Anda di halaman 1dari 5

KISAH KASIH DI SEKOLAH

Oleh Roni Jamaludin

Dahulu memang aku pernah menyukai seorang wanita sekelas denganku, aku berkelompok
beranggota 5 orang, aku adalah orang yang bodoh, yang tak selalu serius dalam hal pelajaran di
sekolah, aku adalah orang yang suka ketiduran dan ngantuk di dalam jam pembelajaran di kelas,
karena waktu itu menjadi anak nakal di sekolah adalah hal yang paling di segani oleh para lelaki,
waktu disuruh maju kedepan oleh guruku untuk mengisi soal yang ada di papan tulis aku hanya
terdiam dan malu karena tak bisa menjawabnya, teman dekat ku pun tak bisa menjawabnya, tetapi
santi memberi jawabanya kepadaku, aku pun mulai bergegas mengisi soal yang ada di papan tulis
dan jawabanya benar sekali, aku hanya senang ada yang memberi tahuku, aku mulai duduk
kembali ke tempat dudukku dan mulai memandangi Santi, Santi pun tersenyum dan aku pun ikut
tersenyum...

5 bulan lamanya aku selalu memerhatikan santi bahwa makin sini ke sini dia makin pinter di kelas
ku, bel istirahat pun berbunyi kelompok ku pun mulai ke kantin untuk makan, pada saat kelompok
ku mau membeli makanan, semua orang pergi aku pun berpikir apa mereka takut dengan kami?
dan ternyata benar, ada seorang dari kelompokku yang di takuti oleh teman kelas lainnya yaitu
redo, aku pun mulai terkejut dan langsung berpikir bodoh, bawha aku juga akan ditakuti oleh yang
lain, setelah makan kami langsung menuju ke halaman kelas untuk menongkrong, tapi aku melihat
di pintu kelas bahwa teman sekelasku Ryan akan menembak Santi cewe sekelas yang dari dulu
aku cintai, semua teman yang ada di kelas menyetujuinya kalau Ryan jadian ama Santi, tetapi
hanya kelompokku saja yang menghiraukannya, sakit sekali rasanya cewe yang di cintai akan di
tembak oleh orang lain, beginilah nasib orang yang tak mau mengutarakan perasaannya, akhirnya
mereka jadian semua orang di kelas bergembira, aku hanya tersenyum dan ikut duduk bersama
kelompokku.
Bel masuk pun berbunyi semua orang masuk kedalam kelas, hanya kami saja yang masih di
halaman kelas, karena kami berpikir guru pun masih belum masuk ke dalam kelas kami, tetapi ...
"Hey kalian ? masih diluar ? masuk sekarang juga !" tegas pak Yudi Guru Sejarah. Kami pun
masuk kekelas dan duduk di tempat masing-masing, seperti biasa aku selalu memandangi wajah
Santi setelah masuk ke kelas, tetapi kini aku melihat Ryan sama Santi duduk sebangku, sakit hati
pun bertambah, aku pun tersenyum kembali, aku terus menyesali perbuatanku dulu, sampai
pembelajaranku, "Ron .. ? Roni ... ?" aku pun melamun memikirkan perbuatanku sebelumnya
"Roni, tolong bagikan buku tulis ini kepada semua murid." melamun ... aku memikirkan
perbuatanku sambil berjalan menuju ke arah buku yang mau saya ambil. Aku membagikan ke
semua teman sekelasku, dan ... aku melihat buku yang bernamakan Santi, aku pun menyuruh teman
yang lainnya untuk membagikan buku dan aku berpura-pura izin kepada guruku untuk pergi buang
air kecil.

Sesampainya di toilet, aku melamun dan menyesali perbuatanku karena tidak berani mengutarakan
perasaanku sejak dulu, "Kenapa aku bodoh sekali ... begini kan jadinya roni ... kamu memang
bodoh ... kamu memang bukan seorang Pria sejati" aku pun langsung mencuci muka dan pergi
kembali ke kelasku. pada saat pintu masuk ke kelas, aku melihat mereka yang sedang bermesraan
di dalam kelas, tetapi santi hanya menghiraukannya. "hey kamu Ryan ... kamu enggak melihat dan
mendengarkan penjelasan ibu ya?" Sentak bu Retno. "iya nih ... kamu enggak ada kerjaan lain aja."
Ucap Santi kepada Ryan dengan begitu marah. Aku pun masuk kekelas sambil menahan tawa.

