Anda di halaman 1dari 4

Pembentukan VOC

Vereenigde Oost Indische Compagnie atau VOC di tanggal 20 Maret 1602VOC didirikan oleh Johan Van
Oldenbarnevelt yang dilatarbelakangi adanya persaingan dagang antar pedagang Belanda. Keberadaan
VOC menjadi sangat menguntungkan bagi Belanda mengingat VOC menjadi pemasukan terbesar
elanda. Berdirinya VOC diawali dari modal pertama sebanyak 6,5 miliar gulden oleh 17 direktur yang
kemudian dikenal sebagai Heeren Zeventien. Kantor perdana VOC terletak di Banten dengan pimpinan
Francois Wittert. Tujuan pembentukan VOC :
 Mencegah persaingan tidak sehat antar sesama pedagang Belanda guna memperoleh
keuntungan besar
 Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan antar pedagang Eropa dan Asia
 Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berperang melawan Spanyol
Setelah mengalami perkembangan yang pesat VOC menghadapi masalah dengan pedagang Spanyol
dan Portugis. Hal tersebut membuat pemerintah Belanda memberikan Hak Octroi (hak istimewa)
kepada VOC. Hak octroi memberikan akses penuh kepada VOC layaknya sebuah kerajaan.
Isi hak octroi adalah sebagai berikut :
 Hak melakukan monopoli perdagangan
 Hak atas perekrutan pegawai
 Membentuk angkatan perang
 Melakukan perang
 Membangun benteng dan melakukan perjanjian
 Mencetak dan mengeluarkan uang
Gubernur Jendeal VOC
Pieter Both
Pieter Both menjabat sebagai gubernur jenderal VOC pada tahun 1610-1614. Kebijakan Pieter Both
adalah memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta yang berada di bawah wilayah Banten.
Pertimbangan pemindahan wilayah diantaranya karena letak strategis dan lebih mudah mengalahkan
Portugis di Malaka.
Jan Pieterszoon Coen
Masa pemerintahan Jan Pieterszoon Coen menjabat sebagai gubernur jenderal pertama pada 1619 –
1623 dan kedua pada 1627 – 1629. Kebijakan J.P. Coen yang paling berpengaruh adalah menghasut
Ranamenggala sebagai penguasa Banten untuk memecat Pangeran Jayakarta sekaligus menutup
kantor dagang EIC. Selain itu J.P Coen juga mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.
Kebijakan Ekonomi VOC
Dalam menjalankan pemerintahannya, banyak pro dan kontra kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC.
Berikut adalah kebijakan ekonomi VOC.
1. Hak Ekstripasi
Hak ekstripasi merupakan hak untuk menebang dan membakar rempah – rempah dengan tujuan
menstabilkan harga rempah – rempah.
2. Contingenten
Contingenten adalah kebijakan wajib pajak yang harus dibayarkan sesuai nominal yang telah ditentukan
VOC. Pajak ini berupa hasil bumi. Sayangnya tidak ada sistem ganti rugi apabila terjadi kegagalan
panen.
3. Verplichte Leverantie
Verplichte Leverentie adalah kebijakan menyerahkan hasil bumi hanya kepada VOC.
4. Pelayaran Hongi
Pelayaran hongi adalah ekspedisi pengawasan perdagangan di wilayah Ambon, Maluku, Seram dan
