan : Syalom
Nathan pun langsung menuju kamarnya. Tanpa disangka, Ayahnya datang dengan raut wajah kesal
Nathan : AKU GAK ADA PACARAN, AYAH JANGAN NUDUH SEMBARANGAN. TERUS NGAPAIN
BANDING-BANDINGIN AKU SAMA MEREKA!!
Ayah : Kenapa kalau Ayah bandingin? Kan biar kamu termotivasi. Lihat tuh mereka selalu buat
bangga dengan nilai mereka, kamu? yang ada hanya buat malu saja
Nathan diseret ke kamar. Lalu Ayah mengambil kuas Nathan lalu mematahkannya. Tak lupa
beberapa pukulan yang dia dapat dari Ayahnya
Ayah : sebelum kamu mendapat nilai yang bagus, jangan harap kamu bisa ngelukis di rumah ini
Melukis adalah suatu kegemaran nathan yang tidak pernah di setujui oleh ayahnya,ia tidak pernah
dapat dukuangn atas apa yng dia sukai
Sebelum belajar, Nathan meminum obat penahan ngantuk, lalu belajar hingga subuh
Scene 04
Mita : Nat, lo daritadi gak fokus belajar, melamun terus , lo kenapa sih? Ada masalah? Cerita ke gue
Mita : yaudh deh kalau gak ada,kalau sekiranya lo lagi kesusahan cerita ke aku ya siapa tau aku bisa
bantu
Bel pun berbunyi itu merupakan tanda jam sekolh sudah berakhir,dan tidak biasanya nathan
langsung keluar dari kelas secepat itu
Scene 05
Saat diperjalanan pulang sekolah , Nathan ketemu lagi dengan geng jamet
Leo : Tumben Nat pulang sendiri, biasanya sama Mita, lagi marahan ya?
Nathan : Gak, ngapain juga marahan, dia mau ekskul lagian memang gue mau pulang duluan
Nathan : Kemana?
Nathan : Gak deh, ayah gue bakal marah kalo sampe ketahuan
Maya : yoi cin, terus nanti kalo ditanya darimana bilang aja ekskul
Nathan : hmm yodah deh gue ikut lagian gue males di rumah
Nathan pun terhasut dengan ajakan teman-temannya itu. Akhirnya mereka pergi memalak siswa-
siswi di sekolah sebelah
Scene 06
Nathan melakukannya dengan sangat gembira. Rasa amarahnya dia luapkan kepada siswa/i yang
tak bersalah. Dia belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Nathan makin merasa asik
melakukan aksinya. Setiap harinya jika ditanya darimana, Nathan akan menjawab pulang ekskul
karena memang ketepatan Nathan ikut ekskul seni di sekolahnya, padahal dia memalak siswa/i yang
lemah. Dan interaksi nya dnegan Mita pun sedikit renggang, chat biasa dengan Mita pun kadang
dibalas lama atau kadang dihiraukan dan sekarang lebih dekat dengan geng jamet. Mita merasa ada
yang aneh dengan sikap Nathan yang berubah..
Nathan : Ngantin
Leo : Woi Nat gue cariin ternyata disini, ayo ikut gue
Mita : Eh Nat....