Bel pulang pun ber bunyi Bu Retno pun mulai keluar kelas dan santi pun "kamu kenapa sih
bercanda dan mengganggu ku terus, tadi kan lagi dalam pembelajaran Ryan, kamu mau sekolah
enggak sih ? aku benci sama orang yang enggk serius dalam pembelajaran sekolah dan orang yang
suka mengganggu orang yang sedang mau belajar." Aku pun tertawa setelah itu menggaris bawahi
perkataan Santi yang tadi enggak suka kepada orang yang tidak serius dalam pembelajaran di
sekolah. Aku pun berpikir akan menjadi seorang yang akan serius dalam hal pembelajaran dan jadi
rajin belajar, akan tetapi selama 3 bulan aku tak bisa menjadi seorang yang rajin belajar, karena
sudah terbiasa menjadi anak nakal di sekolah.
Ke esokan harinya di dalam kelas santi meminta nomer HP ku, karena kepala sekolah meminta
kepada seluruh siwa untuk menulis nomor telephone, karena setiap pengumuman akan di beritahu
melalui Handphone. Aku pun terkejut karena Santi meminta nomor telephone ku, aku pun
mengisinya sambil melihat nomor Santi. jam sekolah pun berakhir, seluruh siswa pun pulang dan
meninggalkan kelasnya masing-masing. aku pun melihat sebuah sms dari teman sekelasku bahwa
Santi sekarang ulang tahun. aku pun tersenyum, dan memikirkan apa yang akan aku berikan
Hadiah kepada Santi, aku pun mulai berpikir dan mencari di internet, hadiah apa yang bisa
diberikan untuknya. Sekian lama aku memikirkan dan mencarinya aku pun berhasil menemukan
hadiah untuk di berikan, aku mendapat foto-foto waktu kecil santi di facebook, mungkin facebook
lamanya yang sekarang tidak pernah di pake, foto zaman alay santi waktu kecil. Aku pun mulai
mengeditenya untuk bisa mengasih kado untuk Santi. Editan pun selesai pada saat aku mau
memberikannya, aku pun mulai bingung, aku tak berani datang ke hadapan santi untuk
memberikannya. Dan ide cermerlang ku pun muali datang, aku mengirimkan foto itu ke FB dan
mulai menginbox nya, supaya hanya aku dan Santi yang tahu. Tetapi kiriman ku pun tak di jawab
oleh nya. Aku menunggu berjam-jam tetapi tak ada balasan darinya, aku pun berpikir, "Apakah
dia akan membaca inbox ku? Dia kan sedang sibuk dengan pacarnya!" Aku memutuskan untuk
tidur karena belum ada jawaban darinya. Disanalah aku berpikir untuk tidak memerhatikannya
lagi.

Tak terasa sudah kelas 3 aku di SMP dan sudah mau menjadi Alumni di sekolah ini, tetapi sampai
saat ini aku belum bisa mengutarakan perasaanku kepadanya, dan kini dia bagaikan ilusi, bayangan
yang akan aku miliki, tetapi setelah seluruh siswa merayakan kelulusannya santi datang
menghampiriku, "Roni .." dia pun memanggilku. Aku hanya tersenyum ke arah Santi yang akan
menghampiriku. "Hay santi" aku pun malu dan gugup mengatakan itu. "Jangan gugup begitu,
keliatan kok, mukamu sampai merah begitu." Santi pun tertawa melihat wajahku "ehh, ee ... iya
gitu hehe" aku pun tertawa bersamanya. "Terima kasih ya atas hadiah yang kamu berikan di hari
ulang tahunku," cetus Santi. "Iya San sama-sama", kataku sambil malu dan gugup. "Wajah mu
sekarang lebih merah ya hihihi ... ", kata Santi. "Hah iya gitu hehehe", jawabku kami pun tertawa
bersama. Itu adalah hal terindah yang pernah aku alami. "Hadiah mu bikin aku terharu, dan kamu
memang cowok ya romantis, kamu bisa memberikan hadiah yang beda dari yang lain dan hadiah
yang paling surprise dari yang lain" gombal Santi. "Ah ... bisa aja kamu san, biasa aja kok", jawab
ku. "Eee..." kata ku dan santi seolah mengatakan dengan bersamaan.

"kamu aja duluan san"

"em .. eh enggak kamu aja duluan"

"ah kamu mah, udah jadi cowok yang romantis, tapi sayang kamu pemalu"

"hah ..?" "maaf beginilah sikapmu"

"baiklah aku yang akan ngomong duluan ... apakah ... ka ... kamu ... eee .. bagai mana perasaanmu
terhadapku?" santi mengatakan hal itu kepadaku.

"ukhu .. ukhu .. ukhu"

"xixixixi .. sampai batuk begitu ... xixixi" tawa Santi.

"maaf, kamu engga malu berkata begitu kepada cowo?"

"kenapa harus malu kepada orang yang aku cintai" aku pun mulai menelan ludah didalam mulutku.

"apa kamu mencintai ku roni ? " tanya Santi.

"eee .... Tidak !!!"

"oh begitu" kecewa Santi.

"buakn ... bukan ... maksundnya seharusnya kmau tidak mengatakan itu kepadaku, tetapi ...
seharusnyaakuyangmengatakannyaapakahkamumencintaikusanti ukhu ukhu ukhu" santi ku mulai
memandangiku dengan wajah terkejut.

"hahahaha .... kamu itu ya ... hahaha seharusnya kamu ngomongnya pelan-pelan, tidak usah
terburu-buru, jadi batuk lagi kan hahaha... " balas santi.

"kamu jadi cowok romatis bangeut sih .. iya aku mencintai kamu kok" ucap santi.

"hah ? yang bener san?"jawabku.


"iya bener, memang dari dulu juga aku suka sama kamu, setiap kali aku di kelas, aku selalu
memerhatikanmu kok, aku selalu tertwa disaat kamu sedang ngantuk berat di dalam pembelajaran
di kelas xixixi ..."

"hah ? kamu melihatnya juga? hahaha" sambil menggaruk-garuk kepalaku, "Tetapi ... bagaimana
kamu dengan Ryan?" Tanyaku.

"Ryan bukan siapa-siapa lagi buatku, di mendekatiku dan menjadi pacarku hanya sebagai
menghibur dirinya saja, tetapi setelah bosan dengan ku, dia malah beda sikapnya dan seolah-olah
dia mencampakkanku, karena dia melihat cewe yang lebih cantik dariku."

"oh .. xixixi ... kamu orangnya cemburuan juga.."balas ku .. "jadi kamu mau kan jadi pacarku ?"

"iya Ron aku mau menjadi Pacarmu hingga akhir hayatku" kami pun berpelukan dengan begitu
erat.

-Selesai-

Profil Penulis:

Cerpen karya Roni Jamaludin kalo mau ngobrol atau chattingan nyaut suka di facebook nama fb
Roni Kenshin bisa juga di cari lewat fb dengan roni.jamaludin@gmail.com ...

Sorry kalo jelek hehe :D

Anda mungkin juga menyukai