Ternater Tidore untuk mencari transaksi perdagangan gelap dari para pedagang. Kebijakan ini bertujuan
untuk mengontrol perdagangan sekaligus mengawasi jalannya monopoli.
Perlawanan Terhadap VOC
1. Perlawanan Sultan Nuku
2. Perlawanan Sultan Agung
3. Perlawanan Banten
4. Perlawanan Mataram Islam
5. Perlawanan Goa
Berakhirnya VOC
Pada Desember 1780 terjadi perang antara Belanda dan Inggris, Konflik ini mengakibatkan krisis
keuangan hingga VOC tidak mampu lagi menanggung biaya yang diajukan. Pada perkembangannya
VOC mulai mengalami penurunan pemasukan hingga membutuhkan bantuan dari luar. VOC menjadi
ketergantungan terhadap bantuan – bantuan pinjaman dari luar. VOC tetap berdiri namun
mengharuskan melakukan pemberhentian direksi, pegawai yang dikurangi, pembongkaran kantor dan
meminimalisir kegiatan perdagangan.
Akibat kekalahan Belanda mengharuskan kantor VOC diduduki pemerintah Inggris. Kekacauan ini
mengakibatkan kegiatan perdagangan VOC terganggu dan diperparah oleh perlawanan yang dilakukan
bangsa Indonesia hingga terjadinya reorganisasi besar – besaran
Kiprah VOC akhirnya berakhir dan dibubarkan di tanggal 31 Desember 1799. Sebab, mengalami
kemunduran yang cukup signifikan. Selain itu, ada berbagai faktor sehingga VOC dibubarkan, yaitu:
1. Biaya peperangan yang sangat tinggi dan hutang yang semakin menggunung. Misalnya,
peperangan menghadapi Kerajaan Mataram, Ternate, Gowa-Tallo, Banten, sampai Tidore.
2. Korupsi yang terus mengakar di dalam organisasi VOC akibat para pegawai lupa tanggung
jawab, tugas, serta amanah yang dijalankan. Mereka malah berlomba-lomba memperkaya diri
sendiri dan munculnya korupsi yang berdampak terhadap keuangan VOC.
3. Jual beli jabatan yang dipraktikkan para petinggi VOC. Pegawai yang merasa sudah kaya akan
pensiun dini, kemudian mereka menjual jabatan tersebut kepada orang lain.
4. Wilayah kekuasaan yang sangat besar membuat pengawasan semakin susah. Terlebih,
pengawasan yang dilakukan juga minim.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Nama Sriwijaya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu ‘Sri‘ yang berarti cahaya dan ‘Wijaya‘ yang berarti
kemenangan. Arti Sriwijaya dapat diartaikan sebagai kemenangan yang gemilang. Berdasarkan isi dari
prasasati Kota Kapur, Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke 7 M yang didirikan oleh
Dapuntahyang Sri Jayanasa. Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang.
susunan raja – raja Sriwijaya setelah kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
 Sri Indrawarman
 Raja Dharanindra
 Raja Samaratungga
 Rakai Pikatan
 Balaputradewa
 Sri Udayadityawarman
 Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa
 Sri Marawijayatunggawarman
 Sri Sanggramawijayatunggawarman