Semakin hari Nathan semakin dingin dengan Mita, ntah apa yang membuat Nathan bersikap seperti
itu padanya,yang pasti hubungan pertemanan Mita dan Nathan semakin renggang
Scene 07
Hingga suatu ketika aksi mereka ketahuan dan mereka dipanggil ke BK atas aksi mereka itu. Meraka
mendapatkan spo satu persatu, mau tidak mau Orang tua Nathan harus datang ke sekolah dan
menyelesaikan masalahnya. Perbincangan antara guru BK dan orang tua nathan berlangsung
lama,dan setibanya di rumah ayah nathan sangat marah padanya
Ayah : apa-apaan kamu buat malu ayah aja, sudah nilai anjlok, tidak punya prestasi, ikut pergaulan
yang gak bagus, mau jadi apa kamu?? liat keluarga kita hebat dibidang akademik, sedangkan kamu
hanya bisa dibidang seni
Ibu : kamu sudah susah payah dilahirkan, tidak bisa membanggakan orang tua, hanya buat susah
saja, kayak nya kamu bukan anak saya, mungkin tertukar di rumah sakit, makanya lain
Kakak : buat susah saja terus, liat dong aku, masuk universitas bagus dengan nilai tertinggi
Adek : aku yang adekmu aja bisa menang olimpiade, masa kamu enggak? gak punya prestasi saja
bertingkah
Nathan : iya aku gak pintar, nilai anjlok, bikin malu ayah sama ibu,iya ini salah aku, setidaknya aku
masih bisa melukis, punya skill, tapi apa ayah pernah dukung aku sama apa yang aku mau? Ayah aja
tega patahin kuas kesayangan ku di depan mata ku
Ayah : berani-beraninya kamu ya (menampar Nathan). Kamu ngomong itu dijaga. Bukannya malu,
malah ngelunjak, lagian bagaimana ayah bisa dukung kamu kalau kamu aja gak bisa nunjukin hasil
prestasi kamu sama ayah,apa yang bisa ayah banggakan atas kemauan mu itu, dasar anak gak tahu
diri
Nathan : hahaha gini amat punya keluarga yang bisanya cuman nuntut nilai. Gak selamanya pintar
berdasarkan nilai. Nilai cuman di atas kertas, tapi bakat,skill, pengaalaman, memang bisa ditukar
dengan itu? Terus emang kalian tau gak kalau aku punya piala lomba melukis? Enggak kan, hahaha
gak heran lagi
Ayah : semakin menjadi-jadi kamu ya, bukannya minta maaf malah ngelunjak
Ayah : Dengar ya anak gak tahu diri, seharusnya gak usah ayah datang ke sekolah kamu. Biarin aja
juga kamu terkunci diluar, gak usah pulang sampe mati aja sekalian. Kau mau kuliah seni, cari uang
sendiriatau cari orang tua yang mau ngebiayain kamu kuliah, ayah gak mau ngebiayain kuliah untuk
jurusan yang gak berguna itu
Nathan tidak peduli dengan amarah ayahnya,ia langsung masuk ke kamarnya dan mengunci kamar.
Dan terdengar suara Nathan yang lirih
Nathan : hahaha kalian hanya bisa menuntut nilai, kalian selalu membedakan ku dari yang lain.
Perlakuan kalian itu yang buat aku nyari kesenangan lain. Bagaimanaa aku bisa menghargai kalian jika
kalian tidak bisa menghargai keputusan ku, kalian bisa membandingkan ku hanya karena aku tidak
berprestasi. Orang tua macam apa kalian yang membandingkan ku hanya karena aku tidak
berprestasi. Hanya sumpah serapah yang bisa kalian ucapkan kepadaku. Ingatlah, Tuhan melihat
perlakuan kalian dari atas. Dan juga, kalian mau aku cepat mati kan? Oke aku kabulkan permintaan
kalian secepatnya
Untuk menghilangkan penat dan pusing, mereka sekeluarga pergi makan malam meninggalkan
Nathan sendirian di rumah. Nathan telah capek dengan keadaannya. Dia mengambil cutter dari
lacinya. Ternyata dia sudah terbiasa melakukannya untuk membuat goresan. Tapi kali ini dia berniat
mengakhiri hidupnya. Saat menyayat tangannya, tiba-tiba dari jendela Mita datang dan langsung
masuk ke kamarnya.
Nathan : Udah lah Mit, gue dah capek, udah bosen juga
Mita : Nat jangan gitu Nat, harus kuat yok. Lo ngakhirin hidup sama aja hidup yang udah lo jalanin
jadi sia-sia. Terus lo lupa ya dalam Kristen gak boleh bunuh diri karna nanti masuk neraka karena
melawan yang udah ditetapkan Allah. Lo mau masuk neraka? Terus lo tahu gak? Masih ada yang
sayang sama lo, Tuhan Yesus sayang banget sama lo Nat, lo gak sayang Tuhan Yesus Nat? Terus cita-
cita yang ingin lo gapai harus berakhir sia-sia? Mau lo Nat, enggak kan? Makanya ayo bangkit dari
segala keterpurukanmu, maka Tuhan pasti akan menunjukkan jalan-Nya. Dan maafin gue ya kalau aja
gue lebih peka lagi, ini gak bakal terjadi. Kalo sampe terjadi gue bakal sendiri dan sedih banget. Lo
mau ninggalin gue sahabat lo??
Kemudian Nathan bercerita mengenai keluarganya yang memperlakukannya dengan buruk hingga
dia masuk ke pargaulan bebas. Mita yang mendengarkannya sesegukan dan sesekali menepuk
pundak Nathan.