Kerajaan Sriwijaya mencapai masa puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balapuntradewa
pada abad ke 8 M dan 9 M.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Sekitar abad ke 11 M kerajaan Sriwijaya sudah mengalami kemunduran. Kerajaan Cola yang dipimpin
oleh Raja Rajendra Coladewa berhasil menawan raja Sriwijaya. Pada abad ke 13 M, Kerajaan Singasari
dari Jawa mampu mengalahkan kerajaan Malayu yang sebelumnya berada di bawah kekuasaanya
Sriwijaya melalui ekspedisi Pamalayu.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
1. Prasasti Kedukan
2. Prasasti Kota Kapur
3. Prasasti Telaga Batu
4. Prasasti Karang Berahi
5. Prasasti Palas Pasemah
6. Prasasti Talang Tuo
7. Prasasti Hujung Langit
8. Prasati Ligor
9. Prasasti Leiden
10. Candi Muara Takus

KERAJAAN MAJAPAHIT
kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu Buddha terbesar di Indonesia yang berdiri pada abad ke
13 hingga abad ke 16. Wilayah kekuasaan Majapahit mencapai hampir seluruh Nusantara. Majapahit
didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, seorang menantu dari Kertanegara, raja terakhir
Singasari.
Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah
Mada pada tahun 1350 hingga 1389. Semasa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mampu
mempersatukan Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
Papua, Tumasik (Singapura) dan beberapa wilayah Filipina.
Selain menguasai Nusantara, Majapahit juga berhubungan baik dengan kerajaan lain seperti Campa,
Kamboja, Siam, Burma Selatan, Vietnam dan Cina. Kerajaan Majapahit memiliki sumber sejarah
diantaranya kitab Negarakertagama, Pararaton, prasasti serta berita.
Sejarah Singkat Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu
Kertanegara, raja Kerajaan Singasari. Pada tahun 1292 M, terjadi pemberontakan di Singasari yang
dilakukan oleh Jayakatwang yang menyebabkan runtuhnya Singasari. Pada waktu itu Raden Wijaya
melarikan diri bersama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mendiami sebuah hutan di Trowulan
yang merupakan tanah sima pada masa Kerajaan Singasari. Wilayah ini kemudian dinamakan
Majapahit.
Penamaan Majapahit didasarkan pada nama buah maja yang banyak ditemukan diwilayah Trowulan
serta memiliki rasa yang pahit. Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik simpati
penduduk Daha dan Tumapel. Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat setelah adanya
pasuka Khubilai Khan yang tiba pada 1293. Setelah mengalahkan Jaya Katwang, Raden Wijaya
kemudian menyerang pasukan Mongol dibawah Kubulaikhan. Setelah mengalahkan Mongol dan Kediri,
Raden Wijaya kemudian diangkat menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215. Setelah
diangkat sebagai raja, Raden Wijaya kemudian bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Selama berjalannya Kerajaan Majapahit banyak terjadi pemberontakan. Kerajaan Majapahit mencapai
masa kejayaan ketika masa kepemimpinan Hayam Wuruk (1350-1389 M). Masa kejayaan Majapahit
tidak terlepas dari peran Gajah Mada yang berhasil menumpas pemberontakan serta mampu
menyatukan Nusantara. Sumpah Palapa yang dicetuskan oleh Gajah Mada memiliki arti untuk
menaklukkan Nusantara dibawah Majapahit. Tercatat wilayah Majapahit meliputi Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan
Filipina.
Selain memperluas wilayah, Majapahit juga menjalin hubungan dengan kerajaan disekitar Asia
Tenggara. Kejayaan Majapahit tidak terlepas dari armada laut dibawah Mpu Nala. Berkat strategi dan
kekuatan militernya Majapahit mampu menstabilkan wilayahnya serta memperluas wilayah. Selama
berjaya Kerajaan Majapahit menjadi pusat perdagangan dengan komoditas ekspor yaitu lada, garam
dan lengkeng.
Raja-raja Kerajaan Majapahit
 Raden Wijaya (1293-1309 M)
 Sri Jayanagara (1309-1328 M)
 Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M)
 Hayam Wuruk (1350-1389 M)
 Wikramawardhana (1389-1429 M)
 Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)
 Prabu Brawijaya I (1447-1451 M)
 Prabu Brawijaya II (1451-1453 M)
 Prabu Brawijaya III (1456-1466 M)
 Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M)
 Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)
 Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M)
 Prabu Brawijaya VII (1489-1527 M)
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Pasca meninggalnya Gajah Mada dan Hayam Wuruk Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. Hal
ini diakibatkan oleh kurang cakapnya penerus Hayam Wuruk untuk mengelola wilayah kekuasaan
Majapahit. Berikut adalah faktor runtuhnya Majapahit :
 Banyak wilayah taklukkan yang melepaskan diri
 Terdapat konflik perebutan takhta
 Meletusnya Perang Paregreg
 Semakin berkembangnya pengaruh Islam di Jawa
Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1527 setelah mendapatkan serangan dari pasukan Sultan
Trenggana dari Demak. Sejak saat itu wilayah kekusaan Majapahit berpindah ke Kerajaan Demak.
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Berikut adalah peninggalan Kerajaan Majapahit :
Prasasti
Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Prapancasapura, Prasasti Wringin Pitu, Prasasti Wurare,
Prasasti Balawi, Prasasti Parung, Prasasti Biluluk, Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, dan
Prasasti Canggu Prasasti Jiwu.
Candi
Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Pari, Candi Penataran,
Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Wringin Branjang, Candi Surawana Candi Minak
Jinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, dan Candi Sumberjati.

Anda mungkin juga menyukai