Mita : untung saja gue datang tepat waktu kalau gak bakal gimana?? Nat lain kali jangan diulangi ya
Scene 08
Setelah kejadian tersebut, besoknya saat bersekolah, Mita selalu berada di sisi Nathan,
membantunya dalam kesulitan dan mengingatkan Nathan agar tidak berteman lagi dengan geng
jamet. Nathan pun mendengarnya dan tersenyum. Mereka kembali PA dan gereja bersama. Saat
lulus SMA, Nathan bekerja untuk kuliah. Sedangkan Mita akan kuliah di luar negeri. Namun
komunikasi mereka tidak terputus,Dari jauh mereka saling menguatkan satu sama lain. Dan ternyata
setelah lulus SMA nathan tidak lagi tinggal bersama orang tuanya ,ia memutuskan untuk keluar dari
rumah itu. Ia bekerja sangt giat. Uang nya telah terkumpul dan di gunakannya untuk berkuliah
sesuai dengan apa yang dia inginkan.
3,5 tahun telah berlalu, Nathan akhirnya lulus dari kuliahnya. Nathan mencoba melamar di berbagai
tempat, namun ditolak. Dia tetap berusaha hingga suatu hari dia diterima di sebuah perusahaan.
Nathan mulai bekerja dengan giat di perusahaan tersebut. Ia sangat di hargai di perusahaan itu
karena karyanya yang tak perlu lagi di ragukan. Buah dari giat tersebut menghasilkan kesuksesan
bagi Nathan bahwa desain yang ia buat menjadi yang terbaik se Indonesia sehingga mendapat
penghargaan dari bos nya. Untuk merayakan kesuksesan tersebut, perusahaan membuat acara
perayaan kecil kecilan bersama rekan kerja
Lalu Nathan memikirkan suatu hal, yaitu keluarganya. Sudah beberapa tahun ia tidak melihat
rumahnya itu. Saat Nathan pulang ke rumah miliknya, tidak di sangka-sangka Nathan bertemu lagi
dengan orang tuanya,setelah sekian lama tidak berkomunikasi dengan orang tuanya
Ayah : Nak....(sambil menangis) maafkan ayah yang gak bisa baik kepada mu dan hanya bisa
menyudutkan mu tanpa membantu sedikit pun. Ayah malu, anak yang membiayai kuliah, padahal
seharusnya itu menjadi tugas orang tua. Maafkan ayah Nathan
Ibu : Maafkan Ibu ya nak, belum bisa menjadi ibu yang baik dan teladan. Ibu tidak menyesal
melahirkanmu Nat. Ibu mau berterima kasih karna Nathan lah Ibu bisa belajar agar tidak membeda-
bedakan satu dengan yang lain.
Kakak dan Adek : Maafkan kami Nathan yang selalu ngerendahin kamu
Ayah : Maafkan kami yang selalu membandingkan mu dan berprilaku tidak adal pada mu nathan
Nathan : Prestasi tidak hanya nilai ayah, bisa dengan apa yng kita sukai, lagi pula untuk apa
membahas itu sekarang bahkan aku sudah melupakannya.
Ayah : Nak, selamat ya kamu sudah bekerja di perusahaan besar berkat kegigihan mu
Nathan : Terima kasih Ayah, Ibu. Ngomong ngomong ayah ibu tahu darimana kalau aku sudah
bekerja?
Ibu : Kami tahu dari tetangga kita. Ternyata mereka sering perhatiin kamu di televisi. Kami tak sempat
menonton televisi karena masih bekerja
Nathan: maafin aku Ayah, Ibu,selalu bikin Ayah Ibu marah dan malu karena nilai ku yang jelek,dan
aku langsung pergi begitu saja dari rumah (sambil menggenggam tangan ibu)
Dan ayah pun memeluk nathan. Tiba-tiba “Ting tong” bel rumah berbunyi. Saat pintu dibuka betapa
terkejutnya Nathan bahwa yang berdiri di hadapannya merupakan sahabatnya, Mita. Lalu Mita pun
diajak masuk dan berbincang-bincang bersama keluarga Nathan
Perannya
1. Nathan
2. Mita
3. Ayah
4. Ibu
5. Leo
6. Ray
7. Cindy
8. Maya
9. Siswa/i di palak, Guru BK, Bos dan teman kantor
10.Prolog/narator